Disusun oleh:
Rizqulloh Rifqi
16700131
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ungkapkan kepada Tuhan yang Maha Esa dan
Mahabaik, yang telah memberikan penulis kesehatan dan kemampuan untuk
menulis serta menyelesaikan makalah dengan judul “Histologi Sistem Endokrin”
dengan tepat waktu.
Dengan demikian diharapkan makalah ini dapat memenuhi tugas dan dapat
memperluas wawasan pembaca mengenai yang telah mengajarkan bahan
“Histologi Sistem Endokrin”. Penulis memohon kritik dan saran untuk
pengembangan makalah ini ke arah yang lebih baik lagi.
2
Daftar Isi
Sampul 1
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
Pendahuluan 4
Pembahasan 5
Penutup 26
Daftar Pustaka27
Lampiran 28
3
1. Pendahuluan Histologi Sistem Endokrin
1.1. Latar Belakang
Histologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari jaringan
manusia. Histologi mempelajari struktur mikroskopis dari suatu jaringan
sistem organ. Histologi berkaitan dengan struktur anatomi manusia dan
tidak dapat terpisahkan. Maka ketika mempelajari histologi suatu sistem,
seorang mahasiswa harus juga memahami anatomi sistem tersebut. Hal
ini juga berlaku ketika mahasiswa mempelajari sistem endokrin, untuk
memahami histologi sistem endokrin, mahasiswa juga harus memahami
anatomi pada sistem endokrin.
Sistem Endokrin adalah sistem pengatur yang mengkoordinasi
berbagai proses dalam tubuh dengan cara melepaskan messenger kimiawi
yang disebut hormon. Endokrin melakukan sekresi ke dalam atau dapat
disebut sebagai sekresi internal ke dalam ruang ekstrasel di sekeliling sel
pensekresi. Sistem endokrin memiliki komponen-komponen pendukung,
baik kelenjar endokrin maupun sel endokrin. Untuk transportasi hormone
hasil sekresi, sistem endokrin menggunakan pembuluh darah.
Maka dalam pembelajaran mengenai histologi sistem endokrin,
mahasiswa mempelajari mengenai struktur mikroskopis dari sistem
endokrin beserta fungsi dan ciri khasnya.
4
1.3. Tujuan Makalah
1.3.1. Memperdalam pengetahuan mengenai histologi sistem endokrin.
5
2.1.2.5. Mengetahui komponen terkecil sel, matrix interselular,
dan cairan extraselular jaringan dasar organ
sistem.
2.1.2.6. Mengetahui asal perkembangan dari sel tunggal hingga
differensiasi (embrional sampai dewasa).
2.1.2.7. Mempelajari homeostasis
6
2.2. Histologi Sistem Endokrin
Banyak aspek dalam tubuh manusia diatur oleh sistem endokrin
dan sistem saraf. Keduanya berperan dalam mempertahankan keadaan
homeostasis tubuh dan memungkinkan tubuh untuk merespons
perubahan dari lingkungan eksternal. Sistem endokrin melakukan hal ini
dengan menggunakan kelenjar-kelenjar yang mensekresikan secret
kimiawi atau hormon. Kata endokrin berkenaan dengan kelenjar yang
mengeluarkan sekret kimiawi langsung ke kompartmen ekstraseluler
kemudian ke dalam aliran darah.
Sistem endokrin dapat digambarkan dalam bentuk diagram sebagai
berikut:
7
2.2.1.4. Mengontrol reproduksi
2.2.1.5. Mengatur produksi sel darah merah
2.2.1.6. Bersama dengan sistem saraf otonom, mengontrol dan
menyatukan baik sirkulasi dan pencernaan seta absorbsi
makanan.
2.2.2. Hormon
Hormon merupakan penyalur bahan-bahan kimiawi yang
dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu) dan
mengalirkannya melalui pembuluh darah menuju target organ dan
sel. Hormon berfungsi mengatur pertumbuhan, reproduksi, tingkah
laku, keseimbangan dan metabolisme. Jumlah hormone yang
dibutuhkan umumnya sedikit namun hormon memiliki kemampuan
kerja besar dan pengaruh yang lama karena hormon mempengaruhi
kerja organ dan sel.
Hormon dibagi tiga berdasarkan komponen penyusunnya,
2.2.2.1. Protein dan polipeptida, sebagian besar larut dalam air.
Contoh : Insulin, glucagon, dan FSH.
2.2.2.2. Derivat asam amino, sebagian besar larut dalam air.
Contoh : tiroksin dan epinefrin.
2.2.2.3. Derivat steroid dan asam lemak, sebagian besar larut
dalam lipid. Contoh : progesteron, estradiol, dan
testosteron.
8
2.2.2.6. Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam
pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise
sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH)
pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH)
2.2.2.7. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral –
kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur
metabolisme kalsium dan fosfor.
9
Kelenjar-kelenjar pada endokrin:
1. Hipotalamus
10
Hipotalamus memproduksi faktor pengatur kimia, pelepasan dan
penghambatan. Faktor pengatur ini bekerja pada kelenjar pituitary anterior.
2. Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis kadang disebut master of glands karena hipofisis
mengkoordinasikan berbagai fungsi dari kelenjar endokrin lainnya.
Beberapa hormon hipofisis memiliki efek langsung, beberapa lainnya
secara sederhana mengendalikan kecepatan pelepasan hormon oleh organ
lainnya. Hipofisis mengendalikan kecepatan pelepasan hormonnya sendiri
melalui mekanisme umpan balik, ketika kadar hormon endokrin lain dalam
darah memberikan sinyal kepada hipofisis untuk memperlambat atau
mempercepat pelepasan hormonnya.
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-
macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu
kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga
bagian, yaitu bagian anterior, pars intermedia, dan bagian posterior.
11
Lobus anterior (adenohipofisis)
12
Acidopils merupakan sel yang paling banyak terdapat di dalam pars
distalis dan bergranula, terdiri dari dua:
a. Somatotrophs yang berfungsi mensekresi somatotropin, distimulasi
oleh SRH dan dihambat oleh somatostatin dan mammotrophs.
b. Mammotrophs mengandung prolactin, untuk mengembangkan
kelenjar mammae selama kehamilan dan laktasi setelah kelahiran.
Distimulasi oleh PRH dan oksitosin serta dihambat oleh PIF.
Basophils merupakan sel bergranula yang terdiri dari tiga macam:
a. Corticotrophs mensekresikan ACTH dan LPH serta distimulasi
oleh CRH.
b. Thyrotophs mengandung TSH dan dikenal juga sebagai tirotropin.
Distimulasi oleh TRH dan dihambat dengan kehadira T3 dan T4
dalam darah.
c. Gonadotrophs mensekresi FSH dan LH. Distimulasi oleh LHRH
dan dihambat oleh berbagai hormon yang dihasilkan ovarium dan
testis.
b. Pars intermedia
c. Pars tuberalis
13
3. Hormon adrenokortikotropin (ACTH)
4. Hormon Melanocytes Stimulating Hormone (MSH)
5. Hormon gonadotropik:
a. FSH (Follicle Stimulating Hormone) merangsang perkembangan
folikel Graaf dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa dalam
testis.
b. LH (Luteinizing hormone) atau ICSH (Interstitial-Cell Stimulating
Hormone) mengendalikan sekresi estrogen, progesteron dalam
ovarium dan testosteron dalam testis.
c. Luteotropin, LTH atau prolactin mengendalikan sekresi ASI,
mempertahankan adanya korpus luteum selama kehamilan.
a. Median eminence
b. Infundibulum
c. Pars nervosa, mensekresikan hormon:
1. Hormon antidiuretic (ADH) berfungsi mengatur air dalam
ginjal/mengurangi output urin
2. Hormon oksitosin berfungsi mengatur kontraksi uterus, pengeluaran
ASI
14
P : Sel pituitary, tanda panah : herring bodies merupakan perpanjangan serat saraf
dimana hasil sekresi neuron, vasopressin, dan ADH disimpan.
15
3. Kelenjar pineal
16
4. Kelenjar gondok (tiroid)
Kelenjar tiroid atau kelenjar gondok
terletak di kiri kanan trakhea (2 lobus)
dalam jaringan isthmus tiroid leher bagian
depan di bawah jakun di depan trakea.
Secara mikroskopis kelenjar terdiri dari
folikel-folikel berupa kantung. Kelenjar
gondok menghasilkan sekret berupa koloid tiroid mengandung senyawa
iodium (hormon tiroid), hormon lain yang disekresikan oleh kelenjar tiroid
adalah hormon tiroksin (T4), hormon triiodotironin (T3), dan tirokalsitonin.
Sekresi tiroid diatur oleh hormon tirotropik/TSH. Fungsi kelenjar tiroid
bekerja menstimulasi proses oksidasi, mengatur penggunaan O 2, pengeluaran
CO2, mengatur metabolisme tubuh dan bertanggung jawab atas normalnya
kerja setiap sel tubuh.
17
Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh. Tiroksin mengandung
banyak iodium. Fungsi hormon tiroksin antara lain:
1. Meningkatkan kecepatan metabolisme sel-sel untuk mencapai
kebutuhan fisiologi
2. Mempengaruhi pertumbuhan/perkembangan dan diferensiasi
organ-organ khususnya tulang dan otak
3. Mempengaruhi beberapa bagian perkembangan mental
4. Mempengaruhi distribusi dan pertukaran air, elektrolit, serta
protein
5. Mempengaruhi glukoneogenesis
6. Mempengaruhi aktivitas sistem saraf (refleks semakin peka,
kesadaran tinggi, jika tiroksin tinggi)
7. Mempengaruhi motilitas usus, menunjang aliran cairan pencernaan
(berhubungan dengan diare dan konstipasi)
8. Mempengaruhi sistem kardiovaskular yaitu meningkatkan
kecepatan denyut jantung
18
Pembentukan hormone T3 dan T4 :
1. Iod diabsorpsi (dalam bentuk garam-garam iodida) disalurkan ke sel-
sel folikel lalu menjadi elemen iodium,
2. Saat yang sama, sel-sel akan mensekresi protein tiroglobulin ke dalam
folikel,
3. Elemen iod+ tiroglobulin lalu mengubah tirosin (as.amino) dalam
molekul tiroglobulin menjadi tiroksin.
Penyimpanan dan pelepasan tiroksin
1. Tiroksin yang terbentuk disimpan dalam folikel (bagian tiroglobulin),
2. Jika akan dibebaskan, hormone dipecah dari tiroglobulin (dengan
bantuan enzim proteolitik) lalu masuk ke darah (bentuk tiroksin
bebas),
3. Dalam darah, bergabung dengan protein plasma lalu terakhir
dibebaskan ke sel-sel jaringan.
19
5. Kelenjar paratiroid
Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Tiap lobus lateral tiroid terdapat
dua kelenjar kecil warna kuning kecoklatan. Kelenjar paratiroid dipersarafi
oleh serabut simpatikus dan parasimpatikus. Kelenjar Paratiroid
menghasilkan sekresi berupa hormonparatiroid (PTH) atau parathormon
dengan fungsi mengatur metabolism kalsium, fosfat dan mengendalikan
jumlahnya dalam darah dan tulang.
20
Jika PTH tidak ada, maka kalsium darah akan menurun dan fosfat
meningkat. PTH menyebabkan demineralisasi tulang, dengan merusak
kolagen, zat dasar dan kristal hidroksiapatit tulang, sehingga kalsium& fosfat
naik. Namun, dalam tubulus ginjal, PTH bekerja meningkatkan reabsorpsi
kalsium filtrate dan menurunkan reabsorpsi fosfat sehingga kalsium darah
menurun, fosfat darah meningkat.
21
6. Kelenjar timus
Kelenjar timus merupakan organ dalam sistem endokrin dan limfatik, kelenjar
ini mensekresikan hormon timosin, dan distimulasi produksi limfosit.
22
jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah
melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka
lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.
8. Pankreas
23
9. Ovarium (dan corpus luteum folikel)
Hormon-hormon yang dihasilkan ovarium adalah estrogen (estradiol,
estriol, estron) dan progesterone. Estradiol selain disekresi ovarium, disekresi
juga oleh plasenta, adrenal & testis dengan jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan ovarium. Hormon estrogen disebut juga hormon
folikuler, karena terus dihasilkan oleh folikel ovarium, esterogen distimulasi
oleh FSH.
Fungsi estrogen :
1. Perkembangan, pemeliharaan organ reprod wanita (uterus, tuba
uterus, vagina, genitalia ekstern, dada, pubis dan rambut aksila)
2. Mempengaruhi metabolisme elektrolit
3. Mempengaruhi tingkah laku
4. Memperbesar keinginan & pengendalian seksual
5. Mempengaruhi pertumbuhan sistem duktus pada kelenjar mamae
6. Menstimulasi kontraksi uterus
10. Testis
Dalam testis, terdapat sel-sel interstitial (sel Leydig) yang mensekresi
androgen (androgenic hormone) dan hasil sekresi yang utama adalah
testosterone. Fungsi testosterone adalah :
1. Untuk perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria
2. Sifat-sifat seksual sekunder
3. Mempengaruhi pertumbuhan, metabolisme protein, libido, dan
distribusi rambut
4. Menghambat sekresi ICSH
24
Pengaturan sekresi testosterone diatur menggunakan mekanisme umpan balik
negatif antara ICSH & testosteron, kadar testosteron tinggi maka sekresi
ICSH menurun.
Kesimpulan dari kelenjar endokrin ini dapat dilihat pada tabel berikut :
25
3. Penutup
Penulis memohon maaf apabila ada bagian yang kurang berkenan atau
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memuaskan dan
Terima kasih.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
LAMPIRAN
28