Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari Tenis Lapangan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya sadar masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Solok, Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan masalah...................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Tenis.............................................................................. 2
B. Teknik Dasar Tenis Lapangan.................................................. 3
C. Cara Memegang Raket.............................................................. 8
D. Penilaian Teknik Dasar............................................................. 13
E. Perhitungan Skor ....................................................................... 14
F. Cara Melatih Teknik Dasar....................................................... 16
G. Lapangan dan Perlengkapan Tenis Lapangan ........................... 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .............................................................................. 21
B. Saran .......................................................................................... 21

DAFTRA PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga adalah salah satu dari bentuk peningkatan kualitas manusia
Indonesia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin
dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat
membangkitkan rasa kebangsaan nasional. Dalam kehidupan modern ini
manusia tidak dapat dipisahkan dengan olahraga. Baik untuk arena adu
prestasi ataupun sebagai kebutuhan untuk menjaga hidup tetap sehat. Olahraga
tenis di Indonesia sekarang juga mulai digemari oleh para masyarakat
khususnya orang-orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke atas. Alasan
mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk olahraga yang
mewah dikarenakan peralatannya yang harganya mahal. Namun bagi para
remaja olahraga ini masih kurang diminati dikarenakan peralatannya yang
harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta
kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih
memilih olahraga lainnya. Namun di kota-kota besar olahraga tenis sudah
menjamur dan mampu menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini
dijadikan sebagai olahraga pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun
olahraga rekreasi. Pada umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan
keterampilan yang tinggi sehingga membutuhkan tahap-tahap tertentu untuk
mampu menguasai semua teknik dasar dalam olahraga tenis lapangan ini. Dan
dalam makalah ini, kelompok kami akan mencoba memberi tips-tips
bagaimana berlatih olahraga tenis yang mudah.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Teknik Dasar tenis lapangan
2. Cara Memegang Raket
3. Penilaian Teknik Dasar

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Tenis
Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang
dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang paling
disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan
raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani.
Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang
menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di
sebuah kawasan di Prancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang
berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan. Permainan ini kemudian
diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan
hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya ternyata diantara rakyat
setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus
meningkat ke negara-negara Eropa yang lain. Raket bersenar diperkenalkan
pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa
Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan
bola, termasuk tenis. Majalah Inggris Sporting Magazine menamakan
permainan ini sebagai µtenis lapangan (lawn tennis). Dalam buku Book of
Games and Sports´, yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai tenis
panjang. Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas.
Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria lalu
ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.
Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B.
Perera, Harry Gem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada
tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets.
Dalam tahun 1874 permainan tenis telah pertama kali dimainkan di Amerika
Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England
Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu
dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini
juga bersedia memperuntukan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis
dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan

2
rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang pertama di Staten
Island. Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika Serikat berkembang
dengan pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang
menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula
tahun 1877. Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai digemari oleh
para masyarakat khususnya orang-orang yang umurnya memasuki 30 tahunan
ke atas. Alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini
termasuk olahraga yang mewah dikarenakan peralatannya yang harganya
mahal. Namun bagi para remaja olahraga ini masih kurang diminati
dikarenakan peralatannya yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih
belum memasyarakat, serta kurangnya lapangan tenis membuat remaja
menjadi tidak tertarik dan lebih memilih olahraga lainnya.
Namun di kota-kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu
menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini dijadikan sebagai olahraga
pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Pada
umumnya, untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi
sehingga membutuhkan tahap-tahap tertentu untuk mampu menguasai semua
teknik dasar dalam olahraga tenis lapangan ini. Tenis Lapangan merupakan
salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh seorang atau sepasang pemain
yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring. Untuk memainkannya
diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan
terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola,
juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar pihak lawan
sulit mengembalikan. Tujuan orang bermain tenis antara lain adalah untuk
mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan
tubuh dan untuk mencapai prestasi.

B. Teknik Dasar Tenis Lapangan


1. Pukulan Servis

3
Servis adalah pukulan yang penting pada permainan tenis, setiap
permainan dimulai dengan pukulan servis. Servis yang kuat dan
penempatan bola yang baik merupakan senjata untuk melancarkan
serangan pertama, bahkan sekaligus dapat langsung memperoleh angka.
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Pegang raket dengan pegangan kontinental
b. Berat badan dipindahkan ke depan pada saat melambungkan bola dan
mengayun raket ke bawah.
c. Lambungkan bola ke atas di depan sebelah kanan badan
d. Posisi raket seperti hendak diputar dan lutut dibengkokkan
e. Luruskan kaki ketika hendak memukul bola
f. Pukul bola dengan posisi tangan lurus dan posisi berat badan berada di
kaki depan
g. Kaki belakang digerakkan ke depan, raket terus diayunkan ke bawah
dan ke sisi
h. Kaki belakang digerakkan depan, raket terus diayunkan ke bawah dan
ke sisi
i. Jagalah keseimbangan badan

2. Pukulan Forehand

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pukulan


forehand drive dan back-hand drive. Cara melakukan pukulan fore-hand
drive sebagai berikut:
a. Pada saat bola sudah mulai meninggalkan raket lawan, putar badan ke
depan pada pinggul, sehingga bahu kiri menghadap ke arah net dan
raket mengarah ke arah samping.

4
b. Saat bola lawan melewati net dan akan jatuh ke lapangan. Siapkan kaki
kiri untuk melangkah ke depan, sedangkan kepala raket mulai
diturunkan sampai setinggi pinggang, dan berakhir menuju ke arah
lapangan.
c. Pada saat bola memantul, berat badan mulai dipindahkan dari kaki
kanan ke kaki kiri. Bersamaan dengan itu, pukul bola di depan pinggul
kiri.
d. Setelah bola dipukul, lanjutkan gerakan lengan lurus ke depan ke arah
net. Jangan sekali-kali menghentikan gerakan lanjutan ini walaupun
dengan maksud memukul bola dengan pelan.

3. Pukulan Back-Hand

Cara melakukan pukulan back-hand drive adalah sebagai berikut:


a. Putar seperempat lingkaran ke arah kiri dari pegangan forehand
eastern
b. Peganglah raket kuat-kuat untuk mengendalikan pukulan dengan baik
c. Pegangan diubah pada saat membawa raket ke samping kiri badan

4. Pukulan Voli

Pukulan voli dilakukan sebelum bola jatuh ke lapangan. Pukulan


voli sangat menguntungkan bila dilakukan dekat net. Baik untuk forehand
maupun back hand. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:

5
a. Peganglah raket dengan pegangan kontinental
b. Berat badan di kaki belakang, tariklah raket namun tidak terlalu ke
belakang
c. Langkahkan kaki kiri ke depan dan berat badan dipindahkan ke kaki
depan. Pergelangan tangan ditegangkan ketika raket kontak dengan
bola
d. Ayunkan raket mengikuti pergerakan bola

5. Pukulan Lob (Melambung)

Pada umumnya pukulan lob melambung melewati lawan dan jatuh


dekat garis belakang. Pukulan lob digunakan untuk menghambat usaha
lawan mendekati net. Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a. Gunakan pegangan eastern untuk pukulan fore-hand
b. Putarlah ke samping sambil membawa raket ke belakang
c. Siku tangan yang memukul bola harus rileks
d. Gerakan lanjutan dengan posisi kepala raket tinggi melebihi atas
kepala dan menjaga keseimbangan kaki belakang

6. Pukulan Overhead Smash

6
Pukulan ini biasanya digunakan untuk mematahkan bola-bola
lambung (lob) yang dilakukan dekat net. Pegangan dan pelaksanaannya
sama dengan pukulan servis, tetapi tanpa mengayunkan raket ke bawah
dulu, melainkan langsung kepala raket dibawa ke belakang.
Cara melakukan adalah sebagai berikut:
a. Jari-jari tangan kiri memegang leher raket
b. Putarkan ke kanan dan letakkan kaki kanan ke belakang selebar bahu
c. Angkat raket ke posisi melontar ketika tangan kiri menunjuk ke arah
bola
d. Raket dijatuhkan pada posisi melontar
e. Tangan kiri bebas, luruskan tangan yang memegang raket dan pukul
bagian belakang bola
f. Gerakan lanjutan raket ditarik ke atas dan kaki belakang diayunkan ke
depan
g. Akhir dari gerakan raket berada disamping kiri badan

7. Pukulan Chop/Slice

Pukulan slice dilakukan dari atas ke bawah, sehingga bola berputar


ke belakang. Hal ini mengakibatkan jalannya bola akan lebih lambat dan
tidak akan melenting tinggi setelah mengenai lantai. Pukulan slice
bermanfaat apabila dilakukan dengan tepat dan tidak terduga.
Cara melakukan adalah sebagai berikut:
a. Putar badan ke samping kiri, raket dibawa ke belakang lebih jauh dan
tinggi.
b. Lepaskan tangan kiri dan tarik raket ke samping kanan.
c. Bola dipukul pada posisi samping badan
d. Gerakan lanjutan mengikuti gerakan bola

7
C. Cara Memegang Raket
1. Grip (Pegangan Raket)
Anggota “lawn tennis regristered profesional coaches association”
(perkumpulan pelatih tenis profesional) yang telah berpengalaman
menyebutkan bahwa permulaan dari permainan tenis dengan mempelajari
cara memegang raket sehingga merasakan “perasaan” maksimal pada jari-
jari dan tangan menyentuh senar raket. Pegangan raket harus mencapai
jangkauan semaksimal mungkin dan harus bisa dilenturkan. Mengerahkan
segala kemampuan untuk mengembalikan pukulan-pukulan lawan yang
terbaik.
Menguasai dan menjinakkan kekuatan bola yang sedang bergerak
dibantu oleh sebuah kelenturan. Sebagian besar pemain tingkat tinggi
merasa bahwa kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan memegang raket
melalui cara-cara tertentu yang khusus untuk pukulan-pukulan pertama.
Seringkali pemain yang baru atau belum pernah sama sekali
bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar dalam memegang raket. Saya
melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh kebanyakan orang
Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai olahraga paling
populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali mengadopsi gaya
pegangan raket bulutangkis.
Pegangan raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang,
sedangkan tenis cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya
bisa dilihat pada gambar berikut:

8
Perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam
memukul bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan
ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul
bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan
merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di
titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan
lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket
dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak
menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan
hingga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih
memperkuat cengkerama.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis
ditinjau dari posisi pegangan raket.
Umumnya gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi
tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan
4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar disamping.
Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari
pangkal ujung jari telunjuk kita.
Selanjutnya kita tinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam
permainan tenis.

a. Forehand Continental Grip


Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh
pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan.
Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal
telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4
(untuk pemain kidal).

9
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini
adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John McEnroe. Grip ini
sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti
rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service
Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental
sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang
semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip
ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan
mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain
yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola
top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip
continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga
untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap
mencengkeram gagang raket.

b. Forehand Eastern Grip


Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan
petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat
tangan’. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher
raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi
dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain
tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang leng
kap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi
pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net
karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk

10
pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi
agak susah untuk menghadapi bola-bola topspin yang bersifat
parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90’an, yaitu
Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia
merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman
memakai grip ini.

c. Forehand Semi-Western Grip


Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh
pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan
baseliner (termasuk saya sendiri).
Anda dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal
jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3
(untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern
kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2
atau 3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin
dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih
besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk
memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice.
Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah
yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat
(grass atau hard court).

11
Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini
adalah: Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.

d. Forehand Western Grip


Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama
untuk memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah
liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain
modern saat ini.
Saya sering menyebut grip ini sebagai ‘pegangan wajan’
karena cara memegang raket ini seperti saat kita memegang gagang
wajan atau panci masakan.
Caranya adalah anda menempatkan posisi pangkal telunjuk pad
a sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi
semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang
raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin
memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil
pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis
parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk
mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan
tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa

12
dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit
untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan
cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court).
Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya
merupakan pemain spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos
Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera.

D. Penilaian Teknik Dasar


Jumlah pantulan maksimal adalah satu kali. Jika kita membiarkan bola
memantul 2 kali atau lebih, poin untuk lawan. Diperbolehkan memukul bola
sebelum memantul (ini disebut volley). Bola dinyatakan masuk jika dapat
melewati net (tanpa memantul di daerah sendiri) dan jatuh di dalam garis dan
atau menyentuh garis. Bola dinyatakan keluar jika tidak menyentuh garis
mana pun (tentu garis permainan ganda tidak dihitung saat bermain tunggal).
Penghitungan skor tenis lapangan sangat unik, berbeda dengan
penghitungan skor olahraga jenis apapun. Saat kita mencetak poin, kita tidak
langsung mendapat 1 game. Inilah yang membedakan penghitungan skor tenis
lapangan dengan olahraga lainnya. Untuk mendapat 1 game, kita harus
mencetak beberapa poin terlebih dahulu. Ini disebut poin kecil.
Poin kecil dimulai dari 0-0. Jika kita mencetak poin, lalu skor kecil
menjadi 15-0. Bila kita mencetak poin lagi, skor menjadi 30-0. Dan bila kita
mendapat poin lagi, skor menjadi 40-0. Dan bila kita mencetak poin lagi, akan
terjadi game 1-0. Dan setelah itu akan dimulai game selanjutnya.

13
Bila skor kecil 40-40, maka dilakukan deuce. Jika server mendapat
poin, wasit akan berteriak “advantage for server”, atau dalam permainan
sehari-hari kita menyebutnya one in. Bila server mendapat poin lagi, baru
terjadi terjadi game. Bila reserver yang mendapat poin, maka akan deuce
kembali. Seterusnya.
Satu set permainan, pemain harus memenangi 6 game. Jadi, pemain
dianggap menang jika mendapat game minimal 6-0. Bila skor 5-5, set diakhiri
bila ada pemain mencapai game 7. Bila skor 6-6, dilakukan sistem poin kecil
tie-break. Berbeda dengan sebelumnya, tie-break menggunakan skor kecil 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Jika skor kecil 6-6, maka dilakukan deuce sampai tak
hingga (tidak ada batas).
Satu pemain melakukan service pada setiap poin kecil pada satu game.
Bila terjadi game, giliran lawan melakukan service pada satu game. Terus
begitu bergantian. Secara umum, berdasarkan peraturan tenis internasional,
pemain akan menang bila memenangkan 2 set permainan.
Sebelum permainan dimulai, dilakukan penentuan siapa yang akan
melakukan servis atau memilih sisi lapangan berdasarkan undian (bisa
menggunakan koin atau lainnya). Setiap awal pertandingan, pemain selalu
berada di sisi sebelah kanan lapangannya masing-masing. Pemain yang
melakukan servis pertama (anggap saja pemain a) harus berada di belakang
garis baseline ketika melakukan servis. Servis diarahkan secara diagonal ke
lapangan pemain penerima bola (anggap saja b). Bola harus terlebih dahulu
memantul satu kali sebelum dipukul pemain b. Dalam permainan ganda, rekan
penerima bola tidak boleh menyentuh bola servis sebelum dipukul penerima
(pemain b).
Pemain kehilangan poin apabila:
1. Bola yang dipukul keluar dari garis,
2. Memukul bola dua kali
3. Bagian tubuh pemain termasuk pakaian dan asesoris menyentuh net atau
sisi lapangan lawan
4. Memukul bola sebelum melewati net.

14
E. Perhitungan Skor
Perhitungan skor dalam tenis lapangan adalah sebagai berikut:
0 Love
1 15
2 30
3 40

Apabila skor mencapai 40-40 dinamakan deuce. Pemain harus


memenangkan dua poin lagi untuk memenangkan permainan. Pemain yang
memasukan bola ketika kedudukan masih deuce mendapatkan “ad” atau
advantage (unggul). Jika pemain yang melakukan servis yang memperoleh
nilai, disebut “ad in”, jika penerima yang memperoleh nilai, disebut “ad out”.
Untuk memenangkan satu set, anda harus memenangkan 6 game
dengan selisih 2 (kecuali menggunakan peraturan tie-break). Jadi anda dapat
memenangkan pertandingan dengan skor 6-4, 6-3, 6-2, 6-1, 6-0 tetapi tidak 6-
5. Jika skor mencapai 6-5, game tambahan akan dimainkan hingga salah satu
pemain unggul 2 game, jadi skornya menjadi 7-5, 8-6, 10-8.
Sistem tie-break digunakan untuk mencegah jumlah set yang terlalu
banyak. Umumnya digunakan sistem 12 poin, jika game mencapai 6-6.
Pemain pertama harus meraih 7 poin dengan selisih 2 poin dengan lawan
untuk memenangkan set. Dan berakhir dengan skor 7-6.
Umumnya pertandingan internasional memainkan 3 set, walau
terkadang tunggal/ganda putra memainkan 5 set. Dalam permainan 3 set,
pemain atau tim yang meraih 2 set terlebih dahulu menjadi pemenang.
1. Poin
Seorang pemain kehilangan poin apabila:
a. Melakukan dua kali kesalahan pada servis
b. Tidak dapat memukul bola setelah lebih dari satu kali bola menyentuh
tanah.
c. Memukul bola namun jatuhnya bola di luar garis permainan (out).
d. Pemain yang menerima servis memukul bola sebelum bola memantul.
e. Pemain dengan sengaja memukul bola lebih dari 2 kali sentuhan.
f. Seorang pemain menyentuh bagian dari net dengan raketnya atau
dengan bagian badannya saat bola masih dimainkan.

15
g. Pemain memukul bola sebelum bola melintasi net.
h. Bola menyentuh bagian tubuh atau apapun yang melekat pada
tubuhnya selain raket tenis.
i. Bola menyentuh raket namun pemain tidak memegangnya.
j. Pada permainan ganda, kedua pemain menyentuh bola dengan
raketnya sekaligus.

F. Cara Melatih Teknik Dasar


1. Cara Melatih Pukulan Forehand
Forehand adalah pukulan yang paling mudah dilakukan. Meski
mudah diperlukan latihan khusus untuk dapat menguasai teknik pukulan
forehand dengan baik. Ada 3 tahap dalam melatih pukulan forehand.
a. Tahap 1
Tahap 1 adalah tahap awal dimana seorang atlet berlatih
dengan pasangannya melakukan pukulan forehand dengan saling
berdekatan di dalam lapangan tenis.
Lingkaran besar dan lingkaran kecil menunjukkan dua orang
yang sedang berlatih forehand. Keduanya berada dalam kotak servis
dan melakukan pukulan forehand dengan tidak terlalu keras sambil
berlatih kontrol bola. Pukulannya hanya cukup dilakukan ke depan
lurus dengan arah pandangan pemukul.
b. Tahap 2
Tahap ini dilakukan bila tahap 1 sudah dikatakan lulus. Yaitu
dengan cara drill depan net.
Lingkaran kecil menunjukkan seorang trainer, lingkaran besar
menunjukkan seorang atlet yang berlatih. Trainer harus memberikan
bola pada atlet pada sisi pukulan forehand atlet. Atlet cukup memukul
bola forehand ke arah tengah yaitu pada trainer. Sehingga trainer
dapat melakukan pukulan volley. Jika atlet dirasa sudah mampu, maka
atlet mundur di belakang garis. Hal ini dilakukan agar atlet dapat
memukul lebih keras dengan kesulitan yang lebih tinggi. Setelah itu
trainer melatih posisi kaki atlet dengan cara meletakkan bola dengan

16
bervariasi. Bisa depan, bias di belakang agar atlet berlatih untuk
memposisikan tubuh untuk melakukan forehand.
c. Tahap 3
Tahap 3 adalah tahap yang terakhir dimana seorang atlet sudah
menguasai tahap 1 dan 2. Tahap 3 ini atlet dan trainer berada di
belakang garis lapangan.
Trainer (lingkaran kecil) harus memberikan bola pada sisi
pukulan forehand atlet. Dan atlet harus mampu melakukan pukulan
forehand ke arah trainer. Pertama dilakukan pukulan saling silang
setelah dianggap mampu baru pukulan dicoba untuk lurus.
Dalam hal ini seorang trainer harus mampu melakukan variasi
pukulan agar posisi forehand berubah ubah dan atlet bias
menyesuaikan posisi kakinya.

2. Cara Melatih Pukulan Backhand


Pukulan backhand relatif lebih sulit dilakukan karena pemukul
harus memutar pinggul lebih jauh daripada forehand. Tetapi cara yang
tepat untuk melatih pukulan backhand. Caranya sama seperti melatih
pukulan forehand. Hal ini karena perbedaan pukulan backhand dan
forehand hanya terdapat pada arah ayunannya saja. Usahakan dalam
melatih backhand atlet menggunakan kedua tangannya untuk menambah
daya dorong pada pukulan. Berikut tahapan melatih pukulan backhand.
a. Tahap 1
Tahap 1 adalah tahap awal dimana seorang atlet berlatih
dengan pasangannya melakukan pukulan backhand dengan saling
berdekatan di dalam lapangan tenis.
Lingkaran besar dan lingkaran kecil menunjukkan dua orang
yang sedang berlatih backhand. Keduanya berada dalam kotak servis
dan melakukan pukulan backhand dengan tidak terlalu keras sambil
berlatih kontrol bola. Pukulannya hanya cukup dilakukan ke depan
lurus dengan arah pandangan pemukul.

b. Tahap 2

17
Tahap ini dilakukan bila tahap 1 sudah dikatakan lulus. Yaitu
dengan cara drill depan net. Lingkaran kecil menunjukkan seorang
trainer, lingkaran besar menunjukkan seorang atlet yang berlatih.
Trainer harus memberikan bola pada atlet pada sisi pukulan backhand
atlet. Atlet cukup memukul bola backhand ke arah tengah yaitu pada
trainer. Sehingga trainer dapat melakukan pukulan volley. Jika atlet
dirasa sudah mampu, maka atlet mundur di bekakang garis. Hal ini
dilakukan agar atlet dapat memukul lebih keras dengan kesulitan yang
lebih tinggi. Setelah itu trainer melatih posisi kaki atlet dengan cara
meletakkan bola dengan bervariasi. Bisa depan, bisa di belakang agar
atlet berlatih untuk memposisikan tubuh untuk melakukan backhand.
c. Tahap 3
Tahap 3 adalah tahap yang terakhir dimana seorang atlet sudah
menguasai tahap 1 dan 2. Tahap 3 ini atlet dan trainer berada di
belakang garis lapangan.
Trainer (lingkaran kecil) harus memberikan bola pada sisi
pukulan backhand atlet. Dan atlet harus mampu melakukan pukulan
backhand ke arah trainer. Pertama dilakukan pukulan saling silang
setelah dianggap mampu baru pukulan dicoba untuk lurus. Dalam hal
ini seorang trainer harus mampu melakukan variasi pukulan agar
posisi backhand berubah ubah dan atlet bisa menyesuaikan posisi
kakinya.

3. Cara Melatih Servis


Servis adalah cara untuk memulai permainan. Selain itu servis juga
dapat dijadikan senjata andalan seorang atlet dalam mendapatkan poin.
Namun dibutuhkan sebuah servis yang keras dan akurat untuk
mendapatkan poin melalui servis. Terkadang ada atlet yang membuang
peluang melaui servis, malah karena servis seorang altet bias kecolongan
pion karena melakukan double fault. Untuk itu, servis perlu dilatih karena
ini adalah teknik dasar untuk bermain tenis lapangan.
Ada beberapa tahap untuk melatih teknik dasar servis agar seorang
atlet bias melakukan servis dengan keras dan akurat. Berikut cara
melatihnya:

18
a. Tahap 1
Pertama kali yang harus dilatih adalah koordinasi tangan ketika
akan melemparkan bola untuk memulai serve. Anda harus dapat
melempar bola (toss) secara konsisten pada satu tempat yang sama.
Toss yang baik untuk servis adalah agak di depan kepala anda dan
lemparkan bola lurus ke atas. Anda dapat melatihnya dengan
menggambarkan lingkaran di lantai dan melakukan toss hingga tempat
jatuhnya bola selalu berada pada tempat yang sama. Gambar di atas
menunjukkan bahwa latihan pertama adalah melatih melambungkan
bola ke atas.
Seorang atlet harus bias melambungkan bola berkali-kali
dengan kekuatan dan daya dorong yang sama. Hal ini dilakukan agar
atlet mudah dan hafal mengenai karakteristik bolanya. Bola harus
dilempar dengan tangan yang lurus agar memudahkan atlet untuk
mengukur kekuatan lemparan.
b. Tahap 2
Tahap 2 adalah tahap untuk melakukan pukulan yang mengarah
ke kotak servis lawan. Pelatih dituntut untuk mengamati pukulan dan
memeri instruksi mengenai perpindahan berat badan atlet dari
melempar dan saat mengayunkan raket. Atlet harus mampu melakukan
perpindahan berat badan saat melakukan servis. Lalu atlet harus
melakukan pukulan agar masuk ke kotak lawan. Pertama pukulan tidak
perlu keras. Yang penting akurat. Jika sudah akurat barulah dipukul
kencang. Jadi tahap 2 hanya untuk meningkatkan keterampilan saja.

G. Lapangan dan Perlengkapan Tenis Lapangan


1. Lapangan berbentuk persegi panjang dengan ukuran:
a. Panjang 23,77 m dan lebar 8,23 m untuk tunggal (single),
b. Untuk ganda panjang 23,77 m dan lebar 10,97 m.
2. Net (jaring); tingginya 910 mm dari tanah, terbuat dari anyaman tali nilon.
3. Bola; garis tengah 63,50 mm–66,67 mm. Beratnya 56,70 gr–58,48 gr.
4. Raket
a. Untuk pemula/pelajar biasanya menggunakan raket yang ringan 1,5
ons–12,62 ons,

19
b. Sedang 12,62 ons–14,5 ons, dan
c. Berat 14,5 ons–15 ons.
5. Pakaian; seragam selalu putih-putih.

BAB III
PENUTUP

20
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
Ada empat metode grip yaitu forehand continental grip, forehand
eastern grip, forehand semi-western grip, forehand western grip
1. Cara melatih teknik dasar pukulan forehand adalah dengan saling
berdekatan di dalam lapangan tenis, kemudian dengan cara drill depan net.
Lalu atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan (baseline)
melakukan groundstroke dengan pukulan forehand.
2. Cara melatih teknik dasar backhand adalah melakukan pukulan backhand
dengan saling berdekatan di dalam lapangan tenis. Kemudian cara drill
depan net. Setelah itu atlet dan trainer berada di belakang garis lapangan
(baseline) melakukan groundstroke dengan pukulan backhand.
3. Cara melatih servis yang pertama adalah melatih konsistensi lemparan
bola. Kedua adalah melatih akurasi bola dan dilanjutkan dengan melatih
pukulan keras yang akurat.

B. Saran
Tenis Lapangan di Indonesia sudah mulai digemari oleh berbagai
kalangan, maka sebaiknya olahraga Tenis Lapangan ini di tingkatkan lagi
dalam fasilitasnya agar dapat dijangkau oleh semua kalangan. Jika olahraga
Tenis Lapangan dikembangkan lagi, maka Indonesia dapat mengikuti berbagai
kompetensi yang ada di seluruh Dunia.

DAFTAR PUSTAKA

http:// searchwinds.com/redirect?id=180689.warnadunia.com

21
zhonie17.wordpress.com/2009/11/06/teknik-overhead-dalam-tenis-lapangan
novaperdanarozaputri.blogspot.com/2011/11/teknik-pukulan-volley-dan-lob-
dalam.html
prasso.wordpress.com/2007/10/30/teknik-overhead-smash/

22

Anda mungkin juga menyukai