2.2.2 Judul
Farmakope Indonesia edisi Lima adalah Judul lengkap dari buku ini termasuk
dengan suplemennya, yang kemudian judul ini dipersingkat menjadi Farmakope
edisi V atau FI V. Farmakope Indonesia edisi V ini menggantikan buku edisi
sebelumnya.
Teks Resmi Farmakope terdiri atas monografi, lampiran dan ketentuan umum.
Bahan resmi adalah bahan aktif obat, bahan tambahan farmasi, komponen lain,
atau komponen sediaan jadi yang judul monografinya tidak mencakup indikasi
sifat-sifat bentuk jadi tersebut.
Sediaan resmi adalah sediaan obat jadi, setengah jadi atau produk dari satu atau
lebih bahan resmi yang diformulasikan dan digunakan untuk pasien.
Kriteria penerimaan terdiri atas kesalahan analisis dari variasi yang tidak dapat
dihindari pada saat produksi dan formulasi, dan kesalahan yang masih dapat
diterima pada kondisi teknis.
Lampiran Masing-masing lampiran menentukan penomoran yang dituliskan
dalam tanda kurung setelah judul lampiran (contoh Kromatografi <931>).
Lampiran terdiri dari:
Bahan Tambahan: Bahan tambahan yang dirasa tidak sesuai untuk digunakan
sebagai sediaan resmi, tidak boleh digunakan jika:
Bahan Tambahan dan Eksipien dalam Bahan Resmi Bahan resmi hanya boleh
mengandung bahan-bahan tambahan tertentu yang diperbolehkan seperti tertera
pada masing-masing monografi. Nama dan jumlah bahan tambahan tersebut harus
dicantumkan dalam etiket.
Bahan Tambahan dan Eksipien dalam Sediaan Resmi Bahan tambahan dan
eksipien yang sesuai seperti bahan antimikroba, bahan dasar farmasetik, penyalut,
perisa, pengawet, penstabil dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan
resmi dengan tujuan meningkatkan stabilitas, manfaat atau penampilan maupun
untuk memudahkan pembuatan, kecuali dinyatakan lain dalam masing- masing
monografi.
Pemerian dan Kelarutan: Informasi pemerian suatu bahan dapat dicantumkan
dalam monografi, sehingga meringankan evaluasi pendahuluan suatu bahan, tetapi
tidak ditujukan sebagai standar atau uji kemurnian. Kelarutan suatu zat dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Penetapan kadar: Penetapan kadar untuk sediaan setengah jadi ditujukan sebagai
uji resmi jika ada pertanyaan atau kontroversi mengenai pemenuhan persyaratan
terhadap standar resmi.
Uji Kinerja: Rerata dari semua hasil uji keseragaman kandungan dapat
dinyatakan sebagai kadar dari sediaan apabila uji keseragaman kandungan
dilakukan dengan menggunakan metode analisis yang sama dengan Penetapan
kadar, yaitu dengan memperhatikan perbedaan yang dapat diterima pada prosedur
penyiapan contoh.
Baku Pembanding FI Baku Pembanding FI merupakan senyawa yang telah
disepakati keabsahan penggunaannya sebagai tolok ukur dalam pengujian dan
penetapan kadar berdasarkan FI (seperti tertera pada Baku Pembanding
Farmakope Indonesia <11>).
Metode dan prosedur lain: Jika lebih baik dalam akurasi, kepekaan, presisi,
selektifitas, atau adaptasi terhadap otomatisasi atau penyederhanaan data
menggunakan komputer, atau dalam keadaan khusus, maka metode dan prosedur
lain bisa digunakan. Prosedur dan metode lain harus divalidasi sesuai Validasi
Prosedur dalam Farmakope <1381> dan harus bisa dibuktikan dapat
memberikan validitas yang setara atau lebih baik.
Penyiapan Larutan
Larutan Kecuali dinyatakan lain, semua larutan dibuat dengan air sebagai pelarut.
Larutan untuk pengukuran kuantitatif harus dibuat dengan menggunakan zat yang
ditimbang saksama (lihat bagian Lebih kurang).
Pernyataan “(1 dalam 10)” berarti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot zat
padat yang harus diencerkan atau dilarutkan dalam sejumlah pengencer atau
pelarut yang tepat atau sesuai untuk membuat bagian atau volume akhir 10.
Kecuali dinyatakan lain, kadar zat harus disiapkan dalam rentang sepuluh persen
(10%) dari nilai yang telah ditetapkan, sehingga setiap perubahan harus berada
dalam rentang validasi instrumen.
Jika dibutuhkan pengaturan pH, baik menggunakan asam maupun basa yang tidak
tertulis kepekatannya, dapat digunakan asam atau basa yang sesuai.
Tablet Jika disebutkan “timbang dan serbukkan tidak kurang dari” sejumlah
tablet, itu berarti tablet yang telah dihitung, harus ditimbang terlebih dahulu
kemudian diserbukkan. Sejumlah serbuk yang akan digunakan harus ditimbang
dengan saksama karena mewakili seluruh tablet.
Kapsul Jika disebutkan “Timbang kapsul dengan saksama tidak kurang dari
sejumlah kapsul. Keluarkan semua isi kapsul, bersihkan cangkang kapsul dan
timbang saksama, hitunglah bobot rata-rata isi dari tiap kapsul. Timbang saksama
sejumlah serbuk kapsul” itu memili arti bahwa sejumlah kapsul harus ditimbang
saksama, kemudian dibuka secara hati-hati dan isinya dikeluarkan, cangkang
kapsul dibersihkan, digabung, dan ditimbang saksama. Hitung bobot rata-rata isi
kapsul. Sejumlah isi kapsul yang dibutuhkan harus ditimbang dengan saksama
karena mewakili seluruh isi kapsul.
Pereaksi Prosedur Farmakope yang valid tergantung dari kualitas pereaksi yang
dipakai. Spesifikasi pereaksi sudah tertera pada Pereaksi, Indikator dan Larutan.
Pereaksi yang dipakai harus memiliki mutu yang sesuai untuk tujuan pengujian
apabila spesifikasi pereaksi tidak tertera,
Alat ukur Apabila disebutkan penggunaan labu tentukur atau alat ukur jenis lain,
maka dapat digunakan alat ukur lain dengan ketelitian yang setara.
Pelindung Cahaya Apabila dinyatakan wadah aktinik- rendah atau tidak tembus
cahaya, dapat digunakan wadah khusus yang dapat melindungi zat dari cahaya.
Nilai yang dilaporkan adalah nilai rata-rata untuk beberapa penetapan secara
individual, dibandingkan dengan kriteria penerimaan. Nilai inilah yang
merupakan hasil akhir dari prosedur pengukuran yang lengkap, seperti yang telah
ditetapkan. Kriteria penerimaan dianggap bermakna sampai angka terakhir yang
ditampilkan.
Kadar Nominal dalam Rumus Jika “kadar nominal” telah ditentukan, kadar
dihitung susuai dengan apa yang telah tertera pada etiket.
Aturan Pembulatan: Nilai yang diamati atau yang dihitung harus dibulatkan ke
angka desimal yang telah ditetapkan batasnya. Angka-angka tersebut tidak boleh
dibulatkan hingga perhitungan akhir untuk nilai yang dilaporkan.
Kriteria penerimaan adalah nilai yang sudah ditetapkan dan tidak dibulatkan.
Pastikan hanya satu angka pada desimal terakhir apabila diperlukan pembulatan.
Jika pada Wadah dan Penyimpanan monografi atau pada etiket tidak ada petunjuk
dan pembatasan khusus, maka kondisi dalam penyimpanan harus pada ruangan
yang suhunya terkendali, terlindungi dari lembab, dan terlindungi dari cahaya bila
perlu. Tanpa memperhatikan jumlah, zat-zat tersebut harus terlindung dari
lembab, pembekuan, dan jika perlu harus terlindung dari cahaya saat dilakukan
pengangkutan atau distribusi.
Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan barang atau bahan yang secara langsung atau
tidak berhubungan dengan bahan. Wadah yang berhubungan dengan bahan secara
langsung sepanjang waktu disebut wadah langsung. Wadah harus dalam kondisi
bersih sebelum diisi. Untuk menjamin kebersihan tiap wadah dan agar tidak ada
benda asing yang masuk atau mencemari bahan, maka diperlukan prosedur
pencegahan khusus dan pembersihan. Wadah dan tutup yang akan digunakan
tidak boleh mempengaruhi bahan yang ada didalamnya baik secara fisika atupun
kimia, di mana hal tersebut dapat menyebabkan perubahan pada kekuatan,
kemurnian atau mutu sehingga persyaratan resmi tidak terpenuhi.
Ketentuan khusus mengenai suhu dan kelembapan serta distribusi bahan kepada
konsumen (jika data stabilitas bahan menunjukkan bahwa penyimpanan dan
distribusi pada suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi serta kelembapan yang
lebih tinggi menyebabkan hasil yang tidak dikehendaki) dicantumkan pada
beberapa monografi. Penggunaan ketentuan tersebut yaitu kecuali jika etiket
menunjukkan suhu penyimpanan berbeda berdasar pada data stabilitas pada
formula. Sedangkan jika tidak ada petunjuk penyimpanan khusus ataupun
pembatasan pada monografi namun etiket zat menyatakan suhu penyimpanan
berdasarkan data stabilitas formula, maka berlakulah petunjuk penyimpanan pada
etiket tersebut. Kondisi – kondisi diatas dijelaskan melalui istilah-istilah berikut
ini :
Penandaan
Penandaan ditujukan atau digunakan untuk semua etiket serta tulisan, cetakan
maupun grafik yang terdapat dalam wadah langsung bahan ataupun kemasan lain.
Etiket merupakan bagian dari penandaan pada bahan langsung. Pada wadah
pengangkutan yang didalamnya mengandung zat tunggal, terkecuali jika wadah
tersebut adalah wadah langsung atau bagian luar kemasan, maka diberikan etiket
dengan identitas minimum dari produk (untuk bahan yang dikendalikan akan
dikecualikan) yaitu : nomor lot, waktu kadaluwarsa, kondisi penyimpanan dan
distribusi.
1) Jumlah Zat Aktif Per Satuan Dosis adalah nilai kekuatan obat yang
tercantum dalam etiket wadah dalam mikrogram, milligram, gram ataupun
persen senyawa serta bentuk aktif, kecuali monografi menyatakan lain.
2) Penggunaan desimal nol pada penandaan digunakan untuk
meminimalkan kesalahan dalam peracikan dan penggunaaan obat. Angka
tanpa nilai desimal yang diikuti dengan angka nol menyatakan jumlah zat
aktif, misalnya 5 mg (bukan 5,0 mg).
3) Penandaan Obat dalam Bentuk Garamnya digunakan untuk
mempersingkat penulisan dalam etiket, dikarenakan simbol kimia untuk
garam organik sudah dikenal sebagai sinonim dalam bentuk tulisan,
adapun yang diperbolehkan dalam penandaan dalam bahan resmi adalah
HCL untuk hidroklorida, HBr untuk hidrobromida, Na untuk natrium dan
K untuk kalium.
4) Penandaan Obat yang Mengandung Vitamin, obat yang mengandung
vitamin pada suatu sediaan resmi harus dinyatakan pada etiket dalam
metrik per satuan dosis.
5) Penandaan Sediaan Parenteral dan Topikal, semua nama zat yang
ditambahkan (zat aktif, zat tambahan, eksipien) harus dinyatakan seperti
yang tertera pada Bahan tambahan, selain itu harus dicantumkan juga
jumlah atau perbandingan, kecuali pada zat yang ditambahkan untuk
mengatur pH atau isotonis.
6) Penandaan SediaanEelektrolit, dalam hal ini etiket dalam miliekuivalen
(mEq) harus menyatakan kadar dan dosis pada terapi pengganti seperti
Natrium Klorida atau Kalium Klorida.
7) Penandaan Etanol, etiket dalam persen (v/v) C2H5OH menyatakan
kandungan etanol dalam cairan.
8) Tablet dan Kapsul Khusus, etiket pada sedian tablet atau kapsul tidak
ditujukan untuk ditelan secara utuh dan harus menjelaskan cara
penggunaan dengan jelas.
9) Waktu Kadaluwarsa harus dicantumkan pada etiket sediaan resmi.
Pencantuman waktu kadaluarsa harus mudah dibaca pada pemakaian biasa
dan mudah dimengerti secara jelas pada latar belakang yang kontras.
10) Sediaan Racikan, pada etiket wadah atau kemasan resmi harus menuliskan
“waktu boleh digunakan”, yang merupakan batas waktu bahwa sediaan
racikan tidak boleh boleh digunakan lagi setelah tanggal tersebut.