Anda di halaman 1dari 13

Tenis Meja

Pendahuluan
Tenis meja adalah olahraga yang unik dan menarik untuk dimainkan oleh
berbagai kalangan usia. Tenis meja dapat disebut Ping Pong. Tenis meja atau
ping pong merupakan permainan tidak memerlukan tenaga yang kuat dan
olahraga ini dapat memberi kesenangan bagi yang memainkannya.
Sejarah
Ada beberapa sumber mengenai asal usul permainan tenis meja, seperti :
1. Iran pada zaman purba telah memainkan tenis meja menggunakan
batang pohon sebagai tongkat dan usus binatang yang telah diisi angina
sebagai bola.
2. Perancis pada abad ke-12 memainkan tenis meja menggunakan kertas
diklat untuk bola dan dipukul dengan tangan.
3. Bangsa Indian pada zaman purba memainkan permainan ini dengan bola
bersayap bulu sebagai bola dan kayu yang dibungkus dengan kulit
binatang menjangan sebagai pemukul
4. Beberapa sumber menyatakan bahwa tenis meja berasal dari Inggris pada
abad pertengahan. Permainan ini muncul dengan sebutan gossima dan
whiff-whiff. Lalu berkembang lagi oleh tentara Inggris di India.
Para opsir di daerah koloni Afrika Selatan biasa memainkan tenis meja
sebagai hiburan di waktu senggang. Meja yang digunakan merupakan meja
yang tak berukuran dengan jaring yang berada di tengahnya. Jaring tersebut
terbuat dari tali sepatu boat. Alat pemukul yang dipakai terbuat dari kayu
yang telah dipotong dan dibentuk menyerupai raket (bernama vellum racket).
Akhir tahun 1880, bola karet yang dilapisi dengan kulit yang dirajut
diganti bola celluloid. Pada tahun 1990, permainan tenis meja disempurnakan
oleh beberapa negara Eropa barat. Tahun 1903, dibuatlah ketetapan atau
peringatan kepada para pemain tenis meja atas penggunaan busana malam
bagi pria dan wanita dalam latihannya.
Selain itu, diberikan juga penjelasan dan petunjuk mengenai teknis
terperinci mengenai karet bintik, pegang penhold, dan taktik permainan. Pada
tahun 1905, ketika permainan ini sedang terkenal, E.C. Googe dari London
mengenalkan raket dengan permukaan berupa karet.
Tanggal 15 Januaru 1926, terbentuklah sebuah organisasi tenis meja yang
diprakarsai oleh Dr. George Lehmen dari Jerman. Organisasi ini bernama
International Table Tenis Federation (ITTF). Negara-negara yang menjadi
anggotanya adalah :
1. Inggris
2. Polandia
3. Jerman
4. Swedia
5. Perancis
6. Cekoslowakia
7. india, dan
8. Jepang.
Tanggal 12 Desember 1926 disepakati peraturan permainan dan
adanya kejuaraan netis meja pertama tingkat dunia yang berasal dari negara
Eropa. Lalu tahun 1939, terdapat 28 negara yang terdaftar sebagai anggota
ITTF. Pada tahun 1946, telah diadakan pertemuan umum saat berlangsungnya
kejuaraan dunia ke-14 di Paris. Tahun 1967, presiden ITTF , Hon Ivor Montagu
mengundurkan diri dan digantikan leh H. Roy Evans dari Walles.
Cabang olahraga tenis meja resmi dipertandingkan pada olimpic game
ke-24 tahun 1988 di Seoul. Akibatnya, ITTF harus menambah peraturan yang
menyangkut status amatir dan professional, yaitu pasal 26 dari Olimpic
Charter (sebelumnya tidak ada). Hingga tahun 1987, telah berhenti masa
kepengurusan oleh Roy Evans dan dinganti oleh Ichiro Ogimura dari Jepang.
Tenis Meja di Indonesia
Tenis meja baru dikenalkan di Indonesia pada tahun 1930. Dulu,
permainan tenis meja hanya dilakukan di balai pertemuan orang belanda
sebagai hiburan rekreasi. Hanya pribumi golongan tertentu yang dapat
memainkan permainan tersebut.
Tahun 1939, terbentuklah Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia
(PPPSI). Dikongreskan di Surakarta pada tahun 1958, PPPSI berubah nama
menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI).
Tahun 1960, Indonesia menjadi anggota TTFA (Table Tenis Federation
of Asia) dan ITTF pada tahun 1961.
Perlengkapan
1. Raket/Bet
Alat pemukul untuk permainan tenis meja terdiri dari bet yang terbuat
dari kayu (wood) dan karet sebagai pelapis kayu.Kedua bahan ini merupakan
alat yang sangat primer dalam permainan tenis meja.Setiap orang
mempunyai karakter yang berbeda-beda ketika bermain tenis meja.
Ketebalan daun raket minimal 85% terbuat dari kayu, dapat dilapisi
dengan bahan perekat yang berserat seperti fiber karbon atau fiber glass atau
bahan kertas yang dipadatkan, bahan tersebut tidak lebih dari 7,5% dari total
ketebalan 0,35 mm, yang merupakan bagian yang lebih sedikit/tipis.
2. Bola
Bola tenis meja berdiameter 40 mm dengan berat 2,7 g. Bola tersebut
harus berasal dari bahan celulos atau sejenis plastik dengan warna putih atau
orange dan juga tidak mengkilap.

3. Meja dan Net


Teknik
Cara memegang bet :
• Teknik Shakehand Grip atau berjabat tangan
1. Pegangan Bet berada diantara Ibu jari dan telunjuk.
2. Jari telunjuk berada di permukaan bagian bawah Bet.
3. Ketiga jari menggenggam erat pemukul.
• Tekni Penhold Grip atau memegang pulpen
1. Bet mengarah kebawah
2. Diapit oleh ibu jari dan telunjuk tepat berada di atas bidang pukulan
bet

• Teknik Seemiller Grip


Cara memegangnya sama sepertishakehand grip. Namun, jari telunjuk
berada tepat disisi ber hingga berada di sudut 90 derajat.

Penhold Grip Seemiller Grip


Pukulan :
1. Forehand
• Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan
• Salah satu kaki ditempatkan di depan dan lainnya di belakang
• Salah satu tangan memegang bed di samping badan dengan lengan
bawah membentuk sudut 90°
• Pukulan dilakukan dengan menggerakkan bet dari belakang ke depan
• Bed harus mengenai bola pada saat bola mencapai titik tertinggi.

2. Backhand
• Berdiri di belakang meja menghadap ke arah permainan
• Salah satu kaki ditempatkan di depan dan kaki lainnya di belakang
• Salah satu tangan memegang bed di depan badan dengan lengan
atas membentuk sudut kecil dengan tubuh
• pukulan dilakukan dari arah belakang ke arah samping depan
• Bed harus mengenai bola saat mencapai titik tinggi.
Posisi tubuh :
• berdiri menghadap ke arah permainan.
• Kedua kaki dibuka sejajar, kedua lutut agak ditekuk, badan agak
membungkuk dan salah satu tangan memegang bed di depan badan.
• Berat badan ditumpukkan pada kedua ujung kaki agar leluasa untuk
melakukan gerakan.
• Tempatkan posisi badan di tengah-tengah belakang meja dengan jarak
secukupnya.

Anda mungkin juga menyukai