Anda di halaman 1dari 7

Saturday, 23 May 2015

AYAT-AYAT TENTANG AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Islam menempatkan manusia itu tidak saja dalam dimensi individu, akan tetapi juga dalam
dimensi sosial sebagai anggota masyarakat. Oleh karena itu tugas dan kewajiban syari
disampaikan kepadanya secara bersama-sama. Inilah kewajiban atau syiar yang ada. Kewajiban
ini merupakan pelindung bagi syiar-syiar lainnya. Amar maruf nahi mungkar termasuk
kewajiban bagi setiap orang yang merupakan keistimewaan untuk menegakkan syiar-syiar
Islam.
Pengertian Amar Maruf Nahi Mungkar
Menurut bahasa, amar maruf nahi mungkar yaitu menyuruh kepada kebaikan, mencegah dari
kejahatan, Amar: menyuruh, Maruf : kebaikan, Nahi : mencegah, Mungkar : kejahatan.
Ada beberapa pengertian mengenai amar maruf nahi mungkar:
Abul Ala al-Maududi menjelaskan: bahwa tujuan yang utama dari syariat ialah untuk
membangun

kehidupan

manusia

di

atas

dasar

marifat

(kebaikan-kebaikan)

dan

membersihkannya dari hal-hal yang maksiat dan kejahatan-kejahatan.


Dalam bukunya, Maududi memberikan pengertian tentang apa yang dimaksud dengan
maruf dan munkar adalah sebagai berikut:
Istilah marufat (jamak dari makruf) itu menunjukkan semua kebaikan-kebaikan dan
sifat-sifat yang baik sepanjang masa diterima oleh hati nurani manusia sebagai suatu yang baik,
sebaliknya istilah munkarat (jamak dari munkar) menunjukkan semua dosa dan kejahatankejahatan yang sepanjang masa telah di kutuk oleh watak manusia sebagai suatu hal yang jahat. 1
[1]
1. Dijelaskan dalam firman Allah Surat Ali Imran: 104

1[1] M. Yunan Nasution, Pegangan Hidup (3), Penerbit Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia, 1981, hlm. 30-31

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung. (Ali Imran: 104)
Tafsirul mufrodat:
Al-Ummah: Golongan yang terdiri dari banyak individu yang antara mereka terdapat ikatan yang
menghimpun, dan persatuan yang membuat mereka seperti berbagai organ dalam satu tubuh.
Al-Khairu: Sesuatu yang di dalamnya terkandung kebajikan bagi umat manusia dalam masalah
agama dan duniawi.
Al-Maruf: Apa yang dianggap baik oleh syariat dan akal. Dan kata munkar ialah lawan
katanya.2[2]
Penjelasan ahli-ahli tafsir mempunyai dua pendapat tentang sifat perintah atau unsur hukum yang
terkandung dalam ayat tersebut.
a.

Pendapat pertama mengatakan, bahwa hukum melaksanakan amar makruf nahi munkar ialah
fardu kifayah, sebab di dalam ayat itu hanya diterangkan hendaklah kamu tergolong ummat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar.

b. Pendapat kedua bahwa hukumnya ialah fardlu ain, yaitu wajib bagi setiap pribadi muslim dan
muslimah.
Orang yang diajak bicara dalam ayat ini ialah kaum mukmin seluruhnya. Mereka terkena
taklif agar memilih suatu golongan yang melaksanakan kewajiban ini. Realisasinya adalah
hendaknya masing-masing anggota kelompok tersebut mempunyai dorongan dan mau bekerja
untuk mewujudkan hal ini, dan mengawasi perkembangannya dengan kemampuan optimal,
sehingga bila mereka melihat kekeliruan atau penyimpangan dalam hal ini (amar makruf nahi
munkar), mereka segera mengembalikannya ke jalan yang benar.
Berdasarkan ayat di atas, maka perkataan minkum pada ayat tersebut adalah
mimbayaniyah yang hanya menunjukkan tentang jenis yang dikenakan perintah itu. Maka
berdasar atas pendapat itu, tiap-tiap orang, tiap-tiap pribadi, asal masuk dalam golongan ummat
Islam mendapat perintah wajib melakukan amar makruf nahi munkar itu.3[3]

2[2] Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tarjamah Tafsir al-Maraghi, CV. Toha Putra,
Semarang, 1987, jilid IV, hlm. 31-32
3[3] M. Yunan Nasution, Pegangan Hidup (3), hlm. 32-33

2.

Penafsiran al-Maraghi dalam surat Ali Imran ayat 110, tentang fungsi dan kedudukan kaum
muslimin dalam menghadapi tugas kemasyaratan.

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran : 110)
Tafsirul Mufrodat
Kuntum: kalian dijadikan dan diciptakan
Ukhrijat: Umat yang ditampakkan, sehingga membeda dan diketahui.
Penjelasan

Di sini amar makruf nahi munkar penyebutannya didahulukan di banding iman kepada
Allah, padahal iman itu selalu berada di depan dari berbagai jenis ketaatan. Hal ini lantaran amar
makruf nahi munkar merupakan pintu keimanan dan yang memeliharanya. Jadi didahulukan
keduanya hal tersebut dalam penuturan adalah sesuai dengan kebiasaan yang terjadi dikalangan
umat manusia, yaitu menjadikan pintu berada di depan segala sesuatu.4[4]
3. Surat al-Araf : 157

(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati
tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan
yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang
dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang
yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Penjelasan

Maksudnya, bahwa Nabi yang ummi itu hanya menyuruh yang baik-baik saja dan tidak melarang
kecuali yang buruk, sebagaimana kata Abdu l-lah bin Masud, apabila kamu mendengar
firman Allah, ya ayyuha l-ladzina amanu, maka pasanglah telingamu untuk mendengarkannya,
karena firman (yang didahului dengan, ya ayyuha l-ladzina amanu, penjelasan itu memuat
kebaikan yang kamu di suruh melakukannya, atau keburukan yang dilarang mengerjakannya.
4[4] Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tarjamah Tafsir al-Maraghi, hlm. 44

Dan perintah Nabi Muhammad SAW, yang terpenting diantaranya ialah suruhan untuk beribadah
kepada Allah semata, tanpa menyekutukan Dia dengan yang lain. Adapun larangannya yang
terpenting adalah larangan yang menyembah selain Allah, dan memang demikianlah ajaran
semua Rasul yang pernah di utus Allah dan soal ibadah.5[5]
4. Surat Luqman : 17

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah
(mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
Tafsirannya :

Lafadz

Dan perintahkanlah orang lain supaya membersihkan dirinya, sebatas kemampuan. Maksudnya,
supaya jiwanya menjadi suci dan demi untuk mencapai keberuntungan.

Dan cegahlah manusia dari semua perbuatan durhaka terhadap Allah, dan dari mengerjakan

larangan-larangan-Nya yang membinasakan pelakunya, serta menjerumuskannya ke dalam adzab


neraka yang apinya menyala-nyala, yaitu neraka jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali
adalah neraka jahanam.6[6]
5. Surat al-Hajj: 41, al-Maraghi tentang kewajiban amar makruf nahi munkar.






(41: )

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka
mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma`ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.
Penjelasannya :

Orang-orang yang diusir dari kampung halamannya ialah orang-orang yang apabila kami
meneguhkan kedudukan mereka di dalam negeri, lalu mengalahkan kaum musyrikin, lalu mereka
taat kepada Allah, mendirikan sholat, seperti yang diperintahkan kepada mereka, mengeluarkan
zakat, menyuruh orang untuk mengerjakan apa yang diperintahkan oleh syariat dan melarang

5[5] Ibid., jilid 9, hlm. 148


6[6] Ibid., hlm. 45

melakukan kemusyrikan, serta kejahatan. Kemudian Allah menjanjikan akan meninggikan


apakah dia akan membalasnya dengan pahala ataukah dengan siksa di akhirat.7[7]
6. Surat at-Taubah : 112, tentang sifat orang yang beriman

Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah), yang
melawat, yang ruku`, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma`ruf dan mencegah berbuat
mungkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min
itu.
Penjelasan :

Di dalam surat at-Taubah ada penjelasan tentang sifat-sifat orang yang beriman atau orang-orang
mukmin yang sempurna imannya yang mana Allah telah memberi (menukar) diri dan harta
mereka dengan surga.
Di dalam ayat di atas menafsirkan al amiruna bil maruf, wa a-nahuna ani al-munkar =
orang-orang yang mengajak kepada keimanan dengan segala akibatnya, dan orang-orang yang
mencegah dari kemusyrikan dengan segala akibatnya.8[8]
7. Surat Ali Imron : 114

Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan
mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka
itu termasuk orang-orang yang saleh.
Penjelasan :
Dalam kitab tafsir al-Maraghi jilid 10

Di dalam ayat ini, Allah menyifati kaum mukminin dengan lima sifat yang sama sekali
berlawanan dengan sifat kaum munafik, yaitu :
1)

Mereka menyuruh melakukan perbuatan yang makruf, sedangkan kaum munafik menyuruh
perbuatan yang munkar.

2)

Mereka mencegah melakukan perbuatan yang munkar, sedangkan kaum munafik mencegah
melakukan perbuatan yang makruf.
7[7] Ibid., hlm. 44
8[8] Ibid., jilid II, hlm. 4

Kedua sifat ini merupakan pagar segala keutamaan dan benteng penghalang tersebarnya segala
keburukan.
1) Mereka melaksanakan shalat dengan sebaik dan sempurna mungkin dengan khusu, tapi orangorang munafik jika melaksanakan shalat dengan bermalas-malasan dan ruja terhadap manusia.
2)

Mereka mengeluarkan zakat yang diwajibkan atas mereka dan sedekah tathawwu (sukarela)
yang mereka di berkati untuk itu, tetapi orang munafik sebaliknya.

3)

Mereka terus melaksanakan ketaatan, dengan meninggalkan larangan-Nya dan mengerjakan


segala perintah-Nya menurut kemampuan mereka, tetapi orang-orang munafik malah
sebaliknya.9[9]
Penafsiran Surat Ali Imran: 144 (dalam tafsir Ibnu Katsir I)
Dijelaskan: Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada
yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai
kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Mereka itulah yang disebut dalam
firman Allah, dan sesungguhnya diantara Ahli Kitab ada orang yang beriman kepada Allah
dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka, sedang
mereka berendah hati kepada Allah.10[10]

8. Surat at-Taubah : 71

Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah
dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta`at kepada Allah
dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.

DAFTAR PUSTAKA
M. Yunan Nasution, Pegangan Hidup (3), Penerbit Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, 1981.
Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tarjamah Tafsir al-Maraghi, CV. Toha Putra, Semarang, 1987.
Muh. Nasib ar-Rifai, Tafsir Ibnu Katsir I, Gema Insani, Jakarta, 1999.
9[9] Ibid., hlm. 270-271
10[10] Muh. Nasib ar-Rifai, Tafsir Ibnu Katsir I, Gema Insani, Jakarta, 1999, hlm. 571

Anda mungkin juga menyukai