Anda di halaman 1dari 5

SEJARAH TENIS MEJA

A. Sejarah Tenis Meja di Dunia

Inggris adalah negara dimana sejarah awal tenis meja berkembang. Pada tahun 1800-an berawal

dari hobi sosial para penduduk pribumi mencuat. Sebagai perangkat penunjang utama untuk

bermain mereka menggunakan meja makan sedangkan bola yang digunakan terbuat dari gabus

yang dibentuk menyerupai bola. Awal munculnya permainan ini mereka menyebutnya sebagai

gossima, flim-flam, atau ping pong. Setelah lama dimainkan seiring dengan pergantian zaman

permainan ini mengalami beberapa perubahan yang signifikan tentang alat-alat untuk bermain

maupun cara bermain. Akhir-akhir ini bola untuk bermain mengalami perubahan bahan

menggunakan celluloid yang dianggap lebih cocok dan menarik sedangkan beberapa orang yang

lain melakukan modifikasi dengan cara melakukan penambahan bahan pada bet yang berbahan

dasar dari kayu menggunakan karet. Pada tahun 1990-an di Amerika Serikat (AS) permainan ini

juga populer untuk dimainkan. Permainan yang berasal dari benua Eropa ini pada abad

pertengahan dimainkan sebagai kombinasi dari permainan tenis kuno dan badminton. 2

Permainan ini sangatlah populer pada pertengahan abad ke-19 di Inggris yang dikenal dengan

beraneka macam nama seperti “whiff-whaff”, “gossima” dan “ping pong”. Permainan ini

dikreasikan sebagai permainan yang waktu bermainnya dilakukan setelah makan malam dengan

menggunakan pakaian lengkap bagi penggemarnya. Permainan tenis meja di dunia tepatnya

pada tanggal 15 Januari 1926 terwadahi secara resmi yang diprakarsai oleh seseorang yang

berasal dari Jerman yakni Dr. George Lehman. Sebelum itu permainan ini kehilangan

kepopulerannya sehingga secara spontan dan bersamaan muncul keinginan dari sejumlah

negara dari berbagai kawasan di dunia untuk mengembalikan kehidupan tenis meja kembali meja

secara serius yang dimulai pada tahun 1922. Permainan tenis meja dikenal secara resmi dengan

nama ping pong di negara Republik Rakyat Cina. Namun di Indonesia nama ping pong juga

digunakan untuk penyebutan permainan tenis meja. jika diperhatikan dengan teliti permainan ping
pong mirip dengan permainan bulutangkis karena sama-sama mengunakan raket yang menjadi

pembeda adalah raket bulutangkis menggunakan benang yang kuat pada bagian tengahnya

sedangkan raket yang digunakan terbuat papan yang dilapisi dengan karet pad bagian depan

dan belakang biasanya karet yang digunkan berbeda warna yang dikenal dengan nama bet.

Tenis meja di benua Asia masuk melalui beberapa negara seperti Korea, RRC dan Jepang.

Negara-negara tersebut merupakan negara yang mejadi pelopor dari berkembangnya tenis meja

di Asia. Pada tahun 1926 Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) terdiri dari 140 negara

anggota. ITTF juga menjadi pendukung dalam hal pembiayaan atau sponsor individu maupun

secara tim yang bermain pada kejuaran dunia yang diselenggarakan 1 kali setiap 2 tahun.

Olahraga ini secara cepat menyebar ke negara di benua Asia salah satunya 3 Jepang. Pada

tahun 1950-1960an jepang menjadi negara yang paling mendominasi akan tetapi pada sekitar

tahun 1960- 1970an negara Republik Rakyat Cina berhasil mengejar ketertinggalan. Setelah

tenis meja menjadi salah satu cabor yang dipertandingkan di Olimpiade pada tahun 1980an

muncul beberapa negara kuat yang measuk pada jajaran papan atas yakni Swedia dan Korea

Selatan.

B. Sejarah Tenis Meja di Indonesia

Pada tahun 1930 permainan tenis meja mulai dikenal di Indonesia. Pada waktu itu permainan

tenis meja hanya dimainkan di gedung-gedung pertemuan orang-orang Belanda sebagai

permainan rekreasi saja. Permainan ini tidak sembarang orang bisa memainkannya dengan

bebas hanya beberapa orang saja dari warga lokal (asli) yang boleh ikut bermain dan berlatih,

mereka diantaranya adalah keluarga dari para pengurus dan perangkat desa (pamong). Sebelum

pecahnya Perang Dunia ke-2 tepatnya pada tahun 1939 berdasarkan inisiatif tokoh-tokoh yng

aktif didunia tenis meja mendirikan organisasi tenis meja yakni Persatuan Ping Pong Seluruh

Indonesiaa (PPPSI). Berdasarkan hasil kongres di Surakarta pada tahun 1958 nama PPSI

berubah nama menjadi (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI). Pada tahun 1960
PTMSI resmi menjadi salah satu anggota dari federasi tenis meja tingkat Asia yaitu Table Tenis

Federation of Asia (TTFA). Sejak berdirinya PPSI perkembangan dari kepopuleran tenis meja di

Indonesia sampai sekarang bisa dibilang lumayan bagus. Hal ini dapat diketahui dengan melihat

dari berdirinya banyak tim-tim tenis meja yang telah melahirkan para jawara tenis meja seperti

Abdul Rodjak yang tampil di kejuaran dunia di Sarajevo Yugoslavia tahun 1973 dengan prestasi

ke-11 Internasional 1973, Diana Wuisan memperoleh medali emas Sea Games tahun 1979, 1981

dan 1983, Rossy Syeh Abubakar 4 mengukir prestasi dengan memperoleh medali emas Sea

Games tahun 1987 dan 1989, Anton Suseno mampu mendapatkan medali emas Sea Games

tahun 1991 dan 1993. Serta banyaknya kejuaraan resmi yang diselenggarakan mulai tingkat

regional yang mempertandingkan antar sekolah Porseni (SD, SMP dan SMA), tingkat perguruan

tinggi Pomda, tingat daerah Porda bahkan tingkat nasional PON. Tidak berhenti disitu saja karena

banyak perkumpulanperkumpulan tenis meja, instansi swasta, instansi negeri yang

menyelenggarakan pertandingan pada setiap kelompok umur. Setelah resmi terdaftar menjadi

anggota ITTF perwakilan tenis meja dari Indonesia selalu diundang dalam kejuaran-kejuaran

dalam skala internasional. Selain keikutsertaan dalam kegiatan pertandingan-pertandingan

tersebut hal yang harus diketahui serta dicatat sebagai sejarah perkembangan tenis meja

nasional adalah berdirinya Sirkuit Laga tenis Meja Utama (Silatama) pada tahun 1983 yang

diselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta lahirnya kejuran lain dengan nama Silataruna pada

tahun 1986 yang dimainkan 6 bulan sekali.

B. Perkembangan Tenis Meja

Tenis meja adalah cabang olahraga yang tempat bermainnya didalam ruangan/gedung (indoor

game) yang dimainkan oleh 2 orang atau 4 orang yang langsung berhadapan diatas meja

menggunakan net sebagai pembatasnya. Alat bermain yang digunakan adalah bet yang terbuat

dari kayu serta dilapisi dengan karet polos maupun berbintik yang menonjol untuk memukul bola
yang dibuat dari bahan celluloid melewati net yang terpasang diatas meja yang pengait tiangnya

berjumlah 2 buah. Permainan tenis meja memang lebih dikenal dengan istilah lain yaitu pingpong

yang awalnya hanya bersifat olahraga rekreatif saja sebelum dipertandingkan secara resmi pada

kejuaran-kejuaran dunia. 5 Tenis meja masuk Indonesia awalnya masuk pada sekitar tahun

1930an dan hanya dimainkan ditempat-tempat pertemuan umum orang Belanda yang dikenal

dengan nama societeit. Pada sekitar tahun 1940an tenis meja sudah mulai menyebar secara luas

di masyarakat Indonesia melalui golongan pamong dan pegawai negeri (ambtennar-ambtenaar)

Pada tahun yang sama PTMSI secara resmi bergabung menjadi anggota Tabble Tennis

Federation of Asia (TFFA). Keaktifaan PTMSI sudah bisa dilihat dari banyaknya kejuaran tingkat

Asia dengan TFFA sebagai penyelenggaranya diantaranya kejuaran yang diadakan di Manila

dan Singapura. Sebagai anggota resmi Internasional Table Tennis Federation (ITTF) sejak tahun

1961 yang termasuk pada anggota yang ke73. Dari catatan sejarah yang ada sejak tahun 1963

indonesia lebih aktif mengikuti kejuaran tingkat dunia yang diselenggarakan ITTF dibandingkan

Kejuaran tingkat Asia yang diselenggrakan TTFA dibuktikan dengan tidak pernah absen

dimanapun kejuaran tenis meja diadakan serta banyaknya medali atlet tenis meja pada kejuaraan

selevel Sea Games. Keikutsertaan PTMSI di Praha merupakan debut pertama dikancah

internasional pada tahun 1963. Kala itu tidk hanya atelit putra saja yang dikirim untuk mengikuti

kejuaraan itu atelit putri pun juga turut mengambil bagian. Hasil cukup membanggakan bisa

dicapai yaitu atelit putra peringkat ke-34 sedangkan atelit putri berada pada peringkat ke-31 hal

itu merupakan hasil yang sangat menggembirakan jika dilihat pada debut pertama PTMSI di

kancah internasional. Setelah semakin banyak negara-negara di Asia yang ikut sebagai peserta

pada kejuaran-kejuaran tingkat internasional mereka sepakat untuk mendirikan organisiasi tenis

meja tingkat Asia yang dikenal dengan nama Table Tennis Federation of Asia (TFFA).

Kesuksessan TFFA dalam menyelenggarakan event dapat dilihat pada 10 kejuaran sejak 6 tahun

1952 sampai dengan 1970 singapura suskes menyelenggarakan 3 kali disusul oleh manila 2 kali

, para negara penyelenggaranya yaitu Kesatu pada tahun 1952 di Singapura, Kedua tahun 1953
di Tokyo, Ketiga tahun 1954 di Singapura untuk yang kedua kalinya, Keempat tahun 1957 di

Manila, Kelima tahun 1960 di Bombay, Keenam tahun 1963 di Manila sestelah sukses pada

penyelenggaraan yang pertama, Ketujuh tahun 1964 di Seoul, Kedelapan 1967 di Singapura, di

Indonesia pun juga pernah sukses pada event yang Kesembilan 1969 di Jakarta, Kesepuluh pada

tahun 1970 di Nagoya. Setelah berkali-kali sukses menyelenggarakan kejuaran pada tingkat Asia

tetapi ada beberapa anggota negara yang terdaftar pada TTFA merasa tidak puas hal ini

dikrenakana pada kenyataan belum terhimpunnya secara penuh seluruh kekuatan yang ada di

Asia seperti yang dicanangkan tertulis pada anggaran dasar TTFA. Pata hatun 1972 tepatnya

pada bulan Maret bertemulah beberapa perwakilan dari beberapa negara besar di Asia yaitu

Cina, Korea dan Jepang mereka berinisiataif untuk mengadakan pertemuan pendahualan

bertempat di Beijing Cina. Pada bulan berikutnya pada Bulan Mei 16 negara mengadakan

pertemuan susulan dengan dihadiri oleh Vietnam, Nepal, Jepang, Komboja, Iran, Singapura,

Srilangka, Irak, Palestina, Siria, Korea, Pakistan, Malaysia, Kuwait, Cina dan Lebanon. Pada

pertemuan berikutnya berdasarkan keinginan keras dari beberapa delegasi yang melakukan

pertemuan pendahuluan maka pada tanggal 7 Mei 1972 pertemuan itu berubah nama menjadi

pertemuan pembukaan dengan agenda utama pembentukan Asian Table Tennis Union (ATTU).

Dodalam pertemuan ini melakukan pembahasan untuk menentukan anggaran dasar serta

pemilihian pengurus. Event pertama yang diselenggarakan ATTU berlangsung di negara Cina

berbarengan dengan kongres pada bulan 7 September pada tahun 1972. Setelah sukses pada

event pertama maka dilanjutkan event dan kongres di beberapa negara sampai dengan tahun

1982 yaitu : 1) Yokohama, 2) Pyong Yang, 3) Kuala Lumpur, 4) Calcuta, 5) Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai