Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENIS MEJA

Di buat oleh :

SINTIYA
Kelas :XA

SMPN 2 BAKEUHENI
KEC. BAKAUHENI LAM-SEL
TENIS MEJA
tenis meja adalah permainan olahraga yang menggunakan bola pingpong dan bet
(kayu berlapis karet) sebagai pemukulnya dan meja yang dirancang khusus sebagai
lapangannya. Tenis meja termasuk dalam permainan bola kecil. Adapun bola, bet, dan
lapangan tenis meja memiliki kriteria dan ukuran tersendiri. Bola tenis meja terbuat dari
celluloid dengan ukuran diameter adalah 40 mm dan berat 2,7 gram. Kemudian, ukuran
panjang bet tenis meja yaitu panjang 25,5 cm dan lebar 15 cm. Sementara ukuran area
permainan tenis meja adalah dengan lebar 152,5 cm dan panjang 274 cm. Bahan meja tenis
meja terbuat dari kayu.

Induk Organisasi Tenis Meja di Indonesia


Di Tanah Air, induk organisasi tenis meja Indonesia adalah PTMSI (Persatuan Tenis
Meja Seluruh Indonesia) yang didirikan pada tahun 1958. Sebelumnya, induk organisasi tenis
meja Indonesia bernama PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia) yang didirikan pada
tahun 1939. PPSI atau Persatuan Pingpong Seluruh Indonesia mengalami perubahan nama
menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMS) pada tanggal 5 Oktober 1958.
Kejuaraan dunia untuk tenis meja, pertama kali diselenggarakan pada 1926 di London,
Inggris. Hongaria menjadi pemenang kompetisi pingpong selama sembilan kali berturut-
turut.

A. Pengertian Tenis Meja


Tenis meja merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan oleh dua orang
pemain secara tunggal atau dua pasang pemain secara ganda dengan cara berhadapan dengan
lawan memakai sebuah bola kecil, bet yang terbuat dari bahan kayu yang dilapisi
menggunakan karet, dan lapangan tenis berupa meja.

Induk organisasi dalam olahraga tenis meja atau ping pong ini yaitu ITTF atau
International Table Tennis Federation bagi tingkat dunia, dan PTMSI atau Persatuan Tenis
Meja Seluruh Indonesia bagi tingkat nasional.

B. Sejarah Tenis Meja


Permainan tenis meja dikenal oleh masyarakat Inggris sejak abad ke 19. Saat itu, tenis
meja dikenal dengan nama ping pong, whiff whaff atau gossima. Salah satu nama yang
digunakan bagi seluruh negara yaitu ping pong. Bahkan ada sebuah perusahaan dari Inggris
yakni J. Jaques and Son, Ltd., menjadikannya sebagai merek dagangnya pada tahun 1901.

Semenjak itulah, ping pong hanya dipakai bila permainan itu memakai peralatan dari
Jacques, sementara perusahaan lainnya memberikan namanya yaitu table tennis. Pada masa
itu, tenis meja menjadi sebuah permainan di kalangan kelas atas, dan kerap dimainkan di
dalam ruangan sesudah makan malam.

Pada awalnya, peralatan yang dipakai terdiri dari sebuah meja, sebaris buku yang
telah disusun diletakan di bagian tengah meja yang digunakan sebagai net, bola golf, dan juga
dua buah buku sebagai pemukul bola tersebut. Akan tetapi, di tahun 1901, seorang pecinta
tenis meja bernama James W. Gibb berhasil menemukan sebuah bola seluloid.

Di tahun yang sama pula, seorang pecinta tenis meja bernama E.C. Goode membuat
suatu bet dengan versi modern yakni dengan cara memasang selembar lapisan karet yang
terdapat bintik-bintik pada papan kayu dengan permukaannya dihaluskan.

Negara Inggris mendirikan Table Tennis Association atau biasa dikenal dengan istilah
TTA di tahun 1921, serta diikuti berdirinya organisasi tenis meja bernama International Table
Tennis Federation atau ITTF di tahun 1926, dan USA Table Tennis atau USAR di tahun
1943. Kejuaraan tenis meja ini pertama kali dilangsungkan di negara Inggris tepatnya berada
di London tahun 1926.

Di tahun 1950, sebuah perusahaan alat olahraga yang berada di Inggris bernama S.W.
Hancock, Ltd., memperkenalkan produk bet baru dengan bahan kayu berlapiskan karet yang
kemudian disatukan dengan lapisan spons pada bagian dasarnya sehingga dapat
mengakibatkan tingkat kecepatan, dan perputaran pada bola berubah menjadi tinggi.

Di negara Indonesia sendiri, olahraga tenis meja pertama kali diperlombakan pada
sebuah ajang Pekan Olahraga Nasional atau biasa disebut dengan nama PON yang diadakan
di Solo tahun 1948. Sementara itu, pada tingkat dunia, olahraga ini resmi dipertandingkan
pada olimpiade yang diadakan di Seoul, Korea Selatan tahun 1988.

Perkembangan Tenis Meja di Indonesia

Perkembangan tenis meja di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan
bangsa dalam menghadapi kolonial Belanda.; Di Indonesia, tenis meja baru dikenal pada
tahun 1930, ketika itu pelakunya hagyalah dari kalangan orang-orang Belanda dan kalangan
tertentu dari pribumi, seperti para pejabat pribumi serta keluarganya. pelaksanaannya pun
hanya terbatas pada balai-balai pertemuan dan masih dianggap sebagai suatu permainan
untuk mengisi waktu luang.

Sekitar tahun 1940 banyak didirikan klub ping-pong di lembaga-lembaga tertentu,


seperti sekolahan dan kantor pemerintah, sehingga bagi bangsa Indonesia, hanya kalangan
tertentu pula yang dapat memainkannya.

Setelah Indonesia merdeka, mulailah terjadi penyebaran permainan ping-pong ke


khalayak ramai, dan pada tanggal 5 Oktober 1951, di Surabaya diadakan Kongres I yang
menghasilkan berdirinya Persatuan Ping-pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Berawal dari
sinilah diadakan pemasyarakatan olahraga ping-pong ke seluruh lapisan masyarakat yang
ada.

Pada tahun 1958, di Surabaya diadakan Kongres Ping-Pong yang menghasilkan


keputusan merubah PPPSI menjadi PTHSI atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia.

Pada tahun 1960 PTHSI telah diterima sebagai salah satu anggota TTFA, kemudian pada
tahun 1961 PTMSI diterima sebagai anggota penuh dari ITTF. Setelah itu, PTHSI aktif
mengikuti kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Asia maupun tingkat dunia, yaitu antara lain :

1. Tahun 1963 regu putra-putri mengikuti kejuaraan dunia ke 27 di Praha.


2. Tahun 1965, untuk kedua kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 28 di Ljubljana
Yugoslavia.
3. Tahun 1966 sewaktu berlangsungnya Asian Games ke 5 di Bangkok.
4. Tahun 1967, tim putra dikirim ke Kejuaraan Dunia ke 29 di Stockholm-Swedia.
5. Tahun 1967, pada kejuaraan Asia ke 8 di Singapura.
6. Tahun 1968, Indonesia selaku tuan rumah kejuaraan Asia ke 9.
7. Tahun 1969, untuk ketiga kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 30 di
MunichJerman.
8. Tahun 1970, mengikuti Kejuaraan Asia di Nagoya-Jepang khusus tim putra.
9. Tahun 1971, pada kejuaraan dunia ke 31 di Nagoya-Jepang mulai ada peningkatan
prestasi.
10. Tahun 1972, Indonesia kembali menjadi tuan rumah kejuaraan Asia, prestasi yang
diraih adalah sebagai runner up untuk tim senior putra/putri dan juara untuk tim
yunior putra.
11. Tahun 1973, Indonesia mengikuti kejuaraan dunia ke 32 di Sarajevo-Yugoslavia.

Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan-kejuaraan resmi terus berlangsung sampai


sekarang dengan prestasi yang menunjukkan fluktuasi, hal ini dapat saja terjadi mengingat
perkembangan tenis meja di negara-negara lain berlangsung dengan cepat dan penggunaan
teknologi canggih untuk mencetak atlitpun digunakan, terutama dalam pemilihan jenis karet
pemukul, sarana dan prasarana latihan, proses. latihan dan evaluasinya, serta usaha-usaha
pembibitan atlit sejak dini.

C. Teknik Dasar Tenis Meja


Supaya kamu bisa memainkan olahraga tenis meja secara baik, dan juga benar, maka
kamu perlu memahami teknik dasar dari permainan tenis meja terlebih dahulu. Berikut
beberapa teknik dasar dari tenis meja yang dapat kamu praktikan.

1. Teknik Memegang Bet


Dalam teknik memegang bet, terdapat tiga teknik di dalamnya, antara lain sebagai
berikut:
a. Shakehand Grip
Shakehand grip merupakan sebuah teknik memegang bet seperti kamu sedang berjabat
tangan. Teknik ini banyak dipakai oleh para atlet tenis meja yang telah profesional, dan
juga salah satu teknik yang cukup populer di negara eropa. Teknik shakehand grip dapat
memungkinkan kamu untuk

b. Penhold Grip
Teknik kedua ini merupakan teknik memegang bet seperti kamu memegang sebuah pena
atau penhold grip. Teknik ini dikenal juga dengan sebutan Asian grip. Dengan teknik ini
pula kamu dapat memukul bola dengan satu sisi bet.

c. Seemiller Grip
Teknik ketiga ini memiliki nama lain yaitu American grip, dan banyak dipakai oleh para
pemain yang telah profesional. Cara memegang bet ini sama halnya dengan shakehand
grip, namun bet bagian atas diputar dari 20 hingga 90 derajat ke arah tubuh, dan jari
telunjuk menempel di sepanjang sisi bet tersebut. memakai kedua sisi bet untuk memukul
sebuah bola.

2. Posisi Tubuh
Pada permainan tenis meja, terdapat dua posisi tubuh, antara lain:

a. Teknik Stance (Bersiap Siaga)


Teknik stance adalah salah satu teknik yang memposisikan bagian kaki, tangan, dan juga
anggota badan saat akan menyerang lawan atau bertahan dari serangan lawan. Teknik ini
mempunyai dua macam gaya yaitu:

 Square Stance, merupakan sebuah teknik positioning dimana posisi tubuh mengarah ke
arah meja, dan umumnya digunakan saat menerima bola servis atau posisi siap kembali
ketika mendapat serangan dari lawan. Teknik yaitu gerakan satu kaki melangkah ke
depan, belakang, kanan, dan juga kiri atau diagonal.
 Side Stance, merupakan teknik yang dilakukan dengan posisi badan menyamping ke
arah kiri atau kanan hingga posisi bahu kamu lebih dekat dengan net saat hendak
menyerang lawan. Bagi pemain kidal, kamu bisa memposisikan bahu bagian kiri harus
dekat dengan net.

b. Teknik Footwork (Gerakan Kaki)


Banyaknya langkah kaki dalam permainan tenis meja, dibedakan menjadi satu langkah,
dua langkah, tiga langkah, dan bahkan lebih dari tiga langkah. Arah pergerakan kaki dapat
ke arah samping kanan, depan, samping kiri, belakang atau diagonal.

Posisi kaki perlu diimbangi dengan jarak antara posisi bola datang dengan posisi pemain.
Bila jarak cukup dekat, pakai gerakan 1 langkah atau berdiri dengan posisi tetap. Bila
jaraknya cukup jauh, pakai gerakan 2 langkah.

 Lutut sedikit ditekuk, berat badan dibagi secara rata pada kedua buah kaki, kemudian
ditumpukan pada ujung kaki.
 Bila akan melangkah ke arah kiri, maka kaki kiri digeser ke arah kiri, dan berat badan
dibebankan juga ke arah kaki kiri. Lakukan teknik sama, bila kamu ingin melakukan dua
kali.
 Kaki kanan mengikuti bagian kaki kiri. Bila hendak melakukan forehand, maka kaki
kanan ditarik ke arah belakang hingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan.
 Sesudah melakukan sebuah pukulan, maka perhatikan ke arah bola, dan kemudian
kembali ke posisi awal.
 Bila ingin bergerak ke arah kiri, maka dorong menggunakan kaki kanan.
 Bila tidak tetap pada posisi siap, bergeraklah ke arah belakang, namun bila lawan
memukul bola maka jangan bergerak.
 Bila ingin mencoba pukulan forehand, maka tarik kaki kanan kamu ke arah belakang
sehingga badan tepat berada di posisi awal teknik
 Saat melakukan serangan, lihatlah arah bola dulu, kemudian kembalilah ke posisi awal.
 Ketika memukul bola, jangan berikan gerak tubuh, dan tetap perhatikan posisi lawan.

3. Teknik Memukul Bola


Teknik memukul bola dalam permainan tenis meja ini dibedakan menjadi dua, antara
lain:

a. Pukulan Forehand dan Backhand Lurus


Teknik pukulan forehand dan juga backhand lurus merupakan bola yang dilambungkan ke
arah pasangan, dilakukan secara berkelompok atau berpasangan. Pemain yang telah
melakukan pukulan tersebut, maka pelambung akan bergerak berpindah tempat.

b. Pukulan Forehand dan Backhand Menyilang


Teknik pukulan forehand dan backhand menyilang merupakan bola yang dilambungkan ke
pasangan, kemudian dipantulkan ke arah meja dengan pukulan servis.

4. Teknik Melakukan Servis


Teknik melakukan servis dibedakan menjadi tiga, yakni servis backhand dan forehand
lurus di bidang servis, menyilang, dan arah ke sasaran. Ketiga teknik itu dilakukan secara
berkelompok yang setelah melakukan pukulan tersebut bergerak berpindah tempat.

Berikut adalah teknik servis, dan menerima bola servis dengan benar, antara lain:

 Servis dilakukan dengan bola yang letaknya di bagian tengah telapak tangan, dan dalam
keadaan diam.
 Bola dilambungkan tanpa putaran vertikal dengan tinggi yakni 16 cm.
 Bola dipukul seusai turun dengan tidak menyentuh meja terlebih dahulu.
 Saat melakukan sebuah servis, bola wajib terlihat oleh penerima bola.
 Bila servis dilakukan sesuai dengan ketentuan, maka wasit maupun pembantu wasit akan
memberikan sebuah peringatan.
 Bola servis bisa di kembalikan bilamana telah melalui sebuah net, dan menyentuh meja
satu kali.
5. Teknik Melakukan Smash
Dalam teknik smash, terdapat dua cara yang bisa kamu lakukannya, diantaranya
sebagai berikut:

a. Smash Forehand
Pada teknik ini, kaki kiri diposisikan pada bagian depan, dan kaki kanan berada di bagian
belakang. Lalu, badan dimiringkan sedikit ke arah kanan hingga berat badan kamu dapat
bertumpu pada kaki kanan kamu.

Lengan kanan ditarik ke arah belakang, dan pinggang kamu sedikit dimiringkan ke arah
kanan. Sesudah itu, bola akan memantul, dan mencapai titik tertinggi, lengan diayunkan
dari bagian bawah menuju atas. Kemudian, pukul dan tekan bola ke arah bawah dengan
bantuan pergelangan tangan.

b. Smash Backhand
Pada teknik ini, kaki sebelah kanan diposisikan di bagian depan, dan kaki sebelah kiri
diposisikan di bagian belakang, badan sedikit dimiringkan ke arah kiri hingga pundak
kanan mengarah ke meja.

Lengan bawah ditarik ke kiri, belakang, dan lebih tinggi dari meja. Kemudian sesudah
bola memantul, dan mencapai titik tertinggi, lengan bawah kamu diayunkan ke bagian
depan sebelah kanan guna memukulnya. Pergelangan tangan dipakai guna membantu
kamu menekan dan juga mengatur arah bola. Berat badan berpindah dari sebelah kiri
menuju ke sebelah kanan.

D. Peralatan Tenis Meja


Permainan tenis meja ini membutuhkan beberapa peralatan diantaranya adalah
sebagai berikut:

1. Bet
Tak ada peraturan khusus tentang bentuk, ukuran, dan juga berat bet yang dipakai
dalam permainan tenis meja, namun permukaan daun pada bet wajib datar, dan juga kaku,
dengan minimal 85% terbuat dari bahan kayu, bilamana diukur dari ketebalannya.

Lapisan perekat dalam kayu tersebut dapat diperkuat menggunakan bahan berserat,
misalnya serat karbon atau carbon fiber, serat kaca atau glass fiber, maupun kertas yang telah
dipadatkan. Pemakaian bahan itu tidak boleh melebih 7,5% dari jumlah ketebalan bet atau
tidak boleh lebih dari 0,35 mm.

Sisi daun bet yang dipakai guna memukul bola perlu dilapisi dengan karet licin yang
halus atau berbintik. Bila bet memakai lapisan karet berbintik-bintik yang menonjol keluar
dengan tidak adanya spons, ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih
dari 2 mm.
Bila permukaan bet dilapisi menggunakan karet lunak atau disebut dengan istilah
sandwich rubber atau spons dengan bintik di dalamnya mengarah keluar maupun dalam,
ketebalan lapisan tidak boleh lebih dari 4 mm, termasuk lem perekat. Ketika permainan
dimulai, dan tiap kali menukar bet saat permainan sedang berlangsung, maka pemain perlu
menunjukan bet pada lawan, dan wasit pun kemudian mengizinkan untuk memeriksa maupun
mencoba bet tersebut.

2. Meja

a. Ukuran Meja
Meja yang dipakai dalam olahraga tenis meja mempunyai ukuran sebagai berikut:

 Panjang meja yaitu sebesar 274 cm


 Lebar meja yaitu sebesar 152,5 cm
 Tinggi meja dari lantai yaitu sebesar 76 cm
 Tebal garis sisi yaitu sebesar 2 cm
 Luas meja yaitu sebesar 4,1785 m²

b. Syarat Meja
 Permukaan meja dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, namun perlu untuk
menghasilkan sebuah pantulan dengan tinggi 23 cm dari bola yang dijatuhkan dengan
ketinggian 30 cm.
 Permukaan meja semuanya perlu berwarna gelap dengan dilengkapi sebuah garis
berwarna putih dengan lebar 2 cm di bagian sisi panjang dan lebar pada meja.
 Permukaan meja dibedakan menjadi dua bagian yang serupa oleh net paralel dengan
sebuah garis akhir, dan wajib melalui lebar permukaan tiap-tiap bagian meja tersebut.
 Pada permainan ganda, meja dibedakan menjadi dua bagian yang serupa dengan garis
putih dengan lebar 3 mm, paralel dengan sebuah garis lurus di sepanjang meja.

3. Net
Serupa halnya dengan meja, net dalam permainan tenis meja juga mempunyai standar
khusus, antara lain:

 Perangkat net berupa dari net panjang, dan dua buah tiang penyangga serta dua penjepit
yang dikaitkan ke meja.
 Net dipasang dengan menggunakan bantuan tali yang melekat pada dua buah ujung tiang
dengan tinggi 15,25 cm. Batas panjang kedua tiang pada tiap sisi akhir lebar meja
tersebut yaitu 15,25 cm.
 Net mempunyai ukuran panjang sebesar 183 cm, lebar maupun tinggi sebesar 15,25 cm,
dan juga luas sebesar 0,279075 m².
 Dasar net sepanjang lebar meja perlu rapat dengan permukaan meja, dan panjang ujung
net yang perlu serapat mungkin dengan tiang penyangga.

4. Bola
Bola yang dipakai dalam permainan tenis meja ini terbuat dari bahan selulosa ringan
dengan diameter sebesar 40 mm, dan berat sebesar 2,7 gram. Bila dijatuhkan di ketinggian
30,5 cm, bola akan menghasilkan sebuah pantulan pertama dengan tinggi 23 hingga 26 cm.
Pada biasanya, bola ping pong memiliki warna putih maupun oranye. Pada bola
tersebut terdapat sebuah tanda bintang 1,2, maupun 3 yang menunjukan kualitas dari bola.
Tanda bintang 3 menunjukan bahwa bola itu mempunyai kualitas yang sangat tinggi, dan
umumnya dipakai dalam sebuah turnamen resmi.

E. Peraturan Tenis Meja


ada 13 peraturan dalam permainan tenis meja:
 Permainan pingpong dimainkan hingga 11 poin. Pada umumnya nilai terbaik akan
diambil tiga dari lima pertandingan terbaik.
 Jika poin seri atau deuce dengan nilai poin 10-10, maka pemain diharuskan untuk
melakukan servis secara bergantian.
 Jika bola telah dilempar dan dipukul, namun ternyata pukulan meleset maka poin
akan menjadi milik lawan.
 Jika bola memantul dua kali atau lebih di area lawan serta memantul ke samping
bahkan menyentuh garis tepi, maka poin akan menjadi milik pemain.
 Bola yang di-service harus memantul di bagian kanan area lawan. Khusus untuk
pertandingan kategori ganda, tim harus bertukar tempat setelah melakukan pukulan
service sebanyak dua kali.
 Jika saat rally point (permainan berlangsung lama karena para pemain
mempertahankan posisi bola) bola terkena jaring atau net, maka lemparan itu akan
dianggap sah.
 Perbedaan Topspin dan Backspin dalam Tenis Meja Saat pertandingan kategori
ganda, kedua pemain wajib memukul bola secara bergantian.
 Bola pingpong harus dipukul saat memantul pada meja. Jika salah satu pemain
memukul bola sebelum memantul, maka poin akan menjadi pihak lawan.
 Saat rally point atau saat melakukan service, bola memantul ke atas jaring dan
mengenai area lawan dan lawan tidak memberikan serangan balik, maka itu akan
menjadi poin tambahan untuk pemain.
 Bagian tubuh yang boleh terkena bola dalam permainan tenis meja adalah area di
bawah pergelangan tangan dan jari. Jika bola terkena tangan atau paddle, maka poin
akan tetap dianggap sah.
 Pemain tenis meja tidak boleh menyentuh meja papan kecuali tangan (area bawah
pergelangan tangan) yang digunakan untuk membawa bet.
 Meskipun bola memantul ke samping dan mengenai bagian tepi atas permukaan meja,
poin akan tetap dianggap sah.
 Jika wasit tidak hadir selama pertandingan dan pemain merasa kurang setuju dengan
hasil pertandingan. “Honor system” dapat diberlakukan hingga semua pemain setuju
dengan hasil pertandingan.
Kejuaraan Tenis Meja Dunia

Kejuaraan Tenis Meja Dunia (bahasa Inggris: World Table Tennis Championships)


adalah sebuah kejuaraan tenis meja yang telah diadakan sejak 1926, dua tahun sekali sejak
1957. Lima peristiwa individu, yang termasuk tunggal putra, tunggal putri, ganda putra,
ganda putri dan ganda campuran, saat ini digelar pada tahun-tahun ganjil. Kejuaraan Dunia
Tim Tenis Meja yang termasuk tim putra dan tim wanita, adalah kompetisi pertama mereka
sendiri pada tahun 2000. Kejuaraan Tim diadakan bahkan dalam beberapa tahun.

Pada hari-hari awal turnamen, tim putra Hongaria adalah kekuatan dominan,
memenangkan kejuaraan 12 kali. Ini diikuti oleh periode singkat dominasi oleh Jepang pada
1950-an. Dari tahun 1960 dan seterusnya, Cina muncul sebagai kekuatan dominan baru di
turnamen ini dan, dengan pengecualian 1989-2000, ketika Swedia menang empat kali, Cina
terus mendominasi olahraga. Tim pria China memegang rekor 20 gelar juara tim dunia.

Pada 1950-an, tim wanita Jepang adalah kekuatan yang harus diperhitungkan dengan
memenangkan total 8 gelar. Para wanita Cina memulai cengkeraman kuat mereka di
kejuaraan tim dunia dari tahun 1970-an dan seterusnya. Mereka baru kalah dua kali sejak
1975. Cina memegang 20 gelar tim putri.

Trofi

Ada 7 trofi berbeda yang dihadiahkan kepada para pemenang dari berbagai acara,
yang diadakan oleh asosiasi yang menang, dan dikembalikan untuk kejuaraan dunia
berikutnya.[1]

Kompetisi tunggal:

 St. Bride Vase untuk Tunggal Putra, disumbangkan pada tahun 1929 oleh C.Corti
Woodcock, anggota Klub Tenis Meja St. Bride eksklusif di London, setelah Fred
Perry dari Inggris memenangkan gelar di Budapest.

 Geist Prize untuk Single Putri, disumbangkan pada tahun 1931 oleh Dr. Gaspar
Geist, Presiden Asosiasi Tenis Meja Hongaria.

 Kompetisi ganda:

 Iran Cup untuk Ganda Putra; pertama kali disajikan di Kejuaraan Dunia 1947
oleh Shah dari Iran.

 W.J. Pope Trophy untuk Ganda Putri; disumbangkan pada tahun 1948 oleh
sekretaris jenderal Kehormatan ITTF WJ Pope

 Heydusek Cup untuk Ganda Campuran; disumbangkan pada tahun 1948 oleh


Zdenek Heydusek, Sekretaris Asosiasi Cekoslowakia.
 Swaythling Cup untuk Tim Putra, disumbangkan pada tahun 1926 oleh Lady
Baroness Swaythling, ibu dari Presiden ITTF pertama, Ivor Montagu.

 Corbillon Cup untuk Tim Wanita, disumbangkan pada tahun 1933 oleh Marcel
Corbillon, Presiden Asosiasi Tenis Meja Prancis

Tim wanita Jerman memenangkan Piala pada tahun 1939, dan Piala asli menghilang
selama pendudukan Berlin setelah Perang Dunia II ; Piala Corbillon saat ini adalah replika
yang dibuat pada tahun 1949.
Selain itu, Piala Mesir diberikan untuk tuan rumah kejuaraan dunia berikutnya. Piala
tersebut disumbangkan oleh Raja Farouk dari Mesir pada tahun 1939, ketika kejuaraan
diadakan di Kairo, Mesir.

Anda mungkin juga menyukai