Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

“HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN”

Disusun oleh:

Safira Prabasari Kusumah

1908010006

Pendidikan Dokter Umum

Fakultas Kedokteran

Universitas Nusa Cendana


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ungkapkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan
Mahabaik, yang telah memberikan penulis kesehatan dan kemampuan untuk
menulis serta menyelesaikan makalah dengan judul “Histologi Sistem Endokrin”
dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas sebagai pengganti ketidak


hadiran penulis dalam mata kuliah yang diajarkan oleh dr. Efrisca M. Br.
Damanik, M.Biomed., Sp.PA serta memperdalam wawasan penulis mengenai
“Histologi Sistem Endokrin”. Penulis menyusun makalah ini dengan urutan
sebagai berikut:

1. Pendahuluan Histologi Sistem Endokrin


2. Tinjauan Pustaka Histologi Sistem Endokrin
3. Pembahasan Histologi Sistem Endokrin
4. Penutup
5. Saran dan Kesimpulan

Penulis berterimakasih kepada pihak FK UNC yang telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyusun tugas ini, dr. Efrisca M. Br. Damanik,
M.Biomed., Sp.PA yang telah mengajarkan bahan “Histologi Sistem Endokrin”,
serta ketua blok Biomedik 2 yang telah membantu kelancaran administrasi
penulis. Selain itu, penulis juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kelancaran penulisan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Akhirnya, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan pengetikan atau


pun penulisan yang tidak berkenan bagi pembaca. Sekian dan terima kasih.

Kupang, Januari 2020

2
Daftar Isi
Sampul......................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Pendahuluan.............................................................................................................4

Pembahasan..............................................................................................................5

Penutup...................................................................................................................26

Daftar Pustaka........................................................................................................27

Lampiran................................................................................................................28

3
1. Pendahuluan Histologi Sistem Endokrin
1.1. Latar Belakang
Histologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari jaringan
manusia. Histologi mempelajari struktur mikroskopis dari suatu jaringan
sistem organ. Histologi berkaitan dengan struktur anatomi manusia dan
tidak dapat terpisahkan. Maka ketika mempelajari histologi suatu sistem,
seorang mahasiswa harus juga memahami anatomi sistem tersebut. Hal
ini juga berlaku ketika mahasiswa mempelajari sistem endokrin, untuk
memahami histologi sistem endokrin, mahasiswa juga harus memahami
anatomi pada sistem endokrin.
Sistem Endokrin adalah sistem pengatur yang mengkoordinasi
berbagai proses dalam tubuh dengan cara melepaskan messenger kimiawi
yang disebut hormon. Endokrin melakukan sekresi ke dalam atau dapat
disebut sebagai sekresi internal ke dalam ruang ekstrasel di sekeliling sel
pensekresi. Sistem endokrin memiliki komponen-komponen pendukung,
baik kelenjar endokrin maupun sel endokrin. Untuk transportasi hormone
hasil sekresi, sistem endokrin menggunakan pembuluh darah.
Maka dalam pembelajaran mengenai histologi sistem endokrin,
mahasiswa mempelajari mengenai struktur mikroskopis dari sistem
endokrin beserta fungsi dan ciri khasnya.

1.2. Manfaat Makalah


1.2.1. Memahami pengertian histologi dan sistem endokrin
1.2.2. Memperdalam pengetahuan mengenai histologi dan sistem
endokrin
1.2.3. Mengerti dan mengetahui histologi sistem endokrin
1.2.4. Memahami dan mengetahui anatomi dan fisiologi sistem endokrin
sebagai pendukung dalam memahami histologi sistem endokrin

4
1.2.5. Mengetahui penyakit yang berkaitan tentang histologi sistem
endokrin

1.3. Tujuan Makalah


1.3.1. Memenuhi tugas pengganti ketidakhadiran dalam mata kuliah dr.
Efrisca M. Br. Damanik, M.Biomed., Sp.PA.
1.3.2. Memperdalam pengetahuan mengenai histologi sistem endokrin.

2. Pembahasan Histologi Sistem Endokrin


2.1. Histologi
Sebelum memperdalam mengenai histologi sistem endokrin, penulis harus
terlebih dulu mengetahui histologi.
2.1.1. Pengertian
Menurut Kamus Saku Dorland edisi 28, histologi
(histology) adalah cabang anatomi yang mempelajari struktur kecil,
komposisi, dan fungsi jaringan. Histologi juga dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari jaringan tubuh manusia.
Anatomi dan histologi adalah dua cabang ilmu yang tidak
dapat terpisahkan dan hamper sama. Perbedaan histologi dengan
anatomi adalah pada objek pembelajarannya, anatomi mempelajari
tubuh manusia yang dapat terlihat oleh mata (otot, pembuluh
darah, saraf, dan lain-lain) sedangkan histologi mempelajari
jaringan dan sel tubuh manusia atau dapat dibilang tidak terlihat
mata.
2.1.2. Tujuan histologi
2.1.2.1. Identifikasi struktur mikroskopis jaringan dan organ
sistem.
2.1.2.2. Hubungan struktur mikroskopis dengan fungsi
(histophysiologi)

5
2.1.2.3. Mengetahui struktur normal untuk mengetahui fungsi
normal sehingga ketika ada perubahan struktur dapat
diketahui gangguan fungsi yang terjadi
2.1.2.4. Histologi berhubungan dengan fisiologi, biokimia,
biologi, anatomi, patologi anatomi, dan klinik.
2.1.2.5. Mengetahui komponen terkecil sel, matrix interselular,
dan cairan extraselular  jaringan dasar  organ 
sistem.
2.1.2.6. Mengetahui asal perkembangan dari sel tunggal hingga
differensiasi (embrional sampai dewasa).
2.1.2.7. Mempelajari homeostasis

2.1.3. Metode Pembelajaran Histologi


2.1.3.1. Penggunaan mikroskop untuk pembelajaran struktur
mikroskopis
2.1.3.2. Penggunaan sediaan untuk mengetahui objek jaringan

2.1.4. Objek Pembelajaran


Histologi Dasar mempelajari :
2.1.4.1. Epitelium dan kelenjar-kelenjar
2.1.4.2. Jaringan penghubung
2.1.4.3. Otot
2.1.4.4. Saraf
Histologi organ dan sistem organ mempelajari :
2.1.4.5. Sistem Vaskularisasi
2.1.4.6. Sistem Imun dan pencernaan
2.1.4.7. Organ lymphoid
2.1.4.8. Sistem Endokrin
2.1.4.9. Integumen
2.1.4.10. Sistem respirasi
2.1.4.11. Sistem urinasi

6
2.1.4.12. Sistem reproduksi
2.1.4.13. Sistem sensoris

7
2.2. Histologi Sistem Endokrin
Banyak aspek dalam tubuh manusia diatur oleh sistem endokrin
dan sistem saraf. Keduanya berperan dalam mempertahankan keadaan
homeostasis tubuh dan memungkinkan tubuh untuk merespons
perubahan dari lingkungan eksternal. Sistem endokrin melakukan hal ini
dengan menggunakan kelenjar-kelenjar yang mensekresikan secret
kimiawi atau hormon. Kata endokrin berkenaan dengan kelenjar yang
mengeluarkan sekret kimiawi langsung ke kompartmen ekstraseluler
kemudian ke dalam aliran darah.
Sistem endokrin dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:

2.2.1. Fungsi Sistem Endokrin


2.2.1.1. Mengatur metabolism organik dan H2O serta
keseimbangan elektrolit

8
2.2.1.2. Menyebabkan perubahan adaptasi untuk membantu
tubuh dalam menghadapi tekanan stress
2.2.1.3. Mengatur perkembangan dan pertumbuhan tubuh
2.2.1.4. Mengontrol reproduksi
2.2.1.5. Mengatur produksi sel darah merah
2.2.1.6. Bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan
menyatukan baik sirkulasi dan pencernaan seta absorbsi
makanan.
2.2.2. Hormon
Hormon merupakan penyalur bahan-bahan kimiawi yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan
mengalirkannya melalui pembuluh darah menuju target organ dan
sel. Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah
laku, keseimbangan dan metabolisme. Jumlah hormone yang
dibutuhkan umumnya sedikit namun hormon memiliki kemampuan
kerja besar dan pengaruh yang lama karena hormon mempengaruhi
kerja organ dan sel.
Hormon dibagi tiga berdasarkan komponen penyusunnya,
2.2.2.1. Protein dan polipeptida, sebagian besar larut dalam air.
Contoh : Insulin, glucagon, dan FSH.
2.2.2.2. Derivat asam amino, sebagian besar larut dalam air.
Contoh : tiroksin dan epinefrin.
2.2.2.3. Derivat steroid dan asam lemak, sebagian besar larut
dalam lipid. Contoh : progesteron, estradiol, dan
testosteron.

Berdasarkan fungsinya, hormon dibagi atas:

2.2.2.4. Hormon perkembangan/Growth hormone – hormon yang


memegang peranan di dalam perkembangan dan
pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad

9
2.2.2.5. Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam
tubuh diatur oleh bermacam-macam hormon, contoh
glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin
2.2.2.6. Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam
pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise
sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH)
pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH)
2.2.2.7. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral –
kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur
metabolisme kalsium dan fosfor.

Mekanisme kerja hormon dipengaruhi oleh interaksi primer


dengan reseptor protein yang mengenali hormon apa yang
diperlukan dan melakukan seleksi terhadap hormon lalu
memutuskan hormon apa yang bekerja sebagai respon dari
rangsang. Hal ini menyebabkan terjadinya penyesuaian dalam
membran protein lainnya, sehingga mengaktifkan enzim-enzim
dalam sel dan menghasilkan (sintesis) second messenger yang
mengaktifkan enzim fosforilasi. Mekanisme dapat dilihat lebih
jelas pada Lampiran Mekanisme Kerja Hormon.

2.2.3. Kelenjar Endokrin


Kelenjar endokrin atau kelenjar buntu, merupakan suatu kelenjar
yang tidak memiliki saluran pelepasan (ductless) untuk
mengeluarkan hasil sekresi ke luar dari tubuh kelenjar. Hanya
jaringan tertentu saja yang mampu memberikan tanggapan/respons
terhadap hormon tertentu.
Struktur kelenjar endokrin tersusun atas kelompok struktur
mikroskopis yang sangat sederhana. Kelompok ini terdiri atas
deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh
jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh kapiler.

10
Kelenjar-kelenjar pada endokrin:

1. Hipotalamus

Hipotalamus merupakan bagian diencephalon yang membentuk lantai


dan sebagian dinding lateral ventrikel ketiga, mencakup chiasma opticum,
corpus mammillare, tuber cinereum, dan infundibulum; glandula hipofisis
juga terdapat pada bagian ini, tetapi fungsi fisiologisnya berbeda. Nuclei
hyphothalami membantu mengaktifkan, mengendalikan, dan memadukan
mekanisme autonomik perifer, aktivitas endokrin, dan berbagai fungsi
somatik (Dorland,2011:546).

11
Hipotalamus memproduksi faktor pengatur kimia, pelepasan dan
penghambatan. Faktor pengatur ini bekerja pada kelenjar pituitary anterior.

2. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis kadang disebut master of glands karena hipofisis
mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.
Beberapa hormon hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya
secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ
lainnya. Hipofisis mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri
melalui mekanisme umpan balik, ketika kadar hormon endokrin lain dalam
darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau
mempercepat pelepasan hormonnya.
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu
kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian anterior, pars intermedia, dan bagian posterior.

12
Lobus anterior (adenohipofisis)

Adenohipofisis terdiri dari tiga bagian,

a. Pars distalis (pars anterior).


Berdasarkan kemampuan untuk pewarnaan, sel fungsional dari pars
distalis adenohipofisis dibagi menjadi dua, chromophils (kemampuan
untuk pewarnaan tinggi) dan chromophobes (kemampuan untuk
pewarnaan rendah).
Chromophils dibagi lagi menjadi acidopils (pewarnaan menggunakan
pencelupan asam) dan basophils (pewarnaan menggunakan basic dye)
keduanya merupakan sel sekresi utama dari pars distalis.

13
Acidopils merupakan sel yang paling banyak terdapat di dalam pars
distalis dan bergranula, terdiri dari dua:
a. Somatotrophs yang berfungsi mensekresi somatotropin, distimulasi
oleh SRH dan dihambat oleh somatostatin dan mammotrophs.
b. Mammotrophs mengandung prolactin, untuk mengembangkan
kelenjar mammae selama kehamilan dan laktasi setelah kelahiran.
Distimulasi oleh PRH dan oksitosin serta dihambat oleh PIF.
Basophils merupakan sel bergranula yang terdiri dari tiga macam:
a. Corticotrophs mensekresikan ACTH dan LPH serta distimulasi
oleh CRH.
b. Thyrotophs mengandung TSH dan dikenal juga sebagai tirotropin.
Distimulasi oleh TRH dan dihambat dengan kehadira T3 dan T4
dalam darah.
c. Gonadotrophs mensekresi FSH dan LH. Distimulasi oleh LHRH
dan dihambat oleh berbagai hormon yang dihasilkan ovarium dan
testis.
b. Pars intermedia
c. Pars tuberalis

Secara singkat, hormon-hormon yang dihasilkan adenohipofisis adalah:

1. Hormon pertumbuhan-Human Growth Hormon/ somatotropin(STH).


2. Hormon tirotropin kendali kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.

14
3. Hormon adrenokortikotropin (ACTH)
4. Hormon Melanocytes Stimulating Hormone (MSH)
5. Hormon gonadotropik:
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone) merangsang perkembangan
folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam
testis.
b. LH (Luteinizing hormone) atau ICSH (Interstitial-Cell Stimulating
Hormone) mengendalikan sekresi estrogen, progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis.
c. Luteotropin, LTH atau prolactin mengendalikan sekresi ASI,
mempertahankan adanya korpus luteum selama kehamilan.

Lobus posterior (neurohipofisis)

Neurohypophysis terdiri dari 3 bagian,

a. Median eminence
b. Infundibulum
c. Pars nervosa, mensekresikan hormon:
1. Hormon antidiuretic (ADH) berfungsi mengatur air dalam
ginjal/mengurangi output urin
2. Hormon oksitosin berfungsi mengatur kontraksi uterus, pengeluaran
ASI

15
P : Sel pituitary, tanda panah : herring bodies merupakan perpanjangan serat saraf
dimana hasil sekresi neuron, vasopressin, dan ADH disimpan.

16
3. Kelenjar pineal

Kelenjar pineal adalah


struktur kecil yang terletak di
dasar otak. Letak kelenjar pineal
adalah pada bagian atas ventrikel
ke-3 otak atau posterior terhadap
otak bagian tengah.
Dari kelenjar pineal terdapat
beberapa zat yang dapat diisolasi yakni melatonin, serotonin, norepinefrin,
dan histamin. Hormon utama yang dihasilkan oleh kelenjar pineal adalah
melatonin, suatu turunan dari asam amino tryptophan. Tetapi bahkan tanpa
isyarat visual, tingkat melatonin dalam darah naik dan jatuh pada siklus
(circadian) setiap hari dengan tingkat puncak terjadi di larut pagi
(mempengaruhi siklus bangun dan tidur manusia dan fotoperiodik).

Mekanisme kelenjar pineal dapat dilihat pada diagram dibawah ini:

17
4. Kelenjar gondok (tiroid)
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok terletak di kiri kanan trakhea (2
lobus) dalam jaringan isthmus tiroid leher
bagian depan di bawah jakun di depan
trakea. Secara mikroskopis kelenjar terdiri
dari folikel-folikel berupa kantung.
Kelenjar gondok menghasilkan sekret
berupa koloid tiroid mengandung senyawa
iodium (hormon tiroid), hormon lain yang disekresikan oleh kelenjar tiroid
adalah hormon tiroksin (T4), hormon triiodotironin (T3), dan tirokalsitonin.
Sekresi tiroid diatur oleh hormon tirotropik/TSH. Fungsi kelenjar tiroid
bekerja menstimulasi proses oksidasi, mengatur penggunaan O 2, pengeluaran
CO2, mengatur metabolisme tubuh dan bertanggung jawab atas normalnya
kerja setiap sel tubuh.

Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara


keduanya dapat daerah yang menggenting. Tiroid dan paratiroid saling
berkaitan satu sama lain, seperti terlihat dalam gambar di bawah ini.

18
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Tiroksin mengandung
banyak iodium. Fungsi hormon tiroksin antara lain:
1. Meningkatkan kecepatan metabolisme sel-sel untuk mencapai
kebutuhan fisiologi
2. Mempengaruhi pertumbuhan/perkembangan dan diferensiasi
organ-organ khususnya tulang dan otak
3. Mempengaruhi beberapa bagian perkembangan mental
4. Mempengaruhi distribusi dan pertukaran air, elektrolit, serta
protein
5. Mempengaruhi glukoneogenesis
6. Mempengaruhi aktivitas sistem saraf (refleks semakin peka,
kesadaran tinggi, jika tiroksin tinggi)
7. Mempengaruhi motilitas usus, menunjang aliran cairan pencernaan
(berhubungan dengan diare dan konstipasi)
8. Mempengaruhi sistem kardiovaskular yaitu meningkatkan
kecepatan denyut jantung

Fungsi hormon tirokalsitonin membantu memelihara kadar kalsium darah


mempengaruhi efek hormone paratiroid, menekan resorpsi kalsium dari tulang,
sehingga menurunkan pengambilan kembali kalsium dari tulang ke darah. Sekresi
hormone tirokalsitonin tergantung kadar kalsium tubuh, jika kadar kalsium tinggi,
maka sekresi hormone tirokalsitonin yang dihasilkan sedikit/rendah.

19
Pembentukan hormone T3 dan T4 :
1. Iod diabsorpsi (dalam bentuk garam-garam iodida) disalurkan ke sel-
sel folikel lalu menjadi elemen iodium,
2. Saat yang sama, sel-sel akan mensekresi protein tiroglobulin ke dalam
folikel,
3. Elemen iod+ tiroglobulin lalu mengubah tirosin (as.amino) dalam
molekul tiroglobulin menjadi tiroksin.
Penyimpanan dan pelepasan tiroksin
1. Tiroksin yang terbentuk disimpan dalam folikel (bagian tiroglobulin),
2. Jika akan dibebaskan, hormone dipecah dari tiroglobulin (dengan
bantuan enzim proteolitik) lalu masuk ke darah (bentuk tiroksin
bebas),
3. Dalam darah, bergabung dengan protein plasma lalu terakhir
dibebaskan ke sel-sel jaringan.

20
5. Kelenjar paratiroid

Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Tiap lobus lateral tiroid terdapat
dua kelenjar kecil warna kuning kecoklatan. Kelenjar paratiroid dipersarafi
oleh serabut simpatikus dan parasimpatikus. Kelenjar Paratiroid
menghasilkan sekresi berupa hormonparatiroid (PTH) atau parathormon
dengan fungsi mengatur metabolism kalsium, fosfat dan mengendalikan
jumlahnya dalam darah dan tulang.

21
Jika PTH tidak ada, maka kalsium darah akan menurun dan fosfat
meningkat. PTH menyebabkan demineralisasi tulang, dengan merusak
kolagen, zat dasar dan kristal hidroksiapatit tulang, sehingga kalsium& fosfat
naik. Namun, dalam tubulus ginjal, PTH bekerja meningkatkan reabsorpsi
kalsium filtrate dan menurunkan reabsorpsi fosfat sehingga kalsium darah
menurun, fosfat darah meningkat.

Pengaturan fungsi PTH:


Sekresi PTH diatur oleh kadar kalsium darah. Jika kadar tinggi, sekresi
akan menurunmekanisme umpan balik negatif.

22
6. Kelenjar timus
Kelenjar timus merupakan organ dalam sistem endokrin dan limfatik, kelenjar
ini mensekresikan hormon timosin, dan distimulasi produksi limfosit.

7. Kelenjar adrenal (medula dan korteks)


Kelenjar adrenal berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada
setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian,
yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula). Kelenjar ini dilapisi
oleh lemak dan memiliki suplai darah yang luas.

Hormon yang disekresi:


Korteks adrenal (sebelah luar)
1. Zona glomerulosa : mineralokortikoid (aldosteron) dan
deoksikortikosteron
2. Zona fasciculate : glukokortikoid
3. Zona reticularis : androgen, estrogen
Medula adrenal
 Katekolamin : epinefrin (adrenalin) 80-90%, norepinefrin10-20%
Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan
gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual,

23
muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau
dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut
jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah
melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

8. Pankreas

Beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau


Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon
insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah.
Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak
menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan
menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga
menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon
insulin.

24
25
9. Ovarium (dan corpus luteum folikel)
Hormon-hormon yang dihasilkan ovarium adalah estrogen (estradiol,
estriol, estron) dan progesterone. Estradiol selain disekresi ovarium, disekresi
juga oleh plasenta, adrenal & testis dengan jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan ovarium. Hormon estrogen disebut juga hormon
folikuler, karena terus dihasilkan oleh folikel ovarium, esterogen distimulasi
oleh FSH.
Fungsi estrogen :
1. Perkembangan, pemeliharaan organ reprod wanita (uterus, tuba
uterus, vagina, genitalia ekstern, dada, pubis dan rambut aksila)
2. Mempengaruhi metabolisme elektrolit
3. Mempengaruhi tingkah laku
4. Memperbesar keinginan & pengendalian seksual
5. Mempengaruhi pertumbuhan sistem duktus pada kelenjar mamae
6. Menstimulasi kontraksi uterus

Sedangkan progeteron pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi


menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.
Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna
mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini
dapat mempertahankan kehamilan.

10. Testis
Dalam testis, terdapat sel-sel interstitial (sel Leydig) yang mensekresi
androgen (androgenic hormone) dan hasil sekresi yang utama adalah
testosterone. Fungsi testosterone adalah :
1. Untuk perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria
2. Sifat-sifat seksual sekunder
3. Mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme protein, libido, dan
distribusi rambut

26
4. Menghambat sekresi ICSH
Pengaturan sekresi testosterone diatur menggunakan mekanisme umpan balik
negatif antara ICSH & testosteron, kadar testosteron tinggi maka sekresi
ICSH menurun.

Kesimpulan dari kelenjar endokrin ini dapat dilihat pada tabel berikut :

27
3. Penutup

Kesimpulan dari makalah ini, histologi sistem endokrin merupakan

pembelajaran mengenai struktur mikroskopis, fungsi, dan keabnormalan yang

dapat terjadi apabila terjadi kelainan dalam sistem.

Penulis memohon maaf apabila ada bagian yang kurang berkenan atau

kesalahan pengetikan yang dapat menyinggung pembaca.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memuaskan dan

bermanfaat bagi pembaca.

Terima kasih.

28
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Lia.2012.”Sistem Endokrin”.


http://diaharrazy.files.wordpress.com/2010/12/endokrin.pdf diakses 24
Januari 2013.
Anonim.2011.”Pendahuluan dan Prinsip Umum Sistem Endokrin”.
http://repository.binus.ac.id/content/L0044/L004449353.pdf diakses 24
Januari 2013.
Dorland, W.A. Newmann.2011.”Kamus Saku Kedokteran Dorand”.Jakarta:EGC.
Greenstein, Ben.1994.Endocrine at Glance.Inggris:Alden Group,Oxford.
Hafy, Zen.2012.”IT Blok 5 : Histology lecture, endocrine I : The Hypohisis”.
Palembang:UNSRI.
Hafy, Zen.2012.”IT Blok 5 : Histology lecture, endocrine II : Thyroid,
Parathyroid, Adrenal”.Palembang:UNSRI.
Mila.2011.”Sistem Endokrin Kelompok 9”.
http://pustakabiolog.files.wordpress.com/2011/10/sistem-endokrin-klp-9.pdf
diakses 24 Januari 2013.
Pubtz, R. dan R. Pabst.2003.”Atlas Anatomi Manusia Sobotta Edisi 21 Jilid
1”.Jakarta:EGC.
Williams,Robert Hardin.2003.Williams Textbook of Endocrinology.
USA:Saunders.

29
LAMPIRAN

Mekanisme Kerja Hormon

30

Anda mungkin juga menyukai