Disusun oleh:
Kelompok 2
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan nikmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami tidak lupa
untuk menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini, Bapak Arbain, S.Pd selaku Guru pengampu
mata pelajaran Al-Qur’an Hadis yang telah memberikan masukan untuk makalah
ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Itu
semua karena keterbatasan kami. Untuk itu, kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN 6
A. Pengertian 6
B. Kewajiban amar maruf nahi munkar 6
C. Metode Penerapan amar maruf nahi munkar 8
D. Akibat meninggalkan amar maruf nahi munkar 9
BAB III PENUTUP 10
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amar ma’ruf nahi munkar adalah dalam bahasa arab yang dimaksud
sebuah perintah untuk mengajak atau menganjurkan hal-hal yang baik dan
mencegah hal-hal yang buruk bagi masyarakat. Frasa ini dalam syariat islam
hukumnya adalah wajib. Adapun dalam Al-Quran Allah SWT. telah memuji
dan memberikan predikat kepada orang orang yang menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar.
Amar ma’ruf nahi munkar ialah suatu ajaran dan perbuatan yang
mengajak atau menyerukan kepada seseorang atau kelompok, agar mereka
berbuat kebaikan dan mencegah segala bentuk keburukan sesuai dengan
ajaran agama islam, Allah berfirman dalam Q.S Ali Imran ayat 104:
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pengertian amar ma’ruf nahi munkar menurut para ahli
4
c. Apa metode amar ma’ruf nahi munkar?
d. Apa akibat dari meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar?
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengertian amar ma’ruf nahi munkar menurut para
ahli
b. Untuk mengetahui kewajiban amar ma’ruf nahi munkar
c. Untuk mengetahui metode amar ma’ruf nahi munkar
d. untuk mengetahui akbiat dari meningglkan amar ma’ruf nahi munkar
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Q.S. Ali ‘Imran ayat 104 tersebut membahas tentang perilaku amar ma’ruf
nahi munkar. Amar ma’ruf artinya perintah agar melakukan perbuatan yang
baik, sedangkan nahi munkar berarti mencegah atau menghalangi timbulnya
perbuatan yang tidak baik atau dilarang ajaran Islam.
6
diantara mereka yang mau melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Amar
ma’ruf artinya perintah agar melakukan perbuatan yang baik, nahi munkar
berarti mencegah atau menghalangi timbulnya perbuatan yang tidak baik
atau dilarang ajaran islam. Berdasarkan perintah Allah swt. Dalam ayat
tersebut, para ulama berpendapat bahwa hukum melakukan amar ma’ruf
nahi munkar adalah wajib kifayah. Oleh karena itu, dalam suatu lingkungan
masyarakat harus ada yang berani tampil melakukan amar ma’ruf nahi
munkar sesuai kemampuannya agar tidak semua menanggung dosa atau
akibatnya.
Poin-poin yang disampaikan dalam Q.S. Ali Imran ayat 104 adalah:
● Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru
kepada kebajikan
● Menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar
● Mereka itulah orang-orang yang beruntung (orang yang berbuat
amar ma’ruf nahi mungkar
Surat Ali Imran ayat 104 juga menekankan kewajiban keberadaan
segolongan kaum muslimin yang menyeru kepada Islam, mengajak kepada
ketaatan dan melarang kemaksiatan.
2. Q. S. Ali-Imran/3: 110
ُكْنُتْم َخْيَر ُاَّمٍة ُاْخ ِر َج ْت ِللَّناِس َتْأُم ُرْو َن ِباْلَم ْع ُرْو ِف َو َتْنَهْو َن َع ِن اْلُم ْنَك ِر َو ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰللۗ َو َلو
ٰا َم َن َاْهُل اْلِكٰت ِب َلَك اَن َخْيًرا َّلُهْم ۗ ِم ْنُهُم اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َو َاْكَثُر ُهُم اْلٰف ِس ُقْو َن
7
mereka telah beriman kepada allah swt. Berdasarkan ayat tersebut, bahwa
syarat untuk memperoleh predikat umat terbaik ada tiga yaitu: keteguhan
iman, kekompakan dalam melakukan amar ma’ruf, dan mencegah
kemungkaran. Jika tiga syarat tersebut dapat terpenuhi, maka umat islam
pada saat sekarang ini pun pasti berjaya dan mulia serta dapat memperoleh
predikat umat terbaik.
1. Ilmu
Ilmu disini artinya orang yang berhisbah itu tahu perkara-perkara
objek berhisbah, batas-batas hisbah, beberapa situasi kondisi dilakukannya
hisbah dan beberapa larangan hisbah agar orang tersebut tidak melanggar
ketentuan-ketentuan agama dalam berhisbah.
2. Wara’
Sifat wara’ atau wira’i (bersikap hati-hati) bisa membuat orang yang
berhisbah terkendali untuk tidak melakukan hal-hal yang berseberangan
dengan ilmunya. Tidak semua orang yang berilmu itu mengamalkan
ilmunya. Bahkan terkadang orang yang berhisbah itu mengetahui kalau ia
melampaui batas-batas hisbah yang diperbolehkan agama, namun dia
sengaja melakukannya hanya untuk mendapatkan sesuatu keinginannya.
Disamping itu, orang yang berhisbah harus memiliki sifat wara’ agar
ucapan dan nasihatnya diterima dan didengar. Mengapa? Kalau berhisbah
tanpa didasari sifat wara’, maka ia akan menjadi bahan tertawaan, bahkan
ditentang.
8
3. Budi Pekerti yang Baik
Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (amar
ma’ruf nahi munkar) harus diikuti dengan budi pekerti yang bagus, sikap
yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Budi pekerti yang baik
merupakan inti dari berhisbah.
ُلِع َن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ا ِم ْۢن َبِنْٓي ِاْس َر ۤا ِء ْيَل َع ٰل ى ِلَس اِن َداٗو َد َوِع ْيَس ى اْبِن َم ْر َيَۗم ٰذ ِلَك ِبَم ا َع َص ْو ا َّو َك اُنْو ا
َتٰر ى َك ِثْيًرا٧٩ َك اُنْو ا اَل َيَتَناَهْو َن َع ْن ُّم ْنَك ٍر َفَع ُلْو ُۗه َلِبْئَس َم ا َك اُنْو ا َيْفَع ُلْو َن٧٨ َيْعَتُد ْو َن
ِّم ْنُهْم َيَتَو َّلْو َن اَّلِذ ْيَن َكَفُرْو ۗا َلِبْئَس َم ا َقَّد َم ْت َلُهْم َاْنُفُسُهْم َاْن َسِخ َط ُهّٰللا َع َلْيِهْم َوِفى اْلَع َذ اِب ُهْم ٰخ ِلُد ْو َن
٨٠
Artinya : Orang-orang yang kufur dari Bani Israil telah dilaknat (oleh Allah) melalui lisan
(ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui
batas (78) Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang mereka lakukan. Sungguh,
itulah seburuk-buruk apa yang selalu mereka lakukan (79) Engkau melihat banyak di antara
mereka bersekutu dengan orang-orang yang kufur (musyrik). Sungguh, itulah seburuk-buruk apa
yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri (sehingga mengakibatkan) Allah murka kepada
mereka. Mereka akan kekal dalam azab (80) (Q.S. Al-Maidah/5 : 78-80)
9
Dalam Q.S Al-Maidah/5: 80 Allah Swt. menunjukkan kepada Nabi
Muhammad Saw. tentang perilaku keturunan kaum yahudi yang masih
melakukan keburukan kelak di akhirat mereka akan mendapatkan azab yang
sangat pedih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan (Esensi)
1. Ayat ini mengajak umat Islam untuk menjadi golongan yang mengajak
kepada kebajikan. Ini mencakup penyebaran nilai-nilai positif,
moralitas yang baik, dan tindakan yang mendukung kebaikan di tengah
masyarakat.
2. Menekankan pentingnya mendorong kepada yang baik (amr ma'ruf) dan
melarang dari yang buruk (nahi munkar). Masyarakat yang beradab dan
harmonis dapat terwujud jika umat Islam aktif dalam menyuarakan
kebenaran dan menentang kemungkaran.
3. Ayat ini mendorong umat Islam untuk terlibat secara aktif dalam
kehidupan masyarakat. Hal ini mencakup partisipasi dalam membangun
komunitas yang adil, sejahtera, dan beretika.
4. Memberikan pemahaman bahwa kesuksesan sejati tidak hanya dilihat
dari segi materi, tetapi juga dari kontribusi positif terhadap masyarakat.
Mereka yang berusaha mengajak kepada kebaikan dan menolak yang
buruk dijanjikan kesuksesan oleh Allah.
5. Meskipun dapat diartikan secara individual, esensi ayat ini juga
mencerminkan pentingnya kesatuan dalam umat Islam. Sebagai satu
umat, tugas untuk menyebarkan kebaikan dan melawan keburukan
menjadi lebih signifikan dan kuat.
10
2. Memotivasi orang lain untuk melakukan perbuatan baik.
3. Memberikan dukungan kepada yang tertindas.
4. Menunjukkan perilaku etis dalam segala aspek kehidupan
5. Menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi semua
orang, tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau latar belakang
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Imam, Ihya’ Ulumuddin, Jilid I, Terj. Muhammad Zuhri, Semarang:
Asy-Syifa, 1990.
Musthofa, Ahmad, Ayo Mengkaji Al-Qur’an dan Hadist Untuk MA Kelas XII,
Jakarta, 2021.
ALQURAN HADIS_ MA_ KELAS_ XII_ KSKK_2020_
KELOMPOK 2
11