OBAT HERBAL
ASLI INDONESIA
KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
2018
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 6 TAHUN 2016
TENTANG
FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA
Menimbang : a. bahwa herbal asli Indonesia telah digunakan sejak jaman dahulu sebagai
upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit dan pengobatan;
b. bahwa dalam rangka mendorong dan menggalakkan pemakaian herbal asli
Indonesia di masyarakat dan pengembangan pemanfaatannya oleh dokter
di bidang kedokteran obat herbal asli Indonesia, perlu disusun kebijakan
mengenai penggunaan herbal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Tentang
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG FORMULARIUM OBAT
HERBAL ASLI INDONESIA.
Pasal 1
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia yang selanjutnya disingkat FOHAI
merupakan dokumen yang berisi kumpulan tanaman obat asli Indonesia beserta
dengan informasi tambahan yang penting tentang tanaman obat asli Indonesia.
Pasal 2
FOHAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 3
Pengaturan FOHAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 digunakan sebagai
acuan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan Pelayanan Kesehatan
tradisional integrasi dengan menggunakan herbal.
Pasal 4
(1) FOHAI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 dan Pasal 2 memuat daftar tana-
man obat pilihan asli Indonesia yang sudah terbukti aman, berkhasiat dan ber-
mutu.
(2) Daftar tanaman obat pilihan asli Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
telah memenuhi kriteria yang meliputi:
a. mempunyai data keamanan yang dibuktikan minimal dengan data toksisitas
akut (LD50 );
4 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
b. mempunyai data manfaat minimal memiliki data praklinik;
c. mutu dinyatakan dengan pemenuhan produk terhadap Farmakope Herbal
Indonesia (FHI); dan
d. sediaan berbentuk formulasi modern.
Pasal 5
Pembinaan dan Pengawasan terhadap penggunaan obat herbal asli Indonesia
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Kabupaten/kota sesuai dengan tugas dan kewenangannya masing-
masing.
Pasal 6
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Februari 2016
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
KATA PENGANTAR
KATA
KATAPENGANTAR
PENGANTARDIREKTUR
DIREKTURPELAYANAN
PELAYANANKESEHATAN
KESEHATANTRADISIONAL
TRADISIONAL
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
LAMPIRAN
BAB I
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
BAB I
A.LATAR BELAKANG
PENDAHULUAN
B. TUJUAN
A.LATAR BELAKANG
C.TUJUAN
B. SASARAN PENGGUNA
D.DASAR
C. HUKUM
SASARAN PENGGUNA
E. RUANGHUKUM
D.DASAR LINGKUP
F. RUANG
E. PENGERTIAN
LINGKUP
F. PENGERTIAN
BAB II
PETUNJUK
BAB II UMUM
A.KETENTUAN
PETUNJUK UMUM UMUM
B. KRITERIA UMUM
A.KETENTUAN
B. KRITERIA
KOORDINATOR:
KONTRIBUTOR :
SEKRETARIAT
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesempatan kepada kita semua untuk menyelesaikan buku Formularium
Obat Herbal Asli Indonesia (FOHAI). Kami harapkan buku FOHAI ini dapat
menjadi panduan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional
integrasi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan dengan menggunakan obat herbal
sebagai wujud meningkatkan upaya kesehatan promotif dan preventif bagi
masyarakat.
Kami menyadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kami tetap mengharapkan masukan dan saran untuk
penyempurnaan buku ini.
Akhirnya pada kesempatan yang baik ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada para narasumber, tim penyusun dan kontributor
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya sehingga Buku
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia (FOHAI) ini dapat diselesaikan. Buku Formularium Obat Herbal
Asli Indonesia ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi tenaga kesehatan sesuai dengan kompetensi
dan kewenangannya dalam memberikan pelayanan kesehatan tradisional.
Salah satu metode pelayanan kesehatan tradisional yang dapat diselenggarakan di fasilitas pelayanan
kesehatan adalah pelayanan kesehatan tradisional menggunakan obat herbal.
Pelayanan kesehatan tradisional menggunakan obat herbal harus diselenggarakan secara aman,
bermanfaat dan bermutu serta tidak melanggar norma agama. Selain itu, perlu juga dilakukan
pengembangan potensi pengolahan bahan baku obat sebagai salah satu upaya kemandirian bangsa
dalam pelayanan kesehatan.
Semoga keberadaan buku FOHAI ini dapat menambah dokumentasi tentang obat tradisional di
lndonesia. Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun, editor dan semua
pihak yang berkontribusi memberikan masukan, saran dan kritik dalam penyusunan buku Formularium
Obat Herbal Asli lndonesia ini.
Jakarta, September
September 2017
2017
Formularium iniada
Formularium ini adabeberapa
beberapa pemilihan
pemilihan jenisjenis
atauatau
gejalagejala peyakit
peyakit yangdican-
yang tidak tidak
dicantumkan kembali
tumkan kembali karenakarena kurangnya
kurangnya datapenelitian.
data hasil hasil penelitian. Pemilihan
Pemilihan jenisgejala
jenis atau atau
gejala penyakit
penyakit dalamdalam penyusunan
penyusunan Formularium
Formularium Herbal
Herbal AsliAsli Indonesiaini
Indonesia ini berdasarkan
berdasarkan
B. Ruang
B. RuangLingkup
Lingkup
FormulariumObat
Formularium Obat Herbal
HerbalAsli
Asli Indonesia
Indonesiainiini berisi
berisi informasi
informasitentang
tentangjenis-jenis
jenis-jenistana-man
tanaman
obat yang tumbuh
tumbuh di Indonesia yang
yang telah terbukti secara ilmiah aman
terbukti secara ilmiah aman dan bermanfaat
bermanfaat
untuk kesehatan.
untuk Informasi yang
kesehatan. Informasi yang disajikan
disajikan meliputi
meliputi nama
nama Latin, nama daerah,
daerah, bagian
bagian
yang digunakan, deskripsi
yang deskripsi tanaman/simplisia, kandungan kimia,
tanaman/simplisia, kandungan kimia, data
data keamanan, data
keamanan, data
manfaat, indikasi,
manfaat, indikasi, kontraindikasi,
kontraindikasi,peringatan,
peringatan,efekefek samping,
samping,interaksi,
interaksi,posologi,
posologi,cara
cara
penyiapan dan daftar pustaka. Tanaman herbal ini kemudian disusun secara alfabetis
penyiapan dan daftar pustaka. Tanaman herbal ini kemudian disusun secara alfa-betis
dan dikelompokkan
dan berdasarkanjenis
dikelompokkan berdasarkan jenis penyakit
penyakitdalamdalam daftar
daftar indeks
indeks terapi
terapi yang
yang juga
juga
disusunsecara
disusun secaraalfabetis.
alfabetis.
Jenis-jenis penyakit yang ada di dalam formularium ini adalah jenis penyakit yang
kasusnya cukup banyak di masyarakat berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun
2010 dan Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2009. Pemanfaatan tanaman herbal ini
dimaksudkan untuk upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif.
C. Pengertian
1. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
Tingkat
Tingkat ini ini diterapkan
diterapkan pada
pada keadaandimana
keadaan dimanaRCT
RCTdengan
dengandisain
disain yang
yang baik
melaporkan hasil negatif tetapi kontras dengan hasil efikasi positif yang
dihasilkan dari banyak uji klinik lain dengan disain yang kurang baik
atau meta-analisis dengan disain yang baik, sementara menunggu bukti
konfirmasi dari suatu RCT tambahan dengan disain yang baik.
c.
c. Grade CC: :Pembuktian
Pembuktianyang
yang tidak jelas
tidak atauatau
jelas buktibukti
ilmiah yang yang
ilmiah diperdebatkan
diperde-
(Unclear or Conflicting
batkan (Unclear Scientific
or Conflicting Evidence)
Scientific Evidence)
Bukti manfaat dari > 1 RCT yang kecil tanpa jumlah sampel, power,
tingkat kemaknaan, atau kualitas disain yang adekuat atau bukti yang
diperdebatkan dari banyak RCT tanpa mayoritas dari uji klinik yang
memenuhi persyaratan, menunjukkan bukti manfaat atau ketidak efektifan,
atau bukti manfaat dari > 1 kohort/case-control/uji klinik yang tidak random,
dan tidak disertai bukti pendukung dalam ilmu dasar, penelitian binatang,
atau teori, atau bukti efikasi hanya dari ilmu dasar, penelitian binatang,
atau teori.
d. Grade D : Pembuktian ilmiah Negatif (Fair Negative Scientific Evidence)
Bukti manfaat tidak bermakna secara statistik (tidak terbukti bermanfaat)
dari kohort/case-control/uji klinik yang tidak random, dan bukti dari ilmu
dasar, penelitian binatang, atau teori, menunjukkan tidak ada manfaat.
Tingkat ini juga diterapkan pada keadaan dimana > 1 RCT dengan disain
yang baik melaporkan hasil negatif,walaupun ada hasil efikasi positif
B. KRITERIA
1. Herbal dalam formularium ini mempunyai data keamanan yang dibuktikan
minimal dengan data toksisitas akut (LD50).
2. Mempunyai data manfaat minimal memiliki data praklinik.
3. Mutu dinyatakan dengan pemenuhan produk terhadap Cara Pembuatan
Obat Tradisional yang Baik (CPOTB).
4. Sediaan berbentuk formulasi modern.
R. HERBAL
R. HERBAL
UNTUK
UNTUK
INSOMNIA
INSOMNIA X. HERBAL
X. HERBAL
UNTUK
UNTUK
MENINGKATKAN
MENINGKATKAN
AIR AIR
1. 1.
PalaPala SUSU
SUSU
IBU/ASI
IBU/ASI
(LAKTOGOGUM)
(LAKTOGOGUM)
2. 2.
Valerian
Valerian
(Ki Saat)
(Ki Saat) 1. 1.
Daun
Daun
katuk
katuk
2. 2.
Torbangun
Torbangun
UNTUK
S. HERBAL
S. HERBAL
UNTUK
UNTUK
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN 3. 3.
Klabet
Klabet
ROTEKTOR
PENYAKIT
PENYAKIT
KULIT
KULIT
(PANU,
(PANU,
KADAS,
KADAS,
1. Ketepeng
KURAP)
KURAP)
n china
1. Ketepeng 2. Pegagan
awak china
2. Pegagan
34 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
NTUK DISFUNGSI EREKSI
awa
BAB IV
O B AT H E R B A L
ASLI INDONESIA
1.Alpukat
1. ALPUKAT
Persea americana Mill., P. gratissima Gaertn.
Suku : Lauraceae
a. Nama Daerah
Avokat, apokat, alpuket
b. Bagian yang digunakan
Daun, biji
c. Deskripsi Tanaman/simplisia
Pohon tinggi ± 10 m, berkayu, bulat, bercabang berwarna coklat kotor. Daun tunggal bulat telur,
berwarna hijau, bertangkai letak tersebar, ujung dan pangkal runcing, berbulu, panjang 10-20
cm, lebar 3-10 cm. Bunga majemuk, bentuk malai, tumbuh diujung ranting, mahkota berambut,
36 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
putih kekuningan. Buah buni bulat telur, 5-20 cm, berbintik-bintik atau gundul, daging buah bila
sudah masak lunak, keping biji coklat kemerahan. Akar tunggang bulat berwarna coklat.
d. Kandungan Kimia
Daun mengandung minyak atsiri 0.5%,
dengan methyl-chavicol, d-d-pinene dan isorhamnetin, luteolin, rutin, quercetin dan
apigenin. Biji mengandung saponin, tannin, dan alkaloid.
e. Data Keamanan
LD50 per oral ekstrak air biji Persea americana (alpukat): > 10 g/kg BB pada tikus.
LD50 per oral serbuk biji P. americana: 1767 mg/kg BB pada mencit.
f. Data Manfaat
Uji Praklinik:
Efek hipolipidemia
hipolipidemiaP.P.americana
americana dilakukan
dilakukan pada
pada tikustikus hiperkolestrolemia
hiperkolestrolemia dengan
dengan berbagai
berbagai dosis
dosis
ekstrakekstrak metanol-air
metanol-air biji P.biji P. americana
americana menurunkan
menurunkan kadar kadar TC,LDLC
TC, TG, TG, LDLC and VLDLC
and VLDLC dan-
dan men
meningkatkan HDLC
ingkatkan HDLC secara
secara bermakna.
bermakna. Efektergantung
Efek ini ini tergantung
dosis dosis dan perubahan
dan perubahan diamati
diamati pada
pada dosis
dosis ekstrak
ekstrak 300 mg/kg
300 mg/kg BB. Disimpulkan
BB. Disimpulkan biji P. americana
biji P. americana menunjukkan
menunjukkan efek hipolipemia
efek hipolipemia dan-
dan meru
merupakan
pakan terapiterapi alternatif
alternatif untukuntuk hiperlipemia
hiperlipemia dan hipertensi.
dan hipertensi.
Tigapuluh lima (35) tikus
tikus diinduksi
diinduksi hiperkolesterolemia
hiperkolesterolemia dengan
dengan 30
30 mg/0,3
mg/0,3 mL
mL kolesterol
kolesterol per
per
oral. Kelompok
Kelompok1 1adalah
adalah kontrol
kontrol normal
normal yangyang
diberidiberi akuades,
akuades, kelompok
kelompok 2, tikus 2, tikus
tanpa tanpa-
hiperko
hiperkolesterolemia
lesterolemia yang dibyang
eri akdiberi
uadesakuades.
. KelompoKelompok
k 3-6 dibe3-6
ri kodiberi
lesterokolesterol
l per oral per
dan oral
ekstrdan
ak mekstrak
etanol
metanol biji P. americana
biji P. americana dosis
dosis 50, 100,50,
200100,
dan200 dan
300 300 mg/kg
mg/kg BB selama
BB selama 10 Hasil
10 hari. hari. Hasil menunjukkan
menunjukkan ada
ada penurunan
penurunan kadar
kadar TC,VLDLC
TC, TG, TG, VLDLC dan LDLC
dan LDLC dan peningkatan
dan peningkatan HDLCHDLC
secarasecara bermakna
bermakna (P <
(P < 0.05)
0.05) pada kelompok
pada kelompok berbagai
berbagai dosis
dosis P. P. americana.
americana.
Studi eksperimental
eksperimentalPre
Predan
danPost
PostRandomized
RandomizedControlled
Controlled Group
Group Design dilakukan
dilakukanpada
pada3232tikus
ti -
hiperlipidemia yangyang
kus hiperlipidemia dibagi menjadi
dibagi 4 kelompok.
menjadi Kelompok
4 kelompok. kontrol,
Kelompok mendapat
kontrol, diet standar,
mendapat dan 3
diet standar,
kelompok terapi,terapi,
dan 3 kelompok I mendapat diet jus
I mendapat P. jus
diet americana 2 mL/hari,
P. americana kelompok
2 mL/hari, II, 3 mL/hari,
kelompok dan terapi
II, 3 mL/hari, dan
III, 4 mL
terapi III, /hari
4 mLselama 15 hari.
/hari selama 15 Didapat hasil bahwa
hari. Didapat ke -3 dosis
hasil bahwa ke -3 jus P. jus
dosis americana menurunkan
P. americana menu -
serum
runkankolesterol total secara
serum kolesterol total bermakna dibanding
secara bermakna kontrolkontrol
dibanding (p=0.000). Dosis yang
(p=0.000). Dosispaling efektif
yang paling
adalah 4 mL/hari.
efektif adalah 4 mL/hari.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 37
Uji klinik:
1. Pada suatu studi, 2 kelompok perempuan dialokasi secara random untuk mendapat diet P. ameri-
cana, yang lain diet tinggi karbohidrat kompleks. Setelah 3 minggu, diet P. americana menu-
runkan kadar kolesterol total 8.2% dari baseline, sedangkan penurunan pada karbohidrat kom-
pleks yaitu 4.9% (tidak bermakna). Kadar LDL kolesterol dan apolipoprotein B menurun hanya
pada kelompok P. americana.
2. Untuk menentukan efek diet high monounsaturated fatty acids (MFA) terhadap lipid serum,
diteliti 30 normolipidemia dan 37 pasien dengan hiperkolesterolemia ringan (5.4-9.3 mmol/L),
di mana 15 dari padanya hipertrigliseridemia (2.3-4.8 mmol/L). Sejumlah 15 normolipidemia
dan 30 hiperkolesterolemia (15 dengan NIDDM) menerima diet P. americana (2000 KKal, lipids
53%, MFA 49 g, saturated/unsaturated ratio 0.54), dan 7 hiperkolesterolemia non-DM mendapat
diet kontrol isokalori (MFA 34 g, saturated/unsaturated ratio 0.7). Setelah 7 hari, pada normolipi-
demia, serum kolesterol total menurun 16% diikuti diet tinggi MFA, dan meningkat pada kontrol
(p < 0.001). Pada subjek hiperkolesterolemia yang mendapat P. americana, serum kolesterol total
menurun 17%, LDL-kolesterol menurun 22% dan trigliserida menurun 22%, serta peningkatan
HDL-kolesterol 11% secara bermakna (p < 0.01). Diet tinggi MFA- P. americana dapat memper-
baiki profil lipid pada orang sehat dan pasien hiperkolesterolemia dan pasien yang juga disertai
hipertrigliseridemia.
g. Indikasi
Hiperkolesterolemia (Grade B)
h. Kontra Indikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Belum diketahui
j. Efek Samping
Alergi lateks, pisang, melon, dan pir mungkin sensitif silang dengan alpukat
k. Interaksi
Penurunan efek warfarin dilaporkan pada 2 pasien
38 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
l. Posologi
2 x 2 kapsul (250 mg ekstrak daun)/hari
Daftar Pustaka
1. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 174
2. Persea americana. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2009; 2: 67
3. Perseae gratissimae folium. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI,
2008; 1: 56-58
4. Perseae semen. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2007; 3: 94-96
5. Asaolu, M Fi, Asaolu, SS, Oyeyemi A O dan Aluko,B Tola. Hypolipemic effects of methanolic
extract of Persea americana seeds in hypercholestrolemic rats. Journal of Medicine and Medical
Sciences , 2010; 1(4) : 126-128.
6. Bartholomew IC, Brai, Odetola A A., Agomo P.U. Hypoglycemic and Hypocholesterolemic Po-
tential of Persea americana Leaf Extracts. Journal of Medicinal Food, 2007; 10(2): 356-360.
7. Méndez OOP, Hernández LLG. High-density lipoproteins (HDL) size and composition are mod-
in the rat by a diet supplemented with Hass avocado (Persea americana Miller). Arch Car-
diol Mex., 2007; (1): 17-24
8. Ozolua RI, Anaka ON, Okpo SO, Idogun SE. Acute and Sub-Acute Toxicological Assessment of
the Aqueous Seed Extract of Persea Americana Mill (Lauraceae) in Rats. Afr J Tradit Complement
Altern Med. 2009; 6(4): 573–578.
9. Al Dosari. Hypolipidemic and antioxidant activities of avocado fruit pulp on high cholesterol fed
diet in rat. Afr J Pharm and Pharmacol., 2011; 5(12): 1475-1483
10. Taha N A, Alkhawajah A A M, Raveesha K.K.
Acute and subacute toxicity studies of Persea americana Mill (Avocado) seed in rats.
International Journal of Medical Toxicology & Legal Medicine, 2008; 11( 2) : 31- 36.
a. Nama daerah
Bawang puteh, bawang basihong, lasun, lasuna, palasuna, dasun, bawang handak, bawang pu -
lak, ghabang pote, kesuna, lasuna mabida, lasuna mawuru, yantuna mopusi, pia moputi.
b. Bagian yang digunakan
Umbi lapis
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Bentuk berupa umbi lapis, warna putih atau putih keunguan, bau khas, rasa agak pahit. Umbi
berlapis majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengah 4-6 cm, terdiri dari 8-20 siung
seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas berwarna putih, tiap siung diselubungi 2
selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar. Bau khas aromatik tajam,
rasa agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa agak tebal di bibir, warna kekuningan.
Merupakan tanaman perennial tinggi 25-70 cm, memiliki batang yang lurus kaku atau sedikit
membengkok. Daun memiliki permukaan yang datar dan lebar dari 4-25 mm.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 41
d. Kandungan kimia
d.
Alliin (alkilsistein
Alliin (alkilsistein sulfoksida),
sulfoksida), allylalliin,
allylalliin, profenil
profenil alliin,
alliin, dan
dan allisin
allisin (termasuk
(termasuk gama
gama glutamil).
glutamil).
Umbi yang
Umbi yang telah
telah kering
kering dan
dan kemudian
kemudian dilembabkan
dilembabkan kembali
kembali dengan
dengan ragi
ragi akan
akan menghasilkan
menghasilkan
minyak yaitu
minyak yaitu ajoens (dialkil-trithiaalkana-monoksida) dan vinil dithiin
ajoens (dialkil-trithiaalkana-monoksida) fruktosa,
dan vinil saponin
dithiin allisin,
fruktosa, sap-
dan selenium.
onin allisin, dan selenium.
e.
e. Data keamanan
LD50
LD 3034mg/kg
50 3034 mg/kgBB
BBpada
padakelinci,
kelinci,per
peroral.
oral.
(bawang putih)
Allii sativi bulbus (bawang putih) tidak
tidak mutagenik
mutagenik secara
secara in vitro. Dapat menyebabkan
vitro. Dapat menyebabkanulkus
ulkus
pada gaster.
pada gaster.
f. Data manfaat
f.
Uji praklinik:
Pada cell
Pada cell line
line binatang
binatang dan
dan manusia,
manusia, terlihat
terlihat penurunan
penurunan lemak
lemak jaringan
jaringan vaskular,
vaskular,pembentukan
pembentukan
fatty streak,
fatty streak, dan
dan ukuran
ukuran plak
plak aterosklerotik.
aterosklerotik.
Uji klinik:
1. Sebuah meta-analisis
1. Sebuah meta-analisismereview
mereview16
16 uji
uji klinik
klinik random
random dengan
dengan control
control(14
(14 paralel
paraleldan
dan 22 cross-over)
cross-over)
dari 952
dari 952 subjek
subjek tentang efek Bulbus
tentang efek Allii sativi
Bulbus Allii sativi terhadap
terhadap lipid
lipid dan
dan lipoprotein
lipoproteinserum.
serum.Dosis
Dosisserbuk
serbuk
A. sativum (bawang
A. (bawang putih)
putih) 600–900
600–900 mg/hari,
mg/hari,atau
atauumbi
umbisegar
segar1010 gg atau
atau minyak
minyak1818 mg,
mg, atau
atau ekstrak
ekstrak
(dosis tidak
(dosis tidakdisebut).
disebut).Median
Medianlama
lama terapi
terapi 1212 minggu.
minggu.
Subjek yang
Subjek yang mendapat
mendapat A.A.sativum (serbuk/bukan
sativum serbuk)
(serbuk/bukan menunjukkan
serbuk) rerata
menunjukkan penurunan
rerata kolesterol
penurunan koles -
ttotal
erol t12%,
otal 12dan
%, dtrigliserida
an trigliseriserum
da seru13%
m 13(hanya
% (hanyserbuk).
a serbuk)Namun
. Namunkualitas
kualitasuji
ujiklinik
klinik kurang
kurang baik.
baik.
Minyak bawang
Minyak bawang putih
putih0.25
0.25mg/kg
mg/kgBBBB(15
(15 gg minyak
minyaksetara
setara30
30gg umbi
umbi untuk
untukBBBB 61
61 kg)
kg) menurunkan
menurunkan
kadar kolesterol
kadar kolesterol18%
18%setelah
setelah penggunaan
penggunaan 8 bulan
8 bulan (dari(dari rerata
rerata 298 298 ke mg/dL).
ke 244 244 mg/dL). Pemberian
Pemberian umbi
umbi
10 10 g setelah
g setelah makanmakan pagi selama
pagi selama 2 bulan2 menurunkan
bulan menurunkan kadar kolesterol
kadar kolesterol 15%
15% (pada (padadengan
pasien pasien
dengan kolesterol
kolesterol 160-250 160-250 mg/dL).
mg/dL). Pada Pada 50
50 pasien pasien
dengan dengan
rerata kadarrerata kadar213
kolesterol kolesterol 213 mg/dL
mg/dL penurunan
penurunan
kadar kadartotal
kolesterol kolesterol
16%. total 16%.
2. Pada uji
2. Pada uji klinik
klinik lain,
lain, A.
A. sativum
sativum 7.2
7.2 ggsetiap
setiaphari
hariselama
selama6 6bulan
bulanpada 4141
pada hiperkolesterolemia sedang
hiperkolesterolemia sedang
(kolesterol darah
(kolesterol darah 220-290
220-290 mg/dL)
mg/dL) dibanding
dibanding plasebo
plasebomenunjukkan
menunjukkanpenurunan
penurunankolesterol 6.1%,
kolesterol dan
6.1%, dan
kadar LDL
kadar LDL 4%.
4%.
a. Nama Daerah
Beluntas cina, samsit, tigel kio
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi Tanaman/simplisia
Tumbuhan merambat atau menjalar, tinggi sampai 2 m. Helai daun berbentuk oval, bulat telur
memanjang atau lanset panjang dengan pangkal menyempit panjang dan ujung meruncing.
Tepi daun berlekuk tajam atau tumpul dan bergerigi kasar, kadang-kadang terpilin menyerupai
kail. Permukaan berambut halus dengan panjang daun bervariasi dari 3,5-12,5 cm dan panjang
tangkai daun 0,5-3,5 cm. Bunga berbentuk bonggol, yang bergantung 2-7 bonggol membentuk
perbungaan malai rata atau malai cawan.
Bunga berbau menusuk dengan mahkota berwarna jingga muda, kuning-jingga sering menjadi
Daftar Pustaka
1. Gynurae procumbensis folium. Acuan Sediaan Herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI ,
2008; 4: 44-48
2. Gynura segetum. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun
tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 47
3. Kholifah N. Pengaruh ekstrak kasar senyawa alkaloid dari daun dewa (Gynura pseudo china) terhadap
aktivitas enzim lipase. Universitas Islam Negeri Malang, skripsi, 2008.
4. Tachjian A, Viqar M, Jahangir A. Use of Herbal Products and Potential Interactions in Patients With Car-
diovascular Diseases. J. Am. Coll. Cardiol. 2010; 55: 515-525
5. Lin G, Wang JY, Li N, Gao H, et al. Hepatic sinusoidal obstruction syndrome associated with consump -
tion of Gynura segetum. J Hepatol.2011; 54(4): 666-73.
6. Zhang X F, Tan B K H. Effects of an Ethanolic Extract of Gynura procumbens on Serum Glucose, Cho -
lesterol and Triglyceride Levels in Normal and Streptozotocin-Induced Diabetic Rats. Singapore Med J,
2000; 41(1)
a. Nama daerah
Rimpang kunyit, koneng, kunir, konyet, kunir bentis, temu koneng, temu kuning, guraci
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak tinggi
tinggi±70
±70cm,
cm,batang
batangsemu, tegak,
semu, bulat,
tegak, membentuk
bulat, rimpang,
membentuk berwarna
rimpang, hijauhijau
berwarna kekuningan.
kekun -
Daun
ingan.tunggal membentuk
Daun tunggal lanset memanjang.
membentuk Helai daunHelai
lanset memanjang. 3-8, ujung dan pangkal
daun 3-8, daun
ujung dan runcing,
pangkal tepi
daun
rata, panjang
runcing, 20-40
tepi rata, cm, lebar
panjang 8-12
20-40 cm.
cm, Pertulangan
lebar 8-12 cm. daun menyirip,
Pertulangan daundaun berwarna
menyirip, hijau
daun pucat.
berwarna
hijau pucat.
48 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
bersisik. Panjang
Bunga majemuk berambut bersisik. Panjang tangkai
tangkai 16-40
16-40 cm.
cm. panjang
panjang mahkota 3 cm, lebar
1 cm, berwarna kuning. Kelopak silindris, bercangap 3, tipis dan berwarna ungu. Pangkal daun
Akar serabut
pelindung putih. Akar serabut berwarna
berwarna coklat
coklat muda.
muda.
kuning jingga
Rimpang warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
kemerahan sampai
sampai kuning
kuning jingga
jingga kecoklatan.
kecoklatan.
d. Kandungan kimia
d.
Kurkuminoid yaitu campuran dari kurkumin (diferuloilmetan), monodeksmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya memungkinkan untuk menghilangkan radikal bebas.
Minyak atsiri
atsiri5,8%
5,8%terdiri
terdiridari a-felandren
daria-felandren 1%,1%,
sabinen 0,6%,
sabinen sineol
0,6%, 1%, borneol
sineol 0,5%,0,5%,
1%, borneol zingiberen
zin -
25%, dan
giberen seskuiterpen
25%, 53%. Mono-
dan seskuiterpen 53%. dan seskuiterpen
Mono- termasuk
dan seskuiterpen zingiberen,
termasuk kurkumen,
zingiberen, a- dan
kurkumen,
a-
ß-turmeron.
dan ß-turmeron.
e.
e. Data Keamanan
LD50
LD ekstraketanol
50 ekstrak etanolpada
padamencit
mencitper
peroral:
oral:>>15
15g/kg
g/kgBB.
BB.
Monyet diberi 0,8 mg/kg BB kurkumin/hari dan tikus 1,8 mg/kg BB/hari selama 90 hari tidak
menunjukkan efek samping. In vitro tidak bersifat mutagenik. Per oral pada tikus dan mencit
tidak teratogenik. FDA mengklarifikasikan sebagai
sebagai GRAS
GRAS (Generally
(Generally Recognized
Recognizedas Safe).Tidak
asSafe). Tidak
ada efek samping pada pasien artritis rematoid yang diberi 1200 mg/hari kurkumin selama 2
Tidak ada
minggu. Tidak ada efek
efek toksik
toksik setelah pemberian oral 2,2 g kunyit (setara 180 mg kurkumin)/hari
selama 4 bulan.
f.
f. Data manfaat
kandungan kurkumin
Mekanisme kerja : kandungan kurkumin meningkatkan
meningkatkan aktivitas
aktivitas kolesterol-7α-hidroksilase
kolesterol-7-hidroksilase
kolesterol. Pada
dan meningkatkan katabolisme kolesterol. Pada jaringan
jaringan dan
dan mikrosom hati tikus, kandungan
demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin,
demethoxycurcumin, bisdemethoxycurcumin,dan acetylcurcumin
dan menghambat
acetylcurcumin lipidlipid
menghambat peroksi dase.-
peroksi
Uji dase.
praklinik:
Uji Pemberian
praklinik: ekstrak Curcuma longa (kunyit) 200 mg/kg BB pada tikus menunjukkan aktivitas
antihiperkolesterolemia,
Pemberian menurunkan
ekstrak Curcuma LDL tanpa
longa (kunyit) 200mempengaruhi HDL.
mg/kg BB pada tikusEkstrak etanol rimpang
menunjukkan kering
aktivitas an -
dosis 30 mg/kg BB diberikan
tihiperkolesterolemia, intragastrik
menurunkan LDL pada
tanpatikus setiap 6 jamHDL.
mempengaruhi selama 48 jam,
Ekstrak memperlihatkan
etanol rimpang ker -
aktivitas
ing dosisantihiperkolesterolemia.
30 mg/kg BB diberikan intragastrik pada tikus setiap 6 jam selama 48 jam, memperli -
Daftar pustaka
1. EMEA (European Medicines Agency). Assessment Report on Curcuma longa L rhizome. Evaluation of
Medicines for Human Use. November 2009.
2. Sukandar EY et al. Clinical study of Turmeric (Curcuma longa L.) and Garlic (Allium sativum, L) Extracts
as Antihyperglycemic and Antihyperlipidemic Agent in Type-2 Diabetes-Dyslipidemia Patients. Int J
Pharmacol 2010; 6(4):456-463.
3. Rhizoma Curcumae Longae. WHO monograph on selected medicinal plants 1999; 1: 115-122
4. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 188-189
5. Curcuma domestica. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008; 32
6. Committee on herbal medicinal products (HMPC) Assessment report on Curcuma longa Euro-
pean Medicines Agency. London, 2009.
7. Asai A, Miyazawa T. Dietary curcuminoids prevent high-fat diet-induced lipid accumulation in
rat liver and epididymal adipose tissue. J Nutr. 2001; 131(11): 2932-5.
a. Nama daerah
Pace, kemudu, cengkudu, kodhuk, wengkudu, noni
b. Bagian yang digunakan
Buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon tinggi 4-8 m, batang berkayu bulat, kulit kasar, penampang batang muda segi empat,
coklat kekuningan. Daun tunggal bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang
10-40 cm, lebar 5-17 cm, tangkai pendek berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk bonggol,
bertangkai di ketiak daun. Buah bonggol, permukaan tidak teratur, berdaging panjang 5-10
cm, hijau kekuningan. Biji keras, segitiga, coklat kemerahan. Simplisia berupa irisan buah,
warna cokelat, bau khas, rasa sedikit pahit, dengan ketebalan ± 1 cm, diameter 3-5 cm,
dengan tonjolan-tonjolan biji.
Daftar pustaka
1. Morindae citrifoliae fructus. Acuan sediaan herbal, vol 1; 91-93. Badan Pengawas Obat dan
Makanan RI, 2006.
2. Djojosoegito AM, Taroeno RM. Pengaruh perasan buah pace pada tekanan darah anjing teranes-
tesi. UGM, 1980.
3. Morinda citrifolia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun
tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 57
4. Mandukhail SR, Aziz N, Gilani AH. Studies on antidyslipidemic effects of Morinda citrifolia
(Noni) fruit, leaves and root extracts. Lipids in Health and Disease 2010, 9:88
5. Nolting J, Cheerva A, Jensen J, Anderson G, Nowicki D, Story S: The effects of Morinda citrifolia
(Noni) fruit juice on serum cholesterol and triglyceride in current smokers. Circulation 2006,
113:301-381.
a.Nama
Nama
a.a.Nama daerah
daerah
daerah
Gamet
Gamet
Gamet walanda,
walanda,
walanda,
walanda, kasturi
kasturi
kasturi
kasturi roriha,
roriha,
roriha,
roriha, merambos
merambos
merambos
merambos ijo,
ijo,
ijo,
ijo, kesew
kesew
kesew
kesew jawe,
jawe,
jawe,
jawe, asam
asam rejang,
rejang,
rejang, asam
asam
asam
asam jarot
jarotjarot
jarot
b.Bagian
Bagian
b.b.Bagian yang
yang
yang digunakan
digunakan
digunakan
Kelopak
Kelopak
Kelopak
Kelopak bunga
bunga
bunga
bunga
c.Deskripsi
Deskripsi
c.c.Deskripsi tanaman/simplisia
tanaman/simplisia
tanaman/simplisia
Tumbuhan
Tumbuhan
Tumbuhan berupa
berupa
berupa
berupa semak,
semak,
semak,
semak, tumbuh
tumbuh
tumbuh
tumbuh tegak
tegak
tegak
tegak tinggidapat
tinggi
tinggi
tinggi dapatmencapai
dapat
dapat mencapai33m.
mencapai
mencapai m.Batang
Batang berbentuk
Batangberbentuk
Batang bulat,
berbentukbulat,
berbentuk bulat,
bulat,
berkayu
berkayu
berkayu lunak,
lunak,
lunak,
lunak, tegak
tegak
tegak
tegak bercabang-cabang
bercabang-cabang
bercabang-cabang
bercabang-cabang berwarna
berwarna
berwarna
berwarna merah.
merah.
merah.
merah.
Daun
Daun
Daun
Daun bentuk
bentuk
bentuk
bentuk bulat
bulat
bulat
bulat telur
telur
telur
telur dengan
dengan
dengan
dengan ujung
ujung
ujung
ujung tumpul
tumpul
tumpul
tumpul dan
dan
dan
dan tepi
tepi
tepi
tepi daunbergerigi.
daun
daun
daun Tangkai
bergerigi.Tangkai
Tangkai
Tangkai bunga
bunga
bunga
bunga keluar
keluar
keluar
keluar dari
dari
dari
dari
ketiak
ketiak
ketiak daun.
daun.
daun.
daun. Bunga
Bunga
Bunga
Bunga tunggal,
tunggal,
tunggal,
tunggal, kelopak
kelopak
kelopak
kelopak bunga
bunga
bunga
bunga bentuk
bentuk
bentuk
bentuk lanset,
lanset, berdaging
lanset,
lanset, tebal,
berdagingtebal,
tebal,
tebal, berwarna
berwarna
berwarna
berwarna merah
merah
merah
merah tua.
tua.
tua.
tua.
d.Kandungan
Kandungan
d.d.Kandungan kimia
kimia
kimia
Kelopak
Kelopak
Kelopak
Kelopak bunga
bunga
bunga
bunga mengandung
mengandung
mengandung
mengandung senyawa
senyawa
senyawa
senyawa antosianin,
antosianin,
antosianin,
antosianin, vitaminC,
vitamin
vitamin
vitamin C,
C,C, dan
dan B. B.
dan
dan B. B. Kandungan
Kandungan
Kandungan
Kandungan lainnya
lainnya
lainnya
lainnya adalah
adalah
adalah
adalah
Daftar pustaka
1. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010.
2. van Steenis CGGJ. 1975. Flora. Jakarta. PT Pradnya Paramita.
3. Alarcon-Aguilar et al. 2007. Effect of Hibiscus sabdariffa on obesity in MSG mice. J Ethnopharm,
114(1): 66-71.
4. Gurrola-Díaz et al. 2010. Effects of Hibiscus sabdariffa extract powder and preventive treatment
(diet) on the lipid profiles of patients with metabolic syndrome (MeSy).
5. Phytomed, 17(7): 500-505.
6. Fernández-Arroyo et al. 2011. Quantification of the polyphenolic fraction and in vitro antioxi-
dant and in vivo anti-hyperlipidemic activities of Hibiscus sabdariffa aqueous extract. Food Res
Internat, in proof.
7. Lin et al. 2007. Hibiscus sabdariffa extract reduces serum cholesterol in men and women. Nutr
Res, 27(3): 140-145.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 57
8. Hirunpanich et al. 2006. Hypocholesterolemic and antioxidant effects of aqueous extracts from
the dried calyx of Hibiscus sabdariffa L. in hypercholesterolemic rats. J Ethnopharm, 103(2): 252-
26.
9. Akindahunsi AA and Olaleye MT. 2003. Toxicological investigation of aqueous-methanolic ex-
tract of the calyces of Hibiscus sabdariffa L. J Ethnopharm, 89(1): 161-164
7. TEMULAWAK
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Suku : Zingiberaceae
a. Nama daerah
Temulawak, koneng gede, temu labak
d. Kandungan kimia
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid (0,8-2%) terdiri dari kurkumin dan demetoksi -
kurkumin, minyak atsiri (3-12%) dengan komponen a-kurkumen, xanthorizol, ß-kurkumen, ger -
makren, furanodien, furanodienon, a-turmeron, ß-atlantanton, d-kamfor. Pati (30-40 %)
e. Data keamanan
LD50 ekstrak etanol per oral pada mencit: > 5 g/kg BB. LD50 kurkumin per oral pada tikus dan
guinea pig: > 5 g/kg BB. Uji klinik fase I dengan 28 orang sehat dengan dosis sampai 8000 mg/
hari selama 3 bulan tidak menunjukkan efek toksik. Dari lima penelitian pada manusia dengan
dosis 1125-2500 mg kurkumin per hari tidak menunjukkan adanya toksisitas.
Daftar Pustaka
1. Curcuma zanthorrhiza. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, 2009; 30
2. Curcumae rhizoma. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2006; 2: 61-65
3. Informasi temulawak Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI,. Badan Pengawas Obat
dan Makanan RI & GP Jamu, 2004.
et al. of an active principle in essential oils and hexane-
soluble fractions of Curcuma xanthorrhiza Roxb. showing triglyceride-lowering action in rats.
Food Chem Toxicol. 1994; 32(3): 273-8.
5. Yasni S, Imaizumi K, Nakamura M, et al. Effects of Curcuma xanthorrhiza Roxb. and curcumi -
8. Hirunpanich
et the
noids on al. 2006.
level ofHypocholesterolemic and
serum and liver lipids, antioxidant
serum effects of
apolipoprotein A-Iaqueous extractsenzymes
and lipogenic from in
the dried
rats.calyx
FoodofChem
Hibiscus sabdariffa
Toxicol. 1993;L.31(3):
in hypercholesterolemic
213-8. rats. J Ethnopharm, 103(2): 252-
26. ter Meulen of curcuma
9. Akindahunsi
on lipid metabolism in rabbits. Journal of the Science of Foodofand
AA and Olaleye MT. 2003. Toxicological investigation aqueous-methanolic
Agriculture, 2002;ex-
82(15):
tract of1875-1880.
the calyces of Hibiscus sabdariffa L. J Ethnopharm, 89(1): 161-164
1. BROTOWALI
Tinospora rhumpii Boerl
Suku : Menispermaceae
a. Nama daerah
Antawali, tampa lorong, tambara ula, akar ali-ali.
b. Bagian yang digunakan
Batang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Brotowali merupakan tumbuhan merambat atau memanjat, tinggi batang dapat mencapai 2,5
meter, yang memiliki batang berwarna hijau penuh degan benjolan yang rapat, pegangannnya
mudah terkelupas
d. Kandungan kimia
Alkaloid berberin dan columbin, glikosida pikroretosida, zat pahit pikroretin, dammar lunak dan
palmitin.
62 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
e. Data keamanan
LD50 ekstrak metanol batang brotowali: 10,11 g/kg BB mencit per oral. Ekstrak etanol oral pada
tikus dosis 4,0 g/kg BB (setara serbuk 28,95 g/kg BB), tidak menunjukkan efek toksik.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Infusa batang brotowali 5; 7,5 dan 10% b/v dengan pemberian parenteral dapat menurunkan
kadar glukosa darah kelinci, dibandingkan dengan glibenklamid. Mekanisme insulinotropik Tino -
spora crispa diteliti in vitro menggunakan insulin secreting clonal ß-cell line, HIT-T15.
Uji klinik:
Studi RCT, disain bersilang untuk menentukan efek hipoglikemia serbuk Tinospora crispa di -
lakukan pada 36 pasien sindrom metabolik yang memenuhi kriteria NCEP III, dirandom untuk
mendapat kapsul serbuk 2 x 250 mg atau plasebo selama 2 bulan.
Pada pasien Tinospora crispa kadar gula darah menurun secara bermakna dibanding baseline
(4,03 ± 11,35 mg/dL), p=0,027, median=4,00 mg/dL, juga gula darah puasa (6,29 ± 10,47 mg/dl,
p=0,007, median=8,00 mg/dL, n=24). Peningkatan kadar aspartate aminotransferase dan alanine
aminotransferase terdapat pada 16,7% sampel.
g. Indikasi
Diabetes Melitus
h. Kontraindikasi
Kehamilan dan laktasi
i. Peringatan
Gangguan fungsi hati
j. Efek Samping
Belum diketahui
k. Interaksi
Dengan obat yang berisiko meningkatkan enzim hati
l. Posologi
2 x 1 kapsul (250 mg ekstrak/hari).
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 63
Daftar pustaka
1. Tinospora caulis lignum. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2006: vol 2: 95-96
2. Tinospora crispa. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat ke -
bun tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 94
3. Darwis M. Pengaruh infuse brotowali terhadap kadar glukosa darah kelinci. FMIPA Unhas,
Makasar, 1995; 22-23
4. Extract: Effect on ß-cell Ca2. Handling. Phytother. Res. 12, 98–102. 1998
5. Noor H, Ashcroft SJH. Insulinotropic Activity of Tinospora crispa Extract: Effect on ß-cell Ca2.
Handling. Phytother. Res. 1998; 12: 98–102.
6. Sriyapai C, Dhumma-upakorn R, Sangwatanaroj S, et al. Hypoglycemic effect of Tinospora
crispa dry powder in outpatients with metabolic syndrome at king chulalongkorn memorial hos -
pital. Journal of Health Research, 2009 ; 23(3) : 125–133.
7. Noor H, Ashcroft SJH. Pharmacological characterisation of the antihyperglycaemic properties of
Tinospora crispa extract. Journal of Ethnopharmacology ,1998; 62(1): 7-13.
8. Noipha K, Purintrapiban J, Herunsalee A, Ratanachaiyavong S . In vitro glucose uptake activity
of Tinospora crispa in skeletal muscle cells. Asian Biomedicine, 2008; 2 (5):
2. KAYU MANIS
Cinnamomum burmanii Nees &Th. Nees
Suku: Lauraceae
a. Nama daerah:
Holim, holim manis, modang siak–siak, kanigar, madang kulit manih, huru mentek, kiamis,
kanyengar, kesingar, kecingar, cingar.
b. Bagian yang digunakan:
kulit batang
Daftar pustaka:
1. Akilen R, Tsiami A, Devendra A and Robinson N. Cinnamon in gycaemic control: Systematic
review and meta analysis. Clin Nutr. 2012.
a. Nama daerah
Paria, pare, pare pahit, pepareh, prieu, peria, foria, pepare, kambeh, paria. Paya, paria,
truwuk, paita, paliak, pariak, pania, pepule, poya, pudu, pentu, paria belenggede, palia,
papariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, pepare
b. Bagian yang digunakan
Buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak menjalar, dengan buah tipe peppo, memanjang, berjerawat tidak beraturan, oranye,
pecah sama sekali dengan 3 katup, 5-7 cm (liar) hingga 30 cm (ditanam). Daun pare berben -
tuk membulat, bergerigi dengan pangkal bentuk jantung, garis tengah 4-7 cm, tepi berbagi
5-9 lobus, berbintik-bintik tembus cahaya, taju bergigi kasar hingga berlekuk menyirip,
a. Nama daerah
Nama daerah
Meselangan, ubar serai, salam, kastolan
b. Bagian yangdigunakan
Bagian yang digunakan
Daun
Deskripsitanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon, bertajuk rimbun, tinggi sampai 25 meter. Daun tunggal, bila diremas berbau harum, bertang -
kai pendek, panjang tangkai daun 5-10 mm. helai daun berbentuk jorong memanjang. Panjang 7-15
cm, lebar 5-10 cm. Ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata. Permukaan atas berwarna cokelat
tua. Tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah. Tulang cabang halus. Perbungaan
berupa malai, keluar dari ranting, berbau harum.
Daftar pustaka
1. Syzygium polanthi folium. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI,
2006; 1: 85-88
2. Sukrasno. Anti Diabetes dari daun salam, Paten Ind. Publikasi Warta HAKI ITB, April 2001.
3. Eugenia polyantha. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008; 39
4. Wahyono D. aktivitas hipoglikemik ekstrak etanol daun salam (Syzygium Polyanthum (wight)
Walp) dan pengaruhnya terhadap stimulasi parasimpatik pada kelinci jantan yang dibebani
dengan glukosa. Fakultas Farmasi UGM-IAI DIY
5. Anggorowati R, Sukrasno, Adnyana IK. Telaah Absorpsi Ekstrak Daun Salam [Syzygium Polyan -
thum (Wight) Walp.] Berefek Hipoglisemik pada Tikus. Skripsi, Sekolah Farmasi ITB, 2004.
6. Al-Jamal, A. Effects of Bay Leaves on the Patient with Diabetes Mellitus. Reasearch Journal of
Medicinal Plant, 2011; 5(4): 471-476
1. Mengkudu
1. MENGKUDU
Morinda citrifolia L
Suku : Rubiaceae
a. Nama daerah
Pace, kemudu, cengkudu, kodhuk, wengkudu, noni
b. Bagian yang digunakan
Buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon tinggi 4-8 m. batang berkayu bulat, kulit kasar, penampang batang muda segi empat,
coklat kekuningan. Daun tunggal bulat telur, ujung & pangkal runcing, tepi rata, panjang 10-
40 cm, lebar 5-17 cm, tangkai pendek berwarna hijau. Bunga majemuk berbentuk bonggol,
a. Nama daerah
Gamet walanda,
walanda,kasturi
kasturiroriha,
roriha,merambos
merambosijo, kesew
ijo, jawe,
kesew asam
jawe, rejang,
asam asam
rejang, jarotjarot
asam
b. Bagian yang digunakan
Kelopak bunga
Kelopak bunga
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tumbuhan berupa
berupa semak,
semak, tumbuh
tumbuh tegak
tegak tinggi
tinggi dapat
dapat mencapai
mencapai33m.m.Batang berbentukbubu -
Batangberbentuk
lat, berkayu
berkayu lunak,
lunak,tegak
tegakbercabang-cabang
bercabang-cabangberwarna
berwarnamerah.
merah.Daun
Daunbentuk bulat
bentuk telur
bulat dengan
telur dengan
ujung tumpul dan tepi
tepi daun
daun bergerigi.Tangkai
bergerigi.Tangkaibunga
bungakeluar
keluardari
dariketiak
ketiakdaun.
daun.Bunga tunggal,
Bunga tunggal,
kelopak bunga
kelopak bunga bentuk
bentuk lanset,
lanset,berdaging
berdagingtebal,
tebal,berwarna
berwarnamerah
merahtua.
tua.
d. Kandungan kimia
Kelopak bunga
Kelopak bunga mengandung
mengandung senyawa
senyawaantosianin,
antosianin,vitamin
vitaminC,C,
dan B. B.
dan Kandungan lainnya
Kandungan adalah
lainnya adalah
Daftar Pustaka
1. Ojeda et al. Inhibition of angiotensin convertin enzyme (ACE) activity by the anthocyanins del-
phinidin- and cyanidin-3-O-sambubiosides from Hibiscus sabdariffa. J Ethnopharmacol, 2010;
127(1): 7-10.
2. Wahabi HA, Alansary LA, Al-Sabban AH, Glasziuo P.. The effectiveness of Hibiscus sabdariffa
in the treatment of hypertension: A systematic review. Phytomed, 2010; 17: 83-86.
3. Herrera-Arellano et al. Effectiveness and tolerability of a standardized extract from Hibiscus
sabdariffa in patients with mild to moderate hypertension: a controlled and randomized clinical
trial. Phytomed, 2004; 11: 375-382.
4. Odigie et al. Chronic administration of aqueous extract of Hibiscus sabdariffa attenuates hyper-
tension and reverses cardiac hypertrophy in 2K-1C hypertensive rats. J Ethnopharmacol, 2003;
86: 181–185.
5. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010: 106
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 85
6. Herrera-Arellano A, Miranda-Sánchez J, Avila-Castro P, et al. “Clinical effects produced by a
standardized herbal medicinal product of Hibiscus sabdariffa on patients with hypertension. A
randomized, double-blind, lisinopril-controlled clinical trial. Planta Med. 2007; 73(1): 6-12.
7. Faraji M. dan Tarkhani A. “The effect of sour tea (Hibiscus sabdariffa) on essential hyperten -
sion.” J Ethnopharmacol. 1999; 65(3): 231-6.
8. Wahabi HA, Alansary LA, Al-Sabban AH, Glasziuo P. The effectiveness of Hibiscus sabdariffa in
the treatment of hypertension: a systematic review. Phytomedicine 2010 ;17(2): 83-6.
9. McKay DL, Chen C-YO, Salzman E, Blumberg JB. Hibiscus sabdariffa, L tea (Tisane) lower blood
pressure in prehypertensive and mildly hypertensive adult. J Nutr, 2010; 140: 298-303.
10. Ali BH, Al Wabel N, Blunden G. Phytochemical, pharmacological and toxicological aspects of
Hibiscus sabdariffa L.: a review. Phytother Res. 2005;19(5): 369-75.
11. Wickersham RM, Scott JA, Lenzini SW, et al (eds). The review of Natural Products 4th ed. Facts
and Comparisons, St Louis, Missouri, USA, 2005: 980-983.
12. Rosela. Serial data ilmiah terkeni tumbuhan obat. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Di -
rektorat Obat Asli Indonesia, 2010.
3. SELEDRI
Apium graveolens L
Suku : Apiaceae
a. Nama daerah
Seledri, saladri
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Terna tumbuh tegak, tinggi sekitar 50 cm dengan bau aromatik yang khas. Batang persegi,
beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, berwarna hijau. Daun majemuk menyirip
Daftar pustaka:
1. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen Kesehatan RI. 1995
2. Apii graveolens herba. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2006; 2: 9-12
3. Apii graveolens folium. Acuan sediaan herbal, Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010; 5; 37-42.
4. Zhang YH, Park YS, Kim TJ, et al. Endothelium-dependent vasorelaxant and antiproliferative ef-
fects of apigenin. General Pharmacology: The Vascular System, 2000; 35(6): 341–347
5. Ko FN, Huang TF, Teng CM. Vasodilatory action mechanisms of apigenin isolated from Apium
graveolens in rat thoracic aorta. Biochim Biophys Acta, 1991; 1115(1): 69-74.
6. Tsi D, Tan BKH. The mechanism underlying the hypocholesterolaemic activity of aqueous cel-
ery extract, its butanol and aqueous fractions in genetically hypercholesterolaemic rico rats. Life
Sciences, 2000; 66(8): 755-767
7. D Tsi, NP Das, BK Tan . Effects of Aqueous Celery (Apium graveolens) Extract on Lipid Param-
eters of Rats Fed a High Fat Diet. Planta Med, 1995; 61: 18-21.
8. Zhao J, Wang L, Li L, Guo Y, et al. Protective effect and mechanisms of Apigenin against free
radical-induced DNA damage. Food Sciience: 2011; 13
9. Wickersham RM, Scott JA, Lenzini SW, et al (eds). The review of Natural Products 4th ed. Facts
and Comparisons, St Louis, Missouri, USA, 2005: 244-246.
10. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 31-32
11. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 50-54
1. Anting-anting
1. ANTING-ANTING
Acalypha indica (L), Indian Nettle
Suku: Euphorbiaceae
a. Nama daerah
Anting-anting, lateng, akar kucing, rumput bolong-bolong, rumput kokosongan
b. Bagian yang digunakan
Akar
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tinggi tanaman sekitar 0,6 - 1,5 m dengan batang tegak, bulat, berambut halus, dan ber -
warna hijau. Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk belah ketupat dengan pangkal mem -
bulat, tepi bergerigi, ujung-ujungnya runcing dan pertulangan menyirip. Panjang daun 3-4 cm
dan lebarnya 2-3 cm. Tangkai daun berbentuk silindris dengan panjang 3-4 cm berwarna hijau.
Bunganya merupakan bunga majemuk berbentuk bulir dan berkelamin satu, terletak di ketiak
daun dan ujung cabang. Mahkota bunga berbentuk bulat telur, berambut, dan berwarna hijau
Daftar pustaka
1. Azizahwati et al. 2005. Efek penurunan kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan
dari rebusan tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn. Jurnal Bahan Alam Indonesia, 4(1):
213-218.
2. Almazia P. 2005. Pengaruh rebusan akar tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn) terhadap
kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kalium oksonat. Skripsi
Departemen Farmasi FMIPA UI.
3. Anonim. 2005. Hasil penelitian uji keamanan tanaman akar kucing (Acalypha indica Linn)
terhadap hewan uji tikus putih. PSOBA FMIPA UI.
4. Jamilah M. Penentuan nilai LD50 ekstrak air herba akar kucing (Acalypha indica Linn) dan
pengaruhnya terhadap kadar asam urat dalam darah tikus putih yang diinduksi kalium oksonat.
Skripsi Dep. Farmasi FMIPAUI. 2008
5. Heber D. Phycisian’s Drug Reference for Herbal Medicine. 4thEd. PDR Network 2008.
ISBN:9781563636783
6. Acalyphae indicae folium. Badan Pengawas Obat dan makanan RI. Acuan sediaan herbal,
2010; 5: 14-17
7. Satyajit Dutta, G. Mariappan, Dipankar Sarkar, et al. Anti-inflammatory effect of chloroform
2. SIDAGURI
Sida rhombifolia L
Suku : Malvaceae
a. Nama daerah
Sadaguri, sidaguri, guri, saliguri, otok-otok, taguri, kahindu, dikira, hutugamu, bitumu, digo,
sosapu.
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Sidaguri tumbuh liar di tepi jalan, halaman berumput, hutan, ladang, dan tempat-tempat
dengan sinar matahari cerah atau sedikit terlindung.
d. Kandungan kimia
Sidagori memiliki sifat khas manis dan mendinginkan. Kandungan utama tanaman adalah ta -
nin, saponin, alkaloid dan glikosida. Di samping itu juga ditemui kalsium oksalat,
fenol, steroid, efedrin dan asam amino. Kadar kimia zat tersebut ditemui pada kisaran yang
berbeda-beda pada jaringan tanaman. Pada akar ditemui alkaloid, steroid dan efedrin. Pada
daun ditemui juga alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino dan minyak
atsiri, pada batang ditemui kalsium oksalat dan tanin.
e.
e. Data keamanan
LD50
LD50 ::ekstrak
ekstrakair
airpada
pada tikus
tikus per
per oral
oral 8,5
8,5 g/kg
g/kg BB.
BB.
Ekstrak air bersifat non toksik pada tikus sampai dengan dosis 10 g/kg
g/kg BB.
BB.
subkronikperoral
Toksisitas subkronik peroralpada
padatikus
tikus dengan
dengan dosis
dosis 300,300,
600 600 dan 1200
dan 1200 mg/kgmg/kg BB men
BB tidak tidak-
menimbulkan
imbulkan perubahan
perubahan padapada organ.
organ.
f.
f. Data manfaat
Uji praklinik :
Ekstrak gabungan
gabungan sidaguri
sidaguri dengan
denganseledri
seledridapat
dapatdigunakan
digunakansebagai
sebagaiantigout dengan
antigout mekanisme
dengan mekan -
menghambat aktivitas
isme menghambat enzimenzim
aktivitas xantinxantin
oksidase. EkstrakEkstrak
oksidase. etanol daun
etanolSida rhombifolia
daun menunjukkan
Sida rhombifolia men -
aktivitas anti-inflamasi.
unjukkan aktivitas
Edema yang
yang diinduksi
diinduksidengan
denganmenyuntikkan karagenan
menyuntikkan mengalami
karagenan penurunan
mengalami pada pada
penurunan perlakuan
per -
pemberian ekstrakekstrak
lakuan pemberian (400 mg(400/ mg
kg / BB) secara
kg BB) oral
secara oraldibandingkan
dibandingkandengan
dengan kelompok kontrol
kontrol
(p <0,05).
g. Indikasi
Hiperurisemia
h. Kontraindikasi
Kehamilan dan menyusui
i. Peringatan
Belum diketahui
j. Efek Samping
Belum diketahui
k. Interaksi
Belum diketahui
l. Posologi
2 x 1 sachet (15 g serbuk)/hari, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas.
Daftar pustaka :
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha -
tan RI. 311-312
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid VI . 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
247-249
3. Assam JP, JP Dzoyem, CA Pieme, VB Penlap. 2010. In vitro antibacterial activity and acute
toxicity studies of aqueous-methanol extract of Sida rhombifolia Linn. (Malvaceae). BMC Com-
2. SIDAGURI
Sida rhombifolia L
Suku : Malvaceae
a. Nama daerah
96 Sadaguri,
F o r m u l sidaguri,
a r i u m O bguri,
at Hesaliguri,
r b a l A sotok-otok,
l i I n d o n e staguri,
ia kahindu, dikira, hutugamu, bitumu, digo,
sosapu.
E. HERBAL UNTUK ANALGETIK-ANTIPIRETIK
1.
1. JAMBU MEDE
Jambu Mede
Anacardium occidentale L
Suku : Anacardiaceae
a. Nama daerah:
Jambu monyet
b. Bagian yang digunakan:
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Jambu mede atau jambu monyet, tersebar di daerah tropik dan ditemukan pada ketinggian antara
1-1.200 m dpl. Pohon, tinggi 8-12 m, memiliki cabang dan ranting yang banyak. Batang meleng -
kung, berkayu, bergetah, percabangan mulai dari bagian pangkalnya. Daun tunggal, bertangkai,
panjang 4-22,5 cm, lebar 2,5-15 cm. helaian daun berbentuk bulat telur sungsang, tepi rata, pang
peng -
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 97
kal meruncing, ujung membulat dengan lekukan kecil di bagian tengah, pertulangan menyirip,
berwarna hijau. Bunga berumah satu memiliki bunga betina dan bunga jantan, tersusun bentuk
malai, keluar di ketiak daun atau di ujung percabangan. Buahnya buah batu, keras, melengkung.
Tangkai buahnya lama kelamaan akan menggelembung menjadi buah semu yang lunak, seperti
buah peer, berwarna kuning, kadang-kadang bernoda merah, rasanya manis agak sepat, banyak
mengandung air dan berserat. Biji bulat panjang, melengkung pipih, warnanya coklat tua.
Daun muda bisa dimakan sebagai lalap (mentah atau dikukus terlebih dahulu). Buah semu rasanya
sepat dan bisa dimakan sebagai rujak, dibuat minuman, anggur dan selai. Jika sudah diolah, harga
biji jambu mede cukup mahal, dikenal dengan nama kacang mede.
d. Kandungan kimia:
Simplisia
Simplisia daun
daunjambu
jambumete
metemengandung
mengandungsenyawa golongan
senyawa tanin, kuinon, tanin,
golongan dan steroid/triterpenoid.
kuinon, dan ster-
Dari ekstrak n-heksana
oid/triterpenoid. diperoleh
Dari ekstrak isolat yang
n-heksana menghasilkan
diperoleh bercak
isolat yang berwarna merah-ungu
menghasilkan setelah
bercak berwarna
disemprot
merah-ungupenampak bercak Liebermann
setelah disemprot Burchard.
penampak bercak Isolat diduga
Liebermann merupakan
Burchard. suatu merupa
Isolat diduga senyawa-
triterpenoid yang memiliki
kan suatu senyawa gugus
triterpenoid Ã,–OH,
yang -CHgugus
memiliki alifatik, dan -C=O.
Ã,–OH, -CH alifatik, dan -C=O.
e. Data keamanan
LD50 per oral pada mencit jantan dan betina 16 g/kg BB.
LD50 ekstrak dehidro-etanol dengan efek menghambat lesi lambung adalah 150 mg/kg BB.
Uji toksisitas subkronis: dosis 2; 6; 10 mg/kg BB pemberian berulang selama 56 hari, menyebabkan
penurunan asupan makanan, berat badan, perubahan fungsi liver dan ginjal, serta perubahan tingkah
laku mencit. Dalam studi lain, pemberian ekstrak <2 g/kg BB tidak menunjukkan gejala toksik akut.
f. Data manfaat
Uji pra-klinik:
Pemeriksaan efek analgesik daun jambu mede telah dilakukan dengan metode hot-plate pada
mencit. Pemeriksaan efek analgesik infusa daun muda jambu mede dengan dosis 600 mg/200
tail flick
g BB dan 1200 mg/200 g BB memberikan efek analgesik pada tikus dengan metode tail
namun aktivitasnya yang lebih lemah dibandingkan dengan obat analgesik Dipiron.
Infusum 10% daun jambu mede menunjukkan efek mirip dan fenotiazin pada tikus al-
bino dan pada dosis 30 mL/kg BB dapat memperpanjang waktu reaksi pada mencit mirip
98 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
dan metamizol. Pemberian secara intraperitoneal, dosis sebesar 50 mL/kg BB menghambat con-
ditional avoidance escape response sebesar 87%.
Ekstrak etil asetat 47 mg/20 g BB mencit dan ekstrak butanol 26 mg/20 g BB mempunyai efek
analgetik yang tidak berbeda bermakna dengan efek asam asetil salisilat dosis 1,30 mg/20 g BB.
Pada dosis >100 mg/kg BB efek tersebut lebih baik dibandingkan lansoprazol 30 mg/kg BB Efek
hambatan terjadinya lesi lambung akibat induksi etanol/HCl tersebut merupakan kerja dari gly-
cosylated quercetin, turunan dan tetramer proanthocyanidin.
Uji Klinik:
Efek analgetik infusa jambu mede telah dilakukan pada uji pendahuluan terhadap sukarelawan
sehat dengan metode dengan disain randomized blind crossover, dengan sukarelawan 12 orang
sehat, dosis infusa dengan dosis setara 25 g/50 kg BB secara peroral. Sebagai pembanding
parasetamol dosis 600 mg/50 kg BB. Pengukuran dengan analgesimeter. Efek analgesik
jambu mede lebih lemah dibandingkan dengan parasetamol.
g. Indikasi:
Analgesik
h. Kontraindikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Getah kulit buah bersifat iritasi pada mukosa karena mengandung kardol
j. Efek Samping
Dosis tinggi (ekstrak > 6 g/kg BB) menunjukkan efek toksik berupa asthenia, anoreksia, diare,
dan sinkop.
k. Interaksi
Obat analgetik golongan salisilat, dan metamizol.
l. Posologi
1 x 1 sachet (10 g serbuk)/hari, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 1
gelas.
gelas.
2.
2. KENCUR
Kencur
Kaempferia galanga L
Suku : Zingiberaceae
Daftar Pustaka
1. Kaempferia galanga. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2009: vol 2: 58
2. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha-
tan RI. 183-184
3. Wichtl, M. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals A Handbook for Practice on Scientific
Basic. Third Edition.2003. London : CRC Press. Page: 234-236
4. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid I. 1977.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
53-54
5. Ridtitid W, Sae-Wong C, Reanmongkol W, WongnawaM. Antinociceptive activity of the meth-
anolic extract of Kaempferia galanga Linn. in experimental animals. Journal of Ethnopharma-
cology, 2008; 118(2): 225-230
6. Sulaiman M R, Zakaria Z A, Daud I A, et al. Antinociceptive and anti-inflammatory activities of
the aqueous extract of Kaempferia galanga leaves in animal models. J Nat Med, 2008; 62(2):
221-227
7. Umar MI, Asmawi MZ, Sadikun A, Altaf R. Activity guided isolation of antiinflammatory con-
stituents from kaempferia galanga (zingiberaceae) l. Extracts. Universiti Sains Malaysia.
8. Udju Sugondho, dkk. 2012. Penelitian Sari Kencur Maupun beras kencur terhadap efek Anal-
gesik pada manusia. Bagian Farmakologi FK UNPAD
a. Nama daerah
Pulai, kayu gabus, lame, polay, kaliti, reareangou, baringao, kita raringau, wariangou, ded -
deangou, rite, tewer, hange, hanjalutung, aliag.
b. Bagian yang digunakan
Kulit kayu
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Potongan kulit kayu, menggulung atau kadang-kadang berbentuk pipa, tebal sampai lebih
kurang 3 mm, warna cokelat kehitaman; tidak berbau; rasa pahit yang tidak mudah hilang.
Permukaan luar sangat kasar, tidak rata, mudah mengelupas, banyak retak-retak membujur dan
melintang; warna permukaan hijau kelabu, cokelat muda atau cokelat kehitaman; lenti sel ber -
bentuk lonjong, warna putih kelabu, terletak melintang.
Daftar pustaka :
1. Heber D. Phycisian’s Drug References for Herbal Medicine. 3thEd. PDR Network 2004. ISBN:1-
56363-512-7. p. 319
2. Sa’roni, dkk. Review TOI. Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi. Badan
Litbangkes. 2006
3. Badan POM RI. Acuan Sediaan Herbal. Ed.1 Vol.3. Direktorat OAI, Deputi II. 2007: 85-9.
4. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid IV. 1980.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 1-3
5. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 20-22
6. Pereda Nyeri dan demam, Alstonia scholaris cortex. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI, 2006; 2(1): 13-15
4. SAMBILOTO
Andrographis paniculata (Burm.) F, Nees
Suku : Acanthaceae
Daftar pustaka
1. Chang HM, But PPH, eds. Pharmacology and application of Chinese materia medica. Singa -
pore, World 1986; 1: 918-928. Standard of ASEAN herbal medicine. Vol 1. Jakarta,
ASEAN Countries, 1993.
2. Manual for cultivation, production and utilization of herbal medicine in primary health care.
Nothtaburi, Department of Medical Sciences, Ministry of Public Health, 1990.
3. Vedavathy S, Rao KN. Antipyretic activity of six indigenous medicinal plants of Tirumala Hills,
Andra Pradesh, India. Journal of Ethnopharmacology, 1991; 33: 193-196.
4. Melchior J et al. Controlled clinical study of standardized andrographis paniculata extract in
common cold-a pilot trial. Phytomedicene; 1997; 3: 315-318.
5. Herba andrographydis. WHO monograph on selected medicinal plants vol 2. WHO geneve,
2002; 12-24.
6. Andrographis paniculata. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008; 9
7. Serial Data Ilmiah Terkini. Tumbuhan Obat. Sambiloto, Andrographis Paniculata (Burn F) Nees.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2006.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 111
8. Thamlikitkul V, Dechatiwongse T, Theerapong S, et al. Efficacy of Andrographis paniculata,
Nees for pharyngotonsillitis in adults. J Med Assoc Thai.1991; 74(10): 437-42.
9. Spasov, A.A., Ostrovskij, O.V., Chernikov, M.V., Wikman, G. “Comparative Controlled Study
of Andrographis paniculata Fixed Combination, Kan Jang® and an Echinacea Preparation as
Adjuvant, in the Treatment of Uncomplicated Respiratory Disease in Children, Phytotherapy
Research, 2004; 18: 47-53.
10. Panossian A., Oganessian A., Mamikonian G. Pharmacokinetic and oral bioavailability of an-
drographolid (AND) from Andrographis paniculata extract (APE) in rats and humans. Phytomed-
icine , 2000; 7(5): 351-364.
11. Chandrasekaran CV, Thiyagarajan P, Sundarajan K, et al. Evaluation of the genotoxic potential
and acute oral toxicity of standardized extract of Andrographis paniculata (KalmCold). Food
Chem Toxicol. ,2009; 47(8): 1892-902.
12. Prakash SEL, Manavalan R. Acute toxicity study of andrographolide. Res J of Pharm, Biol and
Chem, 2011; 2(3): 547-552.
13. Wickersham RM, Scott JA, Lenzini SW, et al (eds). The review of Natural Products 4th ed. Facts
and Comparisons, St Louis, Missouri, USA, 2005: 627-629.
1.
1. JATI BELANDA
Jati Belanda
Guazuma ulmifoliae Lamk.
Suku : Sterculiaceae
a. Nama daerah
Jati londo; Jati sabrang
a. Nama daerah
b. Bagian yang digunakan
Jati londo; Jati sabrang
Daun
b. Bagian yang digunakan
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Daun
Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 m. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak
c. Deskripsi tanaman/simplisia
alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan
Tanaman pohon, tinggi lebih kurang 10 meter. Batang keras, bulat, permukaan kasar, banyak
kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16
alur, berkayu, bercabang, warna hijau keputih-putihan. Daun tunggal, bulat telur, permukaan
cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah
kasar, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip, panjang 10-16
kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna hitam.
cm, lebar 3-6 cm, warna hijau. Bunga tunggal, bulat di ketiak daun, warna hijau muda. Buah
F ohitam.
rmularium Obat Herbal Asli Indonesia 113
kotak, bulat, keras, permukaan berduri, warna
d. Kandungan kimia
Tanin, lendir, zat pahit, damar, 0,2% kamferetin, kuersetin & kaemferol, daunnya mengandung
0.09-0.14% alkaloid
Bunga segar jati belanda mengandung 0,2% kamferetin, kuersetin dan kaemferol, daunnya
mengandung 0,09-0,14% alkaloid, lendir, dammar, saponin dan tanin. Hasil ana-
lisis GC/MS minyak atsiri daun menunjukkan adanya komponen utama prekosen I (56,0%),
α (13,7%), dan (2Z,6E)-farnesol (6,6%).
e. Data keamanan
LD50: 6324,14 mg/kg BB (tikus, per oral). Pemberian ekstrak kering daun jati belanda dosis 2 g/
kg BB, 4 g/kg BB dan 8 g/kg BB pada tikus jantan sekali sehari selama 3 bulan tidak menaik -
kan kadar keratinin dan urea plasma serta ukuran diameter rata-rata glomerulus ginjal tikus.
Hasil pengamatan mikroskopik preparat histologi ginjal juga tidak memperlihatkan adanya per -
bedaan dengan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
jangka panjang daun jati belanda tidak menganggu fungsi ginjal. Uji serupa telah dilakukan
pula terhadap granul kering daun jati belanda dengan kesimpulan yang sama yaitu tidak mem -
pengaruhi fungsi ginjal.
Uji mutagenik ekstrak etanol 50% daun jati belanda telah dilakukan dengan metode Ames
menggunakan lima galur bakteri Salmonella typhi yang telah dimutasikan dan tanpa aktivator
metabolik. Hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa ekstrak etanol daun jati belanda tidak
bersifat mutagen, yang ditunjukkan dengan tidak terjadinya mutasi DNA dan kerusakkan kro -
mosom bakteri uji.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Studi pada 30 tikus dengan BB 150-200 g dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok
I mendapat ekstrak etanol daun 10% dengan dosis 0,5 mL/200 g BB/hari, kelompok II ekstrak
etanol 20% dan kelompok III ekstrak etanol 30%, kelompok IV mendapat 2 mL aquades,
kelompok V mendapat orlistat (inhibitor lipase) 2,16 mg/200 g BB /hari, selama 30 hari.
Daftar pustaka
1. Rahardjo SS, Ngatijan dan Pramono S 2005, lipase pancreas Rattus Novergicus akibat
pemberian ekstrak etanol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk), Berkala Ilmu Kedok -
teran 38(1);15-23.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 115
2. Widyaningrum I, Y Harahap , D Kusuma , Effect of dry extract granulae from Jati Belanda leaves
( Guazuma ulmifolia L ) on male renal function and on renal histology. The 5 th Asian Confer-
ence on Clinical Pharmacy. 2005
3. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid II . 1978.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
47-49
4. Andriani, Y. Pengaruh Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) Terhadap Bobot
Kelinci. FMIPA Jurusan Kimia, Skripsi.2005. Bengkulu.
5. Pratita, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanfa Dosis bertingkat Terhadap Histopatologi
Ginjal Tikus Wistar. Fakiltas Kedokteran Undip. Skripsi.2008
6. Guazuma ulmifolia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2008; l 1: 45
7. Utomo, Astika Widy. Uji toksisitas akut ekstrak alkohol daun jati belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk) pada tikus wistar. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine ,2008.
8. Utomo AW , Wijayahadi N. Condensed Tannins from the Bark of Guazuma ulmifolia Lam. Tesis
Undip FK.
9. Rini R P. Uji efektivitas seduhan daun kering jati belanda (Guazima ulmifolia, lamk) terhadap
penurunan berat badan pada tikus putih (Rattus norvigicus). Universitas Muhammadiyah Ma-
lang, 2006.
10. Agung, Jarrid. (2014) . Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.) Terhadap Penurunan Berat Badan Pada Penderita Obesitas. Undergraduate thesis, Uni-
versitas Kristen Maranatha.
Suku
Suku : Rutaceae
: Rutaceae
a. a.Nama
Nama daerah
daerah
Kamuning,
Kamuning, kamuri,
kamuri, kamoni,
kamoni, kamone,
kamone, kemuning,
kemuning, kajeri
kajeri
b. b.Bagian
Bagian yangdigunakan
yang digunakan
Daun
Daun
c. c.Deskripsi
Deskripsi tanaman/simplisia
tanaman/simplisia
Tanaman
Tanaman berupa
berupa pohon,
pohon, tinggi
tinggi 3-7
3-7 m.m. Batang
Batang berkayu,
berkayu, beralur,
beralur, warna
warna kecokelatan
kecokelatan kotor.
kotor. Daun
Daun
majemuk,
majemuk, anak
anak daun
daun 4-7,
4-7, permukaan
permukaan licin,
licin, bentuk
bentuk corong,
corong, ujung
ujung dandan pangkal
pangkal runcing,
runcing, tepi
tepi
rata,
rata, pertulanganmenyirip,
pertulangan menyirip,warna
warna hijau.
hijau. Bunga
Bunga majemuk,
majemuk, bentuk
bentuk tandan,
tandan, panjangmahkota
panjang mahkota
6-27
6-27 mm,mm, lebar
lebar 4-10
4-10 mm,
mm, warna
warna putih.
putih. BuahBuah buni,
buni, diameter
diameter lebihlebih kurang
kurang 1 cm,
1 cm, buah
buah mudamuda
berwarna hijau setelah tua merah.
berwarna hijau setelah tua merah.
d. Kandungan kimia
d. Kandungan kimia
Daun kemuning mengandung kadinen, metil-antranilat, bisabolen, geraniol, ka-
Daun
kemuning mengandung kadinen, metil-antranilat, bisabolen, geraniol, ka-
ren-3, eugenol, sitronelol, metil-salisilat, s-guiazulen, ostol, panikulatin, tanin dan kumurayin.
ren-3, eugenol, sitronelol, metil-salisilat, s-guiazulen, ostol, panikulatin, tanin dan kumurayin.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 117
Kulit batang mengandung meksotioin, 5-7-dimetoksi-8-(2,3-dihidroksiisopentil) kumarin. Sedang
kan bunga kemuning mengandung skopoletin, dan buahnya mengandung semi-a-karotenom
e. Data keamanan
LD50 infusa daun per oral pada tikus: > 15 g/kg BB.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Infusa daun kemuning 10, 20, 30 dan 40% sebanyak 0,5 mL pada mencit dapat menurunkan
berat badan secara bermakna.
g. Indikasi
Obesitas
h. Kontraindikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Belum diketahui
j. Efek Samping
Belum diketahui
k. Interaksi
Belum diketahui
l. Posologi
2 x 1 sachet (15 g serbuk)/hari, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas
1 gelas.
Daftar pustaka
1. Ika Murni Sugiarti, Jurusan Biologi FMIPA UNAIR, 1990.
2. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 161-163
3. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia., Jilid I. 1977.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 58-59
4. Hariana, A. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya . Seri 2. 2007 Jakarta ; Penebar Swadaya. Hal 43-44
a. Nama daerah
Temulawak,
a. Nama daerahkoneng gede, temu labak.
b. Bagian yang
Temulawak, digunakan
koneng gede, temu labak.
Rimpang
b. Bagian yang digunakan
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 119
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Perawakan terna berbatang semu, tinggi dapat mencapai 2 m, berwarna hijau atau coklat gelap,
rimpang berkembang sempurna, bercabang-cabang kuat, berwarna hijau gelap, bagian dalam
berwarna jingga, rasanya agak pahit. Setiap individu tanaman mempunyai 2-9 daun, berben -
tuk lonjong sampai lanset, berwarna hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang
31-84 cm, lebar 10-18 cm, panjang tangkai daun (termasuk helaian) 43-80 cm. Perbungaan
berupa bunga majemuk bulir, muncul di antara 2 ruas rimpang (lateralis), bertangkai ramping,
10-37 cm berambut, daun-daun pelindung menyerupai sisik berbentuk garus, berambut halus,
panjang 4-12 cm, lebar 2-3 cm. Bentuk bulir lonjong, panjang 9-23 cm, lebar 4-6 cm, berdaun
pelindung banyak, panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga, berbentuk bu -
lat telur sungsang (terbalik) sampai bulat memanjang, berwarna merah, ungu atau putih dengan
sebagian dari ujungnya berwarna ungu, bagian bawah berwarna hijau muda atau keputihan,
panjang 3-8 cm, lebar 1,5-3,5 cm.
d. Kandungan kimia
Rimpang temulawak mengandung kurkuminoid (0,8-2%) terdiri dari kurkumin dan demetok -
sikurkumin, minyak atsiri (3-12%) dengan komponen α-kurkumen, xanthorizol,α -kurkumen,
germakren, furanodien, furanodienon, ar-turmeron,α -atlantanton, d-kamfor. Pati (30 40 %)
e. Data keamanan
LD50 ekstrak etanol per oral pada mencit: > 5 g/kg BB. LD50 kurkumin per oral pada tikus dan
guinea pig: > 5 g/kg BB. Uji klinik fase I dengan 28 orang sehat dengan dosis sampai 8000 mg/
hari selama 3 bulan tidak menunjukkan efek toksik.
Dari lima penelitian pada
pada manusia
manusia dengan
dengan dosis
dosis 1125-2500
1125-2500 mg
mgkurkumin
kurkuminper
perhari
haritidak
tidakmen
me -
nunjukkan adanyatoksisitas.
unjukkan adanya toksisitas.
f. Data manfaat
Uji praklinik:
Serbuk rimpang dapat meningkatkan aktivitas musin dalam cairan lambung. Disamping itu
rebusan rimpang dapat menurunkan kontraksi usus halus.
Daftar Pustaka
1. Curcuma xanthorrhiza. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, 2009; 30
2. Curcumae rhizoma. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2006; 2: 61-65
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 121
icine , 2000; 7(5): 351-364.
3. Rahmat ES, Setianingrum SW. Asupan oral ekstrak kasar temulawak dengan dosis 50 mg per
11. Chandrasekaran CV, Thiyagarajan P, Sundarajan K, et al. Evaluation of the genotoxic potential
hari selama 35 hari dapat meningkatkan nafsu makan pada penderita anoreksia primer kelom -
and acute oral toxicity of standardized extract of Andrographis paniculata (KalmCold). Food
3. pok
Rahmatdewasa muda. Fakultas
ES, Setianingrum
Chem Toxicol. ,2009; 47(8): SW.
Kedokteran
Asupan oral
1892-902.
UNDIP,
ekstrak2006
kasar temulawak dengan dosis 50 mg per
4. Sri
hariWinarsih
selama S,hari
Edhie S Rahmat. The effect of Curcuma xanthoriza roxb in increasing the appe -
12. Prakash SEL,35
ManavalandapatR.meningkatkan
Acute toxicitynafsu
studymakan pada penderita
of andrographolide. anoreksia
Res primer
J of Pharm, Biolkelom
and
tite
pok among
dewasa primary
muda. anorexiaKedokteran
Fakultas patients). Maj.
UNDIP,Kedok.
2006 Indon. 2000; 52.
Chem, 2011; 2(3): 547-552.
5.
4. Penelitian
Sri Winarsiholeh
S, : SW SSetianingrum,
Edhie Edhieof Santosa Rahmat; Uji Klinis
roxbTemulawak sebagai Penam -
13. Wickersham RM, Scott Rahmat. TheSW,
JA, Lenzini effect Curcuma
et al (eds). xanthoriza
The review of Natural in increasing
Products 4th the appe
ed. Facts
bah Nafsu Makan
tite among primarySt .Kerja sama
anorexia FK UNDIP
patients). Semarang
Maj.2005:
Kedok. dengan
Indon. Balitbangkes
2000; 52. Depkes RI.
and Comparisons, Louis, Missouri, USA, 627-629.
5. Penelitian oleh : SW Setianingrum, Edhie Santosa Rahmat; Uji Klinis Temulawak sebagai Penam -
bah Nafsu Makan .Kerja sama FK UNDIP Semarang dengan Balitbangkes Depkes RI.
H. HERBAL UNTUK DIURETIK
H HERBAL UNTUK DIURETIK
1.
1. ALANG-ALANG
Alang-alang
Imperata cylindrica (L)/ Imperata arundinacea (Cyr)
Suku : Poaceae
Uji Klinik :
Penelitian menggunakan Imperata cylindrica mengukur jumlah diuresis setiap 5 jam, Hasil
menunjukkan bahwa Imperata cylindrica mempunyai efek diuresis pada sukarelawan dewasa.
g. Indikasi
Diuretik
h. Kontraindikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Belum diketahui
j. Efek Samping
Pusing, mual, ingin defekasi
k. Interaksi
Belum diketahui
l. Posologi
3 x 1 sachet (10 g serbuk)/hari, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas.
Daftar pustaka
1. Juan G.B, Sedon, M.M., Manlapaz, R.T. Comparative diuretic of cogon roots (Imperata
cylindrica), corn silk (Zea mays L.) and banana leaves (Lagerstroemia speciosa). 2005
2. Imperatae cylendricae rhizoma. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal,
2006; 2: 49-51
3. Ma C-Z, Chen P-D, Zhang L, et al. Analysis of compounds in Imperata cylindrica (Beauv.) by
UPLC-ESI-MS. Chinese Traditional Patent Medicine, 2010; 4: 32
a. Nama daerah
Kumis ucing, brengos kucing, songot koceng, remujung, sesaseyan, kumis kucing, songot ko -
ceng.
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya, tinggi sampai 2 m. Batang
bersegi 4 agak beralur, berambut pendek atau gundul dan mudah dipatahkan. Helai daun ber -
bentuk bulat telur lonjong, atau belah ketupat, panjang 1 cm-10 cm, lebar 7,5 mm-5 cm. Urat
daun sepanjang tepi berambut tipis atau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik, panjang
tangkai 3 cm. Perbungaan berupa tandan yang keluar diujung cabang, panjang 7-29 cm, ditu -
g. Indikasi
Diuretik
h. Kontraindikasi
Penderita hipersensitivitas terhadap komponen aktif kumis kucing, udem karena gangguan jan -
tung atau ginjal.
i. Peringatan :
Hindari penggunaan kumis kucing dalam jangka waktu lama. Dianjurkan untuk minum banyak
air putih (2 liter atau lebih per hari), ketika menggunakan kumis kucing. Harus disertai asupan
cairan yang cukup.
j. Efek Samping
Tidak ada efek samping pada penggunaan secara benar sesuai dengan dosis terapi
k. Interaksi
Belum Diketahui
l. Posologi
3 x 1 kapsul (280 mg ekstrak)/hari
Daftar pustaka
a. Nama daerah
Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak, Meniran, Memeniran
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak, tanaman semusim. Terna tumbuh tegak, tinggi 50 cm – 1 m, bercabang berpencar,
cabang mempunyai daun tunggal yang berseling dan tumbuh mendatar dari batang pokok.
Batang berwarna hijau pucat atau hijau kemerahan. Batang masif, bulat licin, tidak beram -
Daftar pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha -
tan RI. Hal. 267-268
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid II . 1978.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
47-49
3. Phyllanthus niruri. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2008; 1: 69
4. Phylantii Nirurii herba. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2010;
5: 54-58.
5. Phylanthi herba. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2007; 3: 125-
127.
6. Matondang RDR, Wattimena J.R, Andreanus A.S. Pengaruh Herba Phyllanthus Niruri Linn(A&B)
Terhadap diuresis tikus putih Wistar dan terhadap kelarutan Batu Ginjal. Sekolah Farmasi ITB,
1985.
7. Srividya N, Periwal S. Diuretic, hypotensive and hypoglycaemic effect of Phyllanthus amarus.
Indian J Exp Biol. 1995; 33(11): 861-4.
4. SELEDRI
Apium graveolens L
Suku : Apiaceae
Daftar pustaka
1. Anonim, Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Departemen Kesehatan RI. 1995
2. Apii graveolens herba. Acuan sediaan herbal, vol 2; 9-12. Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI, 2006.
3. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha-
tan RI. 31-32
4. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
50-54
1.
1. ALANG-ALANG
Alang-alang
Imperata cylindrica (L)/ Imperata arundinacea (Cyr)
Suku : Poaceae
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Naleueng lakoe, hilalang, tingen, puang, padang, buhang, belalang, bolalang, eurih, kebut,
Naleueng lakoe, hilalang, tingen, puang, padang, buhang, belalang, bolalang, eurih, kebut,
ambengan, pandengo, padanga
ambengan, pandengo, padanga
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Akar (rimpang)
Akar (rimpang)
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba rumput, berimpang dengan permukaan luar hitam, merayap di bawah tanah. Batang
Herba rumput, berimpang dengan permukaan luar hitam, merayap di bawah tanah. Batang
tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
d. Kandungan kimia
d. Kandungan kimia
Flavonoid turunan asam-asam vanillat-, ferulat-p-kumarat-, p-hidroksibenzoat dalam
Flavonoid
turunan asam-asam vanillat-,
r m uferulat-p-kumarat-,
l a r i u m O b a t H e r bp-hidroksibenzoat dalam
139
bentuk bebas, dan asam kafeat dalam bentukF oester. al Asli Indonesia
bentuk bebas, dan asam kafeat dalam bentuk ester.
e.
d. Data keamanan
Kandungan kimia
LD 50 ekstrak
Flafonoid air akar
turunan peroral
flufonal, pada tikus
asam-asam lebih ferulat-p-kumarat,
vanilat-, besar 5000 mg/kgp-hidroksibenzoat
BB. Tidak menunjukkan tok -
dalam bentuk
sisitas subkronik
bebas, dan asam pada
kafeatpemberian ekstrak
dalam bentuk air sampai dosis per oral 1200 mg/kg BB pada tikus.
ester.
f. Data keamanan
e. manfaat
Uji LD50
praklinik:
ekstrak air akar peroral pada tikus lebih besar 5000 mg/kg BB. Tidak menunjukkan tok -
In vitrosubkronik
sisitas fraksi etil pada
asetatpemberian
dan fraksi ekstrak
air ekstrak
air etanol
sampai70%
dosisdapat melarutkan
per oral batuBB
1200 mg/kg ginjal
padakalsium.
tikus.
g.
f. Indikasi
Data manfaat
Nefrolitiasis
Uji praklinik:
h. Kontraindikasi
In vitro fraksi etil asetat dan fraksi air ekstrak etanol 70% dapat melarutkan batu ginjal kalsium.
Belum diketahui
g. Indikasi
i. Peringatan
Nefrolitiasis
Belum diketahui
h. Kontraindikasi
j. Efek
BelumSamping
diketahui
Pusing, mual, ingin defekasi
i. Peringatan
k. Interaksi
Belum diketahui
j. Belum diketahui
Efek Samping
l. Posologi
Pusing, mual, ingin defekasi
3 x 1 sachet (10 g serbuk)/hari, rebus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas
k. Interaksi
Belum diketahui
Daftar pustaka
l. Posologi
1. Imperatae cylendricae
3 x 1 sachet rhizoma.rebus
(10 g serbuk)/hari, Badandengan
Pengawas Obat
2 gelas airdan Makanan
sampai menjadi 1 gelassediaan herbal,
RI. Acuan
2006; 2: 49-51
Daftar
2. pustaka
Erindyah RW. Daya larut fraksi etil asetat dan fraksi air akar alang-alang terhadap batu ginjal
1. kalsium
Imperatae
in cylendricae
vitro. Skripsirhizoma.
Fakultas Badan
farmasiPengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal,
UGM, 1997.
2006; 2: 49-51
2. Erindyah RW. Daya larut fraksi etil asetat dan fraksi air akar alang-alang terhadap batu ginjal
kalsium in vitro. Skripsi Fakultas farmasi UGM, 1997.
a. Nama Daerah
Keji beling, ngokilo
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Berbatang basah dan sepintas lalu menyerupai rumput berbatang tegak. Di Jawa tanaman ini
banyak terdapat di pedesaan yang tumbuh sebagai semak. Batang pohonnya berdiameter anta -
ra 0,2-0,7 cm. Kulit luar berwarna ungu dengan bintik-bintik hijau dan apabila menjadi tua
berubah menjadi coklat. Daun ngokilo berbentuk bulat telur, pada tepinya bergerigi dengan
jarak agak jarang, berbulu halus hampir tak kelihatan. Panjang helaian daun (tanpa tangkai)
berkisar antara 5-8 cm (ukuran normal) dan lebar daun kira-kira 2-5 cm.
3. MENIRAN
Phylanthus niruri (Val.)
Suku : Euphorbiaceae
a. Nama daerah
Gosau na dungi; gosau madungi roriha;
daun gendong anak, meniran, memeniran
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak, tanaman semusim. Terna tumbuh
d. Kandungan kimia
Katekin, galokatekin, epikatekin, epikatekin-3-galat, epigalokatekin, 4-hidroksilintetralin,
4-hidroksisesamin, epigalokatekin-3-O-galat, limonen, norserurinin, 4-metoksi-norserurinin,
2,3-dimetoksi-isolintetralin, 24-isopropil kolesterol, asam askorbat, astragalin, α - sitosterol,
korilagin, simen, demetilenedioksi nirantin, asam dotriakontanat, asam elagat, eriodiktiol-7-
O-α-L-ramnosid, estradiol, α-D-glukosid, asam galat, geranin, hinokinin, hidrok-
sinirantin, isolintetralin, isokuersitrin, kaemferol-4-O-α-L-ramnosid, linantin, asam
linoleat, asam linolenat, lintetralin, lupeol asetat, lupeol, nirantin, nirtetralin, nirurin,
nirurinetin, norsekurinin,
kuersetin, asam repandusinat, asam rikinoleat, rutin, metal ester asam salisilat, seko-4-hidroksi-
lintetralin, Filantin, damar, kalium, tanin.
Filantina; kalium; damar tanin
e. Data keamanan
LD50 : 1,588 mg/kg BB mencit per oralToksisitas subkronik: Dosis s/d 4800 mg/kg BB tikus
diberikan selama 3 bulan per oral tidak menimbulkan kelainan pada organ vital
Daftar pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha-
tan RI. Hal. 267-268
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid II . 1978.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
47-49
3. Phyllanthus niruri. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2008; 1: 69
4. Campos AH, Schor N. Phyllanthus niruri inhibits calcium oxalate endocytosis by renal tubular
cells: its role in urolithiasis. Nephron 1999; 81(4): 393-7
5. Freitas AM, Schor N, Boim MA. The effect of Phyllanthus niruri on urinary inhibitors of calcium oxa-
late crystallization and other factors associated with renal stone f ormation.. BJU 2002; 89(9): 829-34.
6. Micali S, Sighinolfi MC, Celia A, De Stefani S, Grande M, et al. Can Phyllanthus niruri Affect
the Efficacy of Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy for Renal Stones. A Randomized, Pro-
spective, Long-Term Study. The Journal of Urology, 2006; 176 (9): 1020-1022.
7. J. L. Nishiura, A. H. Campos, M. A. Boim, et al. Phyllanthus niruri normalizes elevated urinary
calcium levels in calcium stone forming (CSF) patients . Urol Res 2004; 32: 362-366.
8. Murugaiyah V, Chan KL. Antihyperuricemic lignans from the leaves of Phyllanthus niruri. Planta
Med. 2006; 72(14): 1262-7.
9. Freitas AM, Schor N, Boim MA. The effect of Phyllanthus niruri on urinary inhibitors of calcium oxalate
crystallization and other factors associated with renal stone formation. BJU Int. 2002; 89(9): 829-34.
10. Barros ME, Lima R, Mercuri LP, et al. Effect of extract of Phyllanthus niruri on crystal deposition
in experimental urolithiasis. Urol Res. 2006; 34(6): 351-7.
11. Barros ME, Schor N, Boim MA. Effects of an aqueous extract from Phyllantus niruri on calcium
oxalate crystallization in vitro. Urol Res. 2003; 30(6): 374-9.
4. Sembung
4. SEMBUNG
Blumea balsamifera (L) DC
Blumea balsamifera (L) DC
Suku: Compositae
Suku: Compositae
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Sembung utan, kemandin, sembung gontung, sembung gula, sembung kuwak, sembung in -
sembung utan, kemandin,
Sembung kemandian,sembung
sembunggontung,
gontung, sembung
sembung gula,
gula, sembung
sembung kuwak,
kuwak, sembung
sembung in -
ingsa, sembung langu, afoat, sembung lelet, capa, capo.
in ingsa,
ingsa, sembung
sembung langu,
langu, afoat,
afoat, sembung
sembung lelet,
lelet, capa,
capa, capo
capo.
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Daun
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Perdu tinggi lebih dari 4 m. Batang tegak bulat, warna hijau, bagian atas batang berbulu lebat
Perdu tinggi lebih dari 4 m. Batang tegak bulat, warna hijau, bagian atas batang berbulu lebat
Daftar Pustaka
1. Blumea balsamifera. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008; 15
2. Bhuiyan NI, Chowdhury JU, BegumJ. Chemical components in volatile oil from Blumea bal-
samifera (l.) Dc. Bangladesh J. Bot, 2009; 38(1): 107-109.
3. Apaya KL, Chichioco-Hernandez CL. Xanthine oxidase inhibition of selected Philippine me-
dicinal plants.Journal of Medicinal Plants Research, 2011; 5(2): 289-292.
4. Phase III clinical trial of blumea balsamifera, l (sambong) tablet in the treatment of urinary tract
stones: a randomized double-blind placebo controlled study.
5. Sambong as anti-urolithiasis clinical trial Extended phase III open trial of blumea balsamifera, l
(sambong) – for the treatment of urinary tract stones
6. Xanthine Oxidase Inhibitors from Vietnamese Blumea balsamifera L. Science index, 2012
7. Apaya KL, Chichioco-Hernandez CL. Xanthine oxidase inhibition of selected Philippine me-
dicinal plants. J of Medicinal Plants Res, 2011; 5(2): 289-292
8. Mohamad N, Wahab HA, Ismail Z, et al. Xanthine oxidase inhibition from Blumea balsamifera
DC: Molecular basis.
9. Nessa F, Ismail Z, Mohamed N. Xanthine oxidase inhibitory activities of extracts and flavonoids
of the leaves of Blumea balsamifera. Pharm Biol, 2010; 48(12): 1405-1412.
10. Rico, F., et al. Blumea balsamifera: Its Effects on Calcium Stone. EAMC, 1990.
5. TEMPUYUNG
Sonchus arvensis L
Suku : Asteraceae
a. Nama daerah
Jombang, lalakina, lempung, galibug, rayana.
b. Bagian yang digunakan :
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tempuyung (Sonchus arvensis L.) adalah tanaman semak yang tumbuh secara pesat pada dae -
rah berketinggian 50-1,650 meter di atas permukaan laut, tingginya sekitar 2 m. Akarnya besar
a. Nama daerah
a. Nama daerah sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, jahi, lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.
Halia, bahing,
Halia, bahing,
b. Bagian yang sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, jahi, lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.
digunakan
b. Rimpang
Bagian yang digunakan
Rimpang tanaman/simplisia
c. Deskripsi
c. Batang
Deskripsi tanaman/simplisia
tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah
Batang tegak.
diantara batas Daun kerap
pelepah dankali jelas 2daun.
helaian baris Bunga
denganzygomorph
pelepah yang memeluk2.batang
berkelamin dan
Kelopak lidah
berbentuk
diantaradengan
tabung, batas pelepah dan helaian
ujung bertaju, daun.
kerap kali Bunga zygomorph
terbelah berkelamin
serupa pelepah. 2. Kelopak
Rimpang berbentuk
agak pipih, bagian
tabung,
ujung dengan ujung
bercabang, bertaju,
cabang kerap
pendek kali terbelah
pipih, serupatelur
bentuk bulat pelepah. Rimpang
terbalik, pada agak
setiappipih,
ujungbagian
cabang
ujung bercabang,
terdapat cabang
parut melekuk kependek
dalam. pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
terdapat parut melekuk ke dalam.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 155
Potongan bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur memanjang, kadang ada serat
bebas.
d. Kandungan kimia
Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool,
limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol,
zingeron), enzim proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam
linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya
bisabolen, zingiberen dan zingiberol.
e. Data keamanan
LD50 6-ginggerol dan 6-shogaol adalah 250-680 mg/kg BB. LD50 ekstrak air pada mencit ada -
lah 33,5 g/kg BB. Pemberian pada wanita hamil tidak menunjukkan efek teratogenik
f. Data manfaat
Uji klinik:
1. Pemberian serbuk jahe 940 mg lebih efektif dari dimenhydrinate 100 mg untuk mencegah
gejala GI pada motion sickness. Diduga jahe mempunyai efek langsung pada GI melalui sifat
aromatik, karminatif dan adsorben, dengan meningkatkan motilitas gaster dan adsorbsi toxin
dan asam.
2. Uji klinik Randomized Control Trial lain menunjukkan bahwa pemberian jahe lebih baik dari
plasebo untuk menurunkan kejadian muntah dan keringat dingin 4 jam setelah pemberian pada
mabuk laut.
3. Penelitian lain membandingkan obat anti muntah OTC untuk mencegah mabuk laut pada 1489
subyek dan mendapatkan bahwa jahe sama efektif dengan obat anti muntah lain.
4. Studi RCT disain menyilang pemberian 4 kali 250 mg jahe efektif mengobati hiperemesis
gravidarum.
5. Sebuah RCT lain menilai mual dan muntah pada 60 pasien pascabedah yang diberi jahe mem -
perlihatkan hasil efektif secara bermakna dibanding dengan plasebo. Efek jahe juga dilaporkan
sama baiknya dengan metoklopramid. Sifat antiemetik ini diakibatkan adanya kerja sinergis
Daftar pustaka:
1. Rhizoma Zingiberis. WHO monograph on selected medicinal plants 1999; 1 : 277-287
2. Steward JJ et al. Effect of ginger on motion sicknesssusceptibility and gastric function. Pharma-
cology, 1991; 42: 111-120
3. Bone ME et al. Ginger root , a new antiemetic. The effect of ginger root on postoperative nausea
and vomiting after major gynaecological surgery. Anaesthesia, 1990; 45: 669-671
4. Schmid R et al. Comparison of seven commonly used agents for prophylaxis of seasickness. J of
travel med, 1994; 1: 203-206.
5. Fischer-Rasmussen W et al. Ginger treatment of hyperemesis gravidarum. Eur J of obstet, gy-
naec and reprod boil, 1991; 38: 19-24.
6. Grontved A et al. Ginger root against seasickness. A controlled trial on the open sea. Acta oto-
laryngology, 1988; 105: 45-49
7. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 326-327
8. Al-Yahya MA, Rafatullah S, Mossa JS, et al. Gastroprotective activity of ginger in albino rats. Am
J Chinese Med 1989; 17(1-2): 51-56.
9. Arfeen Z, Owen H, Plummer JL, Ilsley AH, Sorby-Adams RA, Doecke CJ. A double-blind ran-
domized controlled trial of ginger for the prevention of postoperative nausea and vomiting.
Anaesth Intensive Care. 1995; 23(4): 449-452.
10. Ernst E, Pittler MH. Efficacy of ginger for nausea and vomiting: a systematic review of rand-
omized clinical trials. Br J Anaesth. 2000; 84(3) :367-71.
11. Bone ME, Wilkinson DJ, Young JR, et al. Ginger root--a new antiemetic. The effect of ginger root
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Letup-letup, leletup, ubat pekong, daun kopo-kopi, daun loto-loto, leletop, cecendet, cicendet,
Letup-letup, leletup, ubat pekong, daun kopo-kopi, daun loto-loto, leletop, cecendet, cicendet,
ciplukan dan ceplokan.
ciplukan dan ceplokan.
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Daun
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Perdu yang rendah. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau
Perdu yang rendah. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk bulat dan berwarna hijau
kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam
kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua berwarna coklat dengan rasa asam-asam
manis. Buah Ceplukan yang muda dilindungi kerudung penutup buah. Daun tunggal, bertangkai,
manis. Buah Ciplukan yang muda dilindungi kerudung penutup buah. Daun tunggal, bertangkai,
160 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
bagian bawah tersebar, diatas berpasangan, helaian daun, berbentuk bulat telur, bulat meman -
jang, lanset dan ujung runcing, ujung tidak sama, runcing tumpul, bertepi rata atau bergelom -
bang.
d. Kandungan kimia
Fisalin B, D, F, withangulatin A, asam palmitat, asam stearat, (luteolin),
saponin, alkaloid. Buah ceplukan matang, mengandung vitamin C 24,5 mg; gula 6 %; protein
7 % per 100 mL jus.
e. Data keamanan
LD50 Infusa per oral:4305 mg/kg BB tikus
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
1. Beberapa kandungan aktif menunjukkan efek sitotoksisitas terhadap Ca sel squamosa kepala
dan leher human, melanoma, dan fetal normal (MRC5). Ekstrak Physalis minima
memperlihatkan efek inhibisi terhadap sel Ca mamae human T-47D, menginduksi apoptosis.
Sifat anti-kanker dan efek sitotoksik juga terlihat pada NCI-H23 (adenocarcinoma paru hu -
man).
2. Studi tentang efek anti Ca ekstrak kloroform P. minima memperlihatkan aktivitas sitotoksik ter -
hadap sel line NCI-H23 (adenocarcinoma paru human) yang tergantung pada dosis dan waktu
(setelah inkubasi 24, 48 dan 72 jam). Analisis tentang mekanisme kematian sel memperlihat -
kan bahwa ekstrak tersebut mempengaruhi apoptosis pada sel NCI-H23 dengan fragmentasi
DNA yang khas, yang merupakan tanda biokimia dari apoptosis. Observasi morfologi dengan
mikroskop transmisi elektron (TEM) juga memperlihatkan karakteristik apoptosis, termasuk
penggumpalan dan marginasi kromatin, diikuti convolusi nukleus dan budding dari sel untuk
menghasilkan ikatan membran- apoptotic bodies. Berbagai tahap apoptotic programed cell
death seperti juga externalisasi phosphatidylserine dapat dilihat dengan pewarnaan annexin V
dan propidium iodine. Paparan akut terhadap ekstrak menghasilkan pengaturan bermakna dari
ekspresi c-myc, caspase-3 and p53mRNA pada cell line.
a. Nama daerah
Bira kecil,
Bira kecil,daun
daunpanta
pantasusu,
susu,kalamayong,
kalamayong,ileus, kibabi,
ileus, trenggiling
kibabi, mentik,
trenggiling nama
mentik, asingnya
nama ro ro -
asingnya
denttuber.
b. Bagian yang digunakan
Umbi seluruh tumbuhan
Umbi,
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Keladi tikus
Keladi tikussalah
salahsatu
satujenis
jenistanaman
tanamanobat
obatyang
yangmerupakan
merupakantanaman asli
tanaman Indonesia
asli yang
Indonesia banyak
yang banyak
ditemui di Pulau
PulauJawa
Jawadan
dantumbuh
tumbuhdengan
denganbaik
baikpada
padaketinggian
ketinggian1-300m
1-300mdi di
atas Permukaan
atas lautlaut
Permukaan
(ESSAI, 1986).
(ESSAI, 1986).
Keladi Tikus
Keladi Tikustermasuk
termasukgolongan
golonganherba
herbayang
yangbentuknya
bentuknyamenyerupai
menyerupaitalas tumbuh
talas berumpun
tumbuh di di
berumpun
alam bebas pada tanah gembut,
gembur, lembab
lembab dan
dan teduh.
teduh. Di
Di pulau Jawa Keladi
KeladiTikus
Tikusbanyak
banyakditemu
ditemukan-
a. Nama daerah
Kunyit putih,
putih, temu
temu putrid,
putrid, kunci
kuncipepet,
pepet,temu
temurapet,
rapet,koneng
konengbodas,
bodas,konce pet,
konce kunyit
pet, kunot,
kunyit kunot,
ardong
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tanaman
Tanaman herba
herba tinggi
tinggi sampai
sampai0,65
0,65m.m.Batang
Batangberupa
beruparimpang bercabang,
rimpang pendek
bercabang, sangat
pendek kuat,
sangat kuat,
aromatik,
aromatik, berwarna
berwarnaputih
putihkekuningan,
kekuningan,batang
batangsemu
semukokoh,
kokoh,merah
merahkecoklatan minimal
kecoklatan 25 25
minimal cm.cm.
Umbi berbentuk
Rimpang bulat,
berbentuk akarakar
bulat, tunggang sangat
tunggang kecil,
sangat rasanya
kecil, wangi,
rasanya cabang
wangi, rhizome
cabang berbentuk
rhizome berbentuk
kepala,
kepala, mengandung
mengandung banyak
banyakair.
air.Daun
Daunkelihatan
kelihatanmenempel
menempelpada permukaan
pada tanah,
permukaan mirip
tanah, kenken -
mirip
cur.
cur. Bunga
Bungaterdiri
terdiridari
daribeberapa
beberapakuntum
kuntumyang
yangsatu
satuatau
ataudua
duadiantaranya mekar
diantaranya bersama.
mekar Kelom
bersama. Kelom -
pok bunga berwarna
berwarna putih
putih dengan
dengan mahkota
mahkota bergaris-garis,
bergaris-garis,bau
bauharum,
harum,rimpangnya
rimpangnyapendek,
pendek,
menggerombol, berbau
berbau aromatis.
aromatis.Akarnya
Akarnyaberdaging
berdagingmembentuk
membentukumbi
umbisebesar
sebesartelur
telurpuyuh.
puyuh.
Daftar Pustaka
1. Kabir SR, Hossen MA, Abu Zubair M, et al. A New Lectin from the Tuberous Rhizome of Kaemp-
feria rotunda: Isolation, Characterization, Antibacterial and Antiproliferative Activities. Protein
Pept Lett. 2011; 18 (11): 1140-9.
2. Stevenson PC, Veitch NC, Simmonds MS. Polyoxygenated cyclohexane derivatives and other
170 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
constituents from Kaempferia
Kaempferia rotunda
rotunda L.L.Phytochemistry.
Phytochemistry.2007;
2007;68(11): 1579-86.
68(11): 1579-86.
3. Saraithong P,
3. P, Saenphet
Saenphet S,
S,Saenphet
SaenphetK.K.Safety
SafetyEvaluation
EvaluationofofEthanol
EthanolExtracts from
Extracts Bosenbergia
from Bosenbergia
rotunda. Trends
Trends Research
ResearchininScience
Scienceand
andTechnology, 2010;
Technology, 2 (1):
2010; 19-22
2 (1): 19-22
4.
4. Mohanty
Mohanty JP,
JP, Nath
NathLK,
LK, Bhuyan
BhuyanN,N,Mariappan G. The
Mariappan evaluation
G. The of antioxidant
evaluation potential
of antioxidant of of
potential
Kaempferia rotunda
rotunda linn.
linn.Indian
Indianj jofofpharm
pharmsci, 2008;
sci, 70(3):
2008; 362-363
70(3): 362-363
5. Kabir
5. Kabir RS,
RS, Hossen
HossenA,A,Zubair A, A,
Zubair et al.
et Aal.New Lectin
A New fromfrom
Lectin the Tuberous Rhizome
the Tuberous of Kaempferia
Rhizome of Kaempferia
rotunda: Isolation,
Isolation, Characterization,
Characterization,Antibacterial
Antibacterialand Antiproliferative
and Activities.
Antiproliferative Protein
Activities. andand
Protein
Peptide Letters, 2011;
2011;18(11):
18(11):1140-1149.
1140-1149.
6. Prasad S,
6. S,Yadav
YadavVR,
VR,Sundaram
SundaramC,C,
et et
al. al.
Crotepoxide Chemosensitizes
Crotepoxide Tumor
Chemosensitizes CellsCells
Tumor through Inhi Inhi -
through
bition of Expression of Proliferation, Invasion,
Invasion, and Angiogenic Proteins Linked to -
tory Pathway.
Pathway. JJ Biol
BiolChem.
Chem.2010;
2010;285(35): 26987–26997
285(35): 26987–26997
4. MANGGIS
4. Manggis
Garcinia mangostana (L)
Suku : Cluciaceae
Daftar Pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid III. 1994. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 69-70
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 221-225
3. Nadkarni, K.M., Nadkarni, A.K.: Indian Materia Medica - with Ayurvedic, Unani-Tibbi, Siddha,
5.
5. SAMBILOTO
Sambiloto
Andro graphis paniculata (Burm .) F, Nees
Suku : Aca ntha ceae
a. Nama daerah
Papaitan, ki oray, ki peurat, takilo, bidara, sadilata, sambilata, takila, ampadu.
b. Bagian yang digunakan
Herba
Daftar pustaka
1. Serial Data Ilmiah Terkini. Tumbuhan Obat. Sambiloto, Andrographis Paniculata (Burn F) Nees.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik
dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia. 2006.
2. WHO. Herba andrographidis. Dalam: WHO monographs on selected, medicinal plants 2002; 2: 12-22.
3. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 29-30
4. World Health Organization. Selected Medicinale Plant. Vol II.2002.New York : World Health
Organization. Page : 12-14
5. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesi., Jilid III. 1979.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 20-22
a. Nama daerah
Deureuyan, tarutung olanda, durio olanda, durian belanda, nangka belanda, nangka buris,
nangka elan, nangka muka walanda, durian batawi, duian batawi, jambu landa, nangkawa -
landa, angka londa, nangka manila, nangka sabrang, mulwa londa, surikaya welonda, srikaya
welandi, nangka moris, lange lo walanda, sirikaya balanda, Srikaya jawa, Naka, Annona, Atis,
mangka walanda, anad walanda, tafena warata, anal wakano, naka loanda, naka lada.
b. Bagian yang digunakan
Daun dan buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Tanaman bentuk pohon, daun tunggal, warna kehijauan sampai hijau kecoklatan, helaian daun
seperti kulit, bentuk bundar panjang, lanset atau bundar telur terbalik. Panjang helaian daun
Daftar Pustaka
1. Anonna muricata. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan Pen-
gawas Obat dan Makanan RI, 2009; 5
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 41-45
3. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha-
tan RI. 29-30
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 187
4. Barrie Cassileth. Graviola (Annona muricata). Oncology, 2008; 22: 10 .
5. Rieser MJ, Gu ZM, Fang XP, et al. Five novel mono-tetrahydrofuran ring acetogenins from the
seeds of Annona muricata. J Nat Prod., 1996; 59(2): 100-8.
6. Mc Laughlin JL. Paw paw and cancer: annonaceous acetogenins from discovery to commercial
products. J Nat Prod. 2008; 71(7): 1311-21.
7. Coothankandaswamy V, Yang L, Shui-Chun M, et al. The Alternative Medicine Pawpaw and Its
Acetogenin Constituents Suppress Tumor Angiogenesis via the HIF-1/VEGF Pathway. J Nat Prod.
2010; 28; 73(5): 956–961.
8. Oberlies N H, CroyV L ,. Harrison M L, McLaughlin J L. The Annonaceous acetogenin bullata-
cin is cytotoxic against multidrug-resistant human mammary adenocarcinoma cells. Cancer
Letters, 1997; 115 :73-79.
9. Oberlies N H, Ching-jer C, McLaughlin J L. Structure-activity relationships of diverse Annona-
ceous acetogenins against multidrug-resistant human mammary adenocarcinoma (MCF-7/Adr)
cells. J. Med. Chem. 1997; 40: 2102-2106
10. Arthur FKN, Woode E, Terlabi EO, Larbie C. Evaluation of acute and subchronic toxicity of
Annona muricata Linn aqueous extract in animals. European journal of experimental biology,
2011; 1(4): 115-124.
11. Oberlies, N. H., et al. Structure-activity relationships of diverse Annonaceous acetogenins
against multidrug resistant human mammary adenocarcinoma (MCF-7/Adr) cells. J. Med. Chem.
1997; 40(13): 2102-6.
12. Liaw, C. C., et al. New cytotoxic monotetrahydrofuran Annonaceous acetogenins from Annona
muricata. J. Nat. Prod., 2002; 65(4): 470-75.
a. Nama daerah
Kunci, temu konci, konceh, temo kunceh, kunce
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba rendah, merayap di tanah. Batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning
coklat, aromatik, menebal, 5-30 x 0,5-2 cm, batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah
daun). Daun: umumnya berdaun sebanyak 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna
merah tanpa helaian daun, tangkai daun beralur, tidak berambut, panjang 7-16 cm, lidah-lidah
berbentuk. Segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama
panjang dengan tangkai daun; helai daun tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun
Daftar pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001. Jakarta : Departemen Keseha -
tan RI. Hal. 49-50
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid I. 1977.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal. 18-20
a. Nama daerah
Bawang puteh, bawang basihong, lasun, lasuna, palasuna, dasun, bawang handak, bawang
pulak, ghabang pote, kesuna, lasuna mabida, lasuna mawuru, yantuna mopusi, pia moputi.
b. Bagian yang digunakan
Umbi
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Bentuk berupa umbi lapis, warna putih atau putih keunguan, bau khas, rasa agak pahit. Umbi
berlapis majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengah 4-6 cm, terdiri dari 8-20 siung selu -
ruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas berwarna putih, tiap suing diselubungi 2 selaput
serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar.
192BauFkhas aromatik tajam, rasa agak pedas lama kelamaan
ormularium Obat Herbal Asli Indonesia
menimbulkan rasa agak tebal di bibir,
berlapis majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengah 4-6 cm, terdiri dari 8-20 siung selu -
ruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas berwarna putih, tiap suing diselubungi 2 selaput
serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar.
Bau khas aromatik tajam, rasa agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa agak tebal di bibir,
warna kekuningan. Merupakan tanaman perennial tinggi 25-70 cm, memiliki batang yang lurus
kaku atau sedikit membengkok. Daun memiliki permukaan yang datar dan lebar dari 4-25 mm.
d. Kandungan kimia
Alliin (alkilsistein sulfoksida), allylalliin, profenil alliin, dan allisin (termasuk gama glutamil).
Umbi yang telah kering dan kemudian dilembabkan kembali dengan ragi akan menghasilkan
minyak yaitu ajoens (dialkil-trithiaalkana-monoksida) dan vinil dithiin fruktosa,
saponin allisin, dan selenium.
e. Data keamanan
LD50 3034 mg/kg BB pada kelinci, per oral.
Karsinogenitas, mutagenitas, teratogenitas, dan gangguan fertilitas. Allii Sativi bulbus tidak mu -
tagenik secara in-vitro. Tidak diketahui toksisitas oral dari umbi bawang putih. Pada tikus me -
nyebabkan perubahan pada hati, berat paru-paru, menurunnya jumlah sel darah merah, dan sel
darah putih. Juga dapat menyebabkan ulkus pada gaster.
f. Data manfaat
Uji klinik:
Uji klinik menunjukkan penghambatan penggumpalan trombosit, yang dilihat dengan pening -
katan waktu pendarahan dan pembekuan darah serta peningkatan aktivitas
Bawang putih menunjukkan penghambatan penggumpalan trombosit, yang dilihat dengan
peningkatan waktu pendarahan dan pembekuan darah serta peningkatan aktivitas
Peningkatan aktivitas serum pada pasien aterosklerosis dilihat setelah pemberian
ekstrak air, minyak atsiri, dan serbuk bawang putih. Uji klinik menunjukkan bawang
bawang putih
putihmeng
men -
aktifkan fibrinolisis endogen, dan efek terdeteksi beberapa jam setelah pemberian, dan efek
gaktifkan
meningkat bila digunakan secara regular selama beberapa bulan.
Pemberian sebuk bawang putih 800 mg/hari selama 4 minggu menurunkan persentase agregasi
platelet sirkulasi dan agregasi platelet spontan secara bermakna dibanding plasebo.
Studi pada pasien hiperkolesterolaemia yang diterapi dengan minyak maserasi bawang putih
selama 3 bulan, menunjukkan penurunan adhesi dan agregasi platelet secara bermakna.
Daftar pustaka
1. Bulbus Allii Sativi. WHO monographs on selected medicinal plants; 1999: vol 1:16-32, WHO,
Geneva
2. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap -
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010: 178-179
3. Harenberg J, Giese C, Zimmermann R. Effect of dried garlic on blood coagulation. Fibrinolysis.
Platelet aggregation, and serum cholesterol level in patient with hyperlipoproteinaemia. Ath -
erosclerosis, 1988; 74: 247-249
194 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
4. Bradley PR, ed. British herbal compedium, vol 1. Bournemouth, British Herbal Medicine As -
sociation, 1992
5. Youngken HW. Textbook of pharmacognocy, 6th ed. Philadelphia, Blakiston, 1950: 182-183
6. Harenberg J, Giese C, Zimmermann R. Effect of dried garlic on blood coagulation. Fibrinolysis.
Platelet aggregation, and serum cholesterol level in patient with hyperlipoproteinaemia. Ath -
erosclerosis, 1988; 74: 247-249
7. Kiesewetter H et al. Effect of garlic on thrombocyte aggregation, microcirculation, and other risk
factors. International journal of clinical pharmacology, therapy and toxicology, 1991; 29: 151–155.
2.
2. KUNYIT
Kunyit
Curcuma domestica Val
Sinonim : C.longa Linn.
Suku : Zingiberaceae
a. Nama daerah
Rimpang kunyit, koneng, kunir, konyet, kunir bentis, temu koneng, temu kuning, guraci
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 195
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak tinggi ±70 cm, batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau
hijau kekun
keku -
ningan.Daun
ingan. Daun tunggal
tunggal membentuk lanset memanjang. Helai daun 3-8, ujung dan pangkal daun
runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12 cm. Pertulangan daun menyirip, daun ber -
warna hijau pucat. Bunga majemuk berambut bersisik. Panjang tangkai 16-40 cm. panjang
mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning. Kelopak silindris,bercangap 3, tipis dan berwarna
ungu. Pangkal daun pelindung putih. Akar serabut berwarna coklat muda. Rimpang warna kun
ku -
ningjingga,
ing jingga, kuning
kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan.
d. Kandungan kimia
Kurkuminoid yaitu campuran dari kurkumin (diferuloilmetan), monodeksmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya memungkinkan untuk menghilangkan radikal bebas.
Minyak atsiri 5,8% terdiri dari α-felandren 1%, sabinen 0,6%, sineol 1%, borneol 0,5%, zin -
giberen 25%, dan seskuiterpen 53%. Mono- dan seskuiterpen termasuk zingiberen, kurkumen,
α- dan β -turmeron.
e. Data Keamanan
LD50 ekstrak air pada mencit intraperitoneal: 18,72 (16,30-21,50 mg/10g BB). Monyet diberi
kurkumin 0,8 /hari dan tikus 1,8 mg/kg BB/hari selama 90 hari tidak menunjukan efek samping.
Invitro tidak bersifat mutagenik. Per oral pada tikus dan mencit tidak teratogenik. Mencit yang
diberi 1% and 5% selama 14 hari menunjukkan hepatotoksisitas. FDA sebagai
GRAS (Generally Recognized as Safe). Tidak ada efek samping pada pasien artritis rematoid
yang diberi 1200 mg/hari kurkumin selama 2 minggu. Tidak ada efek toksik setelah pemberian
oral 8,000 mg atau 2.2 g tumerik (setara 180 mg kurkumin)/hari selama 4 bulan.
f. Data manfaat
Uji klinik:
1. Penelitian efek suplementasi diet dengan ekstrak rimpang kurkuma terhadap faktor risiko atero -
genesis dan penyakit kardiovaskular terkait. Pada orang sehat, asupan ekstrak 200 mg menu -
runkan lipid peroksidase darah total juga HDL dan LDL-lipid peroksidase. Efek anti-aterogenik
Daftar pustaka
1. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 75; 143-178.
2. Mohanty I, Singh Arya D, Dinda A, et al. Protective effects of Curcuma longa on ischemia-rep-
erfusion induced myocardial injuries and their mechanisms. Life Sci. 2004; 75(14): 1701-11.
3. Effect of Curcuma longa and Ocimum sanctum on myocardial apoptosis in experimentally in-
duced myocardial ischemic-reperfusion injury
4. Mohanty I, Arya DS, Gupta SK. Bmc Complementary And Alternative Medicine 2006; 6: 3
Daftar pustaka:
1. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 75; 118
2. Jagtap M, Chandola HM, Ravishankar B. Clinical efficacy of Coleus forskohlii (Willd.) Briq.
(Makandi) in hypertension of geriatric population. Ayu. 2011; 32(1): 59-65.
3. Dubey MP, Srimal RC, Nityanand S, Dhawan BN.Pharmacological studies on coleonol, a hypo-
tensive diterpene from Coleus forskohlii. J Ethnopharmacol. 1981; 3(1): 1-13.
4. Bhat SV, Dohadwalla AN, Bajwa BS, et al. The antihypertensive and positive inotropic diterpene
4. Pegagan
4.Pegagan
4. PEGAGAN
Centella asiatica (L) Urban
Centella
Suku asiatica (L) Urban
: Umbelliferae
Suku : Umbelliferae
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Pegagan, antanan gede, gagan-gagan, gangganan, kerok batok, pantegowang, panigowang,
Pegagan, antanan rambut
rending, calingan gede, gagan-gagan,
, pegaga, daungangganan, kerok batok,
kaki kuda, pegago, pantegowang,
bebele, panigowang,
sarowati, wisu-wisu, san -
rending,dogauke
danan, calingan rambut , pegaga, daun kaki kuda, pegago, bebele, sarowati, wisu-wisu, san -
danan, dogauke
Daftar Pustaka:
1. Heyne K, 1950, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid II, Terjemahan Badan Litbang Departemen
Kehutanan, Yayasan Sarana Wana Jaya, Jakarta.
2. Bown D. 1995, Encyclopedia of Herbs and Their Uses, Dorling Kindersley London
3. Materia Medika Indonesia I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 1997
a. Nama Daerah
a. Nama Daerah
Halia, bahing, sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, jahi, lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.
Halia, bahing, sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, jahi, lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Batang tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah
Batang tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah
diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph berkelamin 2. Kelopak berbentuk
diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph berkelamin 2. Kelopak berbentuk
tabung, dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah serupa pelepah. Rimpang agak pipih, bagian
tabung, dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah serupa pelepah. Rimpang agak pipih, bagian
ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
terdapat parut melekuk ke dalam. Potongan bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur
terdapat parut melekuk ke dalam. Potongan bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur
memanjang, kadang ada serat bebas.
memanjang, kadang ada serat bebas.
206 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
d. Kandungan kimia
Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool,
limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol,
zingeron), enzim proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam
linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya
bisabolen, zingiberen dan zingiberol.
e. Data keamanan
LD50 6-ginggerol dan 6-shogaol adalah 250-680 mg/kg BB. LD50 ekstrak air pada mencit ada -
lah 33,5 g/kg BB. Pemberian pada wanita hamil tidak menunjukkan efek teratogenik
f. Data manfaat:
Uji praklinik:
Ekstrak jahe invitro menghambat pertumbuhan Helicobacter pylori. Penelitian terdahulu
terdahulu men
me -
nunjukkan bahwa
unjukkan bahwa ekstrak jahe terstandar menghambat pertumbuhan H. pylori invitro dengan
kadar hambat minimal 0,78-12,5 g/mL.µPada studi ini ekstrak jahe diuji pada model rodent
yang diinduksi infeksi H. pylori untuk menguji efek preventif dan eradikasi infeksi. Ekstrak di -
berikan dengan dosis 100 mg/kg BB/hari selama 3 minggu sebelum infeksi atau 6 minggu pasca
infeksi. Terapi dengan ekstrak jahe terstandar mereduksi jumlah H. pylori dibanding kontrol
dan secara bermakna (P<0,05) mengurangi mukosa dan submukosa baik yang akut
maupun kronik, cryptitis, juga degenerasi epitel dan erosi yang diinduksi oleh H. pylori.
Ekstrak tidak meningkatkan morbiditas atau mortalitas. Mekanisme menunjukkan bahwa eks -
trak jahe menghambat aktivitas cyclooxygenase-2, IC50: 8,5 g/mL µ
in vitro, menghambat re-
spon transkripsional nuclear factor-ab pada kBZ Jurkat cells (human T lymphocytes) dengan
IC50 : 24,6 g/mL,µdan menghambat secara bermakna pelepasan interleukin (IL)-1α, IL-6, IL-
8, dan TNF-a dari lipopolysaccharide-stimulated human peripheral blood mononuclear cells
dengan IC50 : 3,89; 7,7; 8,5 dan 8,37 g/mL. µHasil menunjukkan bahwa ekstrak jahe berguna
untuk mengurangi karena H. pylori dan sebagai kemopreventif untuk Ca gaster.
Jahe secara tradisional digunakan untuk terapi gangguan GI seperti mabuk perjalanan, dispep -
sia dan hiperemesis gravidarum, dan dilaporkan mempunyai efek kemopreventif pada model
Daftar pustaka:
1. Rhizoma Zingiberis. WHO monograph on selected medicinal plants 1999; 1 : 277-287
2. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 326-327
3. Al-Yahya MA, Rafatullah S, Mossa JS, et al. Gastroprotective activity of ginger in albino rats. Am
J Chinese Med 1989; 17(1-2): 51-56.
4. Wickersham RM, Scott JA, Lenzini SW, et al (eds). The review of Natural Products 4th ed. Facts
and Comparisons, St Louis, Missouri, USA, 2005: 484-489.
5. Gaus K, Huang Y, Israel DA, et al. Standardized ginger (Zingiber officinale) extract reduces bac-
terial load and suppresses acute and chronic inflammation in Mongolian gerbils infected with
cagA+Helicobacter pylori. Pharm Biol. 2009; 47(1): 92–98.
6. Mahady GB, Pendland SL, Yun GS, et al. Ginger (Zingiber officinale Roscoe) and the gingerols in-
hibit the growth of Cag A+ strains of Helicobacter pylori. Anticancer Res. 2003; 23(5A): 3699-702.
a. Nama daerah:
Kapulaga sebrang, kapol, palago, karkolaka
b. Bagian yang digunakan
Biji
c. Deskripsi tanaman/simplisia:
Tumbuhan membentuk rumpun seperti tumbuhan jahe, dapat mencapai 2-3 meter, berbatang
basah, berpelepah daun yang membalut batang, letak berseling-seling. Bunga tandan
tandan kel
ke--
luar dari rimpang. Buah berbentuk bulat telur, berbulu, dan berwarna kuning kelabu. Buah
uar dari
berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila masak, buah akan pecah dan membelah ber -
dasarkan ruang-ruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang.
3. KUNYIT
3. Kunyit
Curcuma domestica (Vahl)/Curcuma longa (L)
Daftar pustaka:
1. Prucksunand C, Indrasukhsri B, Leethochawalit M, et al. Phase II clinical trial on effect of the
long turmeric (Curcuma longa Linn) on healing of peptic ulcer. Southeast Asean J Trop. Med.
Public Health, 2001; 32: 208-215.
2. Sinha M et al. Study of the mechanism of action of curcumin: an antiulcer agent. Indian journal
of pharmacy, 1975; 7: 98–99.
3. Intanonta A et al. Treatment of abdominal pain with Curcuma longa L. (Report submitted to
Primary Health Care Office, Ministry of Public Health, Thailand, 1986).
4. Prasad DN et al. Studies on ulcerogenic activity of curcumin. Indian journal of physiology and
pharmacology, 1976; 20: 92–93.
a. Nama daerah
Pegagan, antanan gede, gagan-gagan, gangganan, kerok batok, pantegowang, panigowang,
rending, calingan rambut , pegaga, daun kaki kuda, pegago, bebele, sarowati, wisu-wisu, san -
danan, dogauke
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba tahunan tanpa batang dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang
10-80 cm. Daun tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang agak be -
rambut. Tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar dan bundar
dengan garis tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai bergerigi terutama kearah pangkal
daun.Bunga umumnya 3, yang di tengah duduk, yang di samping bergagang pendek. Buah
pipih, kurang lebih 7 mm dan tinggi kurang lebih 3 mm, berlekuk dua, jelas berusuk, berwarna
kuning kecoklatan, berdinding agak tebal.
Daftar pustaka:
1. Herba Centellae. WHO monograph on selected medicinal plants. WHO Geneva, 1999; 1: 77-85.
2. British herbal pharmacopoeia, Part 2. London, British Herbal Medicine Association, 1979.
3. Company, New Jersey, 2004.
4. Sudarsono, Gunawan.D, Wahyuono S, Donatus IA, Purnomo. Tumbuhan Obat II, Hasil Pe -
nelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional, Unuiversitas Gadjah Mada,
Yogyakarta, 2002. Centella asiatica. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Cit -
eureup. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008; 24
5. Centellae asiaticae herba. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2010; 27-32.
6. Bown D. Encyclopedia of Herbs and Their Uses, Dorling Kindersley London, 1995.
218 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
7. Gruenwald J, Brendler T, Jaenicke C (eds). PDR for Herbal Medicine, 3rd Ed., Medical Economic
8. De Pandua LS, Bunyapraphatsara N And Lemmens RHMJ, (Eds). Plant Resources of South-East
Asia No 12 (1). Medicinal and poisonous Plants 1. Backhuys Publisher, Leiden, the Nether-
lands, 1999 .
9. Barnes J, Anderson LA., Phillipson JD. Herbal Medicines 3rd Ed., 2007. Pharmaceutical Press
London.
10. Centellae asiaticae herba. Acuan Sediaan Herbal, Badan Pengawas Obat dan Makanan Repub-
lik Indonesia, 2008; 5: 62-66
11. Duke JA, 2002, Handbook of Medicinal Herbs, 2nd Ed, CRC Press, USA.
12. Fetrow CW and Avila JR, 2000, The Complete guide to Herbal Medicines, Springhouse Corpora-
tion, USA.
13. Alternative Medicine Review, 2007; 12(1): 69-72
14. Grimaldi R, De Ponti F, D’Angelo L, et al. Pharmacokinetics of the total triterpenic fraction of
Centella asiatica after single and multiple administrations to healthy volunteers. A new assay for
asiatic acid. J Ethnopharmacol. 1990; 28(2): 235-41.
15. Abdulla M. A., AL-Bayaty F. H., Younis L. T. , Abu Hassan M. I. Anti-ulcer activity of Centella
asiatica leaf extract against ethanol-induced gastric mucosal injury in rats. Journal of Medicinal
Plants Research, 2010; 4(13): 1253-1259.
16. Cheng CL, Koo MW. Effects of Centella asiatica on ethanol induced gastric mucosal lesions in
rats. Life Sci. 2000; 67(21): 2647-53.
17. Guo JS, Cheng CL, Koo MW. Inhibitory effects of Centella asiatica water extract and asiaticoside on
inducible nitric oxide synthase during gastric ulcer healing in rats. Planta Med. 2004; 70(12): 1150-4.
18. European pharmacopoeia, 3rd ed. Strasbourg, Council of Europe, 1997.
19. Rhee JC, Choi KW. Clinical effect of the titrated extract of Centella asiatica (madecassol) on
peptic ulcer. Korean journal of gastroenterology, 1981; 13: 35–40.
20. Shin HS et al. Clinical trials of madecassol (Centella asiatica) on gastrointestinal ulcer patients.
Korean journal of gastroenterology, 1982; 14: 49–56.
5.
5. TEMULAWAK
Temulawak
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Suku : Zingiberaceae
a. Nama daerah
Temulawak, koneng gede, temu labak.
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
Daftar Pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 85-86
2. Bisset J. European syllabus. Commission E indication and dosages, 1994.
3. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesi., Jilid III. 1979.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
63-65
4. Williamson, E. Samuel D, Karen B. Stockley’ Herbal Medicine Interaction.2009.London : Phar-
maceutical Press. Page : 390-393
5. Wichtl, M. Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals A Handbook for Practice on Scientific
Basic. Third Edition.2003. London : CRC Press. Page: 179-172
6. Acuan Sedian Herbal, Badan POM, 2006
Suku : Zingiberaceae
a. Nama daerah
Temu mangga atau temu putih, Koneng lalab (Sunda), Temo pao (Madura).
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba setahun, dapat lebih dari 2 m. Batang sesungguhnya berupa rimpang yang bercabang
di bawah tanah, berwama coklat muda coklat tua, di dalamnya putih atau putih kebiruan,
memiliki umbi bulat dan aromatik. Daun tunggal, pelepah daun membentuk batang semu, ber -
warna hijau coklat tua, helaian 2-9 buah, bentuk memanjang lanset 2,5 kali lebar yang terlebar,
ujung runcing-meruncing, berambut tidak nyata, hijau atau hijau dengan bercak coklat ungu
di tulang daun pangkal, 43-80 cm atau lebih. Bunga majemuk susunan bulir, diketiak rimpang
primer, tangkai berambut. Daun pelindung berjumlah banyak, spatha dan brachtea; rata-rata
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 223
3-8 x l,5-3,5cm. Kelopak 3 daun, putih atau kekuningan, bagian tengah merah atau coklat
kemerahan, 3 -4 cm. Mahkota: 3 daun, putih kemerahan, tinggi rata-rata 4,5 cm. Bibir bibiran
membulat atau bulat telur terbalik, ujung 2 lobe, kuning atau putih, tengah kuning atau kun -
ing jeruk, 14-18 x 14-20 mm. Benang sari 1 buah, tidak sempuma, bulat telur terbalik, kuning
terang, 12-16 x 10-115 mm, tangkai 3 5 x 2-4 mm, kepala sari putih, 6 mm. Buah: berambut,
rata-rata 2 cm.
d. Kandungan kimia
Kurkumin, minyak atsiri, saponin dan polifenol Minyak atsiri, saponin, polifenol, labdan dit
di -
erpen glukosida,
terpen glukosida, kurkumanggosida, labda-8(17),12-diena-15,16-dial, kalkaratarin A, zerumin
B, skopoletin, demetoksikurkumin, bisdemetoksikurkumin, 1,7-bis(4-hidroksifenil)-1,4,6-hep -
tatrien-3-on, kurkumin, dan asam p-hidroksisinamat.
e. Data keamanan
LD50: per oral pada tikus: > 5000 mg/kg BB
f. Data manfaat
Uji Praklinik
Studi menggunakan serbuk rimpang C. mangga 200 mg/kg BB pada tikus mendapatkan hasil
pengurangan pH gaster, jumlah asam bebas, asam total dan indeks ulkus secara bermakna.
Hasil ini setara dengan obat standar omeperazol 30 mg/kg BB i.p. Disimpulkan bahwa rimpang
C. mangga efektif untuk proteksi terhadap hiperasiditas dan ulkus gaster.
g. Indikasi
Gastritis/ulkus peptikum
h. Kontraindikasi
Kehamilan, menyusui
i. Peringatan
Belum diketahui
j. Efek Samping
Belum diketahui
Daftar pustaka
1. Budi,R Efek antidiare Jus Temu Mangga pada Tkus putih.2006. Jakarta : Puslitbang Bio Medis
dan Farmasi.
2. Hong CH, Noh MS, Lee WY, Lee SK. Inhibitory effects of natural sesquiterpenoids isolated from
the rhizomes of Curcuma zedoaria on prostaglandin E2 and nitric oxide production. Planta
Med. 2002; 68(6): 545-7.
3. Lee SK, Hong CH, Huh SK, et al. Suppressive effect of natural Abas F, NH. Lajis, K Shaari, DA
Israf, J Stanslas, UK Yusuf dan SM Raof. 2005. A Labdane Diterpene Glucoside from the Rhi-
zomes of Curcuma mangga. American Chemical Society and American Society of Pharmacog-
nosy Published on Web 06/28/2005
4. Gupta RPS, Ali M, Eranna D, RamachandraSetty S. Evaluation of anti ulcer of root of Curcuma
zedoaria in rat. Indian J of Traditional Knowledge, 2003; 2(1): 375-377.
a. Nama Daerah
a. Cabe, lombok
Nama Daerahmerah, lombok sabrang, mengkreng, rica, malita, risa, tabia
b. Bagian yang digunakan
Cabe, lombok merah, lombok sabrang, mengkreng, rica, malita, risa, tabia
b. Buah
Bagian yang digunakan
c. Deskripsi
Buah tanaman/simplisia
c. Buah mengangguk
Deskripsi atau menggantung, panjang dan sempit, meruncing pada bagian ujungnya,
tanaman/simplisia
permukaan
Buah licin. Buah
mengangguk atau muda hijau danpanjang
menggantung, bila tuadan
menjadi merah,
sempit, berbentuk
meruncing padabulat telur
bagian sampai
ujungnya,
bulat, panjang
permukaan 10-15
licin. cm,
Buah lebarhijau
muda 1-2 cm.
dan bila tua menjadi merah, berbentuk bulat telur sampai
d. bulat,
Kandungan kimia
panjang 10-15 cm, lebar 1-2 cm.
d. Capsaicinoid
Kandungan kimia(amida vanillil amine dengan asam lemak pada C8-C13): komponen utama
capsaicin (32-38%),
Capsaicinoid dihidro-capsaicin
(amida vanillil (18-52%).
amine dengan Karoten
asam lemak pada(0,3-0,8%): sebagian dalam
C8-C13): komponen utama
226
capsaicin (32-38%), dihidro-capsaicin (18-52%). Karoten (0,3-0,8%): sebagian dalam
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
bentuk kapsanthin, kapsarubin, zeasantin, kriptosantin. lutein
e. Data keamanan
Dosis toksik menimbulkan hipotermia karena mempengaruhi termoreseptor. Pemberian dosis
tinggi pada waktu lama dapat menimbulkan kerusakan lambung kronik, kerusakan hati, dan
efek neurotoksik.
f. Data manfaat
Uji praklinik:
Zat aktif yang paling penting adalah capsaicin, yang menghasilkan efek hyperemic cutaneus
nociceptor atau saraf sensorik perifer cabang saraf sensorik primer yang diaktivasi oleh stimu -
lus noxious. Saraf perifer menghasilkan respon lokal seperti edema, kemerahan, dan vasodil -
atasi, sementara serabut aferen menyampaikan informasi noxiceptive ke SSP dan menghasilkan
sensasi nyeri dan terbakar. Desensitasi jangka panjang terjadi setelah penggunaan capsaicin
berulang dan menghasilkan hilangnya sensasi nyeri. Capsaicin terikat pada reseptor vanilloid
tipe-C (VR1) dan membuka saluran kation sehingga terjadi kalsium berlebih yang ke-
mudian terjadi pelepasan neuropeptida (substansi P) yang bertanggung jawab terhadap nyeri
kemogenik, regulasi suhu dan neurogenik. Penghambatan saluran kalsium akan mengakibatkan
penurunan substansi P dalam saraf sensoris dan hilangnya rasa nyeri.
Uji klinik:
Uji topikal dengan campuran mengandung 1-5% ekstrak buah Capsicum selama 48 jam,
menginduksi eritema samar pada 1 dari 10 sukarelawan. Uji topikal berulang dengan ekstrak
buah Capsicum 0,025% pada 103 subjek tidak menimbulkan iritasi atau dermatitis kontak
alergik , US FDA menyatakan bahwa capsaisin dan efek sebagai anagesik eksternal.
Aplikasi topikal krim capsaicin menimbulkan rasa terbakar pada kebanyakan orang beberapa
hari pertama, yang akan menghilang pada aplikasi berulang. Eritema sering menyertai rasa
menghilag pada
terbakar.
g. Indikasi
Membantu menghilangkan ketegangan otot, ramatik (Topikal)
a. Nama daerah
Halia, bahing, sipode, lahia, alia, jae, sipodeh, Jahi, Lai, jae, alia, lea , melito, leya, marman.
b. Bagian yang digunakan
Rimpang
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Batang tegak. Daun kerap kali jelas 2 baris dengan pelepah yang memeluk batang dan lidah
diantara batas pelepah dan helaian daun. Bunga zygomorph berkelamin 2. Kelopak berbentuk
tabung, dengan ujung bertaju, kerap kali terbelah serupa pelepah. Rimpang agak pipih, bagian
ujung bercabang, cabang pendek pipih, bentuk bulat telur terbalik, pada setiap ujung cabang
terdapat parut melekuk ke dalam. Potongan bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur
memanjang, kadang ada serat bebas.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 229
d. Kandungan kimia
Minyak astiri (bisabolene, cineol, phellandrene, citral, borneol, citronellol, geranial, linalool,
limonene, zingiberol, zingiberene, camphene), oleoresin (gingerol, shogaol), fenol (gingerol,
zingeron), enzim proteolitik (zingibain), vit B6, vit C, Kalsium, magnesium, fosfor, kalium, asam
linoleat, gingerol (gol alkohol pada oleoresin), mengandung minyak astiri 1-3% diantaranya
bisabolen, zingiberen dan zingiberol.
e. Data keamanan
LD50 6-ginggerol dan 6-shogaol adalah 250-680 mg/BB. Pemberian pada wanita hamil tidak
menunjukkan efek teratogenik
f. Data manfaat
Uji klinik:
1. Sebuah studi pada 113 pasien nyeri rheumatik dan nyeri punggung bawah, diinjeksi dengan
5-10% ekstrak jahe pada titik nyeri, menghilangkan nyeri baik seluruhnya atau parsial, mengu -
rangi pembengkakan sendi dan perbaikan fungsi sendi. Pemberian serbuk jahe per oral pada
pasien rheumatism dan gangguan muskuloskeletal dilaporkan dapat mengurangi maupun
menghilangkan berbagai tingkat rasa nyeri dan pembengkakan.
Mekanisme kerja: menghambat biosintesis prostaglandin melalui inhibisi COX-1 dan COX-2. In
vitro juga menghambat proliferasi sel T, produksi IL-1a, aktivitas dan sintesis makrofag.
2. Lima puluh enam (56) pasien (28 rematoid artritis, 18 osteoartritis dan 10 gangguan muskular)
diberi serbuk jahe. Pada pasien artritis > 3/4, berkurang nyeri dan pembengkakannya. Semua
pasien gangguan muskular berkurang nyerinya. Tidak ada efek samping pada penggunaan 3
bulan- 2,5 tahun. Diperkirakan mekanismenya berhubungan dengan penghambatan biosintesis
prostaglandin dan leukotriene, yaitu dual inhibitor biosintesis eicosanoid.
3. RCT multisenter terhadap dan keamanan ekstrak terstandar 2 species jahe, Zingiber of-
dan Alpinia galanga (EV.EXT 77), dilakukan pada 261 pasien osteoarthritis (OA) genu
dengan nyeri moderate-berat. Setelah washout, pasien menerima ekstrak jahe atau plasebo 2
x/hari dengan acetaminophen sebagai rescue. Responder adalah yang pengurangan nyeri pada
Daftar pustaka :
1. Rhizoma Zingiberis. WHO monograph on selected medicinal plants 1999; 1 : 277-287
2. Steward JJ et al. Effect of ginger on motion sicknesssusceptibility and gastric function. Pharma -
cology, 1991; 42: 111-120
3. Bone ME et al. Ginger root , a new antiemetic. The effect of ginger root on postoperative nausea
and vomiting after major gynaecological surgery. Anaesthesia, 1990; 45: 669-671
4. Schmid R et al. Comparison of seven commonly used agents for prophylaxis of seasickness. J of
travel med, 1994; 1: 203-206.
5. Fischer-Rasmussen W et al. Ginger treatment of hyperemesis gravidarum. Eur J of obstet, gy -
naec and reprod boil, 1991; 38: 19-24.
6. Grontved A et al. Ginger root against seasickness. A controlled trial on the open sea. Acta oto -
laryngology, 1988; 105: 45-49
7. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap -
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 326-327
3. KAYUPutih
3. Kayu
3. Kayu PUTIH
Putih
Melaleuca
Melaleuca leucadendra
leucadendra L.
L.
Suku : Myrtaceae
Suku : Myrtaceae
a.
a. Nama
Nama daerah
daerah
Kapape,
Kapape, kapuka,
kapuka, aren,
aren, nggela
nggela sole,
sole, inggolom,
inggolom, gelam,
gelam, kayu
kayu gelang,
gelang, kayu
kayu putih,
putih, baru
baru galang,
galang,
waru gelang, ngglelak, iren, sakelan, irano, ai kelane, irono, ilano, elan.
waru gelang, ngglelak, iren, sakelan, irano, ai kelane, irono, ilano, elan.
b.
b. Bagian
Bagian yang
yang digunakan
digunakan
Daun
Daun dan kulit batang
dan kulit batang
c.
c. Deskripsi
Deskripsi tanaman/simplisia
tanaman/simplisia
Pohon
Pohon tinggi 10-25
tinggi 10-25 m.
m. batang
batang berkayu,
berkayu, kulit
kulit batang
batang mudah
mudah mengelupas,
mengelupas, batang
batang bercabang
bercabang
Daftar Pustaka
1. Aetheroleum Eucalypti . WHO monograph on selected medicinal plants, 2002; vol 2: 97-105.
WHO Geneve
2. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap -
4. Sereh
4. SEREH
Cymbopogon nardus (L) Rendle
Suku : Gramineae
a. Nama daerah
Sere mangat, seere, sang-sange, sarai, sorai, sere, serai, belangkak, salai, segumau, see, pa -
taha mpori, kendaung witu, nau sina, bumuke, tenian malai, rimanil, tonti, timbu ale, longio,
towobane, sare, tapisa-pisa, hisa-hisa, isalo, bias, bewuwu, gara mahusu.
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
merupakan keluarga rumput yang rimbun dan berumpun besar, aroma kuat dan wangi, juga meru -
Daftar Pustaka
1. Cymbopogon nardus. Taksonomi koleksi tanaman obat kebun tanaman obat Citeureup. Badan
Pengawas Obat dan Makana
2. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid I. 2000. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Hal. 27-28
3. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
177-180
4. Claus, EP.,VE.Tyler.,Lynn, RB., Pharmacognosy. Sixth Ed.1970.London : Le & Febiger Page 179
5. Lorenzetti B B, Souza G E P, Sart S J, et al. Myrcene mimics the peripheral analgesic activity of
lemongrass tea. Journal of Ethnopharmacology, 1991; 34 (1): 43-48.
6. Shah G, Shri R, Panchal V, et al. basis for the therapeutic use of Cymbopogon citratus,
stapf (Lemongrass). J Adv Pharm Technol Res. 2011; 2 (1): 3-8.
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Daun urat, otot-ototan, torongoat, ki urat, ekor angin, kuping menjangan, deuli, sangkabuwah,
Daun urat, otot-ototan, torongoat, ki urat, ekor angin, kuping menjangan, deuli, sangkabuwah,
sembung otot, suri panda
sembung otot, suri panda
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Daun
Daun
c. Diskripsi tanaman/simplisia
c. Diskripsi tanaman/simplisia
Herba semusim tinggi 6-50 cm. Batang pendek, bulat berwarna coklat. Daun tunggal, berben -
Herba semusim tinggi 6-50 cm. Batang pendek, bulat berwarna coklat. Daun tunggal, berben -
tuk bulat telur sampai lanset, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi rata atau bergerigi tak
tuk bulat telur sampai lanset, ujung tumpul, pangkal meruncing, tepi rata atau bergerigi tak
beraturan, panjang 5-30 cm. lebar 3-10 cm, permukaan licin, tangkai 1-25 cm, pertulangan
beraturan, panjang 5-30 cm. lebar 3-10 cm, permukaan licin, tangkai 1-25 cm, pertulangan
melengkung, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 40 cm,
melengkung, warna hijau muda sampai hijau. Bunga majemuk, bentuk bulir, panjang 40 cm,
berwarna putih. Buah panjang 2-4 mm, berisi 6-34 bji berwarna hijau. Biji kecil, ketika muda
berwarna putih. Buah panjang 2-4 mm, berisi 6-34 bji berwarna hijau. Biji kecil, ketika muda
coklat setelah tua hitam.
coklat setelah tua hitam.
240 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
d. Kandungan kimia
Glycoside aucubin, tanin, mucus, vitamin (vitamin C, provitamin A), ascorbic acid, uronic
acid. Dalam biji: steroidal saponins, 44% phlegm, 22% fatty oil, 0,16-0,17% planteozy carbo -
hydrate, 22% protein and 16% amino acids. Daun segar mengandung karbohidrat
manitol, potasium dan citric acid.
e. Data keamanan
LD50 per oral: > 4g kg BB pada tikus. LD50 per oral ekstrak air-etanol (1:1) daun: 11,9 g/kg BB
pada mencit.
f. Data manfaat
Uji klinik:
1. Studi pada 50 orang sehat yang diberi diet mengandung serat 8,8 g dari 15 g/hari kulit biji Plan -
tago selama 7 hari, menunjukkan peningkatan viskositas, kelembaban, dan berat feses secara
bermakna. Berbeda dengan serat lain yang difermentasi komplit di kolon, komponen ini tidak
difermentasi. Gel ini melubrikasi dan memfasilitasi propulsi isi kolon serta feses yang lebih
bervolume dan lembab dibanding serat lainnya.
2. Studi multisenter, random, tersamar ganda, disain paralel dilakukan pada 170 subyek kon -
stipasi kronik idiopatik terdiri dari fase baseline (plasebo) 2 minggu, diikuti fase terapi dengan
psyllium (2 x 5,1 g/hari) atau docusate sodium (2 x 100 mg/hari) selama 2 minggu. Psyllium
meningkatkan kandungan air dalam feses dibanding baseline vs. docusate (psyllium 2.33%
vs. docusate 0,01%, P = 0,007). Psyllium meningkatkan berat feses (psyllium 84,0 g/BM; do -
cusate 71,4 g/BM; P = 0,04), feses total (psyllium 359,9 g/minggu: docusate 271,9 g/minggu;
P = 0,005), skor konstipasi objektif (psyllium 475,1; docusate 403,9; P = 0,002). Frekuensi
peristalsis (BM) lebih besar secara bermakna pada psyllium (3,5 BM/minggu) vs. docusate (2,9
BM/minggu) (P = 0,02), dan tidak ada perbedaan bermakna antara ke-2 jenis terapi (P > 0,05)
(3,3 vs. 3,1 BM/minggu). Disimpulkan bahwa Psyllium superior dari docusate sodium untuk
melembutkan feses dengan meningkatkan kandungan air, dan merupakan laksan yang efektif
pada subjek dengan konstipasi kronik idiopatik.
Daftar pustaka
1. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010; 184.
2. Plantagini mayor folium. Acuan sediaan herbal. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2008;
1: 32-34
3. Plantago major. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat ke-
bun tanaman obat Citeureup, 2008; 1: 73
4. Plantaginis majoris folium.. Badan Pengawas Obat dan makanan RI. Acuan sediaan herbal,
2010; 5: 22-26
5. European pharmacopoeia, 5th ed. Strasbourg, Council of Europe, 2005.
6. Caceres A et al. Plants used in Guatemala for the treatment gastrointestinal disorders.
7. Screening of 84 plants against enterobacteria. Journal of Ethnopharmacology, 1990; 30: 55–73.
8. Wickersham RM, Scott JA, Lenzini SW, eds. The Review of Natural Products 4 th ed. Facts &
Comparisons, St Louis, Missouri-USA, 2005: 894-898.
a. Nama daerah
Sumatra: pudin, dangora, daun putri, puding, puding peraha; Jawa: daun ungu, daun teman-
teman, handeuleum, demung, tulak, wungu, karotan, karotong; Bali: temen; Maluku: kabi-kabi,
dongo-dong, daun alifuru.
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak tegak atau perdu, tidak berambut, tinggi dapat mencapai 3 m, cabang bersudut tumpul,
berbentuk galah dengan berbuku-buku nyata. Daun tunggal, letak daun bersilang dan berhada -
pan, helauan daun bulat memanjang atau lanset, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, pangkal ber -
bentuk segitiga berbalik (pasak), ujung meruncing, tepi daun bergelombang, warna daun ungu
kehijauan, ungu berbercak hijau, ungu berbecak putih, atau hijau, panjang tangkai daun 0,5-1
cm. Perbungaan berupa bunga majemuk, mahkota bunga merah tua. Buah berbentuk kapsul.
3. Lidah buaya
Aloe vera (L) Burm,F
Suku : Liliaceae
a. Nama daerah
Ilat boyo; letah buaya; Jadam, lidah buaya
Daftar Pustaka
1. Aloe, Aloe Vera gel. WHO Monograph on Selected Medicinal Plants, WHO, 1999; vol.1: 33-49
, WHO Geneva.
2. Goodman and Gilman’s the pharmacological basis of therapeutics, 9th ed. New York, McGraw
Hill, 1996.
3. Muller-Lissner SA. Adverse effect of laxative: facts and Pharmacology, 1993; 47 (suppl
1): 138-145
4. Siegers CP. Anthranoid laxative and human cancer. Trends in pharmacological sciences, 1992;
13: 229-231
a. Nama Daerah :
a. Adasa,
Nama Daerah :
jinten manis, adas pedas
Adasa, jinten manis,
b. Bagian yang digunakanadas pedas
b. Buah
Bagian yang digunakan
c. Buah
Deskripsi tanaman/simplisia
c. Tanaman
Deskripsitahunan,
tanaman/simplisia
tinggi hingga 60 cm batang halus, beralur dan berbulu, berbentuk silindris,
Tanaman tahunan, tinggi
banyak dibudidayakan di hingga 60 cm
Eropa dan batangDaun
Amerika. halus,tersusun
beralur dan
dua berbulu, berbentuk
baris, panjang silindris,
hingga 5 cm,
banyak dibudidayakan
pada posisi di tinggi
batang lebih Eropa terbagi
dan Amerika. Daun
menjadi tersusun
banyak anak dua baris,
daun. panjang
Bunga putihhingga 5 cm,
kekuningan,
pada posisi batang
bergerombol, lebih tinggi
membentuk sepertiterbagi menjadi
payung. banyaklonjong,
Buah bentuk anak daun. Bunga hijau
biji warna putihagak
kekuningan,
cokelat.
bergerombol, membentuk
Simplisia berbentuk seperti
bulat telur, payung.
ukuran 3-5Buah bentuk
mm, lebar lonjong,
1-2 biji warna
mm, berbau hijaukhas,
aromatis agakrasa
cokelat.
ma -
Simplisia berbentuk bulat telur, ukuran 3-5 mm, lebar 1-2 mm, berbau aromatis khas, rasa
nis, tangkai buah kecil panjang, warna hijau kecokelatan, permukaan kasar. Beberapa pustaka ma -
nis, tangkai buah kecil panjang, warna hijau kecokelatan, permukaan kasar. Beberapa pustaka
250 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
mensyaratkan kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2% (v/b).
Minyak Adas merupakan cairan jernih, tidak berwarna atau kuning muda, berbau aromatis
khas, rasa manis, jika didinginkan akan menjadi padatan, praktis tidak larut dalam air, dapat
bercampur dengan alkohol, eter.
d. Kandungan kimia
Mengandung minyak atsiri 1,5-5,0%, dengan komponen antara lain trans-anetol (80-90%), lin -
alool, terpineol, estragole (metilkhavikol), isoanetol, trans-anetol, cis- anetol, limonena, anisal -
dehida.
e. Data keamanan
Minyak Anise berstatus GRAS. LD50 oral minyak pada tikus: 2,25 g/kg BB. LD50 ekstrak etanol
50% dari buah kering dalam NaCl 750 mg/kgBB mencit , dan dosis maksimum: 500 mg/
kg BB. LD50 minyak atsiri oral pada tikus: 2,7g/kg BB. LD50 trans-anetol: 1,82-5,0 g pada mencit;
2,1-3,2 g pada tikus dan 2,16 g pada marmot. LD50 anethol pada tikus per oral: 2090 mg/kg BB.
Pada uji toksisitas akut, tikus mati dalam 4-18 jam karena depresi SSP. LD50 oral pada guinea-
pig: 1,26 g/kg BB. LD50 anethole pada tikus: 2090 mg/kg BB, dan dosis berulang 695 mg/kg BB
menimbulkan gangguan hati ringan berupa perubahan warna, berbintik dan ujung lobus menjadi
tumpul. Insidens tumor hati pada diet trans-anethole 550,0 mg/kg BB/hari. Senyawa ini menunjuk -
kan aktivitas estrogenik, antiprogestasional, androgenik dan antiandrogenik. Aktivitas antifertilitas
dan antiimplantasi 100% diamati pada tikus dengan dosis 80 mg/kg BB.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Buah, 1,0 mmol/L, mempunyai efek relaksan bermakna (P < 0,05) pada cincin trakhea guinea-
pig yang berkontraksi dan bronkhodilator in vitro. Buah juga menginduksi shift paralel ke kanan
pada kurva respons methacholine, yang menunjukkan bahwa efek bronkhodilator mungkin
karena inhibisi pada reseptor muscarinik.
Anetol dapat menstimulasi dan merelaksasi saluran pernapasan, dan merangsang sekresi kelenjar
saluran napas.
Daftar pustaka
1. Aetheroleum Anisi, Fructus Anisi. WHO Monograph on Selected Medicinal Plants, WHO,
2007; vol.3: 42-63. WHO, Geneva.
2. European Scientific Cooperative on Phytotherapy, ESCOP Monographs, The scientific founda-
tion for herbal medicine products, 2nded., Thieme, New York.
a. Nama daerah:
timo, teem
b. Bagian yang digunakan:
daun
c. Diskripsi tanaman/simplisia:
Tanaman tahunan yang sangat aromatik dapat mencapai ketinggian sekitar 40 cm. dengan daun
berbentuk tombak, sedikit abu-abu-hijau dan bunga mulai dari putih menjadi merah muda ke
ungu. Bentuk bunganya sepintas mirip bunga terompet dengan ukuran lebih mini.
d. Kandungan kimia:
Senyawa utama adalah thymol dan carvacrol (> 64%), linalool, p-cymol, cymene, thymene,
e. Data keamanan:
LD50 ekstrak per oral pada mencit: 0,5-3,0 g/kg BB setara 4,3-26,0 g simplisia kering. LD50
minyak atsiri p.o: 2,84 g/kg BB pada tikus. Diet mengandung daun T. vulgaris 10% pada tikus
selama 6 minggu, tidak memperlihatkan efek toksik.
LD50 ekstrak etanol dalam 5% Tween 80 pada tikus >5g/kg BB
f. Data manfaat:
Uji praklinik:
Studi efek relaksan otot polos traktus respiratorius dilakukan pada cincin trakhea guinea-pigs
yang diberi ekstrak air Thymus vulgaris (0,25; 0,5; 0,75 dan 1.0 g %) dibanding kontrol saline
dan theophylline (0,25; 0,5; 0,75 dan 1,0 mm). Efek relaksan diuji pada trahea berkontraksi
diinduksi KCl 60 mm dan methacholine 10 µm pada 2 kondisi: non-incubated tissues dan incu-
bated tissues dengan 1 µm propranolol dan 1 µm chlorphenamine. Terdapat korelasi bermakna
antara efek relaksan dan kadar ekstrak serta theophylline pada semua kelompok eksperimen
(p < 0,01 - p < 0,001). Hasil memperlihatkan efek relaksan T. vulgaris yang poten sebanding
dengan theophylline.
Penelitian eksperimental menunjukkan minyak atsiri mempunyai aktivitas sekretomotorik, yang
dihubungkan dengan ekstrak saponinnya. Juga dilaporkan stimulasi pergerakan silia pada mu -
kosa faring kodok yang diberi solusio minyak timi, thymol atau carvacrol. Diamati juga pen -
ingkatan sekresi mukus bronkhus setelah pemberian ekstrak timi.
Studi In vitro menunjukkan bahwa dan ekstrak T. vulgaris menghambat respons agonis
reseptor seperti acetylcholine, histamine dan L-norepinephrine, juga pada agen yang
tidak memerlukan reseptor seperti barium chloride. Kandungan bekerja seba-
gai antagonis nonkompetitif dan dan memperlihatkan efek antagonis Ca2+ dan
Daftar pustaka:
1. Herba Thymi. WHO Monograph on Selected Medicinal Plants, WHO, Geneva, 1999; 1: 259-
266.
2. Wuthrich B, Stager P, Johannson SGO. Rast-spesific IGE against spices in patients sensitized
against birch pollen, mugwort pollen and celery. Allergologie, 1992; 15: 380-383.
3. British herbal pharmacopoeia, part 2. London, British Herbal Medicine Association, 1979.
4. Materia medika Indonesia, jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1980.
5. Samejima K et al. Luteolin, a strong antimutagen against dietary carcinogen, Trp-P-2, in pep-
permint, sage and thyme. Journal of agriculture and food chemistry, 1995; 43: 410-414.
6. Boskabady M. H., Aslani M. R., Kiani S. Relaxant effect of Thymus vulgaris on guinea-pig tra-
cheal chains and its possible mechanism(s). Phytotherapy Research, 2006; 20(1): 28–33.
7. European pharmacopoeia, 2nd ed. Strasbourg, Council of Europe, 1995.
8. Materia medika Indonesia, Jilid. Jakarta, IV Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, 1980.
9. Van Den Broucke CO. Chemical and pharmacological investigation on Thymi herba and its
liquid extracts. Planta medica, 1980; 39: 253–254.
10. Van Den Broucke CO, Lemli JA. Pharmacological and chemical investigation of thyme liquid
extracts. Planta medica, 1981; 41: 129–135.
11. European drug encyclopedia. Community herbal monograph: Thymus (Thymi herba), EMEA
2008: 1-22
a. Nama daerah
a. Nama daerah galiman, masiambu, biawas, jambu biji, jambu partikel, jambu susu, Jambu
Glima breueh,
klutuk, bayawas,
Glima breueh, jambu krutuk,
galiman, petokal,
masiambu, jhmabhu
biawas, jambu bhender, jhambhu
biji, jambu bighi,
partikel, sotong,
jambu susu, guawa,
Jambu
gothawas, kuyabas,
klutuk, bayawas, koyabas,
jambu diabuto,
krutuk, kayawase,
petokal, kojawase.
jhmabhu bhender, jhambhu bighi, sotong, guawa,
b. Bagian yang
gothawas, digunakan
kuyabas, koyabas, diabuto, kayawase, kojawase.
b. Daun
Bagian yang digunakan
c. Daun
Deskripsi tanaman/simplisia
c. Pohon,
Deskripsi tanaman/simplisia
tinggi mencapai 10 meter, tumbuh pada ketinggian 1-1200 m di atas permukaan laut.
Batang bulat
Pohon, tinggiberkayu,
mencapaikulit
10 kayu
meter,licin, mengelupas,
tumbuh bercabang,
pada ketinggian warna
1-1200 coklat
m di atas kehijauan.
permukaanDaun
laut.
tunggal bertangkai
Batang bulat pendek,
berkayu, kulit berhadapan, elips, ujung bercabang,
kayu licin, mengelupas, tumpul, pangkal
warnamembulat, pan -
tepi rata,Daun
coklat kehijauan.
jang hingga
tunggal 14 cm,pendek,
bertangkai lebar hingga 6 cm, tulang
berhadapan, daun menyirip,
elips, ujung warna hijau
tumpul, pangkal kekuningan.
membulat, pan -
Bunga
tepi rata,
jang hingga 14 cm, lebar hingga 6 cm, tulang daun menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga
258 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
di ketiak daun, mahkota warna putih kekuningan, berkumpul 1-3 bunga. Buah bentuk bundar
telur, warna putih kekuningan, kulit tipis, berdaging tebal, beraroma wangi, rasa manis asam.
d. Kandungan kimia
Senyawa : guaijavarin, kuersetin, kuersitrin, isokuersetin, guajavarin (kuersetin
3-O-α -L-arabinosida) dan asam guajavolat. Glukosida 3-O-a -L-liksopiranosida dan
morin-3-O-alfa-L-arabopiranosida, serta minyak atsiri, tanin, sitosterol.
e. Data keamanan:
LD50 mencit intraperitoneal: 13,12 (8,95-19,23 mg/10 g BB). LD50 ekstrak air per oral adalah
5 g/kg BB. LD50 ekstrak Petroleum eter 5 g/kg BB; ekstrak kloroform: 5 g/kg BB; ekstrak etil
asetat: 2 g/kg BB; ekstrak methanol: 2 g/kg BB; ekstrak air: 2 g/kg BB.
f. Data manfaat
Uji praklinik :
Kandungan kuersetin dalam daun menunjukkan efek menurunkan kontraksi ileum melalui efek
antagonis kalsium, serta menghambat sekresi asetilkolin dalam lambung.
Ekstrak air daun menunjukkan adanya efek antidiare dengan mengurangi efek peristaltik,
khasiat antiamuba dan antibakteri, antara lain Shigella flexnerri, Salmonella thyphi, Bacillus sp.,
Clostridium sp. Secara in vitro ekstrak heksana, metanol dan air menunjukkan aktivitas
spasmolitik, sedangkan ekstrak etanol juga mempunyai aktivitas terhadap enterobakteri. Flavo -
noid dari daun jambu biji seperti morin, kuersetin dan glikosidanya dapat menghambat mik -
roba patogen. Ekstrak metanol daun jambu biji pemberian secara oral dengan dosis 50-200 mg/
kg BB dapat menghambat diare pada tikus yang diinduksi dengan minyak jarak. Selain itu juga
dapat meningkatkan konsistensi feses. Efek antispasmodik dan antidiare ekstrak daun jambu
melalui penghambatan motilitas usus. Efek spasmolitik ini berhubungan dengan kandungan
pada daun jambu biji, yaitu turunan kuersetin. Ekstrak air daun jambu dosis 50-400
mg/kg BB per oral pada tikus dan mencit menunjukkan pengurangan motilitas usus dengan
mekanisme kerja seperti atropin dosis 1 mg/kg BB, menurunkan frekuensi dan keparahan diare
seperti loperamid 10 mg/kg BB.
g. Indikasi
Diare ringan
h. Kontraindikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Pada kulit yang sensitif, bulu-bulu halus pada helai daun berpotensi menimbulkan reaksi alergi.
Ekstrak daun berpotensi memperpanjang waktu pembekuan darah. Buah yang masih mentah
tidak dicerna oleh lambung dan mengakibatkan rasa mual. Jangan digunakan lebih dari dosis
dan lama pemberian yang direkomendasikan.
j. Efek Samping
Konstipasi, alergi.
k. Interaksi
Menghambat absorpsi zat besi.
l. Posologi
4 x 1 tablet (500 mg ekstrak)/hari, diminum saat makan
Daftar pustaka
1. Careres A, Cano O, Samayoa B, Aguilar L, 1990. Plants used in Guatemala for the treatment of gas-
trointestinal disoders, Screening of 84 plants against enterobacteria, J Ethopharmacol, 30, 1, 55-73.
2. Depkes RI, DirJen. Pengawasan Obat dan Makanan, 2000. Acuan Sediaan Herbal. Hal. 76-8.
3. D’Mello P, and Rana M, 2010. Hepatoprotective activity of Psidium guajava extract and its phos-
pholipid complex in paracetamol induced hepatic damage in rats, Internat J Phytomed, 2, 85-93.
2. Sambiloto
2. SAMBILOTO
Andrographis paniculata (Burm.) F, Nees
Suku : Acanthaceae
a. Nama daerah
Papaitan, ki oray, ki peurat, takilo, bidara, sadilata, sambilata, takila, ampadu
b. Bagian yang digunakan
Herba
Daftar pustaka
1. Serial Data Ilmiah Terkini. Tumbuhan Obat. Sambiloto, Andrographis Paniculata (Burn F) Nees.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik
dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia. 2006.
1.
1. PALA
Myristica
Pala fragrans Hout
Suku : Myristicaceae
Myristica fragrans Hout
Suku : Myristicaceae
a. Nama daerah
Falo, kapala,
a. Nama daerahbubula, pal, pahalo, gosora
b. Falo,
Bagian yangbubula,
kapala, digunakan
pal, pahalo, gosora
Biji
b. Bagian yang digunakan
c. Biji
Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon tinggi
c. Deskripsi 15 m, bertajuk rimbun. Batang tegak, berkayu, bulat, percabangan simpodial dan
tanaman/simplisia
berwarna putih
Pohon tinggi susu.
15 m, Daun rimbun.
bertajuk tunggal Batang
berbentuk lonjongujung
tegak, dan percabangan
berkayu, bulat, pangkal runcing, tepi rata,
simpodial dan
panjang 8-10 cm dan lebar 3-5 cm, pertulangan menyirip, hijau mengkilat. Bunga majemuk
berwarna putih susu. Daun tunggal berbentuk lonjongujung dan pangkal runcing, tepi rata,
berbentuk
panjang malai,
8-10 cm tumbuh
dan lebardi3-5
ketiak
cm,daun, bunga menyirip,
pertulangan jantan berbentuk periuk, bunga
hijau mengkilat. Bungabetina 1-2
majemuk
helai, daunmalai,
berbentuk pelindung built,
tumbuh di mahkota bertajuk
ketiak daun, dabn
bunga berwarna
jantan kuning.
berbentuk Buahbunga
periuk, licin, agak bulat,
betina 1-2
berwarna
helai, kuning
daun panjang
pelindung 3-6mahkota
built, cm dan bertajuk
lebar 3-5.5 cm.berwarna
dabn biji kecil,kuning.
bulat telur,
Buahkulit
licin,ariagak
berwarna
bulat,
berwarna kuning panjang 3-6 cm dan lebar 3-5.5 cm. biji kecil, bulat telur, kulit ari berwarna
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 267
putih kekuningan 26026kemudian berubah menjadi merah tua, mengkilat dan berbau wangi,
berwarna hitam kecoklatan. Akar tunggang warna putih susu.
d. Kandungan kimia
Minyak atsiri (kamfen, sinen, diterpen), minyak lemak
e. Data keamanan
LD50 tikus oral :> 15 g/kgBB, dikategorikan aman.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Efek sedatif seduhan biji pala dicoba pada mencit jantan, pada konsentrasi 60%. Efek sedatif pada
kelompok mencit yang diberi infus buah pala pada dosis 67,5 mg/10 g BB menyebabkan perpan -
jangan waktu tidur akibat pemberian fenobarbital, dibandingkan kelompok yang diberi akuades.
g. Indikasi
Insomnia
h. Kontraindikasi:
Kehamilan , laktasi, mono amine oxidase inhibitor (MAOI)
i. Peringatan
Dapat merangsang kontraksi uterus. Dosis besar menimbulkan abortus, perlemakan hati, nyeri
epigastrium, aritmia, nausea, vomitus, sakit kepala dan delirium.
j. Efek Samping:
Radang kulit pada yang peka, diare dan rasa panas di perut/lambung. Dosis berlebih dapat
menimbulkan delusi, halusinasi dan rasa tidak nyaman.
k. Interaksi:
Potensiasi waktu tidur phenobarbitone. Interaksi dengan etanol (karena pala mempunyai efek
halusinogenik dan penghambat MAO), benzodiazepine seperti lorazepam atau diazepam,
narkotik seperti kodein, beberapa antidepresan. Obat yang dimetabolisme melalui enzim cyto -
chrome P450.
l. Posologi
3 x 1 kapsul (300 mg serbuk)/hari
268 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
Daftar
Daftar pustaka
pustaka ::
1.
1. Myristica
Myristica fragrans.
fragrans. Badan
Badan Pengawas
Pengawas Obat
Obat dan
dan Makanan
Makanan RI.
RI. Taksonomi
Taksonomi koleksi
koleksi tanaman
tanaman obat
obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1:
kebun tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 6161
2.
2. Umi
Umi Saptarini,
Saptarini, Efek
Efek sedatif
sedatif biji
biji pala
pala (Myristica
(Myristica fragrans
fragrans Houtt)
Houtt) pada
pada mencit.
mencit. Skripsi
Skripsi Fakultas
Fakultas
Farmasi Universitas Gajah Mada, 1980.
Farmasi Universitas Gajah Mada, 1980.
3.
3. Pudjiastuti,
Pudjiastuti, Dian
Dian Sundari,
Sundari, Tri
Tri Wahyuni,
Wahyuni, Uji
Uji waktu
waktu tidur
tidur infus
infus buah
buah pala
pala (Myristica
(Myristica fragrans
fragrans
Houtt) pada mencit putih. Prosiding Simposium Nasional ke II Tumbuhan Obat dan Aromatik,
Houtt) pada mencit putih. Prosiding Simposium Nasional ke II Tumbuhan Obat dan Aromatik,
Bogor,
Bogor, 8-10
8-10 Agustus
Agustus 2
2
2. Valerian
2.
2. VALERIAN
Valerian
Valeriana
Valeriana (L)
(L)
Sinonim
Sinonim : Valeriana alternifolia
: Valeriana alternifolia (Ledeb),
(Ledeb), Valeriana
Valeriana excels
excels (Poir)
(Poir) ,, Valeriana
Valeriana sylvestris
sylvestris (Grosch)
(Grosch)
Suku
Suku : Valerianaceae
: Valerianaceae
Daftar Pustaka
1. Radix Valerianae. WHO monograph on selected medicinal plants 1999: vol 1: 267-276.
WHO, Geneva
2. Catherine U, Erica S, eds. Natural standard herbal pharmacotherapy, an evidence based ap-
proach 1st ed, Mosby Elsevier, 2010: 24
3. Balderer G, Borbely A. The effect of valerian ekstract on human sleep . Pharmacopsychiatry,
1994; 27: 147-151
4. Leathwood PD, Chauffard F. Aqueous extract of valerian reduces latency to fall asleep in man.
Planta medica, 1985; 2: 144-148
5. Santos MS et al. Synaptosomal GABA release as influenced by valerian root extract, involve-
ment of the GABA carrier. Archives of international pharmacodynamics, 1994; 327: 220-231
6. Wagner H, Jurcic K, Schaette R. Comparative studies on the sedative action of valeriana extract,
valepotriates and their degradation products. Planta medica, 1980; 37: 358
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Ketepeng kebo, ketepeng badak, acon-aconan, sajamera, kupang-kupang, tabankun, daun ku -
Ketepeng
pang, kebo,
daun ketepeng
kurap, acon-aconan, sajamera, kupang-kupang, tabankun, daun ku -
badak,uru’kap.
gelenggang,
b. pang,
Bagiandaun kurap,
yang gelenggang, uru’kap.
digunakan
b. Daun
Bagian yang digunakan
c. Daun
Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Habitus: Perdu, tinggi ± 5 m.
Habitus:Berkayu,
Batang: Perdu, tinggi
bulat,± percabangan
5 m. simpodial, coklat kotor.
Batang: Berkayu, menyirip
Daun: Majemuk, bulat, percabangan
genap, anaksimpodial, coklatsampai
daun delapan kotor. dua puluh empat pasang, bentuk
Daun:panjang,
bulat Majemuk, menyirip
ujung tumpul,genap, anakpangkal
tepi rata, daun delapan sampai
membulat, dua puluh
panjang empat
3,5-15 pasang,
cm, lebar bentuk
2,5-9 cm,
bulat panjang,
pertulangan ujung tumpul,
menyirip, tangkaitepi rata, pangkal
pendek, hijau. membulat, panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm,
pertulangan menyirip, tangkai pendek, hijau.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 273
daun peiind
Bunga: Majemuk, bentuk tandan, kelopak berbagi lima, benang sari tiga, kuning, daun pelin -
dung pendek, jingga,
ung pendek, jingga, mahkota
mahkota bentuk kupu-kupu, kuning.
Buah: Polong, panjang, bersegi empat, panjang ± 18 cm, lebar ± 2,5 cm, masih muda hijau
setelah tua hitam kecoklatan. Biji: Segi tiga lancip, pipih, masih muda hijau setelah tua hitam.
Akar: Tunggang, bercabang, bulat, kehitaman.
d. Kandungan kimia
Rein aloe-emodina, rein aloe-emodina-diantron, rein, aloe emodina, asam krisofanat, (dihi -
droksimetilantrakuinon), tanin.
e. Data keamanan
LD50 per oral pada mencit: 18.50 g/kg BB. LD50 ekstrak alcohol per oral pada mencit: > 15 g/
kg BB. LD50 subkutan: > 15 g/kg BB. Pada uji toksisitas kronik tidak terlihat abnormalitas pada
organ-organ.
f. Data manfaat
Uji Praklinik:
Ekstrak metanol, air, garam alkaloid dan basa alkaloid daun C. alata menunjukkan aktivitas
sangat kuat dan bermakna terhadap 2 mikroba (Dermatophylus congoensis, Actinomyces bo-
vis dan 5 jamur yaitu Microsporum canis, Blastomyces dermatitidis, Trichophyton mentagro-
phytes, Candida albicans, Aspergillus flavus. Aktivitas yang paling kuat diamati pada ekstrak
metanol. Hasil ini menunjang penggunaan ekstrak C. alata sebagai antijamur di kulit.
Uji Klinik:
Penelitian RCT pada 33 pasien di penjara (19 studi dan 14 kontrol) dengan infeksi kulit Tineasis
versicolor dan Tinea corporis (mikroskopis terlihat infeksi jamur Epidermophyton floccusum
dan Cryptococcus sp) diminta untuk mandi dan menggosokkan sabun (serbuk daun C. alata,
NaOH, dan minyak kelapa 1,5% w.w) pada kulit yang sakit 2 x sehari selama 1 bulan. Hasil
menunjukkan bahwa 16 pasien (94.1%) yang diberi sabun C. alata hilang infeksi kulitnya se -
cara bermakna, sedang kelompok kontrol tidak ada perubahan. Hasil peng-
gunaan C. alata sebagai terapi untuk dermatitis karena jamur.
Efek terapi ekstrak daun C. alata terhadap Pityriasis versicolor dilaporkan dari studi manusia se -
274 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
lama 10 tahun yang menunjukkan bahwa ekstrak daun efektif untuk terapi Pityriasis versicolor.
g. Indikasi:
Infeksi jamur di kulit
h. Kontraindikasi
Belum diketahui
i. Peringatan
Kebersihan perorangan perlu diutamakan.
j. Efek samping
Penelitian 10 tahun sebagai terapi dermatitis fungal di kulit di India melaporkan tidak ada efek
samping.
k. Interaksi
Belum diketahui
l. Posologi
- Salep : 2 x 1/hari
- Sabun : 2 x 1/hari
Daftar Pustaka
1. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid I. 1977.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
53-55
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesi., Jilid V. 1989.Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
124-128
3. Palanichamy, S. and S. Nagarajan, 1990. Antifungal activity of Cassia alata leaf extract. J. Eth -
nopharmacol., 29: 337-340.
4. Damodaran S, Venkataraman S. A study on the therapeutic of Cassia alata, Linn. leaf
extract against Pityriasis versicolor. J Ethnopharmacol. 1994; 42(1): 19-23.
5. Thai Herbal Pharmacopoeia Vol. I. Department of Medical Sciences. Prachachon Co., Ltd.,
Bangkok. , 1998; 17-23.
a. Nama daerah
Pegagan, antanan gede, gagan-gagan, gangganan, kerok batok, pantegowang, panigowang,
rending, calingan rambut , pegaga, daun kaki kuda, pegago, bebele, sarowati, wisu-wisu, san -
danan, dogauke
b. Bagian yang digunakan
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba tahunan tanpa batang dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang melata, panjang
10-80 cm. Daun tunggal, tersusun dalam roset yang terdiri dari 2-10 daun, kadang agak be -
rambut. Tangkai daun panjang sampai 50 mm, helai daun berbentuk ginjal, lebar dan bundar
dengan garis tengah 1-7 cm, pinggir daun beringgit sampai bergerigi terutama kearah pangkal
Daftar pustaka
1. Bown D. 1995, Encyclopedia of Herbs and Their Uses, Dorling Kindersley London
2. Materia Medika Indonesia I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. 1997
3. Gruenwald J, Brendler T, Jaenicke C (eds), 2004, PDR for Herbal Medicine, 3rd Ed., Medical
Economic Company, New Jersey.
4. Anonim, 1999, WHO Monograph on Selected Medicinal Plants, Vol I, World Healt Organization,
Geneva.
5. Sudarsono, Gunawan.D, Wahyuono S, Donatus IA, Purnomo, 2002, Tumbuhan Obat II, Hasil
Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan, Pusat Studi Obat Tradisional, Unuiversitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Rimpang kunyit, koneng, kunir, konyet, kunir bentis, temu koneng, temu kuning, guraci
Rimpang kunyit,
b. Bagian yang koneng, kunir, konyet, kunir bentis, temu koneng, temu kuning, guraci
digunakan
b. Bagian
Rimpangyang digunakan
c. Rimpang
Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak tinggi ±70 cm, batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang, berwarna hijau kekun-
Semak tinggi ±70 cm,membentuk
ingan. Daun tunggal batang semu, tegak,
lanset bulat, membentuk
memanjang. rimpang,
Helai daun berwarna
3-8, ujung hijau kekun-
dan pangkal daun
ingan. Daun
runcing, tepi tunggal membentuk
rata, panjang 20-40lanset memanjang.
cm, lebar 8-12 cm.Helai daun 3-8,daun
Pertulangan ujung dan pangkal
menyirip, daundaun
ber-
runcing,
warna tepi rata,
hijau pucat.panjang
Bunga 20-40 cm,berambut
majemuk lebar 8-12bersisik.
cm. Pertulangan daun menyirip,
Panjang tangkai 16-40 cm.daun ber-
panjang
warna hijau pucat. Bunga majemuk berambut bersisik. Panjang tangkai 16-40 cm. panjang
280 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
mahkota 3 cm, lebar 1 cm, berwarna kuning. Kelopak silindris,bercangap 3, tipis dan berwarna
ungu. Pangkal daun pelindung putih. Akar serabut berwarna coklat muda. Rimpang warna
warna kun
ku -
ning jingga,kuning
ing jingga, kuningjingga
jingga kemerahan
kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan.
d. Kandungan kimia
Kurkuminoid yaitu campuran dari kurkumin (diferuloilmetan), monodeksmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya memungkinkan untuk menghilangkan radikal bebas.
Minyak atsiri 5.8% terdiri dari a-felandren 1%, sabinen 0.6%, sineol 1%, borneol 0.5%, zin -
giberen 25%, dan seskuiterpen 53%. Mono- dan seskuiterpen termasuk zingiberen, kurkumen,
a- dan a-turmeron.
e. Data Keamanan
Monyet diberi 0.8 mg/kg BB kurkumin/hari dan tikus 1.8 mg/kg BB/hari selama 90 hari tidak
menunjukan efek samping. Invitro tidak bersifat mutagenik. Per oral pada tikus dan mencit
tidak teratogenik Mencit yang diberi 1 dan 5% selama 14 hari menunjukkan hepatotoksisitas.
FDA sebagai GRAS (Generally Recognized as Safe). Tidak ada efek samping
pada pasien artritis rematoid yang diberi 1200 mg/hari kurkumin selama 2 minggu. Tidak ada
efek toksik setelah pemberian oral 8,000 mg atau 2,2 g tumerik (setara 180 mg kurkumin)/hari
selama 4 bulan.
f. Data manfaat
Farmakokinetik: Dosis sampai 5 g/ml kurkumin
µ yang ditambahkan ke suspensi mikrosom dan
hepatosit menghilang dalam 30 menit. Pada tikus, 40-75% kurkumin per oral diekskresi melalui
feces. Kadar dalam darah < 5 g/mL menandakan
µ absorbsi gastrointestinal yang buruk. Kurku-
min dimetabolisme secara cepat dan diekskresi di feses. Pada manusia estimasi bioavailabilitas
setelah pemberian oral adalah 65%. Kurkumin menghambat sitokrom P450 isoenzim 1A1 dan
dimetabolisme oleh glukuronidase.
Uji praklinik:
Kunyit menunjukan aktivitas hepatoprotektor in vitro maupun in vivo pada mencit, tikus dan
itik yang diinduksi hepatotoksik dengan karbon tetraklorida, B1, parasetamol, besi
dan cyclophosphamide. Pemberian 30 mg/kg BB kurkumin/hari selama 10 hari efektif sebagai
Daftar pustaka
1. EMEA (European Medicines Agency). Assessment Report on Curcuma longa L rhizome. Evalua -
tion of Medicines for Human Use. November 2009.
2. Song EK, Cho H, Kim JS, et al. Diarylheptanoids with free radical scavenging and hepatoprotec -
tive activity in vitro from Curcuma longa. Planta Med. 2001; 67(9): 876-7.
3. Somchit MN, Zuraini A, Bustamam AA, et al. Protective activity of Turmeric (C. longa) in Par -
acetamol-induced Hepatotoxicity in Rats. Int J of Pharm, 2005; 1(3): 252-256.
2. MENIRAN
2. Meniran
Phylanthus niruri (Val.)
Suku : Euphorbiaceae
Daftar pustaka
1. Balitbangkes. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Jilid II. 2001 Jakarta : Departemen Kesehatan
RI. Hal. 267-268
2. Ditjen.POM, Materia Medika Indonesia, Jilid II . 1978. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Hal.
47-49
3. Phyllanthus niruri. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2008; 1: 69
4. Phylantii Nirurii herba. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2010;
5: 54-58.
5. Phylanthi herba. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Acuan sediaan herbal, 2007; 3: 125-
127.
6. Chatterjee M, Sil PC. Hepatoprotective effect of aqueous extract of Phyllanthus niruri on nime-
sulide-induced oxidative stress in vivo. Indian J Biochem Biophys. 2006; 43(5): 299-305.
7. Bhattacharjee R, Sil PC. Protein isolate from the herb, Phyllanthus niruri L. (Euphorbiaceae),
plays hepatoprotective role against carbon tetrachloride induced liver damage via its antioxi-
dant properties. Food Chem Toxicol. 2007; 45(5): 817-26.
a. Nama daerah
Kalimaha, manger, tangkele, timaha, kadanga, kauwasa, ayupali, ngaru
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon tinggi 5-20 m. Daun bertangkai panjang, berbentuk jantung 4,5-27 cm, lebar 3,2-24 cm.
Pangkal daun bertulang dan menjari. Daun berwarna hijau, berbau khas, berasa kelat.
Habitus berupa pohon berbelukar, selalu hijau dengan mahkota membulat dan taburan bunga
yang tegak dan buah berwarna pink, pepagan melekah, keabu-abuan di luar, kekuningan di
dalam, daun tunggal berseling bentuk membulat sampai, membundar telur sampai menjantung,
Daftar Pustaka
1. Razak Taha, et all, Uji daun paliasa menuju obat (Sentra P3T Sulsel, 2005)
4.
4. TEMULAWAK
Temulawak
Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Suku : Zingiberaceae
a. Nama daerah
Temulawak, koneng gede, temu labak.
Daftar Pustaka
1. Kim SH, Hong KO, Chung W-Y, et al. Abrogation of cisplatin-induced hepatotoxicity in mice
by xanthorrhizol is related to its effect on the regulation of gene transcription. Toxicology and
Applied Pharmacology, 2004; 196(3): 346–355
2. Sidik, Moelyono, Muhtadi. Temulawak pengembangan dan pemanfaatan obat bahan alam,
1992; I: 68-87
a. Nama daerah
a. Nama daerah
a. Lada panjang;
Nama daerahcabai jawa, cabai panjang; cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe sula;
Lada panjang; cabai jawa, cabai panjang; cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe sula;
cabhi jhamo, cabi
Lada panjang; onggu,
cabai jawa, cabi
cabaisolah ; cabai.
panjang; cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, cabe sula;
cabhi jhamo, cabi onggu, cabi solah ; cabai.
b. Bagian
cabhi yang
jhamo, digunakan
b. Bagian yang cabi onggu, cabi solah ; cabai.
digunakan
b. Buah
Bagian yang digunakan
Buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Buah
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Perawakan tanaman/simplisia
Deskripsi semak berkayu, dibagian pangkal batang, memanjat dengan akar pelekat pada
Perawakan semak berkayu, dibagian pangkal batang, memanjat dengan akar pelekat pada
batang pohon,
Perawakan membelit
semak berkayu,ataudibagian
merayap dipermukaan tanah, tinggi atau panjang
akar batang
pelekatdapat
batang pohon, membelit atau merayappangkal batang,
dipermukaan memanjat
tanah, dengan
tinggi atau panjang batang pada
dapat
mencapai
batang 10
pohon,m. Daun tunggal, letak daun tersebar, helaian daun berbentuk bulat telur sampai
mencapai 10 m.membelit atau merayap
Daun tunggal, dipermukaan
letak daun tanah, daun
tersebar, helaian tinggiberbentuk
atau panjang
bulatbatang dapat
telur sampai
lonjong,
mencapai pangkal daun
10 m. Daun berbentuk jantung atau membulat, ujung daun runcing, bintik-bintik
lonjong, pangkal daun tunggal,
berbentukletak daun atau
jantung tersebar, helaian ujung
membulat, daun berbentuk bulat telur
daun runcing, sampai
bintik-bintik
kelenjar tenggelam
lonjong, tenggelam di
pangkal daun permukaan bawah,
berbentuk bawah, panjang
jantungpanjang helai
atau membulat,daun 8,5-30
ujung cm,
daun lebar 3-13 cm, pan -
kelenjar di permukaan helai daun 8,5-30 cm,runcing, bintik-bintik
lebar 3-13 cm, pan -
jang tangkai
kelenjar
jang tangkai
daun 0,5-3
tenggelam
daun 0,5-3
cm. Perbungaan
di permukaan bawah,berupa
cm. Perbungaan panjang
berupa
bunga
helai mejemuk
bunga daun 8,5-30
mejemuk
untai tegak
untaicm,
atau
lebar
tegak
tegak
sedikit
3-13
atau
atau pan ---
men
cm,meng
sedikit
sedikit men
jang tangkai daun 0,5-3 cm. Perbungaan berupa bunga mejemuk untai tegak atau sedikit men -
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 293
h. Kontraindikasi
Alergi
i. Peringatan
Reaksi anafilaksis pada orang yang alergi
j. Efek samping
Dapat menimbulkan respiratory distress syndrome bila terinhalasi.
k. Interaksi
Dapat meningkatkan absorpsi dan kadar obat fenitoin, propranolol dan teofilin dalam darah
apabila obat tersebut digunakan bersama dengan herbal ini.
l. Posologi
1x1 kapsul (100 mg ekstrak)/hari
Daftar Pustaka
1. Sa’roni, Pudjiastuti, Adjirni. Penelitian efek androgenic dan anabolic buah cabe jawa (Piper
retrofractum Vahl) pada tikus putih. Cermin Dunia Kedokteran (1989); 59:22-24.
2. Piper retrofactum. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman obat
kebun tanaman obat Citeureup, 2009: vol 1: 72
3. Review Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kemente-
rian Kesehatan RI RI. 2006
4. The Essential Herb-Drug-Vitamin Interaction Guide by Geo. T. Grossberg,MD and Barry Fox,PhD
Copyright©2007 Barry Fox,PhD Pp.282-283
5. Encyclopedia of Herbs by Deni BrownCopyright © 1995, 2001 Dorling Kindersley Limited. pp. 319-321
6. Titin Yuniarti. Ensiklopedia Tanaman Obat Tradisional. 2008
7. Review Tanaman Obat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kemente-
rian Kesehatan RI RI. 2006
a. Nama daerah
Babi kurus, kebel, mempoleh, tungke ali.
b. Bagian yang digunakan
Batang dan akar
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Pohon tinggi sampai 15 m, tidak bercabang, kalau bercabang hanya 1-2 cabang saja. Daun
majemuk, panjang dan rimbun pada ujung batang. Saat daun gugur akan meninggalkan bekas
luka yang cukup lebar pada batang. Daun berbentuk bulat telur sampai lanset, tidak bertangkai
atau hampir tidak bertangkai dan berhadapan. Bunga terdapat pada tangkai yang bercabang,
kebanyakan besar dan keluar pada pangkal daun. Bunga dewasa umumnya memiliki rambut-
3. Purwoceng
3.
3. PURWOCENG
Purwoceng
Pimpinella pruatjan (Molkenb)
Pimpinella pruatjan (Molkenb)
Suku : Apiaceae
Suku : Apiaceae
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Kiurai, purwoceng, antanan gunung, gebongan depok, rumput dempo, suripandak abang.
Kiurai, purwoceng, antanan gunung, gebongan depok, rumput dempo, suripandak abang.
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Herba dan akar
Herba dan akar
Daftar Pustaka
1. Adimoelja A. Phytochemicals and the breakthrough of traditional herbs in the management of
sexual dysfunctions. Int J Androl. 2000;23 Suppl 2:82-4
2. Ireng Darwati dan Ika Roostika. Status Penelitian Purwoceng (Pimpinella alpina Molk.) di Indo-
nesia. Buletin Plasma Nutfah 2006; Vol.12(1):9–15
3. Juniarto , AZ. Efek Pemberian Ekstrak Eurycoma longifolia dan Pimpinella alpina pada Sper-
matogenesis Tikus Spraque Dawley. Media Medika Indonesiana 2010; Vol. 44 (1):20-26.
4. Taufiqqurrachman. Pengaruh ekstrak Pimpinella alpina Molk. (purwoceng) dan akar Eurycoma
longifolia Jack. (pasak bumi) terhadap peningkatan kadar testosteron, LH, dan FSH serta per-
bedaan
5. peningkatannya pada tikus jantan Sprague Dawley. Tesis Pascasarjana Ilmu Biomedik Un-Dip
1999: 119 halaman
a. Nama daerah
Som jawa, ginseng jawa, gelang porsle
b. Bagian yang digunakan
Akar
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Herba menahun tinggi bisa mencapai 75 cm. Batang bulat berkayu, berwarna ungu. Daun
tunggal, bentuk bulat telur memanjang, pangkal tumpul, tepi rata, permukaan mengkilat dan
Daftar Pustaka
1. Sa’roni ; Yun Astuti N ; Adjirni. Pengaruh infus akar som jawa (Talinum paniculatum GAERTN)
terhadap jumlah dan motilitas spermatozoa pada mencit . Warta TOI 5(4), 1999 : 13-14.
2. Talinum paniculatum. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman
obat kebun tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 92
3. Wahjoedi B; Martono W.F.; Shelvia D. Efek androgenik sari akar ginseng jawa (Talinumpanicu-
latum GAERTN) pada anak ayam jantan. Warta TOI 5(4),1999:11-12
4. Rahayu L, Yun AN, Ritha WP. Pengaruh akar som jawa terhadap jumlah dan motilitas sperma-
tozoa tikus putih. Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXI Surabaya 27-28
Maret 2002. Surabaya : FAK.Farmasi Univ. Surabaya,2002. Hal 379-385.
5. Widowati L ; Pudjiastuti ; Budi NuratmiEfek stimulan susunan syaraf pusat infus akar som jawa
(Talinum paniculatum Gaertn) pada mencit putih. Warta TOI 5(4),1999:20-22
6. Hariana, HA. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Seri 3. Cetakan IV. Penebar Swadaya 2008.
Hal 92-93
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Papaitan, ki oray, ki peurat, takilo, bidara, sadilata, sambilata, takila, ampadu
Papaitan, ki oray, ki peurat, takilo, bidara, sadilata, sambilata, takila, ampadu
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Herba
Herba
c. Deskripsi tanaman/simplisia
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan
Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan
sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lan -
sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lan -
set sampai bentuk lidah tombak, rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung
set sampai bentuk lidah tombak, rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung
meruncing, tepi daun rata. Permukaan alas berwarna hijau tua atau hijau kecokelatan, permu -
meruncing, tepi daun rata. Permukaan alas berwarna hijau tua atau hijau kecokelatan, permu -
306 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
kaan bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Buah berbentuk jorong, pangkal dan
ujung tajam, kadang-kadang pecah secara membujur.
Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua hingga hijau kecokelatan, permukaan dalam
berwarna putih atau putih kelabu. Biji agak keras, permukaan luar berwarna cokelat muda
dengan tonjolan.
d. Kandungan kimia
Kandungan utama adalah lakton diterpen termasuk andrografolid, deoksiandrografolid, neo-
andrografolid, dan andropanosid (1, 3, 6, 7, 9,). Senyawa
diterpen termasuk andrografolid, isoandrografolid, 14-deoksiandrografolid (DA), 14-deok-
si-11,12-didehidroandrografolid (DDA), 14-deoksi-11-oksoandrografolid, neoandrografolid,
di-deoksiandrografolid 14-deoksiandro-grafosid (andropanosid), andrograpa-
nin, deoksiandrografolid-19-D-glukosid, 6’-asetil-neo-
andrografolid, bis-andrografolid A,B,C,D. Dari akar sambiloto diisolasi satu senyawa
glukosida, A dan 5 glukosida, B,C,D,E,F bersama 5-hidrok-
dan Daun dan cabang : lakltone,
berupa deoksi-andrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11, 12 di-
dehidroandrografolid, dan homoandrografolid.
Akar : berupa panikolin, mono-o-metilwitin dan
apigenin-7,4-dimetil eter, alkan, keton, aldehid, kalium, kalsium, natrium, asam kersik. Andro-
grafolid 1 %, kalmegin (zat amorf), hablur kuning, pahit sampai sangat pahit.
e. Data keamanan
Ekstrak sambiloto dosis 75, 150 dan 225 mg/mencit/hari selama masa organogenesis memiliki
abortifum. Andrografolid (zat aktif sambiloto) mempunyai efek antifertilitas pada men-
cit betina.
Menyebabkan gangguan setelah pemberian bahan uji dosis 9 g/kg BB pada mencit galur
Swiss Webster
Uji toksisitas akut ekstrak etanol 50% sambiloto dosis 15 g/kg BB pada mencit tidak menimbulkan
Daftar pustaka
1. Serial Data Ilmiah Terkini. Tumbuhan Obat. Sambiloto, Andrographis Paniculata (Burn F) Nees.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik
dan Produk Komplemen Direktorat Obat Asli Indonesia. 2006.
2. WHO. Herba andrographidis. Dalam: WHO monographs on selected, medicinal plants 2002;
2: 12-22.
a. Nama daerah
a. Nama daerah
Sumatra: pudin, dangora, daun putri, puding, puding peraha; Jawa: daun ungu, daun teman-
Sumatra: pudin, dangora, daun putri, puding, puding peraha; Jawa: daun ungu, daun teman-
teman, handeuleum, demung, tulak, wungu, karotan, karotong; Bali: temen; Maluku: kabi-
teman, handeuleum, demung, tulak, wungu, karotan, karotong; Bali: temen; Maluku: kabi-
kabi, dongo-dong, daun alifuru.
kabi, dongo-dong, daun alifuru.
b. Bagian yang digunakan
b. Bagian yang digunakan
Daun
Daun
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 311
c. Deskripsi tanaman/simplisia
Semak tegak atau perdu, tidak berambut, tinggi dapat mencapai 3 m, cabang bersudut tumpul,
berbentuk galah dengan berbuku-buku nyata. Daun tunggal, letak daun bersilang dan berha -
dapan, helauan daun bulat memanjang atau lanset, panjang 8-20 cm, lebar 3-13 cm, pangkal
berbentuk segitiga berbalik (pasak), ujung meruncing, tepi daun bergelombang, warna daun
ungu kehijauan, ungu berbercak hijau, ungu berbecak putih, atau hijau, panjang tangkai daun
0,5-1 cm.
Perbungaan berupa bunga majemuk, mahkota bunga merah tua. Buah berbentuk kapsul.
d. Kandungan kimia
Alkaloid non toksik, glikosid steroid, saponin, lendir, tanin galat, antosianin, leukoantosianin,
asam protokatekuat, dan (berupa 4,5,7-trihidoksi 4,4-dihidroksi
3,4,7-trihidoksi dan luteolin-7-glukosida). Senyawa aktif lain berupa asam-asam feno-
lat, yaitu asam protokatekuat, asam p-hidroksi benzoat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam
vanilat, asam siringat, dan asam ferulat, juga mengandung senyawa serupa alkaloid.
e. Data keamanan
LD50 daun handeleum = 117,3 (107,0-128,87) mg/10 g BB. mencit ip atau LD50> 15 g/kg BB
tikus oral, dikategorikan aman digunakan. Serbuk daun ungu dapat menaikkan kadar glukosa
darah tikus secara sebesar 25%, 33,9%, dan 56,7%, dan kenaikan BB.
f. Data Manfaat
Uji Pra klinik :
Infusa daun wungu dapat meningkatkan frekuensi, konsistensi dan massa feses. Sifat laksan
daun ungu ringan, hanya membuat feses menjadi lunak dan bukan diare. Daun wungu men
Daun wungu me --
ningkatkan kandungan
ingkatkan kandungan mukus 35%. Seratnya dapat mengatasi dan mencegah hemoroid dan
konstipasi.
g. Indikasi
Hemoroid
Daftar pustaka :
1. Nuratmi, B., YA. Nugroho.,Wahjoedi, B., Penelitian pendahuluan Khasiat Daun Ungu Grap-
tophylum pictum Griff Sebagai Laksansia Pada Tikus Putih. Warta TOI. Vol.6. No. 3. Jakarta,
2000. Dalam Pudjiastuti, dkk., Hasil Penelitian Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengem-
bangan Biomedis dan Farmasi 1997-2002. Jakarta, 2006
2. Winarsi dkk. (1997),
3. Graptophyllum pictum. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. Taksonomi koleksi tanaman
obat kebun tanaman obat Citeureup, 2008: vol 1: 44
1.
1. KATUK
Katuk
Sauropus androgynus (L) Merr
a. Nama daerah
Memata, simani, kebing, katukan, kerakur.
b. Bagian yang digunakan
Daun
c. Deskripsi tanaman/simplisia:
Tanaman perdu, tinggi mencapai 2-3 m. Cabang agak lunak dan terbagi. Daun tersusun selang-
seling pada satu tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar
Daftar Pustaka:
1. Sa’rony, 2004
2. Djuniati. Kustifah, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Airlangga
3. Agik Suprayogi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB
4. Damanik, Rizal; Arindhini. Effect of addition of katuk (Sauropus androgynus Merr) in feed on
mice reproduction and milk production. Annals of Nutrition & Metabolism, 2009; 55 (1): 1-758.
5. Marwah MP, Suranindyah YY, Murti TW. Produksi dan Komposisi Susu Kambing Peranakan Et-
tawa yang Diberi Suplemen Daun Katu (Sauropus androgynus (L.) Merr) pada Awal Masa Lak-
tasi. Buletin Peternakan, 2010; 34(2)
6. Izumi I Hashimoto, Kazuyoshi K Imaizumi, et al. Aqueous fraction of Sauropus androgynus
might be responsible for bronchiolitis obliterans. Respirology, 2013; 18(2): 340-7.
7. Santoso.S dkk. Produksi sediaan dari daun katuk (Sauropus androgynus L Mer ) sebagai obat
untuk meningkatkan produksi dan kwalitas Air Susu Ibu (ASI) . Balitro, Bogor.
2. Torbangun
2. TORBANGUN
Coleus amboinicus (Lour.)
Suku : Lamiaceae
a. Nama daerah
Bangun-bangun, cumin, ajeran, daun jinten, daun iwak
Daftar Pustaka:
1. Damanik R, et al. Lactagogue effects of Torbangun, a Bataknese traditional cuisine.
2. Zakaria, Farhani, Damanik, et al. Effect of Torbangun (Coleus amboinicus Lour) and Katuk
Leaf (Sauropus androgynus L.Merr) in Ration on Milk Yield and Milk Quality of Lactating
Peranakan Etawah Goats.IPB University, 2012.
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 319
3. Rout OP, Acharya R, Mishra SK, Sahoo R. Pathorchur (Coleus aromaticus): a review of the
medicinal evidence for Its phytochemistry and pharmacology properties . Int. J ofApplied
Biology & Pharmaceutical technology, 2012; 3(4): 348-350
4. Patel R. Hepatoprotective effects of Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng against carbon
tetrachloride-induced hepatotoxicity. J Nat Pharm 2011;2: 28-35
5. Damanik,Rizal. Torbangun (Coleus amboinicus Lour): A Bataknese Traditional Cuisine
Perceived as Lactagogue by Bataknese Lactating Women in Simalungun, North Sumatera,
Indonesia. Journal of Human Lactation , 2009; 25 (1): 64
6. Oliveira FFM, Torres AF, Gonçalves TB, et al. Efficacy of Plectranthus amboinicus (Lour.)
Spreng in a Murine Model of Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus Skin Abscesses.
Evid Based Complement Alternat Med. 2013; 2013: 291592.
7. Yousif MH, Thulesius O. Forskolin reverses tachyphylaxis to the bronchodilator effects
of salbutamol: an in-vitro study on isolated guinea-pig trachea. J Pharm Pharmacol
1999;51(2):181-186.
8. Maeda H, Ozawa H, Saito T, et al. Potential antidepressant properties of forskolin and
a novel water- soluble forskolin (NKH477) in the forced swimming test. Life Sci 1997;
61(25): 2435-2442.
Suku: Fabaceae
a. Nama daerah
Kelabet
b. Bagian yang digunakan
Biji
c. Deskripsi tanaman/simplisia:
Kelabet merupakan tanaman herba tahunan, tinggi dapat mencapai 60 cm. Daun trifoliate,
berbentuk lanset. Biji warna coklat, bentuk belah ketupat.
d. Kandungan kimia:
Proteins, lipid( terutama asam linoleic dan linolenic), galactomannans, 4-Hydroxyisoleu -
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 321
cine , pseudo alkaloid, trigonelline, fenol (coumarin, flavonoid), minyak atsiri (terutama
g-lactone, sotolone), steroid (sterol bebas terutama sitosterol), musilago, tannicacid, di -
osgenin, trigocoumarin, trigomethyl coumarin, steroidal saponin seperti gitogenin, trigo -
genin dan vitamin A.
e. Data keamanan:
LD 50: 7 g/kgBB per oral pada mencit. Ekstrak air etanol (1:1) 10 g/kg BB intragaster pada
mencit diamati tidak ada toksik. Oleh US FDA digolongkan GRAS (Generally Recognized
As Safe). Pemberian biji kelabet praktis tidak toksik. LD 50 Trigonelline oral pada tikus:
5 g/kgBB. Toksisitas subkronis 90 hari dengan dosis 0-10% hematologi, berat organ vital
dan strukutur histologi tidak mengalami perubahan. Pengujian pada tikus selama 90 hari
dengan dosis 5-20%. Pemberian biji kelabet tidak mempengaruhi asupan makanan, berat
badan rasio efesiensi makanan, juga parameter biokimia darah tidak ada perbedaan ber -
makna.
f. Data manfaat:
Uji klinik:
Sebuah penelitian yang bertujuan untuk meneliti efek Klabet terhadap produksi ASI di -
lakukan pada 10 ibu menyusui selama 2 minggu. Minggu I merupakan produksi ASI basal.
Selama minggu ke II ibu diberi 3 x 3 kapsul klabet/hari. Rerata volume ASI yang dipompa
pada minggu I dibandingkan dengan rerata volume ASI pada minggu ke II. Rerata volume
ASI minggu I yaitu 207 mL sedangkan volume ASI minggu ke II yaitu 464 mL, dan pening -
katan ini bermakna (P=0.004). Disimpulkan bahwa Klabet dapat meningkatkan produksi
ASI secara bermakna.
Sebuah studi RCT dilakukan pada 66 ibu yang mempunyai bayi aterm sehat yang memberi -
kan ASI eksklusif dan bersedia menggunakan pompa ASI pada hari ke-3 pasca persalinan.
Ibu dialokasikan untuk mendapat terapi 3 x 1 cangkir the mengandung 100 mg Klabet (n =
22), plasebo mendapat teh apel (n = 22), dan control mendapat nasihat rutin (n = 22).Ibu
dipompa selama 15 menit dengan pompa listrik untuk mengukur volume ASI. Hasil men -
unjukkan bahwa rerata volume ASI pada kelompok terapi Klabet adalah 73.2 mL, placebo
322 Formularium Obat Herbal Asli Indonesia
38.8 mL, dan control 31.1 mL, (P < .05). Penurunan BB maksimum paling rendah pada
kelompok terapi (P < .05). Bayi pada kelompok terapi juga mencapai BB lahir lebih cepat
daripada ke-2 kelompok lain (P < .05). Disimpulkan bahwa teh herbal mengandung Klabet
dapat meningkatkan produksi ASI secara bermakna.
g. Indikasi:
Meningkatkan produksi ASI (Grade C)
Peningkatan ASI biasanya terlihat dalam 24 - 72 jam setelah dosis pertama.
h. Kontraindikasi:
Kehamilan, anak
kehamilan, anak< <1818tahun
tahun
i. Peringatan:
Penggunaan > 100 g/hari dapat menimbulkan kembung, diare dan nausea. Pada pasien
asma dapat memperberat penyakitnya. Diabetes atau hipoglikemia. Dosis > dosis yang di-
rekomendasikan menurunkan kadar gula darah, juga menurunkan kadar kolesterol. Alergi
terhadap kacang, chickpeas dan kacang-kacangan lain mungkin alergi juga pada Klabet
j. Efek samping:
Keringat, urin, ASI yang berbau sirup maple. Diare ringan. Alergi
k. Interaksi:
Dapat menurunkan absorpsi obat/herbal yang diberikan bersamaan karena kandungan
musilagonya. Diduga dapat berefek aditif dengan obat antidiabetik oral dan Insulin. Hepa-
rin, Warfarin dan antikoagulan lain, ticlopidine dan platelet inhibitor lain karena Klabet
mngandung coumarin. Walau pada berbagai studi tidak menunjukkan masalah, namun
potensial menimbulkan perdarahan bila diberikan bersamaan. MAOI, Klabet mengandung
amine dan potential meningkatkan efek obat ini.
l. Posologi:
3 x 3 kapsul (600 mg ekstrak)/hari
10 hari pertama 3 x 3 kapsul/hari. 10 hari kedua 2 x 3 kapsul/hari;
10 hari ketiga 1 x 3 kapsul/hari.
German Commission E merekomendasikan dosis harian 6 g
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia 323
Daftar pustaka:
1. Swafford S, Berens B. Effect of fenugreek on breast milk production. ABM News and Views
2000;6(3): Annual meeting abstracts Sept 11-13, 2000
2. Turkyilmaz C, et al. The effect of galactagogue herbal tea on breast milk production and
short-term catch-up of birth weight in the first week of life.
Dengan tersedianya buku Formularium Herbal Asli Indonesia ini diharapkan para dokter atau
tenaga kesehatan dapat memberikan terapi yang tepat dengan menggunakan
obat-obat herbal yang sudah terstandar