Anda di halaman 1dari 13

TENIS MEJA

DISUSUN OLEH :

Adhelia Riana A.

(02)

Chyntia Avianti

(10)

Cindy Ade Mei A.

(11)

Eka Maulyana

(13)

Mikail Alby A.

(21)

Rifqi Putera H.

(27)

Siti Nurul Jannah

(28)

Nadhia Khairunnisa

(32)

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN


DINAS PENDIDIKAN PEMUDA, DAN OLAHRAGA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 TUBAN


Jl. WR. Supratman No.2 Tuban Telp (0356) 321272 Fax (0356) 321272 Kode Pos 62318

E-mail/Website : smansatuban@yahoo.co.id/www.smansatuban.com
2014

Sejarah Tenis Meja


Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur,
anak anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai
acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus ditanggulangi
dengan bersungguh-sungguh. Tetapi kalau kita ingin menguasai pingpong sebagai
olahraga, maka mau tak mau kita harus mempelajari dan memahami berbagai stroke
(pukulan) yang ada, kita harus menguasai juga berbagai style permainan yang utama,
tak mungkin bermain pingpong dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasarnya.
Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis
meja menjadi olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya
pun tak sebatas pada para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau
perkumpulan nonformal di masyarakat.
Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan
bahwa ping pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an.
Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang
digunakan. Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam,
atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di
Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu,
sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun,
belakangan seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika
Serikat (AS) sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan
muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya
menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri
atas 140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang
bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun
mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar
ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi,
setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada

1980-an, negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran
papan atas dunia.
Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik
Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong.
Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket,
namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering
disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat
Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan
tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun
1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda
sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para
tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa
dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun
usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar
pada waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari
1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut
memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris
lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia(TTFA). Federasi ini telah
menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

Awal Olahraga Tenis Meja Masuk Indonesia


Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa
itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh
ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan
tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh
pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada
tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama
menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu
TTFA (Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya
pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,
POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang
diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau
swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah
Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Selain kegiatan-kegiatan
pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan
nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai
pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna
yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

Induk Olahraga Tenis Meja


Ketika abad berganti, permainan tenis meja mengalami sejumlah perubahan di
Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu,
sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun,
belakangan seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika
Serikat (AS) sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul
satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya
menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas
140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang
bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usahausaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada
waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952.
Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan
untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal
dangan The Table Tennis Federation of Asia(TTFA).Permainan tenis meja di
Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai
pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.Hanya golongan
tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga
pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke
II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI
(Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di
Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja
Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya
pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON,

POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang


diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau
swasta atau karang taruna dll.
Jadi, Induk olahraga tenis meja di Indonesia adalah PTMSI (Persatuan Tenis
Meja Seluruh Indonesia) dan di dunia adalah ITTF (International Table Tennis
Federation) yang anggotanya mencapai 217 negara dan PTMSI tercatat sebagai
Anggota ITTF sejak tahun 1961.

Teknik Permainan Tenis Meja


1. Teknik Memegang Bet

Teknik Dasar Bermain Tenis Meja dengan memegang bet merupakan faktor yang
sangat penting dalam permainan tenis meja, secara garis besar pegangan dapat
dibedakan menjadi 2 macam yaitu :

Pegangan seperti berjabat tangan(shakehand). pegangan seperti ini sangat populer


terutama di negara-negara eropa atau dunia barat, dengan pegangan ini, seorang
pemain dapat menggunakan kedua sisi bet.

Pegangan seperti meemegang tungkai pena. Pegangan ini dikenal juga dengan
pegangan asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain asia banyak menggunakan
pegangan shakehand.

2. Teknik Siap Sedia (Stance)


Teknik Dasar Bermain Tenis Meja dengan Stance yang berarti posisi kaki, badan dan
tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat memukul bola. Bentuk Stance
ada dua macam yaitu :

Square Stance adalah posisi badan mengahadap penuh ke meja.

Side Stance merupakan posisi badan menyamoing, baik ke samping kiri maupun
ke samping kanan.

3. Teknik Gerakan Kaki (Footwork)


Footwork dalam tenis meja dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda,
footwork yang digunakan dalam permainan tunggal otomatis digunakan dalam
permainan ganda. Penggunaan gerakan kaki disesuaikan dengan jarak yang harus
diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat,
mungkin tidak usah melangkahkan kaki.
4. Teknik Pukulan (Stroke)
Teknik Dasar Bermain Tenis Meja dengan pukulan terdapat beberapa cara yaitu :
Push. Adalah teknik memukul bola dengan gerakan mendorong dan sikap bet terbuka.
Push biasanya digunakan untuk mengembalikan pukulan push dan pukuln chop
lawan.
Drive. Adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah sorong
ke atas dan sikap bet tertutup. Drive juga dapat digunakan sebagai pukulan serangan
atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan.
Block. Adalah

teknik

memukul

bola

dengan

gerakan

menghentikan

atau

membendung bola dengan sikap bet tertutup. Block biasanya digunakan untuk
mengembalikan bola drive atau bola dengan putaran atas.

Chop. Adalah Teknnik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon
dengan kapak atau disebut juga gerakan membacok.
Service. Adalah teknik memukul bola untuk menyajikan bola pertama ke dalam
permainan dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut ke meja penyaji,
kemudian dipukul, dan bola harus melewati atas set dan akhirnya memantul ke meja
lawan.
Forehand.adalah teknik memukul dengan pukulan yang tak begitu keras, biasanya
teknik ini digunakan untuk dasaran dan tak perlu banyak tenaga untuk melakukan
teknik ini, cukup hanya mendorong bola, arahnya kanan ke kanan.
Backhand. Sama seperti forehand hanya saja arahnya dari kiri ke kiri.
Top Spin. Adalah teknik permainan pemain serang atau bertahan dengan cara
memukul bola dengan cara digesek dengan karet bet.
Smash. Teknik ini sangat lah mudah tapi kita butuh power untuk melakukannya.
Pukulan ini adalah pukulan yang sangat keras dan tak mudah untuk menerimanya.
Biasanya orang orang melakukan smash bila bola melambung tinggi. Teknik ini hanya
mendorong sekeras kerasnya bola ke meja lawan.
Lop. Teknik ini caranya dengan melambungkan bolanya setinggi tingginya dan
akhirnya di smash oleh musuh.

Peraturan Tenis Meja


Permainan tunggal

Setiap bola mati menghasilkan nilai satu

Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 2

Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan

Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan kemenangan
diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set

Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-13,
18-16
Permainan ganda

Setiap bola mati menghasilkan nilai satu

Servis bergantian setiap poin kelipatan 2

Pemain bergantian menerima bola dari lawan

Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan
lawan

Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 21, dan kemenangan
diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set

Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 14-16,
12-14
Poin Pada Tenis Meja

Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar

Jika lawannya gagal mengembalikan bola dengan benar

Jika sebelum bola dipukul oleh lawannya, bola menyentuh apa saja selain net
sebelum dipukul oleh lawannya

Jika setelah dipukul oleh lawan (bola yang datang) bola telah berada di luar
permukaan meja tanpa menyentuh meja

Jika lawanya mennyentuh bola

Jika memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak tertutupi karet atau tidak
sesia dengan ketentuanl

Jika lawan memukul bola dua kali secara berurutan

Jika lawanya atau apa saja yangdipakaiannya menggerakan permukaan meja

Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net

Jika tangan bebas lawanya memukul bola diluar dari urutannya

Suatu Let Tenis Meja

Reli dinyatakan let

Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk
atau dipukul oleh penerima atau pasangannya

Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik
penerima atau pasangannya belum siap, dan baik penerima atau pasangannya tidak
berusaha memukul mengembalikan

Jika gagal melakukan servis atau mengembalikannya dengan benar, atau jika
sesuai dengan peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan dari luar

Jika permainan di stop oleh wasit atau pembantu wasit

Peralatan Permainan

Raket

1. Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan
kaku.
2. Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan
perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat
karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan,
namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau
berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai sebagai acuan.
3. Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet
licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar
(tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih
dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di
dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari
4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.
4. Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama
permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya
dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/
mencobanya.

Bola
Bola tenis meja berdiameter 40 mm berat 2,7 gram. Biasanya berwarana putih atau
oranye dan terbuat dari bahan selulosa yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila
dijatuhkan dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama
antara 23-26 cm. Pada bola tenis meja biasanya ada tanda bintang dari bintang 1 hingga
bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola
tersebut dan biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.

Meja lapangan

Pemain tenis meja terkenal Internasional

Zhang Jike (P)

Ma Long (P)

Timo Boll (P)

Jan Ove Waldner (P)

Liu Guoliang (P)

Ding Ning (W)

Deng Yaping (W)

Wang Nan (W)

Zhang Yining (W)

Fan Zheng Dong

Pemain tenis meja terkenal dari Indonesia

Sinyo Supit (P)

Ficky Supit Santoso (P)

Muhammad Hussein (P)

Anton Suseno (P)

Yon Mardiono (P)

Ismu Harinto (P)

Marfinas asbrian sebastian (P)

Rossi Pratiwi (W)

Ling-ling Agustin (W)

Ceria Nilasari (W)

Silir Rovani (W)

Adela putri anggaraini (W)

Anda mungkin juga menyukai