Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO B

KELOMPOK 12

Pembimbing: drg. Putri Erlyn

Anggota:
1. Muhammad Ridho Amrillah (702018080)
2. Sultan Ramadhan Natralion (702020011)
3. Wulan Putriutami (702020017)
4. Alpha Khairunnisa (702020039)
5. Inka Septiani (702020041)
6. Rahma Syifa Aulia (702020050)
7. Putri Arisa Munthe (702020070)
8. Salwa Salsabila Yamani (702020075)
9. Sonia Fitriani Hasanah (702020090)
10. Khofifah (702020115)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkah dan rahmatnya
juga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B ini, shalawat dan salam
tak lupa kita haturkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta para
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada drg.Putri Erlyn
karena atas bimbingan beliau akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial ini.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan laporan ini, karena tanpa bantuan dan
bimbingannya maka laporan kami tidak bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat.
Akhir kata kami akhiri, semoga laporan yang telah kami buat ini berguna dan
bermanfaat sebagai bahan pembelajaran nantinya untuk orang yang membacanya,
aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, 11 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
2.1. Data Tutorial....................................................................................................... 2
2.2. Skenario Kasus ................................................................................................... 2
2.3. Klarifikasi Istilah ................................................................................................ 3
2.4. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 4
2.5. Prioritas Masalah................................................................................................ 4
2.6. Analisis masalah ................................................................................................. 5
BAB III ......................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................... 15
3.1. Kesimulan ......................................................................................................... 15
3.2. Kerangka Konsep ............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Blok Etika, Hukum dan Komunikasi Medik adalah blok kedua pada semester
I dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B yang


memaparkan kasus “ Kabar tak sedap “

1.2. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :

1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran e-learning di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis
dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Data Tutorial

Tutor : drg. Putri Erlyn


Moderator : Sultan Ramadhan Natralion
Seketaris papan : Alpha Khairunnisa
Seketaris meja : Salwa Salsabila Yamani
Waktu : Senin, 9 November 2020 (tutorial 1)
Pukul 13.00 – 15.00
Rabu, 11 November 2020 (tutorial 2)
Pukul 13.00 – 15.00
Peraturan :
1. Dilaksanakan dengan e-learning.
2. Duduk tegak dengan posisi gawai/laptop diatas meja.
3. Mahasiswa tidak diperbolehkan keluar dari zoom
sampai mata kuliah yang dilaksanakan selesai.
4. Mengacungkan dan menyebutkan nama sebelum
menjawab pertanyan atau mengeluarkan pendapat

2.2. Skenario Kasus

”Kabar Tak Sedap”

dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran Muhammadiyah, bekerja


sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat ini adalah zona merah pandemi
Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar keluarga ke IGD RS
tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk, dan sesak napas. Dr. Abidin
melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium.

Kesimpulan sementara dr. Abidin, pasien ini menderita covid-19 gejala


sedang dengan comorbid Diabetes Melitus tipe 2, karena hasil test PCR belum
keluar. Sesuai dengan standar etika pelayanan medis, kondisi penyakit pasien
harus dikomunikasikan kepada pasien dan keluarganya. Tindakan selanjutnya di

2
rawat di ruang isolasi covid 19. Namun karena mendengar penyakit covid 19
sebagian dari keluarga tidak menerima. Keluarga menganggap pasien hanya sakit
perut dan batuk biasa dan tentu kalau batuk ada sesak napasnya.

Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan pasien
bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien akan dimakamkan
dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak menerima, mereka marah
dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan mengapa hasil test PCR belum ada
tetapi didiagnosa covid 19. Sikap dr.Abidin tetap tenang menghadapi keluarga
pasien karena dr.Abidin yakin dengan Karakter dan kompetensi dokter
Muhammadiyah sehingga dia akan dapat mengatasi hal tersebut.

2.3. Klarifikasi Istilah


1. UGD : unit gawat darurat ( KBBI edisi 5 )
2. Pandemi : wabah yang berjangkit serentak dimana mana meliputi
daerah geografi yang luas ( KBBI 2018 )
3. Labolatorium : tempat/kamar tertentu yang dilengkapi dengan peralatan
untuk mengadakan percobaan ( KBBI edisi 5 )
4. Anamnesis : keterangan tentang kehidupan seseorang yang diperoleh
melalui wawancara dan sebagainya ( KBBI 2015 )
5. PCR : polymerase chain reaction (Dorland 2019)
6. Comorbid : berkenaan dengan suatu penyakit atau proses patologis
lainnya yang terjadi bersamaan dengan yang lain ( Dorland 2020 )
7. Diabetes melitus: merupakan penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh beta
pankreas ( jurnal kedokteran unila 2015 )
8. Isolasi : tindakan pemisahan pasien menular dari orang lain (
KBBI 2018 )
9. Batuk : penyakit pada jalan pernafasan atau paru-paru yang
menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan sehingga penderita menguarkan
bunyi yang keras seperti menyala ( KBBI 2018 )
10. Zona merah : negara/wilayah yang telah sangat parah atau tidak
terkendali penyebaran ( New England Complex System Institude 2020 )
11. Alumni : orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dri suatu
sekolah atau perguruan tinggi ( KBBI 2017 )
12. Diagnosis : penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti atau
memeriksa gejala-gejala nya ( KBBI edisi 5 2017 )
13. IGD : instalasi gawat darurat ( KBBI edisi 5 )
14. Kompetensi : kewenangan atau kekuasan untuk menentukan atau

3
memutukan sesuatu ( KBBI edisi 5 )
15. Karakter : tabiat, sifat sifat kejiawana, akhlak/budi peketi yang
membedakan seseorang dengan yang lain ( KBBI 2017 )
16. Covid 19 : penyakit yang disebabkan oleh jenis corona virus baru
yaitu sars-cov-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada
tanggal 31 Desember 2019 ( kemenkes RI 2020 )
17. Dokter jaga : merupakan dokter yang mendapat giliran bertugas atau
berpraktik pada hari dan waktu tertentu ( KBBI 2020 )

2.4. Identifikasi Masalah

1. dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran Muhammadiyah,


bekerja sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat ini adalah zona
merah pandemi Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar
keluarga ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk,
dan sesak napas. Dr. Abidin melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan laboratorium.
2. Kesimpulan sementara dr. Abidin, pasien ini menderita covid-19 gejala
sedang dengan comorbid Diabetes Melitus tipe 2, karena hasil test PCR
belum keluar. Sesuai dengan standar etika pelayanan medis, kondisi
penyakit pasien harus dikomunikasikan kepada pasien dan keluarganya.
Tindakan selanjutnya di rawat di ruang isolasi covid 19. Namun karena
mendengar penyakit covid 19 sebagian dari keluarga tidak menerima.
Keluarga menganggap pasien hanya sakit perut dan batuk biasa dan tentu
kalau batuk ada sesak napasnya.
3. Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan
pasien bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien
akan dimakamkan dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak
menerima, mereka marah dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan
mengapa hasil test PCR belum ada tetapi didiagnosa covid 19. Sikap
dr.Abidin tetap tenang menghadapi keluarga pasien karena dr.Abidin
yakin dengan Karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah sehingga
dia akan dapat mengatasi hal tersebut.

2.5. Prioritas Masalah

Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan pasien
bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien akan dimakamkan

4
dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak menerima, mereka marah
dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan mengapa hasil test PCR belum ada
tetapi didiagnosa covid 19. Sikap dr.Abidin tetap tenang menghadapi keluarga
pasien karena dr.Abidin yakin dengan Karakter dan kompetensi dokter
Muhammadiyah sehingga dia akan dapat mengatasi hal tersebut.

Alasan : Karena pada identifikasi ke 3 tidak ada komunikasi antara dokter dengan
pasien dan keluarga pasien dan karena keluarga pasien belum menyetujui tindakan
yang dilakukan oleh dokter sehingga terjadi masalah komunikasi.

2.6. Analisis masalah

1. dr. Abidin seorang alumni Fakultas Kedokteran Muhammadiyah, bekerja


sebagai dokter jaga UGD RS. Situasi daerah saat ini adalah zona merah
pandemi Covid 19. Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar keluarga
ke IGD RS tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk, dan sesak
napas. Dr. Abidin melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
laboratorium.

a. Apa makna Seorang pasien laki-laki umur 55 tahun diantar keluarga ke IGD
RS tersebut dengan keluhan utama sakit perut, batuk, dan sesak napas ?
Maknanya berkaitan dengan kewajiban pasien yaitu memeriksakan diri sedini
mungkin pada dokter dan memberikan informasi yang benar dan lengkap
tentang penyakitnya.
(Hanafiah & Amir, 2020).

b. Apa yang dimaksud dengan anamnesis ?


Anamnesis atau anamesa adalah suatu kegiatan wawancara antara
pasien/keluarga pasien dan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang
berwenang untuk memperoleh keterangan-keterangan tentang keluhan dan
riwayat penyakit yang diderita pasien (Redhono, 2012).

c. Bagaimana prosedur amamnesis yang baik dan benar ?


Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan
tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis
dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)

5
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan menggunakan tujuh butir
mutiara anamnesis, yaitu :
1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?)
2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)
3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?)
4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?)
5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan.
6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.
7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan
adalah identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan,
agama dan pekerjaan.
( Febriyanti,dkk,2015 )

d. Apa yang dilakukan dokter untuk menggali informasi anamnesis ?


a. Teknik reseptif adalah melihat, mendengar,mencatat reaksi emosional
pasien dan reaksi emosional diri sendiri (dalam hal ini pewawancara atau
dokter).
b. Teknik manipulatif, antara lain memacu untuk bercerita, menghambat
atau mengarahkan cerita, memformulasikan pertanyaan,memperjelas
jawaban dan membuat rangkuman.
( Febri Endra, 2017 )

e. Apa tujuan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan labolatorium ?


Pemeriksaan fisik adalah investigasi terhadap tubuh untuk menentukan status
kesehatan. Pemeriksaan fisik melibatkan penggunaan teknik inspeksi, palpasi,
perkusi dan aukultasi serta pengukuran tanda-tanda vital.

Tujuan anamnesis:
1. Untuk mendapatkan keterangan sebanyak- banyaknya mengenai penyakit
pasien
2. Membantu menegakkan diagnosa sementara. sampai perlu pertolongan,
dan menyebabkan penderita datang berobat kemudian ditanya keluhan
tambahan.

Tujuan tertentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan risiko,

6
memantau perkembangan penyakit, memantau pengobatan, dan lain,lain.
(Lusiana, 2016 )

2. Kesimpulan sementara dr. Abidin, pasien ini menderita covid-19 gejala


sedang dengan comorbid Diabetes Melitus tipe 2, karena hasil test PCR
belum keluar. Sesuai dengan standar etika pelayanan medis, kondisi penyakit
pasien harus dikomunikasikan kepada pasien dan keluarganya. Tindakan
selanjutnya di rawat di ruang isolasi covid 19. Namun karena mendengar
penyakit covid 19 sebagian dari keluarga tidak menerima. Keluarga
menganggap pasien hanya sakit perut dan batuk biasa dan tentu kalau batuk
ada sesak napasnya.

a. Bagaimana standar etika pelayanan medis covid19 ?


1. Pengendalian Administratif
Kegiatan ini merupakan prioritas pertama dari strategi PPI, meliputi
penyediaan kebijakan infrastruktur dan prosedur dalam mencegah,
mendeteksi, dan mengendalikan infeksi selama perawatan kesehatan.
Kegiatan akan efektif bila dilakukan mulai dari antisipasi alur pasien sejak
saat pertama kali datang sampai keluar dari sarana pelayanan.
2. Pengendalian lingkungan
Kegiatan ini dilakukan termasuk di infrastruktur sarana pelayanan kesehatan
dasar dan dirumah tangga yang merawat pasien dengan gejala ringan dan
tidak membutuhkan perawatan di RS. Kegiatan pengendalian ini ditujukan
untuk memastikan bahwa ventilasi lingkungan cukup memadai di semua area
didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di rumah tangga, serta kebersihan
lingkungan yang memadai. Harus dijaga jarak minimal 1 meter antara setiap
pasien dan pasien lain, termasuk dengan petugas kesehatan (bila tidak
menggunakan APD).
3. Alat Pelindung Diri
Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan
membantu mengurangi penyebaran infeksi. Oleh karena itu jangan
mengandalkannya sebagai strategi utama pencegahan. Bila tidak ada langkah
pengendalian administratif dan rekayasa teknis yang efektif, maka APD
hanya memiliki manfaat yang terbatas. APD yang digunakan merujuk pada
Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi sesuai dengan kewaspadaan kontak,
droplet, dan airborne.
(Kemenkes RI 2020)

b. Bagaimana cara komunikasi antara dokter dan pasien yang baik dan benar ?
1. Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan noverbal.
2. Berempati secara verbal dan nonverbal.
3. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat

7
dimengerti.
4. Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan
secara holistik dan komprehensif.
5. Menyampaikan informasi yang terkait kesehata (termasuk berita buruk,
informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik
dan benar.
6. Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual
pasien dan keluarga.
( Fourianalistyawati, 2012 )

c. Apa saja faktor penghambat komunikasi antara dokter dan pasien ?


1. Faktor usia
2. Faktor frekuensi kunjungan
3. Faktor pendidikan
4. Faktor pendampingan kunjungan (Astuti,dkk. 2014)

Faktor penghambat komunikasi terapeutik ada 4 yaitu dokter yang pasif


terhadap pasien, sikap dokter yang acuh, pola pikir pasien yang susah
tanggap,dan prasangka negative. ( siti aulia kharisma agnena,2015 )

d. Apa tujuan tindakan medis dilakukan ?


Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor
290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan tindakan kedokteran, tujuan
tindakan medis dapat berupa tujuan preventif, tujuan diagnostik, tujuan
terapeutik, ataupun rehabilitatif.
( Permenkes, 2008 )

e. Apa saja langkah-langkah untuk berkomunikasi medis ?


1. Salam: Beri salam, sapa dia, tunjukkan bahwa Anda bersedia meluangkan
waktu untuk berbicara dengannya.
2. Ajak Bicara: Usahakan berkomunikasi secara dua arah. Jangan bicara
sendiri. Dorong agar pasien mau dan dapat mengemukakan pikiran dan
perasaannya. Tunjukkan bahwa dokter menghargai pendapatnya, dapat
memahami kecemasannya, serta mengerti perasaannya. Dokter dapat
menggunakan pertanyaan terbuka maupun tertutup dalam usaha menggali
informasi.
3. Jelaskan: Beri penjelasan mengenai hal-hal yang menjadi perhatiannya,
yang ingin diketahuinya, dan yang akan dijalani/dihadapinya agar ia tidak
terjebak oleh pikirannya sendiri. Luruskan persepsi yang keliru. Berikan
penjelasan mengenai penyakit, terapi, atau apapun secara jelas dan detil.
4. Ingatkan: Di bagian akhir percakapan, ingatkan dia untuk hal-hal yang
penting dan koreksi untuk persepsi yang keliru. berkomunikasi dengan
pasien Selalu melakukan klarifikasi apakah pasien telah mengerti benar,
maupun klarifikasi terhadap hal-hal yang masih belum jelas bagi kedua

8
belah pihak serta mengulang kembali akan pesan-pesan kesehatan yang
penting.

( Ali MM,dkk,2006 )

f. Apa hubungan hasil PCR dengan diagnosis covid19 ?


COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Baku
emas pemeriksaan COVID-19 adalah dengan deteksi RNA virus melalui RT-
PCR. (Yusra, Natasha Pangestu, 2020)
Dalam hal ini jika seorang dokter mendapati pasien dengan kasus terduga dan
terkonfrmasi harus diisolasi dan ditangani di rumah sakit rujukan dengan
kondisi isolasi yang efektif dan yang protektif. Kasus harus ditangani di
ruangan terpisah, sedangkan kasus terkonfrmasi dapat diterima dalam satu
bangsal (ward) yang sama.( Safrizal ZA, 2020)

g. Bagaimana cara menyampaikan berita buruk yang baik dan benar ?


1.Mempersiapkan data-data pendukung informasi yang lengkap
2.Mengundang pihak keluarga atau pasien ketempat yang nyaman dan
tertutup dan meyakinkan bahwa anda memberikan kabar kepada orang yang
tepat
3.Menunjukkan sikap empati
4.Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sesuai tingkat pemahaman
5.Tidak perlu tergesa-gesa
6.Tidak menggunakan kata-kata yang bersifat mengancam
7.Diawali dengan pendahuluan:
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri
Memberitahukan keluarga pasien bahwa anda yang paling bertanggung jawab
dalam menyampaikan berita ini (kompetensi sebagai penyampai)
Mengucapkan kata-kata awal untuk mengetahui apakah keluarga pasien siap
mendengarkan berita tersebut
Memberi kesempatan kepada keluarga pasien untuk bertanya atau memberi
respon
( Pedoman Keterampilan Klinis Fakultas Muhammadiyah 2020 )
h. Apakah dr.abidin melanggar kodeki dan hukum lainnya ?
Tidak melanggar kodeki pasal 2 (seorang dokter harus senantiasa berupaya
melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tinggi). karena
sebagian keluarga pasien setuju dengan tindakan medis yang dilakukan.
(Hanafiah & Amir, 2020).

i. Bagaimana dan sumpah dokter terkait kasus ?


Sumpah dokter poin 8 karena dr.Abidin telah melakukan tindakan isolasi
untuk mengutamakan kesehatan pasien, dan sumpah dokter poin 9 karena

9
dr.Abidin tidak terpengaruh dengan omongan keluarga.
Sumpah dokter poin 8 : saya akan senantiasa mengutamakan kesehatan pasien
Sumpah dokter poin 9 : saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya
saya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kesukuan, perbedaan
kelamin, politik ke-partaian, atau kedudukan sosial dalam menunaikan
kewajiban terhadap pasien.
(Hanafiah & Amir, 2020).

3. Pasien tetap dirawat isolasi namun setelah dirawat tiga hari keadaan pasien
bertambah berat akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya pasien akan
dimakamkan dengan prosedur covid 19 keluarga pasien ribut tidak menerima,
mereka marah dan mencari dr. Abidin. Mereka menanyakan mengapa hasil
test PCR belum ada tetapi didiagnosa covid 19. Sikap dr.Abidin tetap tenang
menghadapi keluarga pasien karena dr.Abidin yakin dengan Karakter dan
kompetensi dokter Muhammadiyah sehingga dia akan dapat mengatasi hal
tersebut.

a. Apa yang dimaksud dengan etika kedokteran ?


Etika kedokteran adalah seperangkat perilaku para dokter dalam
hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat
(Hanafiah & Amir, 2020).

Etika kedokteran adalah cabang etika terapan yang menganalisis praktik


kedokteran klinis dan penelitian ilmiah terkait. Etika kedokteran didasarkan
pada serangkaian nilai yang dapat dirujuk oleh para profesional jika terjadi
kebingungan atau konflik. Nilai-nilai ini termasuk penghormatan terhadap
otonomi , non-kejahatan, kebaikan , dan keadilan.
(Hanafiah & Amir, 2020).

b. Apa makna pasien akan dimakamkan dengan prosedur covid19 keluarga


Pasien ribut tidak menerima, mereka marah, dan mencari dr.abidin ?
Maknanya adalah keluarga pasien tidak setuju jika pasien dimakamkan
dengan proedur covid-19 karena hasil tes PCR belum keluar sehingga
keluarga pasien berpendapat bahwa pasien belum tentu meninggal karena
covid-19 dan juga jika pasien dimakamkan dengan prosedur covid-19
keluarga pasien tidak bisa mengurusi jenazah tersebut karena jenazah tersebut
akan diurus oleh petugas yang menangani covid-19.
(Kemenkes RI 2020)

c. Bagaimana karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah ?


1. Profesionalitas yang luhur
2. Mawas diri dan pengembangan diri
3. Komunikasi efektif
4. Pengelolaan informasi
5. Landasan ilmiah ilmu kedokteran
6. Keterampilan klinis

10
7. Pengelolaan masalah kesehatan
8. Kedokteran islam
9. Kemuhammadiyahan
(Standar Karakter dan Kompetensi Dokter Muhammadiyah, 2012 )

d. Apa makna mereka menanyakan mengapa hasil tes PCR belum ada tetapi
didiagnosa covid 19 ?
Hasil tes PCR pasien belum keluar, sedangkan dokter mengira pasien tersebut
menderita covid-19. Keluarga pasien menanyakan tentang hasil tes PCR karena
ingin memastikan apakah benar-benar positif corona atau tidak. Karena sampai
saat ini hasil tes PCR yang paling akurat dalam mendeteksi penderita covid-19
(Tahamtan & Ardebili, 2020).

e. Apa yang seharusnya dr.Abidin lakukan dalam menyampaikan berita buruk


tentang pemakaman pasien covid19 ?
1. Dokter membangun hubungan rapport pada keluarga diawal hingga akhir
konseling (kontak mata, luwes, hangat, ramah, senyum,terbuka).
2. Mulailah dengan memberikan pemahaman kepada keluarga pasien akan
tindakan pemakaman jenazah dengan prosedur covid-19.
3. Dengarkanlah cerita keluarga pasien dengan penuh perhatian dan
pandangan tertuju padanya dan hindari pemotongan kata jika tidak
diperlukan.
4. Berikanlah dorongan-dorongan minimal kepada keluarga pasien ketika
sedang berbicara.
Misalnya : anggukan, memberi sepatah kata yang bermakna motivasi atau
semangat.
5. Setelah keluarga pasien bercerita tentang ketidaksanggupannya untuk
menerima salah satu anggota keluarganya meninggal karena covid-19 maka
dokter menunjukkan empati dan prihatin kepada keluarga pasien.
6. Ketika keluarga pasien telah merubah keyakinannya untuk
memperbolehkan pemakaman dengan prosedur covid-19, maka segeralah
melakukan pemakanam jenazah dengan prosedur covid-19 dan
menunjukkan sikap dukungan penuh kepada keluarga pasien bahwa
keputusan yang diambil sudah tepat.
(Teknik Komunikasi : Menyampaikan Kabar Buruk dan Konsuling
Keluarga,2017)

f. Bagaimana etika dokter terhadap pasien ?


Pasal 14
Seorang dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan seluruh
keilmuan dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien, yang ketika ia tidak
mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, atas persetujuan

11
pasien/ keluarganya, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai
keahlian untuk i tu.

Pasal 15
Setiap dokter wajib memberikan kesempatan pasiennya agar senantiasa dapat
berinteraksi dengan keluarga dan penasihatnya, termasuk dalam beribadat dan
atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.

Pasal 16
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 17
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas
perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
(Hanafiah & Amir, 2020).

g. Apa yang dimaksud dengan etika profesi ?


Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam memberikan
pelayanan kepada public. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota
profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan etika membuat
kelompok menjadi baik dalam arti moral.
Ciri ciri etika profesi adalah sebagai berikut:
1. Berlaku untuk lingkungan profesi.
2. Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan.
3. Mengandung kewajiban dan larangan.
4. Menggugah sikap manusiawi.

(Hanafiah & Amir, 2020).

h. Apa makna sikap dr.abidin tetap tenang meghadapi keluarga pasien karena
dr.abidin yakin dengan karakter dan kompetensi dokter Muhammadiyah
sehingga dia bisa mengatasi hal tersebut ?
Dalam karakter dan kompetensi dokter muhammadiyah pada bidang akhlak
yaitu :
1. Berakhlak mulia, meneladani Nabi Muhammad SAW : jujur, amanah,
istiqamah, memiliki iffah, berani, tawadhu, malu, sabar, pemaaf,
dermawan, dan sifat–sifat mulia lainnya.
2. Meninggalkan akhlak buruk seperti dusta, khianat, mudah tergoda, tak
punya harga diri malas, penakut, takabur, pemarah, pendendam, kikir, dan
akhlak buruk lainnya.
3. Melaksanakan birrul walidain ( berbakti kepada orang tua), baik kepada
orang lain, suka
4. menolong dan memuliakan orang lain

12
5. Melaksanakan adab islami dalam setiap langkah kegiatannya : ketika
bicara,
6. Menyampaikan salam, berjumpa, bertamu dan menjamu, bepergian, di
jalan, ke masjid,
7. Menjenguk orang sakit, dalam majeis, makan, minum, tidur, berpakaian,
bersin,
8. Menguao, bergaul , bertetangga, membaca al – qur’an, meminta izin,
bertamu, buang
9. Hajat, tidur, bergaul dengan saudara, bergaul dengan istri/ suami, berdoa,
dan lain–lain.

Jadi berdasarkan karakter dan kompetensi dokter muhammadiyah harus sabar


dan berani menghadapi suatu permasalahan dalam bentuk apapun sehingga ia
bisa mengatasi hal tersebut (Nurhidayati,A, 2016).

2.7 NNI :

Al- Hijr ayat 88

‫ض اجناا احكا ِل ْل ُمْْ ِمنِينا‬ ‫ع ْينايْكا ِإلا ٰى اما امت َّ ْعناا ِب ِ ٓهۦ أ ا ْز ٰ او ًجا ِم ْن ُه ْم او اَل ت احْزا ْن ا‬
ْ ‫علا ْي ِه ْم او‬
ْ ‫ٱخ ِف‬ ‫اَل ت ا ُمد ََّّن ا‬

Artinya : Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada


kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara
mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka
dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.

Pada kasus di skenario tersebut ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai
manusia jangan bersedih atas apa yang telah terjadi, karena semua hal ( maut,
jodoh, rezeki ) yang akan terjadi merupakan ketetapan dari Allah SWT

Ali imron 159

‫َللا ِمنَ َرحْ َمة فَ ِب َما‬ ًّ َ‫ظ ف‬


ِ ّ َ‫ظا ُك ْنتَ َو َل ْو ۖ َل ُه ْم ِل ْنت‬ َ ‫غ ِلي‬ ِ ‫ْف ۖ َح ْولِكَ ِم ْن ََل ْنفَضُّوا ْالقَ ْل‬
َ ‫ب‬ ُ ‫ع ْن ُه ْم فَاع‬َ
َ ْ
‫عزَ ْمتَ فَإِذَا ۖ اْل ْم ِر فِي َوشَا ِو ْرهُ ْم لَ ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر‬ َ ‫علَى فَت ََو ّك ْل‬ ِ ّ ۖ ‫َللا ِإ ّن‬
َ ‫َللا‬ ْ
َ ّ ُّ‫ال ُمت ََو ِ ِّكلِينَ ي ُِحب‬

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam
urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.

13
Hadits bukhari muslim

Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam (SAW) telah bersabda:

‫شةُ يَا‬ َ ّ ‫الر ْفقَ ي ُِحبُّ َرفِيق‬


َ ‫َللا إِ ّن‬
َ ِ‫عائ‬ ِّ ِ ‫علَى َويُ ْع ِطي‬ ِ ‫الر ْف‬
َ ‫ق‬ ِّ ِ ‫علَى يُ ْع ِطي ََل َما‬ ِ ‫يُ ْع ِطي ََل َو َما ْالعُ ْن‬
َ ‫ف‬
‫علَى‬ َ ‫ِس َواهُ َما‬

“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, Dia mencintai sikap
lemah lembut. Allah memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia
berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak
diberikan pada sikap lainnya.” (HR). Al-Bukhari no. 6024 dan Muslim no. 2165)

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimulan

dr.Abidin tidak menerapkan komunikasi medis dengan baik dan cara


penyampaian berita buruk yang tidak tepat sehingga menyebabkan
kesalah pahaman keluarga pasien.

3.2. Kerangka Konsep

Penyampaian berita buruk Tidak menerapkan


Yang tidak tepat Komunikasi medis yang baik

Kesalah pahaman dengan keluarga pasien

Keluarga pasien sebagian tidak menerimadiagnosis dokter

Keluarga tidak mengizinkan pemakaman secara prosedur covid19

Learning issue :
1. Anamnesis
2. Komunikasi medis
3. Etika kedokteran
4. Penyampaian berita buruk
5. Pemeriksaan fisik dan labolatorium
6. Standar kompetensi dokter
7. Karakter dokter Muhammadiyah
8. Etika profesi

15
DAFTAR PUSTAKA

Amaliyah, M, Tanuwijaya, H & Wurijanto,T 2016, Rancang Bangun Sistem


Informasi Administrasi Layanan Pasien Berbasis Web Pada Klinik Paradise
Surabaya, Surabaya, Vol. 6, No. 3.
Astuti, NR, Hendrartini, J, Sriyono, NW 2014, Faktor-Faktor yang Berpengaruh
terhadap
Komunikasi antara Dokter Gigi dan Pasien dalam Pelayanan Perawatan
Kesehatan Gigi, Yogyakarta, Vol. 3 No. 1
Tahamtan, A & Ardebili, A 2020, Real-tiime RT-PCR in COVID-19 Detection:
Issues Affecting the Results. Expert Review of Molecular Diagnostics
Fourianalistyawati, 2012. Komunikasi yang Relevan dan Efektif antara Dokter
dan Pasien.Jurnal Psikogenesis. Vol. 1. No. 1.
Nurhidayati,A 2016, Standar Kompetensi Dokter Muhammadiyah, Makassar.
Kemenkes RI. 2020. Pedoman Pemulasaran Dan Penguburan Jenazah Akibat
Covid-19 Di Masyarakat
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi
Coronavirus Disease (COVID-19). Direktorat Jendral Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit. Jakarta
Ali MM, dkk . 2006. Komunikasi efektif dokter-pasien. Konsil kedokteran
indonesia. Jakarta
Yusra, Natasha Pangestu. 2020. PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Ginanjar,eka dkk. 2020. Pedoman standar perlindungan dokter di era covid-19.
Hanafiah dan Amri Amri. 2018. Buku Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Febriyanti, dkk. Analisis Kelengkapan Pengisian Data Formulir Anamnesis dan
Pemeriksaan Fisik Kasus bedah. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Indonesia. Vol.3. No.1.

16

Anda mungkin juga menyukai