Anda di halaman 1dari 2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Farmakope Indonesia

Pada tanggal 20 Mei 1962, Menteri Kesehatan RI memberlakukan


Farmakope Indonesia Edisi I jilid I untuk pertama kalinya, berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.652/Kab/4 dan merupakan pelaksanaan
Undang-Undang No.9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Sejarah
farmakope berawal dari Keputusan Kongres Ikatan Apotheker Indonesia tahun
1958, yang mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk suatu panitia
penyusun. Lalu dibentuklah Panitia Farmakope Indonesia pada tanggal 4 Juni
1959 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.115772/U.P. Kemudian,
pengesahannya dilakukan pada tanggal 3 November 1961 sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.3/Pd/61, di mana panitia tersebut diketuai
oleh Prof. Soetarman. Farmakope Indonesia Edisi I jilid I ini mengacu pada
Pharamacopoea International Editio Prima yang diterbitkan oleh WHO pada tahun
1955. Pada tanggal 20 Mei 1965, Farmakope Indonesia jilid II Edisi I mulai
diberlakukan. Hal ini ditujukan untuk melengkapi jilid I dan memuat sediaan-
sediaan galenika dan sediaan farmasi lainnya yang belum dimasukkan dalam jilid
pertama.
Pada tanggal 21 Februari 1970, Panitia Farmakope Indonesia merevisi
Farmakope Indonesia Edisi I bertujuan untuk menyesuaikan dengan
perkembangan dengan ilmu pengetahuan dan agar penerapan Farmakope
Indonesia dapat diperluas. Berdasarkan keputusan Panitia Farmakope Indonesia
tanggal 23 September 1970 No.035/PFI/SK//10/70 dan tanggal 5 November 1971
No.094/PFI/10/71 Susunan Dewan Farmakope Indonesia Edisi II tahun 1972
diketuai oleh Drs.Marisi P. Sihombing. Oleh Menteri Kesehatan Farmakope
Indonesia edisi II ini diberlakukan pada tanggal 12 November 1972 berdasarkan
surat keputusan menteri kesehatan RI No.7/kab/B.VII/72, tertanggal 8 Januari
1972.
Pada tanggal 21 September 1978 dibentuk Panitia Farmakope Indonesia
berdasarkan surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1858/II/SK/78, yang
bertugas menyusun Farmakope Indonesia Edisi III sebagai Revisi Farmakope
Indonesia Edisi II dan diberlakukan oleh Menteri Kesehatan RI, berdasarkan surat
keputusan No.395/MenkesSK/X/79, tertanggal 9 Oktober 1979, yang diketuai
oleh DR. Midian Sirait. Farmakope Indonesia Edisi III baru dapat diterbitkan,
yang kemudian diberlakukan 12 November 1979.
Farmakope Indonesia edisi IV diluncurkn pada tahun 1996, sedangkan
pada tanggal 27 Januari 2010, Farmakope Indonesia Edisi IV mengalami
pembaruan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, yang disebut dengan
Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV, yang disahkan oleh Menteri
Kesehatan atas dasar Keputusan MenKes RI Nomor
HK.03.01//MENKES/150/I/2010. Dalam pelengkapannya dimuculkan juga
Suplemen II Farmakope Indonesia Edisi IV yang disahkan sesuai dengan
Keputusan MenKes RI Nomor 1390/MENKES/SK/IX/2010 pada tanggal 21
September 2010. Dalam materi kelanjutannya dikeluarkanlah Suplemen III
Farmakope Indonesia Edisi IV, yang anggotanya disahkan dengan bukti SK
MenKes RI No.1396//MENKES/SK/VII/2011 pada tanggal 4 Juli 2011. Buku ini
memuat 107 monografi baru, 97 monografi perubahan, 3 lampiran baru, dan 7
lampiran perubahan.
Farmakope Indonesia Edisi IV yang telah dilengkapi dengan suplemen I,
suplemen II, dan suplemen III perlu direvisi untuk disesuaikan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian. Penyusunan Farmakope
Edisi V didahului dengan Panitia Penyusun Farmakope Indoneisa Edisi V melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.006/ MENKES/SK/I/2014 tanggal 13
Januari 2014. Farmakope Indonesia Edisi V ditetapkan sebagai standar mutu obat
di Indonesia oleh Menteri Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.108/MENKES/SK/IV/2014 tanggal 7 April 2014.

Anda mungkin juga menyukai