Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dewasa ini olahraga cukup digandrungi oleh semua kelompok umur.
Masalah pentingnya berolahraga semakin dirasakan oleh manusia dalam
kegiatannya sehari-hari Salah satu contoh olahraga raket yang terkenal adalah
tenis meja. Tenis meja adalah olahraga raket jumlah partisipannya menempati
urutan kedua, penggemarnya tidak terbatas pada tingkat usia remaja, tetapi juga
anak-anak dan orangtua. Hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak
sulit untuk diikuti. Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang
berskala internasional, banyak negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau
pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977 kurang lebih 75 negara ikut
bertanding di Bermingham (Inggris).

2.1 SEJARAH PERMAINAN TENIS MEJA


Tenis Meja adalah merupakan salah satu olahraga bola kecil yang cukup populer
dan banyak dimainkan oleh Masyarakat karena permainan olahraga tenis meja ini
tergolong mudah serta tidak memerlukan tempat yang luas, bahkan permainan
Tenis Meja (Ping Pong) ini dapat dilakukan didalam ruangan yang tidak terlalu
besar.

Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja
menjadi olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya
pun tak sebatas pada para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub
atau perkumpulan nonformal di masyarakat.

Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan


bahwa ping pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-
an. Meja makan dan bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang
digunakan. Boleh jadi mereka menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-
flam, atau ping pong.

Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di


Inggris. Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu,
sedangkan yang lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun,
belakangan seperti dilansir situs geocities.com, olahraga ini juga populer di
Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an.

Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan


muncul satu gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia
berupaya menghidupkan kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.

1
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas
140 negara anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang
bermain di kejuaraan dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.

Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun
mendominasi olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung
mengejar ketertinggalan. Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri
tenis meja. Tapi, setelah tenis meja menjadi cabang olahraga yang dilombakan di
Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti Swedia dan Korea Selatan turut
masuk dalam jajaran papan atas dunia.

Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik
Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong.
Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan
raket, namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet
atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui
Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan
pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di
Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-
balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun
1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan
PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan
tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-
usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada
waktu diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952.
Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut
memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris
lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia(TTFA). Federasi ini
telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :

Ke 1 di Singapura tahun 1952.


Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sejarah tenis meja ?
2. Apa saja teknik-teknik dasar dalam olahraga tenis meja ?
3. Apa saja peraturan-peraturan dalam olahraga tenis meja ?

2
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah tenis meja
2. Mengetahui teknik-teknik dasar dalam bermain tenis meja
3. Mengetahui peraturan-peraturan yantg berlaku dalam permainan tenis meja

BAB II
ISI
A.Sejarah Tenis Meja Indonesia

Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada
masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi
suatu permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi
yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari
balai pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939,
tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami
perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu
TTFA (Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia
sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta
banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena :
PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta
pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan
tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.Indonesia selalu
di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar
sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan
tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional
adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada
awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna
yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

Dalam perkembangan yang sangat pesat, para pengemar olahraga tennis


meja dituntut untuk mempelajari dan menganalisa kepesatannya lebih mendalam
hingga ke detil-detilnya. Dengan demikian, kita akan mengetahuio cara-cara

3
terbaru yang akan membawa para pemain meningkatkan mutu teknik bermain dan
bertanding yang akan menuju kea rah keberhasilan. Kita tentu sependapat bahwa
tingkat kesempurnaan hanya akan terwujud melalui system latihan yang penuh
disiplin disertai keteguhan hati dalam meraih kesuksesan.
Bermain tennis meja ada dua tenaga yang paling mendasar; yang satu
adalah tenaga pukulan membentur bola yamg lebih di kenal dengan sebutan
memukul, dan yang satunya lagi adalah tenga pergesekan yang lebih di kenal
dengan sebutan mengesek bola. Selain bola yang tinggi dekat net., dapat di pukul
secara ringkas, memukul bola-bola yang lainya harus dilengkapi dengan gesekan.
Apabila diuraikan, di sini mengandung dua arti:
I. pada saat pukulan half volley, yang diutamakan adalah pukulan,
sedangkan pergesekan hanya merupakan factor penunjang. Memukul
dapat menambah kecepatan dan tenaga bola, mengesek dapat
menimbulkan bola berputaran atas (topspin). Putaran atas berguna untuk
menciptakan garis kurva yang sesuai dengan pukulan.
II. Pada saat menciptakan putaran seperti bola loop drive, haruslah
mengutamakan pergesekan. Akan tetapi, mengejar tuntutan pergesekan
secara monoton malah akan berakibat sebaliknya. Gesekan akan terlalu
tipis, menyebabkan kurangnya kurangnya tenaga putaran bola dan sulit
untuk mengorbitkan bola yang berputaran dua.

Awal Olahraga Tenis Meja Masuk Indonesia


Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu
hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu
permainan rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang
boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai
pertemuan tersebut.Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939,
tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh
Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami
perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).

Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA
(Table Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak
berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta
banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena :
PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta
pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan
tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.

Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah


Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-
kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan
pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja
Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan
sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

4
B. TEKNIK-TEKNIK DASAR PERMAINAN TENIS MEJA
A. Teknik Memegang Bet (Grip)
Teknik grip adalah teknik cara memegang bet tenis meja. Teknik ini bisa dibilang
sangat penting untuk diketahui. Ada 3 teknik cara memegang bet yang paling
populer, pilihlah posisi yang cocok dengan tanganmu sendiri.
Memegang bet seperti berjabat tangan (Shakehand grip)

Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa. Dengan
memakai teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.

5
Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)

Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya
kebanyakan atlit tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini,
sisi yang bisa digunakan untuk bermain hanya satu saja.

Seemiller Grip

Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara
memegangnya masih hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya
adalah kalauSeemiller grip ini masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-
90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.

Kelebihan teknik ini adalah mudah melakukan blok dan bisa menguasai
permainan di tengah meja dengan melakukan perubahan sisi bet saat permainan

6
sedang berlangsung. Kelemahannya, teknik ini sangat tidak cocok dengan tipe
pemain bertahan karena sulit menangkal serangan-serangan lawan

B. Teknik Siap Sedia (Stance)


Teknik ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan kaki
pada saat siap menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua
teknik stance utama yang biasa dipakai oleh profesional dalam permainan tenis
meja, yaitu:
Square Stance

Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa.
Biasanya posisi ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali
setelah mengembalikan pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri,
samping kanan, ke depan, ke belakang maupun diagonal, pemain diharapkan
dapat mengembalikan bola dari lawan dengan baik.
Side Stance

7
Side stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke kanan
maupun kiri. Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari yang
biasanya. Misalkan, bagi pemain kidal yang hendak melakukan forehand berarti ia
harus mendekatkan bahu kiri dan kaki kirinya ke dekat meja atau net. Sedangkan
bagi pemain yang tidak kidal adalah kebalikannya.
C. Teknik Menggerakkan Kaki (Footwork)
Footwork atau teknik mengendalikan kaki dalam lapangan tenis meja ketika
bermain, pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor
ganda.Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah pasti digunakan
dalam permainan ganda, akan tetapi teknik untuk ganda belum tentu dipakai untuk
permainan tunggal. Jika diperhatikan dari banyaknya langkah footwork, untuk
tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga langkah atau lebih.
Arah pergerakannya juga lebih beragam, bisa ke arah depan, ke belakang, ke
samping kiri, samping kanan atau diagonal.

Penggunaan gerakan kaki juga harus disesuaikan dengan jarak yang harus
diantisipasi antara bola yang datang dengan posisi pemain. Apabila jaraknya
terlalu dekat, mungkin pemain tidak perlu melangkahkan kaki atau hanya satu
langkah saja. Namun jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain
agak jauh, dengan dua langkah saja sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup
jauh dari meja, berarti bola tersebut perlu dicapai dengan tiga langkah atau lebih.

Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Teknik ini biasanya
digunakan oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukan teknik ini adalah
sebagai berikut:

1. Lutut agak ditekuk.


2. Berat badan diseimbangkan secara rata di kedua kaki.
3. Berat badan dipusatkan pada ujung kaki.

8
4. Apabila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan
dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka
tetap menggunakan cara yang sama.
5. Mengikuti posisi kaki kiri, apabila ingin melakukan pukulan forehand maka
kaki kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan
pukulan forehand.
6. Setelah melakukan pukulan, pemain wajib memperhatikan ke mana arah bola
dan ia juga harus kembali ke posisi awal. Sesuaikan posisi kita dengan
memperhatikan bola terlebih dahulu, jangan langsung bergerak ketika lawan
baru memukul bola.

D. Teknik Pukulan (Stroke)

Macam-macam Pukulan

1. Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri (sesuaikan
dengan kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan
merendahkan posisi tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan ke arah
pinggang. Apabila tidak kidal, maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada teknik
ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat dan sekarang tinggal menggerakkan
tangan kedepan tanpa merubah siku.

2. Pukulan Backhand
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan dengan
tangan yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi tubuh lalu
gerakkan tangan yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan
tangan dan bet ke arah depan dan jaga siku agar tetap berada dalam bentuk sudut
90 derajat.

9
Jenis Pukulan

1. Drive
Drive adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan
yang datar dan sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua
jenis drive, yaitu forehand drive and backhand drive.

a) Forehand Drive
Teknik melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke arah
depan. Gerakan ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan
berputar hingga 30 derajat.

Kesalahan yang biasa terjadi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah
adanya perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini
menyulitkan kontrol saat kontak dengan bola. Untuk mengatasinya, kuatkan
pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah
posisi.

b) Backhand Drive
Untuk melakukan backhand drive, terlebih dahulu siku harus membentuk sudut
90 derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerakan memutar badan. Usahakan kontak
dengan bola saat bet berada di depan badan agak kiri.

Kesalahan yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan kaki.
Untuk mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan backhand.

· Push
Push merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk
membalas backspin dari lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak
melambung terlalu tinggi dari net ketika kita membalas pukulan. Terdapat dua
jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.

10
a) Forehand push.

Untuk memakai teknik ini, kamu harus memperhatikan posisi bet agar sedikit
terbuka. Gerakkan bet ke arah depan dan sedikit ke bawah. Usahakan agar bola
mengenai bagian tengah bet.

b) Backhand push

Target bolanya sama dengan forehand push, bedanya yang ini menggunakan
posisibackhand. Usahakan saat terjadi kontak dengan bola, yang ada
hanya gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan bola backspin yang sempurna.

· Chop
Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan. Ada dua
jenis chop, yaitu forehand chop dan backhand chop.

a) Forehand chop.

Persiapan untuk melakukan pukulan forehand chop sama untuk


melakukan pukulan forehand, hanya saja posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet
depan condong ke bawah serta usahkan agar kontak dengan bola terjadi di depan
kanan badan.

b) Backhand chop.

Posisi awal teknik ini sama dengan backhand, tetapi posisi bet agak terbuka atau
sisi depan condong ke atas. Usahakan kontak dengan bola terjadi pada bagian sisi
bawah bet depan dengan sisi bawah bola.

· Block
Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang
keras atau smash. Block dilakukan tepat setelah bola memantul dari meja. Hal ini
dilakukan untuk membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat,

11
karena bola yang di block akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block,
yaitu forehand block danbackhand block.
a) Forehand block.

Hal yang perlu dilakukan untuk memakai teknik forehand block adalah, pertama
gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah).
Kemudian perhatikan arah datangnya bola dan segera lakukan block setelah bola
memantul dari meja.

b) Backhand block.

Sama seperti forehand block, hanya saja dilakukan pada posisi backhand.

· Service
Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai permainan. Ada
beberapa teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin,
servis forehand backspin, servis backhand backspin.

Pengertian Topspin dan Backspin

Topspin adalah memutar bola dengan searah jarum jam,


sedangkan Backspin merupakan kebalikannya.

a) Forehand Topspin.

Untuk melakukan forehand topspin, pemain harus berdiri dengan sikap persiapan
di meja bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan
memegang bet berada di kanan badan dengan siku ditekuk sebesar sembilan puluh
derajat. Telapak tangan kiri memegang bola. Bola dilambungkan setinggi enam
belas senti meter, kemudian dipukul dengan bet. Usahakan pantulan bola tidak
begitu tinggi dari net.

b) Backhand Topspin.

12
Untuk melakukan backhand topspin, pemain berdiri di tengah meja dengan sikap
persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke pinggang
sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi
enam belas senti meter, pukul dengan bet. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari
net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.

c) Backhand Backspin.

Untuk melakukan backhand backspin, pemain berdiri di tengah meja dengan


sikap persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkannya ke
pinggang sebelah kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola
setinggi enam belas senti meter, pukul dengan bet. Untuk melakukan pukulan ini
hanya menggesek bagian belakang bola dengan bagian bawah bet. Gerakan bet ke
depan condong turun ke bawah. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net
sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.
2.3 PERATURAN-PERATURAN PERMAINAN TENIS MEJA
Berikut ini peraturan tenis meja terbaru menurut ITTF sebagai federasi tertinggi
tenis meja
internasional.
1) Penilaian
Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian
bola yang sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja,
memukul bola ke net, atau gagal melakukan servis yang baik.

 Satu set dimenangkan dengan 21 poin.


 Satu permainan harus dimenangkan dengan dua poin.
 Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali
menang dari 5 set.
 Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain
melakukan servis bergantian tiap 1 poin.
 Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.

2) Meja

13
 Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat
dengan panjang 2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan
ketinggian 76 cm di atas lantai.
 Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
 Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus
menghasilkan pantulan sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari
ketinggian 30 cm.
 Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis
putih selebar 2 cm pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja
1,525 m.
 Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net
paralel dengan garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-
masing bagian meja.
 Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama
dengan garis tengah berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis
lurus sepanjang kedua bagian meja, garis tengah tersebut harus dianggap
menjadi 2 bagian kiri dan kanan.

Net

 Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang
penyangga, termasuk kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.

14
 Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas
tiang setinggi 15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi
akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
 Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas
permukaan meja.
 Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan
perpanjangan ujung net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.

4) Bola

 Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.


 Berat bola harus 2,7 gram.
 Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan
plastik, berwarna putih atau oranye, dan tidak mengkilap.

15
5) Bet

 Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus
datar dan kaku.
 Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya;
lapisan perekat di dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat
seperti serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass fibre) atau bahan
kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih dari 7,5 %
dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang dipakai
sebagai acuan.
 Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh
karet licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang
menonjol ke luar (tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem
perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis
(karet + spons) dengan bintik di dalamnya menghadap keluar atau ke
dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah termasuk
dengan lem perekat.
 Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler
(cellular), sintetik atau alami, dengan bintik yang menyebar
dipermukaannya secara merata dengan kepadatan tidak kurang dari 10 per-
cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
 Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa
disebut spons) yang ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet
bintik biasa (biasa disebut topsheet), ketebalan dari karet bintik tidak lebih
dari 2 mm.

16
 Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali
pada bagian yang terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-
jari dapat ditutupi oleh bahan lain atau tidak ditutupi.
 Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik
karet atau lemnya pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus
tiada sambungan dan ketebalannya juga merata.
 Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna
merah menyala di satu sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna
sebelahnya), atau permukaan daun raket yang dibiarkan polos tanpa
penutup harus berwarna pudar.
 Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia,
merubah karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
 Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan
kesinambungan permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh
kejadian yang tidak disengaja dapat diijinkan sepanjang tidak merubah
karakteristik dari permukaan karet.
 Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya
selama permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan
raketnya pada lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan
lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.

6) Definisi-definisi

 Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
 Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan
bebas sebelum bola dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan
sebagai suatu let atau poin.
 Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
 Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
 Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.

17
 Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas
adalah lengan dari tangan bebas.
 Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang
dipegangnya atau bagian tangan dibawah pergelangan tangan yang
memegang raket ketika bola masih dalam permainan.
 Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai
atau dibawanya, mengenai bola dalam permainan ketika bola masih
berada/melintas di atas permukaan meja dan belum melewati garis akhir,
belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh lawannya.
 Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang
memukul bola pertama kalinya dalam suatu reli.
 Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua
pada suatu reli.
 Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
 Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit
dengan keputusan-keputusan tertentu.
 Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala
sesuatu yang dipakai atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
 Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah
melalui bagian mana saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan
permukaan meja.
 Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.

7) Servis

 Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan
yang terbuka dari tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
 Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa
putaran, sehingga bola naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan
bebas, kemudian turun tanpa menyentuh apapun sebelum dipukul.
 Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga
menyentuh mejanya terlebih dahulu dan setelah melewati net atau
mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari penerima; pada
permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing
meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
 Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas
perpanjangan permukaan meja permainan (di belakang batas akhir meja)
pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi dari pandangan penerima
oleh pelaku servis atau pasangan gandanya atau apa saja yang mereka
bawa atau pakai.
 Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis
harus disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang
antara bola dan net (net dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang
dilambungkan.

18
 Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau
pembantu wasit dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan
demikian juga untuk memutuskan bahwa servisnya tidak benar.
 Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka
pada kesempatan pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan
pemainan dan memperingatkan pelaku servis; tetapi untuk servis yang
meragukan berikutnya yang dilakukan oleh pemain atau pasangannya
harus dinyatakan tidak benar/sah.

 Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika


diyakini bahwa rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang
tidak normal (cacat).

8) Pengembalian Bola

 Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga


melewati/mengelilingi net dan menyentuh meja lawan, baik secara
langsung maupun setelah menyentuh perangkat net.

9) Urutan Permainan

 Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis terlebih


dahulu, kemudian penerima harus melakukan pengembalian dan setelah
itu pelaku servis dan penerima secara bergantian melakukan
pengembalian.
 Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih
dahulu, selanjutnya penerima melakukan pengembalian, kemudian,
pasangan pelaku servis melakukan pengembalian, pasangan penerima
kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya setiap pemain
melakukan pengembalian sesuai gilirannya.
 Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku
servis melakukan servis terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh
penerima, tetapi setelah itu, siapa saja dari mereka boleh melakukan
pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda (bagian mana saja dari
kursi roda) melewati garis tengah meja, maka wasit menyatakan poin
untuk lawannya.

10) Satu Let

 Reli dinyatakan let:


 Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola
masuk atau dipukul oleh penerima atau pasangannya;

19
 Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap,
dan baik penerima atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/
mengembalikan;
 Jika gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan
peraturan bahwa hal tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;
 Jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;
 Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada
saat servis, apakah servisnya benar atau tidak
 Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.
 berhenti di bagian meja penerima.
 pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar setelah mengenai bagian
samping meja penerima.
 Permainan dapat dihentikan
 Untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;
 Untuk memulai sistem percepatan waktu;
 Untuk menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;
 Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.

11) Poin

 Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin


 Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
 Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;
 Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola menyentuh apa
saja selain net sebelum dipukul oleh lawannya;
 Jika bola melewati meja atau berada di luar permukaan meja, tanpa
menyentuh meja;
 Jika lawannya menyentuh bola;
 Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali secara beruntun;
 Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak dilapisi
karet atau tidak sesuai dengan ketentuan sebelumnya.
 Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya menggerakkan permukaan
meja;
 Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net;
 Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;
 Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis pertama melakukan
servis ke penerima dengan benar, kemudian lawannya memukul bola di
luar dari urutannya;
 Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu (2.15.04).
 Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi roda dan
 Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk yang minimal pada kursi
rodanya, belakang paha tidak menempel, ketika bola dipukul;
 Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum memukul
bola;
 Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.

20
 Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan (2.08.03).

12) Satu Game/set

Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang


pertama mendapat poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama
mendapatkan poin 10, pada situasi ini, salah satu pemain atau pasangan
harus mendapat selisih kemenangan 2 (dua) poin atas lawannya.

13) Satu Pertandingan

Suatu pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.

14) Memilih Servis, Menerima Bola, dan Tempat

 Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat harus
diputuskan oleh undian dan pemenangnya dapat memilih servis, atau
menerima bola, atau memilih tempat terlebih dahulu;
 Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau
memilih tempat, maka lawannya harus memilih yang lainnya;
 Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi
pelaku servis, dan seterusnya secara bergantian hingga game selesai,
kecuali kedua pemain/pasangan telah sama-sama mencapai poin 10 atau
sistem percepatan waktu diberlakukan, maka urutan servis dan menerima
tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara
bergantian;
 Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak
melakukan servis terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka
yang melakukan servis pertama dan penerima bola juga harus menentukan
siapa yang terlebih dahulu menerima bola; pada game/set berikutnya,
pemain yang melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh pasangan
tersebut dan penerima adalah pemain yang melakukan servis kepadanya
pada game sebelumnya;
 Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku
servis dan pasangan yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima
servis.
 Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada suatu game/set
menjadi penerima pada game/set berikutnya dan untuk game
terakhir/penentuan pada pertandingan ganda, pasangan yang menerima
bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila salah satu
pasangan telah mencapai poin 5;
 Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu
game akan pindah tempat pada game berikutnya dan pada game/set
penentuan, pemain/pasangan, harus tukar tempat jika salah satunya telah
mendapat skor/poin 5.

21
15) Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat

 Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server maupun receiver),


permainan harus segera dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan sesuai
dengan urutan yang sebenarnya siapa yang seharusnya melakukan servis
dan menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai, sesuai dengan
urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam permainan ganda, sesuai
dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk melakukan servis
pertama dalam game/set tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
 Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka seharusnya
melakukannya, wasit harus menghentikan permainan dan dilanjutkan
sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada skor yang telah diraih,
disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat pertandingan
dimulai.
 Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih sebelum kesalahan
ditemukan harus dihitung.
 16) SISTEM PERCEPATAN WAKTU (Expedite System)
 Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan selanjutnya, sistem percepatan
waktu harus diberlakukan setelah 10 menit permainan dalam satu game
atau kapan saja diminta oleh kedua pemain atau pasangan.
 Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu game jika skor
yang sudah diraih berjumlah 18 (delapan belas).
 Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu telah habis,
permainan harus diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan dengan
mengulang servis oleh pemain yang melakukan servis pada saat permainan
berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola mati) dan sistem
percepatan waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan
pelaku servis adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.
 Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian
hingga game berakhir, dan jika pemain/pasangan yang menerima telah
melakukan 13 kali pengembalian, penerima mendapat satu poin.
 Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak merubah urutan servis
dan penerima pada pertandingan tersebut, seperti yang diuraikan pada
2.13.06.
 Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus terus diberlakukan
hingga pertandingan selesai.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

22
Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di dunia dan jumlah
partisipannya menempati urutan kedua. Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal
negaranya, Olahraga ini dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain
pendatang dan menebarkan keranjingan akan olahraga ini di seluruh kota.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam permainan ini meliputi, meja, net, bola,
bet, pelapis bet, speed glue dan pakaian.

23

Anda mungkin juga menyukai