Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH TENIS MEJA DI INDONESIA

DISUSUN OLEH :
1.Esi Susanti Npm (20190116)
2.Candra gunawan npm (20190053)
3.iduar Dodo npm(20190109)
4. Irfan Gunawan npm (20190067)
5.M.aldo ikhsan Husnul npm (20190043)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN JASMANI


FAKULTAS KEGURUAN ILMU DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “sejarah tenis meja diindonesia” .

Dalam menyelesaikan makalah ini. Kelompok kami banyak mendapat bantuan


dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas
mengenai “sejarah tenis meja diindonesia” sehingga pengetahuan kami makin
bertambah dan hal ini sangat bermanfaat bagi kami di kemudian hari.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini sangat jauh dari


kesampurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami . Akhir kata
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Penulis    

  

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Daftar Isi ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang ..................................................................................4
B.      Rumusan Masalah ............................................................................4
C. Tujuan ................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenis Meja.............................................................................6


B. Sejarah Tentang Tenis Meja....................................................................6
C. Sejarah Tenis Meja Di Indonesia............................................................7
D. Perlengkapan Tenis Meja........................................................................8
E. Peraturan Tenis Meja..............................................................................10
F. Perlengkapan Tenis Meja........................................................................12

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan .......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pentingnya olahraga dirasakan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-


hari sehingga semua laporan masyarakat ikut serta didalamnya. Olahraga banyak
macamnya salah satu diantaranya olahraga bidang tenis meja. Tenis meja
merupakah salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas
pada tingkat usia remaja, tetapi juga anak-anak dan orang tua, pria atau wanita
cukup besar peminatnya. Hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak
terlalu rumit untuk diikuti.

Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang berskala


internasional, banyak negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta
olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977 kurang lebih 75 negara ikut bertanding di
Bermingham (Inggris).

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam pembuatan atau


penyusunan makalah ini ditemukan beberapa rumusan masalah sebagaimana dapat
dikemukakan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara orang bisa mengetahui tentang tenis meja ?

2.Bagaimana sejarah tentang tenis meja ?

3.Bagaimana cara orang mengetahui apa saja perlengkapan tenis meja ?

4. Bagaimana cara orang mengetahui peraturan tenis meja ?

4
C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui cara orang mengetahui tentang tenis meja.

2. Untuk mengetahui sejarah tentang tenis meja

3. Untuk mengetahui tentang perlengkapan tenis meja

4. Untuk mengetahui peraturan tenis meja

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tenis Meja

Hampir setiap orang pernah bermain tenis meja sesekali dalam hidupnya
telah dicobanya bermain pingpong, entah untuk mengisi waktu dikala senggang,
entah sebagai pelampiasan rasa ingin tahu saja. Tujuannya hanyalah satu dua
game, mencoba set tenis meja yang baru diterimanya sebagai hadiah ulang tahun
atau hari natal. Dipasangnya pun di atas meja makan ! Ada juga yang mengikuti
pertandingan pingpong secara lebih mendalam

Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur,
anak –anak maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap
sebagai acara rekreasi, dapat juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus
ditanggulangi dengan bersungguh-sungguh. Tetapi kalau kita ingin menguasai
pingpong sebagai olahraga, maka mau tak mau kita harus mempelajari dan
memahami berbagai stroke (pukulan) yang ada, kita harus menguasai juga
berbagai style permainan yang utama, tak mungkin bermain pingpong dengan baik
tanpa mengetahui dasar-dasar ini.

Tenis meja merupakan salah satu abang olahraga yang banyak


penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi juga anak-anak
dan orang tua, pria dan wanita cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena
olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit untuk diteliti.

B.  Sejarah Tentang Tenis Meja

Pada mulanya tenis meja dianggap sebagai permainan yang lucu dan
kurang menarik, karena mulanya seorang gadis dan seorang pemuda memukul

6
bola plastic kecil melintas di atas net ( yang selanjutnya disebut pingpong). Pada
perkembangan selanjutnya dari hasil latihan sampai terampil dalam bermain bola
pingpong itu dapatlah ditentukan bahwa tubuh merupakan subjek yang harus
melewati latihan khusus dan intensif, serta harus mampu memukul bola lebih
dari 100 mph dan harus dapat menguasai bola itu sendiriPada saat tenis meja
merupakan ukuran olahraga prestasi internasional, selebih bertahun selama 30
tahun menjadi ukuran prestasi nasional. Pertandingan tenis meja diselenggarakan
di London tahun 1926, yang semata-mata merupakan kompetisi antara 7 negara
dan selanjutnya diikuti oleh 34 negara. Tahun 1930 Inggris mampu mendapat
unggulan, yakni Fred Derry yang memenangkan kejuaran tunggal Wimbolden
pada tahun 1928 – 1929. Sukses yang diperoleh Eropa Timur, membuat nama
Viktor Barna dari Richard Bergmann menjadi tokoh legendaris. Barna sendiri
menjadi raja tenis meja selama 16 tahun dalam nomor tunggal dan ganda.Setelah
Perang Dunia II, tenis meja mengundang simpati dan mempesonakan setengah
dari benua Eropa. Hungaria dan Cekoslawakia menghasilkan pemain–pemain
kaliber dunia serta memperkenalkan teknik permainan yang maju dan lebih maju.

C. Sejarah Tenis Meja Di Indonesia

Olahraga tenis meja di Indonesia baru dapat dikenal pada tahun 1930. Pada
waktu itu, permainan tenis meja hanya dapat dimainkan di waktu-waktu
pertemuan orang Belanda yang dianggap sebagai sarana hiburan rekreasi. Orang-
orang Indonesia diwaktu itu yang boleh ikut main hanya golongan tertentu saja,
seperti salah satu dari anggota keluarga pamong dari balai pertemuan tersebut.

Pada tahun 1939, sebelum terjadi peperangan dunia ke-II, tokoh-tokoh tenis
meja mendirikan Persatuan yang bernama Ping Pong Seluruh Indonesia (PPPSI).
Kemudian di kongres yang di selenggrakan di Surakarta pada tahun 1958, PPPSI
mengalami perubahan nama menjadi Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia
(PTMSI). PTMSI pada tahun 1960 bergabung menjadi anggota federasi tenis

7
meja Asia, TTFA (Table Tenis Federation of Asia). Selanjutnya tenis meja
Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak berdirinya PTMSI.

Hal tersebut dapat kita lihat dari munculnya kumpulan-kumpulan tenis meja,
pada sebuah pertandingan tenis meja yang diperlombakan din ajang Olimpiade
nasional maupun Internasional seperti PON, POMDA, dan Porda. Setelah
terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961, Indonesia selalu diundang pada
kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat dunia.

Selain itu, yang perlu kita diketahui dalam perkembangan tenis meja
nasional adalah berdirinya Silatama atau yang kita kenal dengan (Sirkuit Laga
Tenis Meja Utama) yang pertama kali digelar pada tahun 1983. Hal ini kemudian
digelar dalam setiap tiga bulan sekali, serta Silataruna setiap 6 bulan sekali sejak
tahun 1986.

D. Perlengkapan Tenis Meja

1. Bet atau Raket

Bet merupakan alat utama untuk memukul bola pada tenis meja. Pada
mulanya dipakai busa atau spon, kemudian mengalami perubahan pada masa
30 tahun terakhir. Alat pemukul bola pada tenis meja ( bet atau raket) semakin
disederhanakan. Bet – bet terbuat dari bahan – bahan lunak dengan postur
bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis tersebut
didapatkan bet seperti yang dipakai Barna, Bergmann dan Leach. Bet yang
dilapisi karet tidak saja memberi kecepatan penuh, tetapi juga memberi
kesempatan kepada para pemain mengembangkan gaya permainannya yang
akurat, penuh kehalusan dan teknik yang meliputi segalanya. Bola akan
berputar-putar membingungkan pandangan pada keepatan prima. Pukulan
semacam itu, harus sudah menyatu dalam perlengkapan tenis bagi pemain
kaliber dunia

8
2. Bola

Secara tradisional bola –bola dibuat dari bahan celluloid dan pada
perkembangan selanjutnya bola disempurnakan menjadi superbal yang terbuat
dari serpihan plastik. Namun demikian terdapat kesulitan pada daya pantul
yang tidak dapat diandalkan. Dengan bola –bola yang dihasilkan secara
tradisional, tidak lagi merupakan personal bagaimana gigihnya menjatuhkan
lawan, tetapi bagaimana cara dan menghindari agar supaya tidak mengikuti
irama permainan lawan, sedangkan dengan menggunakan superbal, sesuai 3 -
4 kali permainan bola akan tetap licin dan sukar mengendalikannya. Hampir
semua pemain tenis meja dunia menola bola jenis ini karena tidak dapat
memberikan kesempatan baik pada set-set yang tidak diduga.

3. Pakaian

Pilihlah kaos yang sesuai dengan postur tubuh anda, sehingga memberi
kenyamanan. Jangan memilih kaos yang menyebabkan suasana panas dan
dingin, pakailah kaos yang benar-benar sesuai dan memberi kenyamanan bagi
tubuh.Sebelum mulai pertandingan suatu turnamen, pemanasan tubuh adalah
penting, beberapa tempat permainan di dunia internasional, kadang –kadang
terlalu dingin. Untuk itu dibutuhkan kaos rangkap dan atau tiga untuk
menghindarkan dari kejang-kejang atau kedinginan.

4. Meja TenisMeja

Yang baik adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut ;

Panjang : 2,74 meter

Lebar   : 1,52 meter

9
Panjang net : 1,83 meter Tinggi:76cm

Warna meja yang ideal adalah hijau dengan garis-garis batas berwarna putih
dan lebar 2 cm.

5. Net

Net ini berfungsi sebagai pembagi mesin menjadi dua bagian yang
sama luasnya. Di kiri kanan meja dipasang dua tiang penyangga ukuran 15
sampai 25 cm, tingginya dan berjarak 15 sampai 25 dari garis pinggir. Tiang
penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali penopang net tersebut.Tinggi
net berkisar antara 15 sampai 25 cm di atas permukiman meja, sedangkan
bagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permulaan meja
tersebut.

D. Peraturan Tenis Meja

1. Meja

a. Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing


surface” harus berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan
lebar 15,25 meter. Permukaan ini harus terletak horisontal pada ketinggian
760 mm di atas lantai.

b. Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan
kemungkinan pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan
menggunakan bola standar (sebaiknya yang jenis medium) dan dijatuhkan
dari ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.

c. Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua.
Permukaan meja initidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih
sebesar 20 mm di semua sisinya.

10
1) Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter
akan diberi nama ” batas akhir” (endlines)

2) Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter
akan diberi nama ” batas sisi” ( side lines)

d.  Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian
dengan garis putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi
dan akan diberi nama ” batas tengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah
digambarkan secara permanen ini tak perlu dihapus apabila meja hendak
dipakai untuk permainan tunggal.

2. Net

1. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama
dengan perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir
meja tersebut.
2. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada
sebuah tiang penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari
kedua tiang penyangga harus berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan
meja.
3. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus
berukuran : panjang 1.83 m sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung
dari ujung atas net, harus berjarak 152,2 mm di atas permukaan meja.

3. Bola

a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan


maksimum 28.2 mm.

b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.

11
c. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan
harus berwarna putih atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).

4. Bet atau raket

a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.

b. ”Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola)
harus terbuat dari kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.

c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak
dipakai untuk memukul bola.

F. TEKNIK DASAR PERMAINAN TENIS MEJA

Pada pokoknya teknik dasar permainan tennis meja dapat dibedakan menjadi :

1. GRIP

2. STANCE

3. STROKE

4. FOOTWORK

a. Grip
Grip atau pegangan merupakan factor yang sangat penting dalam
hamper semua permainan yang menggunakan racket/pemukul. Cara
memegang racket inilah yang akan menentukan teknik permainan dan cara
mengembangkan permainan. Jika sejak semula cara memegang bet sudah
salah, kemungkinan permainan tersebut akan menghadapi kesulitan dalam
mempelajari teknik-teknik permainan selanjutnya.

12
Dalam permainan tennis meja pegangan atau grip telah
menimbulkan perdebatan bagi para pelatih/ coach dan atlit, pegangan
mana yang baik diantara dua pegangan yang sering digunakan dalam
permainan tennis meja, yaitu : ·   Shakehand grip dan ·   Penhold grip
Bagi para pemula tiap grip mempunyai paling sedikit dua variasi
grip, yaitu grip untuk pukulan forehand dan grip untuk pukulan backhend,
untuk mereka yang ingin meningkatkan prestasi ke jenjang yang legih
tinggi cara ini kurang efisien. Sedikit sekali kesempatan untuk mengganti-
ganti.
b. DRIVE .
Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari
bawah serang ke atas dan sikap bet tertutup. Besarnya sudut yang
diakibatkan oleh gerakan kemiringan bet bervareasi sesuai dengan arah
jatuhnya bola, putaran bola yang dating dari lawan dan tujuan dari
pemukul drive (driver) itu sendiri. Drive dapat digunakan sebagai pukulan
serangan atau dapat juga kitakontrol sesuai dengan keinginan. Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik drive :
1. Perhatikan arah jatuhnya bola dan segera mengambil posisi sesuai
dengan arah jatuhnya bola tersebut.
2. Ambil posisi side stance, pandangan mata terus mengikuti lainnya
bola.
3. Dengan bergerak maju atau mundur ke samping bet menyentuh atau
mengenai bola pada waktu bola berada pada titik ketinggiannya,
pukulan diperkuat dengan perputaran tubuh dari tungkai dan kaki, dan
pinggang ke atas.
4. Lanjutan gerakan lengan setelah perkenaan pada bola (follow through),
sampai bet berada di samping kiri depan kepala. (untuk pukulan tangn
kanan), dan sebaliknya untuk pukulan tangn kiri.

13
5. Kembalikan ke posisi siap sedia, siap menerima pengembalian bola
berikutnya.
6. Untuk backhend drive posisi kakinya lebih terbuka sedikit
dibandingkan dengan forehand driv.

Teknik pukulan drive dapat dimainkan pada setiap zone 1 meter,


zone 2 meter, zone 3 meter, juga dapat dimainkan di atas meja. Teknik
drive dapat dilakukan dari gerakan yang perlahan sampai dengan yang
tercepat. Panjang pendeknya pukulan drive tergantung dari zone tempat
kita bermain.semakin jauh dari meja, semakin panjang strokenya.

Teknik pukulan drive yang dilakukan di atas meja atau zone 1


meter dapat menggunakan kecepatan yang bervareasi, cepat,sedang atau
lambat, (fast, medium, slowa), juga jenis strokenya dapat panjang, medium
atau pendek. Tetapi pemain yang beada pada zone 2 meter atau zone 3
meter, sebaiknya mempergunakan kecepatan yang medium atau cepat
dengan jenis stroke yang medium atau panjang.

 Deskripsi gerakan forehand drive.


Kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang (bagian pemain
tengah kanan, sedang pemain tangan kiri sebaliknya). Badan
menyerongke kanan ± 45 derajat lutut dibengkokan. Bet ditarik ke
samping belakang. Kepala bet menghadap serong ke tengah dengan
lengan agak ke bawah. Pergelangan tangan tidak dibengkokan.
Posisi tersebut di atas dilakukan pada saat bola lawan menuju
ke arah pemukul. Kemudian lengan diayun ke depan kiri atas dengan
menggesek bagian belakang bola untuk bola kosong dan dengan
menggesek bagian bawah bola untuk bola isi . agar bola berjalan
dalam suatu gerak lengkung melewati net kea rah lawan. Pergelangan

14
tangan ikut membantu menggesek bola ke atas, hingga bet berhenti
disamping kiri atas kepala.

c. CHOP

Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti


menebang pohon dengan kapak atau disebut juga gerakan membacaok.
Pada pukulan chop yang normal, sudut rata-rata bet adalah 45 derajat
(terbuka) dengan gerakan miring dari atas ke bawah. Pukulan chop bias
digunakan untuk mengembalikan bola yang bermacam-macam putaran
seperti ; backspin, topspin, atau sidespin. Chop itu sendiri dapat dilakukan
di atas meja ataupun diluar meja. Chop diatas meja hamper mirip dengan
gerakan push, hanya bedanya kalau dalam push gerakannya horizontal,
sedangkan pada chop gerakannya diagonal dari atas ke bawah (yang
normal akan membentuk sudut ± 45 derajat). Chop di luar meja biasanya
lebih dikenal sebagai defensive strokes, khususnya untuk menerima bola-
bola topspin.

d. SERVICE

Service adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke


dalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola
tersebut, ke meja service, kemudian harus melewati atas net dan akhirnya
memantulkan di meja lawan. Ketentuan lainnya tentang service ada dalam
peraturan permainan tennis meja. Gerakan atau putaran yang diberikan
pada bola bias bermacam-macam, misalnya : forehand, backhand,
backspin, topspin, sidespin, atau kombinasi dari ketiganya.

  

15
BAB III

KESIMPULAN

Beberapa sumber mengatakan bahwa permainan tennis meja berasal dari


inggris. Permainan ini berasal dari permainan tennis kuno pada abad pertengahan
dengan nama seperti “Gossima” dan “Whiff-whiff”. Permainan ini dikembangkan
antara lain oleh angkatan bersenjata inggris yang berkedudukan di India.

Peralatan dan fasilitas tennis meja terdiri dari : alat  pemukul (bet), meja,
seperangkat jarring, bola, ruangan.

Pada pokoknya teknik dasar permainan tennis meja dapat dibedakan menjadi :

1. GRIP

2. STANCE

3. STROKE

4. FOOTWORK

Grip atau pegangan merupakan factor yang sangat penting dalam hamper
semua permainan yang menggunakan racket/pemukul Drive adalah teknik pukulan
yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serang ke atas dan sikap bet tertutup
Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan
kapak atau disebut juga gerakan membacaok. Service adalah teknik memukul untuk
menyajikan bola pertama ke dalam permainan, dengan cara memantulkan terlebih
dahulu bola tersebut, ke meja service, kemudian harus melewati atas net dan akhirnya
memantulkan di meja lawan. Ketentuan lainnya tentang service ada dalam peraturan
permainan tennis meja.

16
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Damiri. (1992). Olahraga Pilihan Tenis Meja. Jakarta. : Depdikbud.

Alex Kertamanah. (2003).Teknik dan Taktik Dasar Permainan Tenis Meja. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

Arikunto.Suharsini.(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :


Rineka Cipta

Agus.Salim. (2008). Buku Pintar Tenis Meja. Bandung. Nuansa.

A.M Bandi Utama. (2004). “Kemampuan Bermain Tenis Meja, StudiKolerasi Antar
Kelincahan Dan Kemampuan Pukulan Dengan Kemampuan Bermain Tenis Meja”.
Laporan Penelitian. Yogyakarta: FIK UNY.

Eri D. Nasution.(1999). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta. PT. Raja Grafinfo.

Hadi, Sutrisno.(1995). Metodologi Research. Jakarta. Rineka Cipta.

Harsono.(2001). Pendidikan Jasmani disekolah Dasar. Bandung. Tarsito.

Hodges. (2007). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada.
Hutasuhut.(1998). Tenis Meja.Padang : Institut Keguruan Ilmu Pendidikan.
Irfan.M. (2007).Sejarah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi.
Universitas Negeri. Medan. Fakultas Ilmu Keolahragaan

17

Anda mungkin juga menyukai