Anda di halaman 1dari 12

Permainan Tenis Meja: Sejarah,

Aturan, & Teknik Dasar


Permainan
FacebookTwitterPinterestPrint

Sejarah Tenis Meja


Pada sub bab ini, kita akan membahas mengenai sejarah tenis meja dunia dan
sejarah tenis meja Indonesia secara khusus.

Sejarah Tenis Meja Dunia

Catatan sejarah permainan tenis meja dunia 


Sejarah asal usul permainan tenis meja ini hampir sama dengan kebanyakan
permainan olahraga lainnya yang memakai raket, yakni pada awalnya hanya
dikenal sebagai permainan dan hiburan ringan di masyarakat. Tetapi
mengenai asal musa permainan tenis meja, sejak kapan dan oleh siapa yang
pertama kali menciptakannya, dapat diketahui dari beberapa sumber bacaan
berikut ini.

1. Pada zaman manusia purba, di Iran telah memainkan sebuah permainan


yang menggunakan sebatang kayu sebagai pemukul bola tang terbuat dari
usus binatang yang telah diisi angin.
2. Pada abad ke-12 Bangsa Perancis telah menyukai permainan tenis meja,
dimana bolanya dibuat dari kertas diktat yang dipukul dengan tangan.
3. Sejak zaman purba Bangsa Indian telah memainkan permainan yang
menyerupai tenis meja. Bola yang dipakai serupa dengan bola bersayap
bulu, pemukul yang digunakan adalah kayu yang dibungkus dengan kulit
binatang menjangan.
4. Berbagai sumber menyebutkan bahwa olahraga permainan tenis meja
asalnya dari Inggris. Permainan ini muncul dari permainan kuno pada abad
pertengahan  yang disebut seperti “gossima” dan “whiff-whiff“. Kemudian
permainan ini berkembang lagi, di antaranya oleh angkatan bersenjata
Inggris yang berada di India.

Ada juga, para opsir di daerah koloninya di Afrika Selatan yang biasa
memainkan permainan tenis meja sebagai hiburan saat waktu senggang
mereka. Meja yang dipakai adalah meja tanpa memiliki ukuran tertentu
dengan sebuah net atau jaring pada bagian tengah-tengahnya, yang dipasang
sejajar dengan ujung meja yang dipakai.

Jaring yang dipakai terbuat dari tali sepatu boat atau atau seperti perban
pembungkus yang diikat ujungnya pada dua buah kursi yang ditempatkan di
kedua sisi bagian tengah meja tersebut. Sementara itu alat pemukul yang
digunakan adalah sebilah kayu yang telah dipotong menurut bentuk sehingga
menyerupai raket yang digunakan seperti saat ini.

Pada saat itu pemukulnya diberi nama Vellum racket, yaitu alat pemukul pada
permainan tenis meja yang mirip alat pemukul pada permainan tenis. Serta
bola yang dipakai adalah bola yang dipakai pada permainan tenis, yakni pukul
memukul secara langsung.

Di akhir tahun 1880, bola karet yang dilapisi dengan kulit yang dirajut diganti
bola celluloid. Pada tahun 1990, permainan tenis meja disempurnakan oleh
beberapa negara Eropa bagian barat. Pada tahun 1903, dibuat suatu
ketetapan  atau peringatan kepada para pemain tenis meja atas penggunaan
busana malam bagi pria dan wanita dalam latihannya.

Selain itu, juga diberikan penjelasan dan petunjuk mengenai teknis terperinci
mengenai karet bintik, pegang  penhold, dan taktik permainan. kemudian
olahraga permainan ini semakin populer pada tahun 1905, E. C. Goode dari
London mengenalkan raket kepada khalayak dengan permukaan berupa karet.
Atas prakarsa Dr. George Lehmen dari Jerman pada tanggal 15 januari 1926,
terbentu sebuah organisasi Internasional Table Tenis Federation yang
kemudian disingkat ITTF, Hown Ivor Montagu dari Inggris yang menjadi
presiden pertamanya. Negara-negara yang menjadi anggotanya saat itu
adalah:
1. Inggris
2. Polandia
3. Jerman
4. Swedia
5. Perancis
6. Cekoslowakia
7. india, dan
8. Jepang.

Bertempat di Memorial hall, Farringdon Street, di akhir tahun itu juga


diadakan kejuaraan Eropa dengan peserta:

1. Denmark
2. Cekoslowakia
3. Austria
4. Inggris
5. Hungaria
6. Jerman
7. Swedia
8. Wales
9. India

Pada 12 Desember 1926, disepakati anggaran dasar dan peraturan permainan,


sedangkan kejuaraan yang tadinya antar negara Eropa dijadikan atau
dianggap sebagai kejuaraan tenis meja pertama tingkat dunia.

Kemudian di tahun 1939, sebanyak 28 asosiasi dari negara-negara terdaftar


sebagai anggota ITTF. Sejak kejuaraan tenis meja dunia pada tahun 1926,
selanjutnya untuk setiap tahunnya diadakan sekali hingga yang ke – 13 pada
tahun (1938), kemudian hingga tahun 1945 kejuaraan tidak dapat
diselenggarakan karena terganggu perang dunia.
Pada tahun 1946, kejuaraan dunia yang ke- 14 kembali diadakan, kali ini
berlokasi di Paris (Perancis). Selanjutnya diadakan berkala setiap dua tahun
sekali.

Pada tahun 1946, pertama kali diadakan pertemuan umum (general meeting)
selama berlangsungnya kejuaraan dunia ke – 14 di Paris. Pada tahun 1967,
presiden ITTF, Hon Ivor Montagu mengundurkan diri dari presiden ITTF dan
digantikan oleh H. Roy Evans dari Wales. Tahun 1976 bulan Maret, ITTF
mengangkat sekjen profesional yang tidak dipilih oleh general meeting yang
berkantor di St. Leonards On Sea di Inggris.

Pada bulan November 1977, Komite Olimpiade Internasional IOC mengakui


cabang olahraga tenis meja sebagai cabang olahraga Olimpiade dengan ITTF
sebagai satu-satunya induk organisasi internasional yang mengaturnya.

Secara resmi cabang olahraga tenis meja mulai dipertandingkan pada olimipic
game ke – 24 tahun 1988 Seoul. Akibat pengakuan tersebut, ITTF diharuskan
untuk menambahkan dalam peraturannya yang menyangkut status amatir dan
profesional , yaitu pasal 26 dari Olimpic Charter, yang mana pada peraturan
sebelumnya tidak ada.

Kepengurusan H. Roys Evans berakhir pada tahun 1987. Sedangkan yang


terpilih menjadi ketua baru adalah Ichiro Ogimura dari Jepang. Ichiro Igimura
mendapat dukungan penuh dari para anggota ITTF Asia, Afrika dan Amerika
Latin sehingga memenangkan pemilihan dengan angka yang meyakinkan,
yakni mendapat 65 suara dari 104 pemilik hak suara.

Perubahan dalam sistem pertandingan mengalami perubahan pada tahun


1991 dalam sistem pertandingan beregu putra, yang pada awalnya
mempertandingkan 9 partai menjadi 5 partai. Rencana perubahannya sendiri
dilakukan pada tahun 1989 di kongres ITTF, setelah final kejuaraan dunia pada
waktu itu antara China dan Swedia yang berlangsung hampir enam jam.
Sejarah Tenis Meja Indonesia

Olahraga tenis meja di Indonesia baru dikenal secara umum pada tahun 1930.
Pada waktu itu, permainan tenis meja hanya dilakukan di balai-balai
pertemuan orang Belanda sebagai suatu hiburan rekreasi. Pribumi yang boleh
ikut permainan itu hanya golongan-golongan tertentu, seperti anggota
keluarga pamong dari balai pertemuan tersebut.

Pada tahun 1939, sebelum pecah perang dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis meja
mendirikan Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Kemudian di
kongresnya yang diadakan di Surakarta tahun 1958, PPPSI mengalami
perubahan nama menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).

PTMSI pada tahun 1960 bergabung menjadi anggota federasi tenis meja Asia,
TTFA (Table Tenis Federation of Asia). Setelah itu tenis meja Indonesia
mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak berdirinya hingga
sekarang. Hal itu dilihat dari munculnya perkumpulan-perkumpulan tenis
meja, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang diperlombakan di arena
olahraga tingkat nasional seperti PON, POMDA, dan Porda.

Setelah terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961, Indonesia selalu
diundang pada kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat dunia. Selain itu, yang perlu
diketahui dalam perkembangan permainan tenis meja nasional adalah
berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang pertama kali digelar
pada awal tahun 1983, hal ini kemudian digelar setiap tiga bulan sekali, serta
Silataruna setiap 6 bulan sekali sejak 1986.

Peraturan Tenis Meja


Semua permainan atau olahraga pasti ada aturan dan perangkat permainanya,
begitu juga pada permainan tenis meja supaya permainan bisa berjalan tertib
dan berlangsung menarik. Pada olahraga permainan tenis meja, ada beberapa
perangkat yang dibutuhkan dan semuanya memiliki aturan yang jelas dan
harus ditaati oleh setiap pemain, seperti meja, bola, raket, dan net. Selain dari
itu ada juga perangkat pendukung lainnya yaitu pemain dan wasit.

Berikut ini kita akan membahas peraturan permainan tenis meja secara
lengkap.

Meja
 Pada meja tempat bermain tenis meja, permukaan berbentuk segi
empat dengan ukuran panjang 2, 74 m dan lebar 1,525 m, tinggi 76 cm di
atas lantai dan harus datar.
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
 Permukaan meja boleh dibuat dari bahan apa saja, tetapi harus
menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari
ketinggian 30 cm.
 Meja tenis seluruh permukaannya harus berwarna pudar atau gelap dan
garis putih dengan lebar dua cm pada sisi panjang meja 2, 74 m dan tiap
lebar meja 1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam dua bagian yang sama secara vertikal
oleh net paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan
masing-masing bagian meja.
 Untuk permainan ganda, semua bagian meja harus dibagi menjadi 2
bagian yang sama dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm,
paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah
tersebut harus dianggap menjadi dua bagian kiri dan kanan.

Net
 Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan kedua tiang
penyangga termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
 Net harus terpasang dengan bantuan tali yang melekat pada kedua
ujung tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan kedua tiang di setiap sisi
akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas
permukaan meja.
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja
dan perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang
penyangganya.

Bola
 Bola harus bulat dengan diameter 40 melimeter.
 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan celulos (celluloid) atau sejenis bahan
plastik berwarna putih atau orange, serta tidak mengkilap.

Raket/Bet
 Ukuran, berat dan bentuk tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar
dan kaku.
 Ketebalan daun raket minimal 85% terbuat dari kayu, dapat dilapisi
dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber
glass atau bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari
7,5% dari total ketebalan 0,35 mm, yang merupakan bagian yang lebih
sedikit/tipis.
 Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh
karet datar maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol
keluar (karet pletok) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat
tidak lebih dari 2 mm, atau jika dilapisi karet lunak (sandwich rubber) atau
spons dengan karet bintik di dalamnya maka ketebalannya tidak lebih dari 4
mm termasuk lem perekat.
– Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal yang bukan karet cellular,
sintetik atau karet alam, dengan bintik yang menyebar di permukaan karet
secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per cm² dan tidak
lebih dari 30 per cm².
– Karet lunak (sandwich rubber) adalah lapisan dari karet cellular yang
ditutupi dengan lapisan luar karet bintik biasa. Ketebalan dari akret bintik
tidak lebih tidak kurang dari 2 mm.
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali
pada bagian yang terdekat dari kayu yang dipegang dan yang ditutupi oleh
jari-jari dapat ditutupi olah bahan lain atau tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang menutupi baik karet atau lemnya harus merata
(tidak bersambung) dan juga ketebalannya.
 Permukaan raket yang tidak ditutupi raket pada sisi, harus diwarnai pada
sisi yang tidak ditutupi oleh karet dengan warna pudar, merah atau hitam
(tidak sama dengan warna sebelahnya).
 Karet raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, berupa
karakteristik karet secara fisik, atau hal lainnya
– Apabila terjadi sedikit penyimpangan atau kekurangan pada warna dan
kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah
karakteristik dari permukaan raket.
– Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya
selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan
raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan
lawannya untuk memeriksa atau mencobanya.

Teknik Dasar Permainan Tenis Meja

Ada berbagai teknik dasar dalam permainan tenis meja yang harus diketahui
dan dikuasai seorang pemain, yaitu;

Cara Memegang Bed


Dalam permainan tenis meja, ada dua cara memegang bed yakni pegangan
jabat tangan (shakehand grip) dan pegangan tangkai pena (penbolder grip).

1. Pegangan jabat tangan (shakehand grip), cara melakukannya adalah


sebagai berikut.

 Bagian depan gagang bed dipegang melingkar oleh ibu jari dan jari
tangan lainnya, jari telunjuk terpisah menahan di belakang bet.
 Posisi bet berdiri mengarah ke depan dan ke belakang pemain.
Posisi Tubuh
Hal yang penting dalam teknik permainan tenis meja untuk mengembangkan
permainan adalah penempatan posisi tubuh pada berbagai bentuk pukulan.
Cara menempatkan posisi tubuh adalah sebagai berikut.

1. Berdiri menghadap ke arah permainan.


2. Kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut agak ditekuk, badan agak
membungkuk dan salah satu tangan memegang bed di depan badan.
3. Berat badan ditumpukkan pada kedua ujung kaki agar leluasa untuk
melakukan gerakan.
4. Tempatkan posisi badan di tengah-tengah belakang meja dengan jarak
secukupnya.

Pukulan
Jenis pukulan dalam permainan tenis meja yang akan dibahas yaitu
pukulan forehend dan pukulan backhand.
a. Pukulan Forehand,  cara melakukannya yang benar adalah sebagai berikut.
 Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan
 Salah satu kaki ditempatkan di depan dan lainnya di belakang
 Salah satu tangan memegang bed di samping badan dengan lengan
bawah membentuk sudut 90°
 Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan
 Bed harus mengenai bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.
b. Pukulan Backhand, cara melakukannya adalah sebagai berikut.
 Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan
 Salah satu kaki ditempatkan di depan dan kaki lainnya di belakang
 Salah satu tangan memegang bed di depan badan dengan lengan atas
membentuk sudut kecil dengan tubuh
 pukulan dilakukan dari arah belakang ke arah samping depan
 Bed harus mengenai bola saat mencapai titik tinggi.
Kunci Keberhasilan Mendapat Juara pada
Permaianan Tenis Meja
Kunci untuk mendapatkan juara dalam permainan/pertandingan tenis meja
adalah reaksi yang cepat, dan pengendalian gerakan kaki (footwork), serta
tubuh yang baik. Semua itu dapat diperoleh dengan hasil latihan yang rutin
dan sungguh-sungguh.

Peregangan
Peregangan perlu dilakukan sebelum bermain tenis meja. Tujuan peregangan
adalah untuk mengurangi kemungkinan cedera pada otot dan persendian,
untuk menunjang pergerakan tubuh, dan memperbaiki postur tubuh.
Peregangan dilakukan selama 15 – 20 menit.

Aktivitas yang dapat dilakukan untuk peregangan, antara lain:

 lari keliling beberapa putaran


 Lari cepat dengan jarak dekat
 Jongkok berdiri (aquat) untuk melatih kekuatan otot kaki
 lompat tali
 Push-up untuk meningkatkan kekuatan otot lengan, bahu, dan dada.
 Sit-up untuk meningkatkan kekuatan otot perut
 Badan berdiri tegak dengan kaki mengangkang dan kedua lengan lurus
ke atas. Jari-jari tangan dikaitkan di atas kepala. Bengkokkan badan ke arah
kanan dan tahan selama beberapa detik. Gerakan ini betujuan
meregangkan otot pinggang dan samping badan.
 Badan berdiri dengan kaki dirapatkan dan kedua lengan memegang
betis. Badan dibungkukkan sampai mencium lutut, kemudian tahan selama
beberapa detik. Gerakan ini bertujuan untuk peregangan otot punggung,
paha bagian belakang, dan betis.
 Sambil duduk, kedua kaki dirapatkan lurus ke depan. Kedua tangan
diluruskan ke depan berusaha meraih ujung kaki, lalu tahan selama
beberapa detik. Gerakan ini bertujuan meregangkan otot punggung.
 Badan berdiri tegak, kedua kaki dibuka lebar selebar bahu, dan kedua
tangan direntangkan di samping badan, lalu gerakkan lengan memutar ke
arah depan dan belakang secara bergantian. Tiap arah putran dilakuakan
sebanyak delapan hitungan. Gerakan ini bertujuan untuk melatih kelentukan
otot dan persendian bahu.

Latihan Fisik
Tujuan latihan fisik adalah keluesan tubuh, kecepatan gerak dan releks,
koordinasi dan kekuatan otot, serta stamina yang tinggi. Latihan dilakukan
dengan cara sebagai berikut:

 Berlari jarak jauh


 Berlari cepat jarak pendek
 Tubuh digerakkan memutar dengan berpusat pada bagian atas
pinggang.

Latihan Kecepatan
Latihan kecepatan bertujuan untuk mempercepat reaksi atau refleks, pikiran
dan koordinasi tubuh saat bergerak, serta meningkatkan kemampuan
membaca gerakan lawan. Berikut ini adalah latihan yang dapat dilakukan:

 Berlari melakukan berbagai jenis pukulan pada tenis meja di depan


cermin besar
 Berlari sprint 30 m
 Berlari estafet

Latihan Kelenturan
tujuan latihan ini adalah untuk menjaga kelenturan persendian agar mudah
ketika melakukan gerakan memutar, membungkuk, dan mengayun saat
bertanding. latihan yang bisa dilakukan antara lain:
1. Untuk kelenturan tangan
– Pergelamngan tangan, jari-jari tangan, dan siku dibengkokkan dan
digoyangkan
– Lengan diayun dan diputar ke depan dan ke belakang
2. Untuk kelenturan bahu, leher, dan kepala
– Bahu diputar ke depan dan ke belakang
– Leher digerakkan ke kiri dan ke kanan
– Leher digerakkan ke atas dan ke bawah
3. Untuk kelenturan badan
– Badan dibungkukkan sampai tangan dapat menyentuh ujung kaki.
4. Untuk kelenturan kaki
– kaki melompat dengan posisi mengangkang
– Lutut dan pergelangan kaki digerakkan memutar
5. Latihan tenis meja tentunya.

Anda mungkin juga menyukai