Frasa amar ma’ruf nahi munkar menurut bahasa berasal dari dua kata yaitu
Al-Ma’ruf dan Al-Munkar. Ada tiga puluh delapan kata Al-Ma’ruf dan enam belas
kata Al-Munkar di dalam Al-Qur'an.
1
Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada kebaikan larangan
dari kemungkaran). (hlm. 3)
2
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah. (hlm. 18-19)
1
b. Dalil dari As Sunnah
Dalil hadis untuk ber amar ma’ruf nahi munkar yaitu berasal dari Abu
Sa’id Al Khudri, ia berkata, ”Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,
‘Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran, maka hendaklah ia
mengubahnya dengan tangannya, jika tidak mampu, maka dengan lisannya, dan
jika tidak mampu maka dengan hatinya dan itulah selemah-lemahnya iman.’”3
3. Rukun-rukun Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Syarat wajib pelaku amar ma’ruf nahi munkar
1) Beragama Islam
2) Mukallaf (baligh/sudah dewasa)
3) Adanya kemampuan
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus memiliki kemampuan ketika
melakukan amar mar’rif nahi munkar, dan manusia hanyalah diberikan beban dan
kewajiban sesuai kemampuannya.
b. Sifat-sifat dan adab-adab yang harus dimiliki oleh pelaku amar ma’ruf nahi
munkar antara lain:
1) Niat yang baik (ikhlas)
2) Mutaba’ah (mengikuti contoh Rasulullah SAW)
3) Berilmu
Pelaku amar ma’ruf nahi munkar haruslah mengetahui segala sesuatu
tentang apa yang diperintahkannya itu adalah benar-benar perbuatan yang ma’ruf
demikian pula orang yang melarang kemunkaran harus mengetahui bahwa apa
yang benar-benar dilarangnya itu ialah kemunkaran.
Sebagaimana firman Allah SWT
“Katakanlah (Muhammad), "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik" (QS. Yusuf [12]:
108)
3
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 49 & 51)
2
Ayat ini menunjukkan harus adanya hujjah yaitu dalil yang jelas. Imam
Ibnu Qayyim mengatakan, “Apabila dakwah mengajak manusia ke jalan Allah
merupakan kedudukan yang mulia dan utama bagi seorang hamba, maka hal itu
tidak akan terlaksana kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, seseorang dapat
berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah. Bahkan demi sempurnanya dakwah,
ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang maksimal.
3
9) Melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara syar’i dan adil
10) Tidak Putus Asa
4. Pelaku Amar Ma’ruf Nahi Munkar dan Sasarannya
Yang menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap Muslim yang kuasa
dan ada keyakinan dalam dirinya bahwa jika ia tidak melakukan penentangan
(amar ma’ruf nahi munkar) niscaya ia mendapatkan mudarat besar (kerugian) atau
juga orang yang menganggap bahwa amar ma’ruf nahi munkar mustahab (lebih
baik dilakukan), karena terdapat usaha menampakkan syiar Islam dan
memperingatkan manusia terhadap perintah-perintah agama.
Yang menjadi sasaran dari pelaku amar ma’ruf nahi munkar yaitu setiap
orang yang mukallaf, bahkan juga orang yang tidak mukallaf seperti anak-anak
dan orang kurang berakal, dan bila dikhawatirkan adanya mudharat dari orang-
orang selain mereka. Anak-anak dicegah dari perbuatan yang diharamkan,
sehingga mereka tidak terbiasa mengerjakannya. Juga mereka dipaksa shalat, agar
terbiasa.4
4
Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Munkar (Perintah kepada kebaikan larangan
dari kemunkaran). Diterjemahkan oleh Akhmad Hasan. (hlm. 36)
4
ma’ruf nahi munkar lakukan ialah dengan menasihati sesuai dengan kaidah
beramar ma’ruf nahi munkar.
Keadaan 2 : Pada Saat Terjadi Kemunkaran
Pelaku kemunkaran yang sedang melakukan kemunkaran pada saat dicegah atau
diingkari. Pada saat seperti ini pelaku amar ma’ruf nahi munkar harus langsung
mengingkari kemunkaran tersebut selama dia mampu mencegahnya.
Keadaan 3 : Setelah Terjadinya Kemunkaran
Bila kemunkaran telah selesai dan yang tersisa hanya bekasnya saja maka pelaku
kemunkaran harus diserahkan kepada penguasa atau wakilnya.
c. Kemunkaran tersebut terlihat jelas tanpa harus dimata-matai
Islam menghukumi sesuatu secara lahiriah, menghukumi yang tampak
jelas, sedang hal-hal yang tersembunyi diserahkan kepada Allah SWT, sehingga
Islam tidak boleh menyebarkan aib atau rahasia orang lain.
d. Kemunkaran itu sudah maklum dan bukan permasalahan khilaf ijtihadiyah
Imam An Nawawi mengatakan, “Tidak boleh ada pengingkaran terhadap sesuatu
hal yang diperselisihkan para ulama dan belum disepakati karena menyangkut dari
salah satu mazhab. Berkaitan dengan kemunkaran yang jelas menyalahi nash dan
bukan masalah ijtidaiyah maka harus diingkari seperti:
Orang yang menyalahi Al Quran dan Sunah dan yang telah menjadi
kesepakatan Ulama maka termasuk kemunkaran.
Seluruh bid’ah dalam akidah maupun selainnya wajib diingkari.
Orang yang berpindah kemudian mengikuti kebiasaan munkar di daerah
tersebut atau orang yang mengikuti hawa nafsunya bukan karena dalil
maka termasuk perbuatan munkar.
Orang yang mencari rukhshah (keringanan) dari ulama karena keinginan
hawa nafsu termasuk perbuatan munkar.
Jika terdapat pendapat ulama yang lemah atau jelas kelemahannya
kemudian berpegang pada pendapat tersebut maka termasuk kemunkaran.5
5
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus Sunnah Wal
Jamaah (hlm. 126-133)
5
6. Kaidah-kaidah Amar Ma’ruf Nahi Munkar
a. Syariat adalah pokok dalam menetapkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Yang menjadi timbangan dan tolok ukur dalam menentukan sesuatu yang
ma’ruf dan yang munkar yaitu Kitabullah, Sunah Rasulullah SAW, dan yang
menjadi kesepakatan Salafush Shalih, dan bukan yang dianggap baik oleh
manusia dari perkara-perkara yang menyelisihi syariat.
b. Memiliki ilmu bashirah tentang Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar haruslah memiliki ilmu dan
mengetahui antara yang benar dan salah berdasarkan sumber Islam yaitu Al Quran
dan As Sunah, serta mengetahui hakikat dan sasaran beramar ma’ruf nahi munkar.
c. Mendahulukan yang paling penting sebelum yang penting
Dalam beramar ma’ruf nahi munkar hendaklah lebih mendahulukan yang
paling penting terlebih dahulu yaitu dengan memperbaiki ushul (pokok-pokok)
Aqidah diri sendiri terlebih dahulu. Setelah diri sendiri sudah siap menyampaikan
amar ma’ruf nahi munkar barulah melaksanakannya dengan sebaik-baiknya.
d. Memikirkan dan menimbang antara Maslahat dan Mafsadat
Maksud dan inti dari kaidah ini yaitu seperti perkataan Syaikhul Islam
Ibnu Taimiyah “Amar ma’ruf tidak boleh menghilangkan kema’rufan lebih
banyak, atau mendatangkan kemunkaran yang lebih besar. Nahi munkar tidak
boleh mendatangkan kemunkaran yang lebih besar atau menghilangkan
kema’rufan yang lebih kuat kepadanya.” Syariat Islam dibangun diatas kaidah
memperoleh maslahat (kebaikan) dan menyempurnakannya dan mencegah
mafsadat (kerusakan dan menghilangkan atau meminimalisirnya.
6
e. Sebagai sebab datangnya pertolongan, kemuliaan, dan diberikannya
kedudukan di bum
f. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk shadaqah
g. Menolak marabahaya
h. Orang yang mencegah terjadinya kemunkaran akan diselamatkan oleh
Allah SWT
i. Termasuk sifat-sifat orang-orang mukmin dan shalih
j. Amar ma’ruf nahi munkar termasuk jihad yang utama
k. Sebagai terapi dari problematika yang ada di setiap zaman dan setiap
negeri
l. Sebab dihapuskannya dosa
m. Amar ma’ruf nahi munkar adalah perkataan yang baik.
B. JIHAD
1. Definisi Jihad
6
Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern (hlm. 11-12)
7
2. Macam-macam Jihad dan Perintah untuk berjihad
a. Jihad melawan musuh yang nyata
b. Jihad melawan setan
c. Jihad melawan hawa nafsu
Istilah jihad digunakan untuk melawan hawa nafsu, melawan setan, dan
melawan orang-orang fasik. Adapun jihad melawan hawa nafsu yaitu dengan
belajar agama Islam dengan benar. Adapun jihad melawan setan dengan menolak
segala syubhat dan syahwat yang selalu dihiasi setan. Jihad melawan orang kafir
dan fasik dengan tangan, harta, lisan dan hati.
Beliau juga berkata ,”Tujuan disyariatkannya jihad agar (manusia dan jin
meyakini bahwa) tidak ada yang disembah dengan benar kecuali hanya Allah,
tidak berdoa kepada yang selain Allah, tidak Shalat kepada selain Allah, tidak
puasa kepada selain Allah, tidak umrah dan haji kecuali ke baitullah, tidak boleh
ada penyembelihan qurban melainkan hanya kepada Allah, tidak bernazar
melainkan hanya karena Allah, tidak bersumpah melainkan hanya dengan nama
Allah, tidak bertawakal melainkan hanya kepada-Nya, tidak ada yang
mendatangkan kebaikan melainkan hanya dari Allah, tidak ada yang dapat
menolak kejelekan melainkan hanya Allah, tidak ada yang menunjuki (jalan lurus)
melainkan hanya Allah, tidak ada yang memberikan rezeki mereka kecuali hanya
Allah, tidak ada yang memberikan kecukupan kepada mereka kecuali hanya Allah
dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa mereka kecuali hanya Allah.”7
4. Hukum Jihad
7
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 103-104)
8
ۖۡر لَّ ُكمٞ Oو َخ ۡيO ٗ ْ Oُ ٰ ٓى أَن تَ ۡك َرهOه لَّ ُكمۡۖ و َع َسٞ رO ۡ Oب َعلَ ۡي ُك ُم ۡٱلقِتَا ُل َوهُ َو ُك
َ ُِكت
َ Oُۡٔيا َوهOوا َشO َ
َ ّر لَّ ُكمۡۚ َوٱهَّلل ُ يَ ۡعلَ ُم َوأَنتُمۡ اَل تَ ۡعلَ ُمٞ ُّوا َش ٗۡئا َوهُ َو َش
ون ْ َو َع َس ٰ ٓى أَن تُ ِحب
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang
kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah [2]: 216)
Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah SWT bagi kaum
Muslimin agar mereka menghentikan kejahatan musuh dalam wilayah Islam. Dalil
tentang jihad juga terdapat dalam As Sunah, Rasulullah SAW bersabda pada saat
Fathu Makkah (pembebasan kota Mekkah)
“Tidak ada hijrah setelah fathu makkah, akan tetapi yang ada adalah jihad dan
niat baik. Dan apabila kalian diminta untuk berngkat berperang (oleh imam/ulil
amri), maka berangkatlah.”
9
f. Orang yang berjihad seperti orang yang berpuasa dan tidak berbuka yang
mengerjakan shalat malam terus menerus
g. Jihad adalah jalan menuju surga
h. Jihad menghilangkan kecemasan dan kesedihan
i. Sesungguhnya surga itu memiliki 100 derajat yang disediakan Allah untuk
orang yang berjihad di jalan-Nya. Antara satu tingkat dengan tingkat
berikutnya berjarak seperti langit dan bumi.
j. Surga itu dibawah naungan pedang
k. Orang yang mati syahid memiliki 6 keutamaan
Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,
“orang yang mati syahid di sisi Allah mendapatkan enam keutamaan: (1)
diampunkan dosanya sejak tetesan darah pertama, (2) dapat melihat
tempatnya di surga, (3) akan dilindungi dari azab kubur, (4) diberikan
rasa aman dari ketakutan yang dahsyat pada hari Kiamat, (5) diberikan
pakaian iman, dinikahkan dengan bidadari, dan (6) dapat memberikan
syafaat kepada 70 orang keluarganya.”
l. Orang yang mati syahid ruhnya berada di qindil (lampu/lentera) yang
berada di surga
m. Orang yang mati syahid diampunkan dosanya, kecuali hutang
n. Orang yang berjihad fi sabilillah dan mati syahid akan diberikan rizki dan
tidak diazab dalam kuburnya
6. Tingkatan Jihad
a. Jihaadun Nafs
Jihad ini ada empat tingkatan :
Kedua : Berjihad untuk mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya. Bila semata-
mata berdasarkan ilmu saja tanpa amal, maka bisa jadi ilmu itu akan
mencelakainya, (minimal) tidak bermanfaat baginya.
10
Ketiga : Berjihad untuk mendakwahkan dan mengajarkan kepada orang yang
belum mengetahuinya.
Pertama : Berjihad untuk membentengi diri dari serangan syubhat dan keraguan
yang dapat merusak iman.
d. Jihad Arbaabizh Zhulm wal Bida’ wal Munkarat (jihad melawan tokoh-
tokoh yang zalim, pelaku bid’ah dan kemunkaran)
8
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 113-117)
11
7. Kaidah-kaidah dan Syarat-syarat Jihad
a. Jihad harus dibangun diatas dua syarat yang merupakan dasar dari setiap
amal shalih yang diterima, yaitu ikhlas dan mutabaah.
b. Jihad harus sesuai dengan maksud dan tujuan disyariatkannya jihad, yaitu
seorang muslim berjihad agar agama Islam ini tegak dan agar kalimat
Allah menjadi yang paling tinggi.
c. Jihad harus dengan ilmu dan pemahaman tentang agama, karena jihad
termasuk ibadah yang paling agung dan ketaatan yang paling mulia seperti
yang telah disebutkan.
d. Hendaknya jihad ditunaikan dengan kasih sayang dan kelembutan kepada
makhluk.
e. Jihad harus dilaksanakan dengan keadilan dan menjauhi permusuhan.
f. Jihad harus dilaksanakan bersama dengan ulil amri.
g. Hendaknya jihad fii sabilillah dilakukan sesuai dengan keadaan mereka,
sedang lemah atau kuat.
h. Jihad harus menghasilkan kebaikan yang jelas, agar tidak ada kerusakan
yang lebih besar.9
Setiap jihad yang tidak ditujukan untuk menegakkan kalimat Allah SWT,
atau tidak berdasarkan ketentuan syariat dan tidak dengan adab-adab Islami yang
harus diperhatikan dalam jihad, maka itu termasuk penyimpangan jihad. Beberapa
peringatan dari Rasulullah SAW dalam hadis agar tidak terjadi penyimpangan
beberapa diantaranya adalah:
9
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 129-141)
12
b. Peringatan bagi yang berjihad untuk kesenangan duniawi
c. Larangan untuk membunuh wanita dan anak-anak
d. Larangan untuk bunuh diri atau yang disebut intihaar (bom bunuh diri)
10
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 163-172)
11
Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad Bukan Kenistaan.
(hlm. 163)
12
Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad Bukan Kenistaan.
(hlm. 177-179)
13
b. Bekerja mencari rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup diri
sendiri, keluarga, dan kedua orang tua
c. Menuntut ilmu (Syar’i) dan mengajarkannya
d. Menunaikan ibadah haji dan umrah
e. Menunggu shalat seusai mengerjakan shalat
f. Menjadi petugas amil zakat
g. Membantu para janda dan orang-orang miskin
h. Menyiapkan bekal bagi para mujahid dan mengurusi keluarganya
i. Berdakwah kepada penguasa dan pemerintah yang zalim
j. Berzikir kepada Allah Ta’ala. 13
C. HUBUNGAN ANTARA AMAR MARUF NAHI MUNKAR DAN JIHAD
Salah satu keindahan ajaran Islam adalah ajaran jihad, perintah untuk
melakukan semua yang ma’ruf, dan larangan dari semua yang mungkar dalam
agama ini. Jihad yang sebenarnya dimaksudkan untuk menolak tindakan aniaya
orang-orang zalim terhadap hak-hak agama ini dan dakwahnya. Inilah jenis
perjuangan yang paling afdhal di mana tidak dimaksudkan dengannya ambisi,
tamak, atau keinginan-keinginan hawa nafsu lainnya.
Demikian halnya dengan amar ma’ruf dan nahi mungkar, ketika agama ini
takkan stabil kecuali dengan keistiqamahan penganutnya dalam memegang ushul
dan syariatnya, melakukan perintah-perintahnya yang merupakan puncak
keharmonisan, meninggalkan larangan-larangannya yang merupakan keburukan
dan kerusakan, dan juga agar hawa nafsu yang zhalim tidak menghias-hiasi atas
mereka untuk nekat melakukan perbuatan haram, lalai dalam melaksanakan
13
Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam. (hlm. 257-269)
14
kewajiban yang telah ditetapkan, maka ditetapkan amar ma’ruf dan nahi mungkar
yang akan menyempurnakan semuanya.
Inilah bagian terbesar dari keindahan agama Islam, hal yang sangat darurat
untuk ditegakkan, sebagaimana padanya ada tindakan meluruskan penganutnya
yang bengkok, pembersihan jiwa, dan cambukan bagi mereka dari melakukan
perbuatan yang hina, serta membawa mereka untuk melakukan perbuatan mulia.
Jihad yang kita fahami selama ini yaitu selalu mengenai perang, seakan-
akan hanya melawan musuh yang berupa manusia saja. Padahal, sebagaimana
yang kita ketahui berdasarkan hadits Nabi SAW, jihad terbesar setelah perang
badar kubro adalah jihad melawan hawa nafsu.
Jika diinterpretasikan lebih dalam lagi, selain musuh berupa “hawa nafsu”
maka masuk juga di dalamnya musuh-musuh yang berbentuk pemikiran-
pemikiran liberal, radikalisme, fundamentalisme, westernisasi, aliran sesat, dan
lain-lain. Termasuk juga musuh-musuh media.
Kini banyak berita atau foto yang memprovokasi banyak orang sehingga
menimbulkan kebencian antar sesama atau bahkan pertikaian antar umat.
Ditampilkan dan di upload secara besar-besaran padahal belum tentu itu sesuai
fakta. Melihat fenomena ini maka kita perlu melakukan tindakan beramar maruf
14
Wira Mandiri Bachrun. Islam itu Indah: Pandangan yang Benar Tentang Jihad dan Amar Ma’ruf
Nahi Munkar. Diakses dari https://ulamasunnah.wordpress.com pada tanggal 20 Desember 2017.
Dinukil untuk https://ulamasunnah.wordpress.com dari buku “Sungguh Islam itu Indah” karya
Asy Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, penerjemah: Al Ustadz Fuad, Lc, Penerbit: Penerbit
Al-Ilmu Jogjakarta
15
nahi munkar dengan memanfaatkan media yang ada seperti menampilkan berita,
kisah, dan foto sungguhan yang dengan membacanya, orang akan senang, merasa
damai, menambah ikatan persaudaraan dan melahirkan gagasan-tindakan dalam
kebaikan. Inilah jihad media.15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam adalah agama yang berdimensi individual dan sosial, maka sebelum
memperbaiki orang lain, seorang Muslim dituntut berintrospeksi dan memperbaiki
dirinya terlebih dahulu, agar bisa menjadi pelaku amar ma’ruf nahi munkar atau
menjadi seorang mujahid yang bisa diteladani oleh umat, sebab cara berdakwah
yang baik dalam Islam adalah dengan diiringi keteladanan.
B. SARAN
15
Fathurrahman Karyadi. Jihad dalam Islam; Dahulu dan Kini. Diakses dari http://www.nu.or.id
pada tanggal 20 Desember 2017
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2017. Amar Ma'ruf Nahi Munkar Menurut Ahlus
Sunnah Wal Jamaah. Cetakan ke-1. Depok. Pustaka Khazanah Fawaid
2. Syekhul lslam lbnu Taimiyyah. Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (Perintah kepada
kebaikan larangan dari kemungkaran). Diterjemahkan oleh Akhmad Hasan.
Riyadh. Departemen Urusan Keislaman Wakaf, Da'wah dan Pengarahan Kerajaan
Arab Saudi
3. Dr. Abdullah Hazzam. 1992. Perang Jihad di Jaman Modern. Jakarta. Gema
Insani Press
4. Yazid Bin Abdul Qadir Jawas. 2011. Kedudukan jihad Dalam Syariat Islam.
Cetakan ke-1. Jawa Barat. Pustaka At-Taqwa
5. Dzulqarnain bin Muhammad Sanusi. 2006. Meraih Kemuliaan Melalui Jihad
Bukan Kenistaan. Cetakan ke-1. Indonesia. Pustaka As Sunnah
17
6. Wira Mandiri Bachrun. Islam itu Indah: Pandangan yang Benar Tentang Jihad dan
Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Diakses dari https://ulamasunnah.wordpress.com
pada tanggal 20 Desember 2017
7. Fathurrahman Karyadi. Jihad dalam Islam; Dahulu dan Kini. Diakses dari
http://www.nu.or.id pada tanggal 20 Desember 2017
18