Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENIS MEJA

DISUSUN OLEH :
1. Titis Wuri Anggraini
2. Febby Yolanda
3. Resti Rahayu
4. Fifi Laraswati

SMA NEGERI 1 SEMAKA


KECAMATAN SEMAKA KABUPATEN TANGGAMUS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
KATA PENGANTAR

                Assalamualaikum Wr. Wb


            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidaya-
Nya makalah yang berjudul “ TENIS MEJA “ ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
            Selama penyusunan makalah ini, penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spiritual atas wujudnya makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa makalah yang membahas tentang Tenis Meja ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan baik dari segi penyusunan maupun isinya, oleh sebab itu
penyusun menucapkan terima kasih jika ada pihak yang memberikan kritik yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Wassalmualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Tenis Meja..................................................................................................... 1
1.2 Kejuaraan Yang Pernah di Ikuti Indonesia………..................................................... 2

BAB II TEHNIK DAN PERATURAN TENIS MEJA


2.1 Tehnik Tenis Meja...................................................................................................... 4
2.2 Peralatan Tenis Meja.................................................................................................. 5
2.3 Pemanasan dan Pelemasan......................................................................................... 5
2.4 Cara Memegang Bet dan Mengontrol Bet.................................................................. 6
2.5 Peraturan Tenis Meja.................................................................................................. 6
2.6 Peraturan Pertandingan Tenis Meja AAUI CUP........................................................ 7

BAB III LAPANGAN TENIS MEJA


3.1 Ukuran Meja Tenis Meja............................................................................................ 9
3.2 Tiang Net dan Jaring Net............................................................................................ 9

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan............................................................................................................... 10
4.2 Saran......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Tenis Meja


Asal muasal tenis meja belum pernah ada sumber yang tepat, walaupun itu olahraga
yang relatif muda, lebih muda dari tennis lapangan dan tidak jauh lebih tua dari bola
basket. Paling awal dikenal dalam bentuk olahraga, dipanggil tenis indoor, telah dimainkan
pada awal tahun 1880-an oleh para tentara Inggris di India dan Afrika Selatan,
menggunakan papan dari kotak cerutu sebagai paddles dan gabus bulat dari botol anggur
sebagai bola, dengan deretan buku menetapkan atas di bagian tengah meja untuk
membentuk jarring atau net. Versi lain dikembangkan di Inggris pada 1890, berbagai cara
yang dikenal sebagai " whiff whaff " dan "gossima," dan Parker Brothers mulai
manufaktur yang tenis indoor kit yang menyertakan portable bersih yang dapat diset up
pada meja, bola kecil yang ditutup dengan kasa , dan miniatur paddles. James Gibb, adalah
orang Inggris yang berkunjung ke Amerika Serikat pada 1900, membawa beberapa
seluloida bola berongga dan mulai bermain dengan tenis indoor teman-teman,
menggunakan bola baru. Gibb ternyata datang dengan nama "pingpong," mengacu pada
suara benturan paddle dgn bola di atas meja. Namun, produsen alat-alat olahraga Inggris,
John Jacques, mendaftarkan nama "Ping Pong" sebagai nama dagang 1901 dan dijual di
Amerika hak Parker Brothers, yang datang di bawah nama itu. EC Goode, kebangsaan
Inggris lainnya pada 1902 melapisi kayu dengan paddle karet, yang membuat dia bisa
memberikan efek spin pada bola. Asosiasi Ping Pong didirikan di Inggris tahun itu, namun
hanya berumur kurang dari tiga tahun, terutama karena Parker Brothers' membuat peralatan
dgn harga yang mahal. Walaupun demikian, olah raga ini dengan pasti menyebar di Inggris
dan Eropa, terutama dengan peralatan dipasarkan oleh produsen lain dengan menggunakan
nama generik tenis meja. Asosiasi Tenis Meja Baru didirikan di Inggris pada 1921, diikuti
oleh pendirian Fédération Internationale de Tennis de Table (International Federation
Tenis Meja) pada 1926 oleh pertemuan Inggris, Swedia, Hungaria, India, Denmark,
Jerman, Cekoslovakia, Austria, dan Wales di Berlin.Turnamen kejuaraan dunia pertama
diadakan di London pada tahun 1927. Hingga perang Dunia II, Hungaria mendominasi
dunia tennis meja. Dua Hungarian pemain top papan atas awal periode adalah Maria
Mednyanszky, yang memenangkan tujuh kali women world championship, dan Viktor
Barna, lima kali world champion.. Dua organisasi saingan, the US Amateur Table Tennis
Association and the National Table Tennis Tiga kelompok digabung dalam 1935 menjadi
the US Table Tennis Association, yang telah diubah namanya USA Table Tennis pada
tahun 1994. Eropa Tengah mendominasi terus untuk waktu yang lama setelah Perang
Dunia II, tetapi pemain Asia mengambil alih olahraga yang dimulai pada 1953. Salah satu
faktor di Asia banyak bermunculan bintang tennis meja adalah pengenalan dari karet yang
menggunakan sponge oleh pemain Jepang, Horoi Satoh pada tahun1952. Tenis meja
menjadi olahraga resmi di Olimpiade 1988, dengan katagori single dan doubles untuk pria
dan wanita.

Sejarah Tenis Meja Indonesia


Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu
hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan
rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan,
antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum
perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan
PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di
Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja
Seluruh Indonesia)
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya
PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis
meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat
SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh
perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna
dll.Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia
terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan
tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah
berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983,
yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai
sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

1.2 Kejuaraan Yang Pernah Diikuti Indonesia


Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan
untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan
The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses
10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata
belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran
dasar TTFA.Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea,
dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan
pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan
dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina,
DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina,
Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para
delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan
untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Kejuaraan
Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing
pada bulan September 1972.
Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :
Beijing, Yokohama., Pyong-Yang., Kuala Lumpur, Calcuta, Jakarta, sejak tahun 1972
hingga tahun 1982.

Kejuaraan Tenis Meja di Indonesia


Para pemain unggulan asal lima negara telah memastikan ikut ambil bagian dalam
Kejuaraan Tenis Meja Internasional Solo Open, 16-19 Pebruari 2006 di GOR Bhinneka
Solo. Mempertanding kelas pemula, kadet, yunior, senior dan kelas veteran usia 50 tahun
keatas. Pemain Indonesia yang telah mendaftarkan diantaranya Hadi Yudho, pemegang
juara tiga kali berturut-turut Silatama. Mengenai lima negara yang sudah mendaftar,
memastikan mengirimkan pemain terbaiknya, hanya saja belum disertai nama-nama
pemainnya, begitu juga dari klub-klub kenamaan yang ada di tanah air, katanya dan
menambahkan kelima negara itu adalah China, Korea, Singapura, Thailand, Malaysia dan
Indonesia sendiri sebagai tuan rumah.
BAB II
TEHNIK DAN PERATURAN TENIS MEJA

2.1 Tehnik Tenis Meja


2.1.1 Sepuluh Perintah Tennis Meja
1. Gaya bermain apa saja yang Anda inginkan. Jangan biarkan orang lain mendikte
bagaimana anda harus bermain, tetapi dengarkan nasihat untuk memperbaikinya.
Gaya anda bisa menjadi perpanjangan dari kepribadian Anda. Semakin banyak
memiliki gaya permainan, semakin kaya akan variasi, bawa sesuatu ke permainan.
2. Bermain dengan peralatan apapun yang anda inginkan, tetapi seharusnya tidak
membatasi pilihan taktis anda atau pilihan lainnya. Gunakan peralatan yang anda
bisa dan harus bisa dgn cara memainkan peralatan lainnya. Eksperimentasi adalah
kunci.
3. Mengembangkan taktik-taktik dari counter, serve, poin, pertandingan, peralatan
lawan, gaya dari lawan, perilaku lawan, taktik lawan, apapun. Berpikirlah
sebelum, selama dan setelah bermain.
4. Menghormati orang lain.Adalah cara untuk menjadi dihormati. Jangan
menggunakan taktik untuk kecewa, ketakutan atau mengganggu lawan, disetiap
point. bermainlah jika seseorang meminta anda untuk bermain. Cobalah untuk
bersenang-senang dan biarkan orang lain yang memiliki rasa senang juga.
Memberikan nasihat dan membantu pemain lain. dan memberikan respect.
5. Belajar untuk menang dan belajar untuk kalah, biasakan diri anda menerima
kesalahan dan keterbatasan dan kekurangan tehnik anda, jangan mengeluh ketika
anda kalah. Anda kalah karena anda tidak menerima kekalahan tersebut.
6. Tidak ada keberuntungan, coba tempatkan bola anda persis jatuh didepan net atau
diujung2 meja..maka anda akan terbiasa dengan pukulan2 itu…begitu pula dengan
lawan anda, jika pukulan mereka menyentuh net atau ditepi meja..coba lah untuk
tetap focus mengembalikan bola dari mereka.
7. Meningkatkan gaya dan teknik. Memperbaiki kelemahan anda lebih mudah
daripada meningkatkan kekuatan Anda, dan ingat bahwa lawan yang pintar akan
melihat pada tiap2 kelemahan. Pertama memutuskan untuk melatih apa, mengapa
dan bagaimana Anda akan melakukannya, kemudian latihlah. Belajar untuk rally.
8. Aturan dan peralatan akan berubah, sehingga gaya tertentu atau peralatan dapat
diistimewakan. Jika anda bisa berubah kapan saja, anda juga dapat menerima
perubahan dan mereka yang bermain di beberapa kekurangan, seperti Gaya yang
kurang disukai, atau bahkan dirugikan oleh peraturan yakinlah masih bisa
menang. Hanya diperlukan usaha yang lebih keras.
9. Tidak ada peralatan yang tidak adil. Tidak ada gaya yang buruk dengan olahraga.
Tidak ada pemain yang inferior atau superior dengan cara apapun, dan tentu saja
anda tidak berhak untuk menghakimi seseorang. Tinggalkan semua olahraga jika
Anda berpikir berbeda dari ini.
10. Satu-satunya hukum yg harus dihormati adalah peraturan ( the rules of the game ).
Hal ini berarti bahwa satu-satunya cara menunjukkan permainan seharusnya
mainkan. Bacalah, patuhi semua peraturan, dan lalu tegakkan. Cobalah untuk
memanfaatkan aturan untuk keuntungan Anda.
2.1.2 Berikut langkah-langkah Dasar menuju keberhasilan Bermain Tenis Meja :
1. Menentukan Peralatan Tenis Meja
2. Lakukanlah Pemanahasan dan Pelemasan
3. Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet
4. Posisi Siap Pukulan Porhand dan Backhand
5. Penepatan Kaki (bagaimana cara bergerak)
6. Permainan Spin
7. Dasar Pukulan (Chooping, pushing ; backspin, Bloking, Looping,Lobbing)
8. Servis dan kemudian ketingkatan selanjutnya
9. Tipe Permainan, Taktik Bermain dan Strategi

2.2. Peralatan Tenis Meja


Saya hanya membahas peralatan bet dan yang digunakan untuk permainan dengan
Tipe Shakehands Grip, pilih lah Bet dengan mempertimbangkan cara memegang, tipe
permainan, harga dan yang terasa enak dipakai. Sering pemula berpikir menggunakan Bet
yang dapat memukul bola dengan cepat kelihatan Keren dan Hebat. Pendapat ini adalah
Salah. Bet dengan bahan tertentu memiliki kecepatan yang tinggi memang keren namun
sangat sulit untuk di Kontrol terlebih bagi pemain pemula. Pilih lah yang sedang speed and
control nya dan biasanya bet standar ittf tertera ukuran kecepatan dan control dan pilih lah
sebagaimana diatas tadi.

2.3  Pemanasan dan Pelemasan


Sebegitu pentingkah pemanasan dalam Permainan tennis meja.? jawabnya tentu
sangat penting dan menentukan pada tingkatan tertentu. Pemanasan dilakukan agar dapat
bermain dengan baik dan otot tida terasa sakit. Anda tidak akan bermain dengan baik bila
otot masih dingin dan rapat. Ada 4 Bagian penting dalam pemnasan yang harus dilakukan :
1. Pemasan Otot
Dengan berlari kecil atau dengan berjalan cepat agar darah mengalir ke dalam otot. Ini
dapat menyiapkan otot untuk aktivitas dan memanaskannya agar otot siap untuk
dilemaskan.
2. Pelemasan
Sekarang otot sudah anda sudah agak panas, maka lemaskanlah otot yang akan paling
sering digunakan. Lakukan pelemasan dengan perlahan-lahan dan santai. Tahanlah
setiap bagian yang dilemaskan selama 6 hingga 8 detik. Untuk menghindari
kecelakaan pada otot, jangan melompat lompat saat pelemasan dan jangan lemaskan
otot yang masih dingin.
3. Pemanasan dengan Gerakan Permainan
Lakukan gerakan rutin yang sama dengan setiap pukulan yang akan anda gunakan.
Sekarang anda telah siap untuk bermain.
4. Pendinginan
Setelah selesai berimain otot anda dalam keadaan panas dan fleksibel. Ini adalah saat
yang tepat untuk melemaskan dan meingkatkan fleksibelitas otot anda.

2.4  Cara Memegang Bet dan Mengontrtol Bet


Ketika cara memegang Bet anda tidak sempurna akan membuat pukulan anda tidak
sempurnna pula. Contohnya anda bisa melakukan pukulan forhand yang sempurna dengan
cara memegang bet yang tidak sempurna, tapi karena gerakan tubuh anda tidak akan
mampu melakukan pukulan backhand dengan sempurna. Cara memegang yang buruk akan
mengatasi perkembangan dan permainan anda

2.5  Peraturan Tenis Meja


Peraturan atau aturan di dalam olah raga Tenis Meja
1. Meja
Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface” harus
berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter.
Permukaan ini harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas
lantai.Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan
kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola
standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari atas
permukaan meja.Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua.
Permukaan meja ini tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih sebesar 20 mm
di semua sisinya.
2. Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi
nama ” batas akhir” (endlines)
3. Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter akan diberi
nama ” batas sisi” ( side lines).
Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian dengan
garis putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi dan akan diberi
nama ” batas tengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah digambarkan secara
permanen ini tak perlu dihapus apabila meja hendak dipakai untuk permainan tunggal.
4. Net
a. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan
perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.
b. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah
tiang penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga
harus berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.
c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus berukuran :
panjang 1.83 m sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung atas net,
harus berjarak 152,2 mm di atas permukaan meja.
5. Bola
a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum
28.2 mm.
b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.
d. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus
berwarna putih atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).
6. Bet atau raket
a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.
b. Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat
dari kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.
c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk
memukul bola, harus berwarna gelap suram setiap pinggiran atas hiasan dipinggir
blade tidak berwarna putih atau berrefleksi.

2.6  Peraturan Pertandingan Tenis Meja AAUI CUP (TGL 23 – 24 Agustus 2008)


1. Pertandingan tenis meja dibagi 2 katagori yaitu single dan double, tanpa menbedakan
jenis kelamin peserta
2. Setiap Perusahaan asuransi hanya boleh mengirimkan 1 pemain tenis meja single dan 1
pasang pemain tenis meja Double
3. Peserta tenis meja dapat mengikuti pertandingan single dan double
4. Peserta olahraga tenis meja adalah karyawan/karyawati dari perusahaan asuransi umum
anggota AAUI dengan menunjukkan bukti Identitas Karyawan atau Surat Keterangan
tertulis dari HRD.
5. Peserta olahraga tenis meja diharuskan membawa perlengkapan olahraganya masing-
masing (seperti bats, pakaian olahraga, sepatu)
6. Panitia menyediakan 03 (tiga) buah meja tenis, bola dan snack box khusus untuk peserta
pertandingan
7. Panitia akan menyediakan Piala Tetap & Hadiah berupa uang pembinaan untuk Juara 1,
2, 3 single dan Juara 1,2, 3 double
8. Pertandingan akan dilakukan di Bross Futsal Blok M Lt 01 pada Hari/tgl. Sabtu 23 Jam
09.00 – 18.00, WIB (untuk pertandingan single) dan Minggu 24 Agustus 2008 Jam
09.00 – 18.00, WIB untuk double
9. Panitia akan menentukan jadwal pertandingan dengan mengundinya pada saat tehnical
meeting tgl 20 Agustus 2008, dan apabila peserta pertandingan atau yang mewakilinya
tidak datang, maka panitia berhak untuk mewakilinya untuk mengambil undiannya.
10. Peserta wajib melakukan register ulang pada saat hari ”H” pertandingan dengan
menunjukkan bukti identitas karyawan dan atau menyerahkan surat keterangan dari
perusahaan masing-masing yang menyatakan bahwa peserta adalah benar
karyawan/karyawati dari perusahaan tersebut
11. System pertandingan menggunakan system gugur
12. Selama turnament berlangsung tidak diperbolehkan dilakukan pergantian pemain
13. Peserta wajib hadir paling lambat 15 menit sebelum pertandingan dimulai.
14. Apabila peserta belum hadir pada saat pertandingan akan dimulai, maka panitia akan
memanggil peserta dengan maksimal 03 (tiga) x panggilan dengan toleransi waktu 05
menit, apabila melewati batas waktu tersebut maka peserta akan dinyatakan gugur (WO)
15. Peraturan tehnis pertandingan tenis meja :
 Single
a. Pertandingan menggunakan hitungan 11 point dengan dua kali service
bergantian
b. Game finish/menang 03 set
c. Service bola dilambungkan
d. Service menyentuh net diulang tanpa batas
e. Service bola tidak mengenai bats maka point buat lawan
f. Bats menyentuh meja dinyatakan boleh/tidak dis
g. Disaat bola berjalan tidak boleh bersuara
h. Disaat bola berjalan tangan memegang meja dinyatakan point buat lawan
i. Bola menyentuh pinggir/samping meja dinyatakan masuk
j. Apabila bola basah maka service diulang
k. Disaat bola berjalan bola mengenai jari tangan yang memegang bat dinyatakan
sah/boleh
 Double
a. Sama dengan peraturan singe diatas
b. Service dikotak sebelah kanan kearah sebelah kanan lawan dan jika masuk
kesebelah kiri lawan point buat lawan
16. Setiap selesai perandingan peserta wajib menandatangi formulir hasil pertandingan
yang disediakan oleh panitia
17. Setiap peserta wajib mematuhi Tata Tertib pertandingan & Aturan yang berlaku.
BAB III
LAPANGAN TENIS MEJA

3.1 Ukuran Meja Tenis Meja


 Panjang = 274 cm
 Lebar = 152,5 cm
 Tebal garis sisi = 2 cm
 Tinggi meja dari lantai lapangan = 76 cm
 Luas = 4,1785 meter persegi

3.2  Tiang Net dan Jaring Net


 Panjang Net = 183 cm
 Lebar / Tinggi Net = 15,25 cm
 Jarak Meja Ke Tiang = 15,25 cm
 Luas Net = 0,279075 meter persegi

Di pinggir dan di tengah meja diberi garis. Umumnya warna dasar meja tenis meja adalah
warna hijau dan untuk garis adalah putih. Tenis Meja = Table Tennis (internasional).
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas bahwa olahraga Tenis Meja di tingkat Nasional telah melakukan
fungsinya. Namun demikian agar olahraga Tenis Meja ini arif dan bijaksana, maka perlu
ada peningkatan sistem penyelenggaraan yaitu selain memberikan layanan dalam bentuk
ekstra kulikuler juga memberikan layanan dalam pertandingan. Hal ini merupakan  bentuk
kepedulian Nasional untuk ikut menyehatkan kehidupan bangsa melalui olahraga basket
yang tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat dan
diharapkan mampu menciptakan atlit basket professional khususnya pada cabang
olahraga Tenis Meja yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

4.2 Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja berjalan dengan normal,
maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum
( masyarakat/siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai olahraga
supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah. Supaya generasi yang akan
datang lebih optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini bangsa kita
tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam bidang olahraga.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Mahendra (2006). Teori Belajar Motorik. FPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi PJKR.
Tidak diterbitkan

Giriwijoyo, Santosa. (1991) Ilmu Faal Olahraga. Bandung : Ikip Bandung.

Giriwijoyo, Santosa. (2003). Olahraga dan Kesehatan. Bandung : FPOK – UPI.

Giriwijoyo, Santosa. (2004). Ilmu Faal Olahraga. Bandung : FPOK – UPI.

Harrison & Balkemore, 1989. Instructional Strategis, second edition WM. C.Brown Publisher
All Rights

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Pskologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak
Kusuma

Hurlock. E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Kusmaedi, Nurlan. (2002). Pembelajaran Hidup Sehat Terpadu Berbasis


Masyarakat. Bandung : FPOK - UPI

Kusmaedi, Nurlan (2002) Olahraga rekreasi dan olahraga tradisional.  Bandung :FPOK UPI

Kusmaedi, Nurlan (2005). Teori-Teori Perkembangan. FPOK UPI. Modul Pembelajaran Prodi


PJKR. Tidak
diterbitkan

Anda mungkin juga menyukai