Kelompok 7 :
i
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………….i
DAFTAR ISI..................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................1
A. Latar Belakang.............................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................3
C. Tujuan...........................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...............................................5
A. Kesimpulan................................................................22
B. Saran..........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA………………………………………24
ii
KATA PENGANTAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mencakup semua
aspek kehidupan manusia yang tertuang dalam
sumber pokok yaitu Al-Qur’an dan Hadist Amar
ma’ruf nahi munkar merupakan konsep dalam Islam
yang dapat diterapkan dalam setiap aktivitas
manusia yang disebutkan sebanyak delapan kali
dalam Al-Qur’an. Konsep ini menyerukan untuk
mengajak ke dalam kebaikan dan meninggalkan
keburukan.
2
mumpuni dalam hal pengetahuan agama, tetapi
enggan mengajak kepada kebaikan, dengan alasan
takut dianggap menggurui. Atau bahkan pelaku
kemungkaran itu sendiri sudah tahu, bahwa yang
dilakukan adalah sebuah kemungkaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Amar ma’ruf nahi munkar ?
2. Bagaimana konsep amar ma’ruf nahi munkar
dalam konteks agama islam !
3. Apa bentuk-bentuk amar ma’ruf nahi
munkar?
4. Apa rukun amar ma’ruf dan nahi munkar ?
5. Apa hukum meninggalkan amar ma’ruf nahi
munkar ?
3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian amar ma’ruf
nahi munkar
2. Untuk mengetahui konsep amar ma’ruf nahi
munkar dalam konteks agama islam
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk amar
ma’ruf nahi munkar
4. Untuk mengetahui dasar hukum amar ma’ruf
dan nahi munkar
5. Untuk mengetahui dampak dari kurangnya
implementasi amar ma’ruf nahi munkar
6. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan
edukatif yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kesadaran dan pemahaman
terhadap konsep amar ma’ruf nahi munkar
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Ma’ruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti
melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka. Arti
amar ma’ruf nahi munkar secara terminologi ialah
megajak kepada perbuatan yang baik dan mencegah
kepada perbuatan yang munkar. Secara etimologi
amar berarti adalah perintah, ajakan, anjuran,
himbauan bahkan juga berarti permohonan. Ma’ruf
artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti
melarang, mencegah dan munkar berarti durhaka.24
6
Telah diriwayatkan bahwa Abu Bakar As-Siddiq RA,
berkata dalam khutbah yang disampaikannya,
sesesungguhnya kalian membaca ayat ini dan kalian
termasuk mentakwilkanya, surat al-Maidah ayat 105 :
7
budaya masyarakat, tidak akan dapat di terapkan.
Perlu diketahui juga konsep ma’ruf hanya membuka
pintu bagi perkembangan positif masyarakat, bukan
perkembangan negatifnya.1
8
seluruh persyaratan akademis dan kultural yang
melekat pada seorang kiai. Sedangakan dalam
konteks masyarakat muslim secara lebih luas, juga
dapat disebut sebagai ulama yang mempunyai
kedalamaan ilmu dan keteladanan yang luhur. 47
9
hal yang wajib dilaksankan oleh setiap manusia
terutama bagi seorang muslim.49
10
sebagaimana pahala - pahala orang yang
mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun pahala
mereka. Dan, barang siapa mengajak kepada
kesesatan, maka dia memperoleh dosa sebagaimana
dosa- dosa orang yang mengikutinya, tanpa
mengurangi dosa- dosa mereka sedikitpun. (HR. Abu
Dawud dan al-Tirmidzi).
11
kedua oleh ulama (ahl-az-zahir), sedangkan yang
ketiga dimiliki oleh para sufi yang telah sampai ke
tingkatan pengetahuan pada Tuhan (ma’rifat) dan
mengetahui esensi Tuhan Mengenai doktrin ini, KH.
Hasyim Asy’ari juga mengutip sabda Rasul bahwa
iman adalah perbuatan yang paling di cintai Tuhan
dan menyekutukan Tuhan adalah kebalikan dari iman.
51
12
dulu menghancurkan sebuah kota.”52 Memahami
dengan baik apa yang dimaksud dengan fanatisme
dapat mempermudah jalan seseorang dalam
menyampaikan dan mengamalkan amar ma’ruf nahi
mungkar dengan menerapkan anti fanatisme terhadap
sesama kita dapat memahami pehaman-pemahaman
yang berbeda – beda yang berlaku di masyarakat dan
dapat menghindari sebuah kesalah fahaman.
13
Artinya : Hai sekalian manusia, bertakwalah
kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan
isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan
yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang
dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.(QS, An- Nisa : 1)53
14
perbedaan. Dengan adanya toleransi dapat
menghindari tumbuhnya permusuhan antara sesama
muslim. Tauhid, anti fanatisme, persaudaran dan
toleransi menjadikan seorang muslim dapat
menunjukan keluhuran ajaran agama Islam. Dalam
melaksankan amar ma’ruf nahi munkar harus sabar
karena kemungkaran yang sudah dilakukan puluhan
tahun bahkan ratusan tahun sulit untuk dihilangkan
sekaligus, karena itu perlu ilmu, lemah lembut dan
sabar serta terus berjuang dan tidak putus asa.
1. Dengan senjata
Islam juga menyerukan untuk mengangkat senjata
jika hal tersebut benar benar memungkinkan
sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa
ayat 75 yang berbunyi :
15
Apabila masyarakat tidak mampu melawan tirani
dan kezhaliman serta kediktatoran maka tidak ada
alasan baginya untuk mengangkat senjata atau
paling tidak hijrah dari kampung mereka dan tidak
ada alasan bagi merekauntuk mereka kebinasaan.
Kalau darah manusia sudah tidak berharga dan
ummat Islam diperangi, maka tidak ada kedamaian
dalam kehidupan. Oleh karena itu Islam
mewajibkan umatnya untuk bangkit demi membela
diri dan haram hukumnya bagi ummat Islam untuk
berdiam diri menerima kehinaan dan penindasan.
Islam sangat mencintai kedamaian namun,
kemerdekaan dan kehormatan umat Islam jauh
lebih berharga dari perdamaian itu sendiri.30
2. Dengan politik
Perjuangan dengan menggunakan kekuatan politik
dalam suatu negara dikemas berbagai bentuk
diantaranya adalah dalam bentuk wadah atau
membentuk kelompok atau kekuatan politik yang
disebut dengan partai. Yusuf Qordhawi
mengatakan “bahwa partai suatu wadah bagi umat
untuk mengatakan “tidak” atau “kenapa”. Partai
yang dimaksud oleh Yusuf Qordhawi harus
memenuhi 2 syarat yaitu:
a. Partai-partai tersebut harus mengakui Islam
sebagai akidah dan Syari’ah, tidak boleh
melanggar ajaran-ajarannya dan tidak boleh pula
16
menjadikan partai sebagai kedik, walaupun
berbagai partai tersebut mempunyai ijtihad sendiri
memahaminya berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah
yang sudah ditetapkan.
b. Partai-partai tersebut tidak boleh bekerja demi
kepintingan pihak-pihak yang memusuhi Islam dan
umatnya, apapun nama dan bentuknya.31
3. Dengan dakwah
Secara bahasa, dakwah berarti memanggil,
mengundang, minta tolong kepada, berdoa,
memohon, mengajak kepada sesuatu, mengubah
dengan perkataan dan perbuatan , dan amal. Dan
secara istilah para ahli piqh berbeda pendapat
tentang dakwah di antaranya;
a. M. Abu al-Fath al-Bayanuni,
dakwah adalah menyampaikan dan
mengajarkan Islam kepada manusia serta
menerapkannya dalam kehidupan manusia.
b. Taufik al-Wa‟i,
dakwah adalah mengajak kepada
pengesaan Allah dengan menyatakan dua
kalimat sahadat dan mengikuti manhaj Allah
di muka bumi baik perkataan dan perbuuatan,
sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur‟an
dan Assunnah, agar memperoleh agama yang
diridha‟inya dan manusia memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
17
c. Syaikh Ali Mahfudz,
dakwah adalah mendorong (memotivasi)
manusia untuk melaksanakan kebaikan dan
mengikuti petunjuk serta memerintah berbuat
ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang
munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Dalam menegakkan amar
ma’ruf nahi mukar dalam rangka
merealisasikan negara yang berwibawa dan
bermartabat. Hal tersebut berpedoman kepada
tindakan yang dilakukan Abu Bakar sewaktu
beliau diangkat jadi khalifah. Oleh karena itu,
setiap umat Islam dalam suatu negara dituntut
untuk selalu aktif dalam menegakkan amar
ma‟ruf nahi munkar sekalipun terhadap
seorang pemimpin karena hal tersebut sebagai
salah satu bentuk yang harus dilakukan secara
bijaksana dan bersifat konstruktif serta tidak
dengan jalan inkonstitusional. Umat ini akan
kehilangan keistimewaan dan kelebihannya
jika mereka meniggalkan perjuangan amar
ma‟ruf nahi munkar-nya, maka mereka akan
ditimpa musibah dan dilaknat Allah SWT.32
18
Amar ma’ruf nahi munkar disyariatkan semata
untuk kemaslahatan manusia. Kemaslahatan yang
berbuat kemunkaran (untuk berhenti dari
kemunkarannya) kemaslahatan bagi pelaku amar
ma’ruf nahi munkar dan kemaslahatan bagi yang
belum melakukannya. Untuk itulah para ulama
mengerahkan kemapuannya untuk menggariskan
kaedah amar ma’ruf nahi munkar. Garis besar
penerapan yang dapat di gunakan oleh kaum
muslimin di setiap tempat dan waktu, sehingga amar
ma’ruf nahi munkar menjadi rahmat bagi manusia.
19
Banyak hukuman fitri yang bersumber dari
meninggalkan perintah amar ma’ruf nahi munkar dan
jihad kepada orang-orang muslim. Diantaranya,
kehinaan umat Islam di depan musuh-musuhnya dan
kerendahan orang-orang mu’min diantara orang-orang
munafik. Hal ini merpakan kenyataan yang kita
saksikan dan dialami umat Islam dalam realitasnya
sekarang.
20
Allah, maka apalagi yang tersisa. Sebagaimana firman
Allah dalam al-Qur‟an surah al-Anfal ayat 24 :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam merupakan agama yang mencakup semua
aspek kehidupan manusia yang tertuang dalam
sumber pokok yaitu Al-Qur’an dan Hadist Amar
ma’ruf nahi munkar merupakan konsep dalam Islam
yang dapat diterapkan dalam setiap aktivitas manusia
yang disebutkan sebanyak delapan kali dalam Al-
Qur’an.
21
Dinamakan ma’ruf karena jiwa yang sehat akan
mengenalinya dan mengetahui kebaikannya serta
menerimanya dan akan terus melakukan perbuatan
yang ma’ruf dan dinamakan munkar karena jiwa dan
fitrah yang sehat akan mengingkari dan menjauhi
serta menjelekkan perbuatan tersebut.
Arti amar ma’ruf nahi munkar secara terminologi
ialah megajak kepada perbuatan yang baik dan
mencegah kepada perbuatan yang munkar.
Pelaksanaan terhadap ajaran amar ma’ruf nahi
munkar seringkali dilakukan dengan cara -cara yang
justru didalam prespektif agama tidak dibenarkan,
bahkan dapat dikategorikan dengan kekerasan yang
mengatas namakan agama, banyak orang yang
melakukan nahi munkar tetapi tidak mengurangi
kemunkaran justru menambah kemungkaran.
Amar ma’ruf nahi munkar memang dapat
dilakukan dengan berbagai metode dan startegi apa
saja, tapi melalui empat hal amar ma’ruf nahi munkar
dapat tercipta dan terlaksana dengan baik.
Dalam melaksankan amar ma’ruf nahi munkar
harus sabar karena kemungkaran yang sudah
dilakukan puluhan tahun bahkan ratusan tahun sulit
untuk dihilangkan sekaligus, karena itu perlu ilmu,
lemah lembut dan sabar serta terus berjuang dan tidak
putus asa.
B. Saran
22
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga
bermanfaat dan menambah pengetahuan para
pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan
ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang
jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan
saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami
semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
1
Lilik Nurhaliza, Konsep Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Perspekif K.H. Hasyim Asy`ari di Indonesia,
Lampung: Skripsi IAIN Metro Lampung, 2019,
15
22
Ahmad Warson Munawir, al-Munawir Kamus Arab
Indonesia, Terjemahan Ali Mashum, Jainal
Abidin (Surabaya, Pustaka Progresif, 1997), cet,
ke-1, h. 1462
23
23
Ibid, h. 33
24
Departemen Agama, Ensiklopedia Islam, ( Jakarta : PT
Sera Jaya, 1993), cet. ke-4 h.
25
.A. Hafidz Dasuki, Ensiklopedia Hukum Islam, (Jakarta
: PT. Ikhtiar Baru, 1997), cet, ke-2, h. 104
26
Imam Ghazali, Ringkasan Ihya Ulumuddin, (Surabaya :
Himmah Jaya, 2004), cet, ke-1. h. 279
29
Departemen Agama RI, op, cit, h. 153
30
Abdul Muin Salim, Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam
al-Qur‟an dan Sunnah, (Jakarta : PT. Raja
Grapindo Persada, 1994), cet, ke-.3, h. 203
31
Yusuf Qardhawi, Fiqh Negara, ter. Syafril Halim,
(Jakarta : Rabbani Press, 1997), cet, ke-h. 190
32
Departemen Agama RI, op, cit h. 135
35
Imam al-Ghajali, Ihya „Ulumuddin,( kairo, 2001), cet,
ke-1, Juz.2. h. 308
39
Departemen Agama RI, op, cit, h. 143
47
Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari,
PT. Kompas Media Nusantara: Jakarta,2013.h.
30.
49
Lajnah Pentashih Mushaf Al- Qur’an Departemen
Agama Republik Indonesia,AlQuran dan
Terjemah , Bandung :PT. Sygma Exmedia
Arkanleenma.h. 412
24
50
Muhammad Hasyim Asy’ari, Risalah Aswaja,
Yogyakarta : AR- RUZZ MEDIA, 2016.h. 142-
144
51
Asy’ari, Ad-durar, hlm.16-17 :Nurcholish
Madjid,”Islam, Iman dan Ihsan sebagai Trilogi
Ajaran Islam,”dalam Kontekstualisasi,ed
Munawar –Rachman, hlm.480
52
Ahmad Khoirul Fata “Kontekstualisasi Pemikiran KH.
Hasyim Asy’ari Tentang Persatuan Umat Islam”
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Sultan
Amai,MIQOT Vol. XXXVIII No. 2 Juli-
Desember 2014
53
Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh KH Hasyim
Asy’ari.h.241
25