Anda di halaman 1dari 13

FRAKSINASI

I. Tujuan
Dapat melakukan fraksinasi pemisahan senyawa- senyawa kimia dalam ekstrak
berdasarkan perbedaan kelarutan didalam dua pelarut yang saling tak campur.

II. Teori
Fraksinasi pada prinsipnya adalah proses penarikan senyawa pada suatu ekstrak
dengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling bercampur. Pelarut yang
umumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, etil asetat, dan metanol. Untuk
menarik lemak dan senyawa non polar digunakan nheksan, etil asetat untuk menarik
senyawa semi polar, sedangkan methanol untuk menarik senyawa-senyawa polar.
Dari proses ini dapat diduga sifat kepolaran dari senyawa yang akan dipisahkan.
Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-senyawa yang bersifat non polar akan larut
dalam pelarut yang non polar sedangkan senyawa-senyawa yang bersifat polar akan
larut dalam pelarut yang bersifat polar juga (Mutiasari, 2012).
Metode pemisahan yang digunakan umumnya adalah fraksinasi caircair, yaitu
metode pemisahan dengan menggunakan dua cairan pelarut yang tidak saling
bercampur, sehingga senyawa yang diinginkan dapat terpisah. Metode 6 fraksinasi
lainnya yaitu fraksinasi yang dilakukan dengan menggunakan kolom kromatografi,
yakni berupa gelas pipa yang dilengkapi dengan kran dan penyaring didalamnya
ukuran kolom yang digunakan dapat disesuaikan dengan banyaknya sampel yang
akan dipisahkan. Glass wool atau kapas biasanya digunakan untuk menahan penyerap
yang diletakkan di dalam kolom pengisian kolom dilakukan dengan homogen
(Harborne, 1996).
Salah satu metode fraksinasi pemisahan secara kromatografi adalah kromatografi
vacuum cair atau vacuum liquid kromatografi (VLC). VLC merupakan kromatografi
yang dijalankan pada kolom dengan menggunakan vacum untuk mempercepet aliran
eluen. Kolom pada VLC dapat kering kembali setelah fraksi dikumpulkan. VLC
banyak digunakan pada bidang bahan alam terutama untuk fraksinasi karea
pengoperasiannya yang relative mudah. Pemisahan dapat dilakukan hingga 30 gram
ekstrak. Silika gel banyak digunakan sebagai fasa diam dengan eluen yang sering
digunakan adalah n-heksana dengan peningkatan proporsi etil asetat, Prinsip kerja
dari VLC adalah adanya adsorpsi atau serapan, sedangkan pemisahannya didasarkan
pada senyawa-senyawa yang akan dipisahkan terdistribusi di antara fase diam dan
fase gerak dalam perbandingan yang berbeda-beda. Fase gerak dengan gradien
polaritas diharapkan mampu memisahkan senyawa-senyawa dengan polaritas yang
berbeda (Sastrohamidjojo, 2005).
Pada VLC, kolom dikemas kering dalam keadaan vacum agar diperoleh kerapatan
absorben (berupa silika gel) maksimum. Sampel dibuat serbuk bersama dengan
absorben (impregnasi) dan dimasukkan kebagian atas kolom kemudian dihisap
perlahan-lahan menggunakan vacum. Kolom selanjutya dielusi menggunakan pelarut
yang sesuai, dimulai dengan pelarut non polar. Kolom di vacum hingga kering pada
setiap pengumpulan fraksi. Vacum dihentikan ketika kering dan kolom dapat
digunakan kembali jika kolom tidak retak atau turunnya eluen sudah rata dengan
kolom (Raymond, 2006).

Prinsip dasar fraksinasi


Prinsip dasar dari metode
ini ialah melibatkan kontak
fisik antara larutan dengan
pelarut (solvent) lain yang
sifatnya tidak saling
bercampur atau tidak saling
melarut
(immisible) dengan pelarut
asalnya, dan biasanya
mempunyai densitas yang
berbeda
sehingga akan terbentuk dua
fase atau lapisan setelah
beberapa saat penambahan
pelarut
Fraksinasi pada prinsipnya
adalah proses penarikan
senyawa pada suatu ekstrak
dengan menggunakan dua
macam pelarut yang tidak
saling bercampur. Pelarut
yang
umumnya dipakai untuk
fraksinasi adalah n-heksan, etil
asetat, dan metanol. Untuk
menarik
lemak dan senyawa non polar
digunakan nheksan, etil asetat
untuk menarik senyawa semi
polar, sedangkan methanol
untuk menarik senyawa-
senyawa polar. Dari proses
ini dapat
diduga sifat kepolaran dari
senyawa yang akan dipisahkan.
Sebagaimana diketahui bahwa
senyawa-senyawa yang bersifat
non polar akan larut dalam
pelarut yang non polar
sedangkan
senyawa-senyawa yang bersifat
polar akan larut dalam pelarut
yang bersifat polar juga.
Metode pemisahan yang
digunakan umumnya adalah
fraksinasi cair cair, yaitu
metode
pemisahan dengan
menggunakan dua cairan
pelarut yang tidak saling
bercampur, sehingga
senyawa yang diinginkan
dapat terpisah. Metode
fraksinasi lainnya yaitu
fraksinasi yang
dilakukan dengan
menggunakan kolom
kromatografi, yakni berupa
gelas pipa yang
dilengkapi dengan kran dan
penyaring didalamnya ukuran
kolom yang digunakan
dapat
disesuaikan dengan banyaknya
sampel yang akan dipisahkan.
Glass wool atau kapas biasanya
digunakan untuk menahan
penyerap yang diletakkan di
dalam kolom pengisian
kolom
dilakukan dengan homogen
Fraksinasi pada prinsipnya adalah proses penarikan senyawa pada suatu
ekstrakdengan menggunakan dua macam pelarut yang tidak saling
bercampur. Pelarut yangumumnya dipakai untuk fraksinasi adalah n-heksan, etil
asetat, dan metanol. Untuk menariklemak dan senyawa non polar digunakan
nheksan, etil asetat untuk menarik senyawa semipolar, sedangkan methanol untuk
menarik senyawa-senyawa polar. Dari proses ini dapatdiduga sifat kepolaran
dari senyawa yang akan dipisahkan. Sebagaimana diketahui bahwa senyawa-
senyawa yang bersifat non polar akan larut dalam pelarut yang non polar
sedangkansenyawa-senyawa yang bersifat polar akan larut dalam pelarut yang
bersifat polar juga.

Metode pemisahan yang digunakan umumnya adalah fraksinasi cair cair, yaitu
metodepemisahan dengan menggunakan dua cairan pelarut yang tidak saling
bercampur, sehinggasenyawa yang diinginkan dapat terpisah. Metode fraksinasi
lainnya yaitu fraksinasi yangdilakukan dengan menggunakan kolom
kromatografi, yakni berupa gelas pipa yangdilengkapi dengan kran dan
penyaring didalamnya ukuran kolom yang digunakan dapatdisesuaikan
dengan banyaknya sampel yang akan dipisahkan. Glass wool atau kapas biasanya
digunakan untuk menahan penyerap yang diletakkan di dalam kolom
pengisian kolomdilakukan dengan homogeny

Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode ektraksi cair-cair atau dengan


kromatografi cairvakum (KCV), kromatografi kolom (KK), size-exclution
chromatography (SEC), solid-phaseextraction (SPE).

Ekstraksi merupakan proses pengambilan bahan aktif dari suatu


tanaman. Fraksinasimerupakan metode pemisahan komponen campuran yang
berasal dari ekstrak hasil ekstraksi.Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan golongan
utama kandungan yang satu dari golonganutama yang lainnya berdasarkan perbedaan
kepolaran.

Tujuan fraksinasi adalah untuk memisahkan komponen-komponen senyawa aktif


dari ekstrakyang telah dihasilkan. Pemisahan secara partisi cair-cair harus memiliki
perbedaan kelarutanantara pelarut dan zat terlarut serta kedua pelarut yang digunakan
tidak saling bercampur.

Prinsip dasar fraksinasi


Prinsip dasar dari metode
ini ialah melibatkan kontak
fisik antara larutan dengan
pelarut (solvent) lain yang
sifatnya tidak saling
bercampur atau tidak saling
melarut
(immisible) dengan pelarut
asalnya, dan biasanya
mempunyai densitas yang
berbeda
sehingga akan terbentuk dua
fase atau lapisan setelah
beberapa saat penambahan
pelarut
III. Bahan dan Alat
1. Jambu biji
2. Metanol
3. Aquadest
4. N-heksan
5. Etil Asetat
6. Corong Pisah
7. Erlenmeyer
8. Vial 10 ml

IV. Cara Kerja


1. Ekstrak kental daun kemangi diencerkan dengan aquades
2. Masukkan ke dalam corong pisah
3. Fraksinasi dengan n-heksana 200 ml, larutan 3 kali, fraksinasi n-hexan disatukan,
pekatkan dengan destilasi vakum (fraksi nonpolar)
4. Fraksi air difraksinasi dengan etil asetat 200 ml larutan, lakukan 3 kali, fraksi etil
asetat disatukan, pekatkan dengan destilasi vakum (fraksi semi polar)
5. Fraksi air (fraksi sisa) dipekatkan dengan destilasi vakum (fraksi polar)
6. Hitung persentase perolehan masing-masing fraksi

V. Hasil Pengamatan

NO Sampel Mulai Jam Tetesan Tetes Jam Hasil


mendidih pertama permenit selesai rendemen
(gram)
Maserasi
1 n- heksan 11.09 11.16 11.16 58 tetes 11.25 6,77
2 Etil asetat 13.20 13.21 13.22 132 tetes 13.27 9,38
3 Air - - - - - -
Perkolasi
1 n- heksan 11.38 11.42 11.45 100 tetes 12.01 6,05
2 Etil asetat 11.42 11.45 11.46 107 tetes 12.03 9,47
3 Air - - - - - -
Sokletasi
1 n- heksan 12.29 12.31 12.35 101 tetes 12.45 3,65
2 Etil asetat 13.02 13.03 13.04 121 tetes 13.17 13,78
3 Air - - - - - -
Refluks
1 n- heksan 12.07 12.10 12.13 123 tetes 12.23 11,46
2 Etil asetat 12.39 12.40 12.40 104 tetes 12.15 12,63
3 Air - - - - - -

 Rendemen
8,77 gr
- n-heksan maserasi = x 100% = 2,25 %
300 gr

6,05 gr
- n-heksan perkolasi = x 100% = 6,05 %
100 gr

11,66 gr
- n-heksan refluks = x 100% = 11,66 %
100 gr

3 ,65 gr
- n-heksan sokletasi = x 100% = 4,80 %
76 gr

9,38 gr
- Etil Asetat maserasi = x 100% = 3,12 %
300 gr

9,47 gr
- Etil Asetat perkolasi = x 100% = 9,47%
100 gr

12, 63 gr
- Etil Asetat refluks = x 100% = 12,63%
100 gr

13,78 gr
- Etil Asetat Sokletasi = x 100% = 18,13%
76 gr

VI. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan proses pemisahan senyawa dengan ekstrak yang
disebut fraksinasi dilakukan fraksinasi terhadap hasil ekstrak kental maserasi,
perkolasi, refluks dan sokletasi yang telah di destilasi vakum.
Pelarut yang digunakan dalam proses fraksinasi ada 3 yaitu, pelarut nonpolar
berupa n-heksan, pelarut semipolar berupa etil asetat dan pelarut polar berupa air
Cara membedakannya jika dilakukan fraksinasi menggunakan corong pisah, akan
terlihat batas atas lapisan yang terbentuk. Pelarut air akan selalu berada di bawah
karena memiliki BJ lebih besar dari n-heksan dan etil asetat
Setelah fraksinasi, Hasil tersebut diuapkan menggunakan destilasi vakum
bertujuan untuk mengentalkan ekstrak dan memisahkannya dari pelarut Adapun hasil,
rendemen dalam persentase hasil fraksi, yaitu fraksi n-heksan maserasi 2,25%, n-
heksan perkolasi 6,05 %, n-heksa refluks 11,66 %, n-heksan sokletasi 4,80 %, serta
fraksi etil asetat memiliki rendaman untuk fraksi etil asetat maserasi 3,12%, etil asetat
perkolasi 9,47 %, etil asetat refluks 12,63 %, dan etil asetat sokletasi 18,13 %

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
1. Proses fraksinasi menggunakan 3 pelarut, yakni nonpolar, semipolar dan polar
2. Pelarut polar (air) akan selalu berada di lapisan paling bawah karena BJ air
lebih besar dari n-heksan dan etil asetat
3. Persentase rendemen yang diperoleh masing-masing fraksi adalah fraksi n-
heksan maserasi 2,25%, n-heksan perkolasi 6,05 %, n-heksa refluks 11,66 %,
n-heksan sokletasi 4,80 %, serta fraksi etil asetat memiliki rendaman untuk
fraksi etil asetat maserasi 3,12%, etil asetat perkolasi 9,47 %, etil asetat
refluks 12,63 %, dan etil asetat sokletasi 18,13 %

VIII. Tugas
1. Catat BJ dan kepolaran beberapa jenis pelarut
2. Cari kepolaran beberapa senyawa kimia bahan alam
3. Identifikasi kandungan kimia masing-masing fraksi yang diperoleh

Jawabannya :
1. BJ dan kepolaran beberapa jenis pelarut

No Pelarut BJ Tingkat
kepolaran
1 Etanol 96% 0,798 g/ml 0,654
2 Dietil eter 0,713 g/ml 0,174
3 Kloroform 1,498 g/ml 0,259
4 Methanol 0,791 g/ml 0,762
5 Air 1,000 g/ml 1,000
6 Etil asetat 0,6949 g/ml 0,228
7 Benzene 0,8679 g/ml 0,111
8 Heksena 0,6559 g/ml 0,009

2. 1) alkaloid (semipolar)
2) Flavonoid (semipolar)
3) Tanin (polar)
4) Saponin (polar)
5) Steroida (nonpolar)
6) Terpenoida (nonpolar)

3. Identifikasi kandungan kimia hasil fraksi daun jambu biji ( Psidium guajava
L)

No Sampel Flavonoid Alkaloid Tanin Saponin terponi steroid


d
Maserasi
1 n- heksan - - + - - -
2 Etil asetat + + + + - -
3 Air
IX. Perkolasi
1 n- heksan - - + + - -
2 Etil asetat - + + + - -
3 Air
Sokletasi
1 n- heksan - - - + - -
2 Etil asetat - + + - - -
3 Air
Refluks
1 n- heksan - - + - - -
2 Etil asetat - + + - - -
3 Air

Daftar Pust
X. Daftar Pustaka

Mindawarnis. 2014. Pedoman Praktikum Fitokimia, Palembang. Laboratorium


Fitokimia Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Palembang
Hermawan, D. S., Lukmayani, Y., & Dasuki, U. A. (2016). Identifikasi Senyawa
Flavonoid pada Ekstrak dan Fraksi yang Berasal dari Buah Berenuk (Crescentia
cujete L.). Prosiding Farmasi, 253-259.

XI. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai