Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH TENIS LAPANGAN

DISUSUN OLEH :
MUHAMAD NAILUL MUZAQI

SDN 001 SAMARINDA TAHUN AJARAN


2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam mempelajari Tenis Lapangan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya sadar masih banyak kekurangan karena pengalaman


yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 23 Agustus 2019

Muhamad Nailul Muzaqi


BAB 1

PENDAHULUAN
1. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

 Bagaimana sejarah Tenis Lapangan?


 Apa saja fasilitas dan peralatan tenis lapangan?
 Bagaimana cara melakukan servis?
 Bagimana cara melakukan pukulan-pukulan dalam permainan
tenis?

B. Tujuan

 Diharapkan siswa dan siswi mengerti bagaimana sejarah Tenis Lapangan


 Diharapkan siswa dan siswi dapat memahami dan dapat melakukan
servis dan pukulann dalam permainan Tenis Lapangan secara benar
BAB 2

ISI
A. Sejarah Tenis Lapangan

1. Sejarah Tenis Secara Umum

Terdapat berbagai jenis permainan yang menggunakan raket yang


dimainkan dewasa ini dan tenis merupakan salah satu permainan yang paling
disukai. Menurut beberapa catatan sejarah, permainan menggunakan bola dan
raket sudah dimainkan sejak sebelum masehi, yaitu dimesir dan yunani. Pada abad
ke-11 sejenis permainan yang disebut Jeu De Paume, yang menyerupai permainan
tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan diperancis. Bola
yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah
tangan.permainan ini kemudian diperkenalkan ke italia dan inggris pada abad ke-
13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat.

Banyak peminatnya ternyata di antara rakyat setempat terhadap permainan


ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat ke negara-negara Eropa yang
lain.raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio Da
Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua
permainan yangmenggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris “Sporting
Magazine” menamakan permainan ini sebagai Tenis Lapangan (lawn tennis).
Dalam buku “Book Of Games And Sports”, yang diterbitkan dalam tahun 1801,
disebut sebagai “tenis panjang”. Tenis pada mulanya merupakan permainan
masyarakat kelas atas.

Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman ratu victoria lalu ditiru oleh
golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa.klub tenis
pertama yang didirikan adalah leamington di Perancis oleh J.B. Perera, Harrygem,
Dr. Frederick Haynes, Dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu,
tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Dalam tahun 1874 permainan tenis
telah pertama kalidimainkan di amerika serikat oleh dr. James Dwight dan F.R.
Sears. Sementara itu, All England croquet club pun telah didirikan pada tahun
1868. Dua tahun setelah itu dibukalahkantornya di jalan Worple, Wimbledon.
Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia memperuntukkan sebagian dari lahannya
untuk permainan tenis dan badminton.

Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput


ditulis. Amerika Serikat mendirikan klubtenis yang pertama di Staten Island.
Bermula dari situlah, permainan tenis di Amerika Serikat berkembang dengan
pesat sekali. Dari sana lahir banyak pemain tenis tangguh yang menguasai
percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.

Olahraga tenis di Indonesia sekarang juga mulai di gemari oleh para


masyarakat khususnya orang – orang yang umurnya memasuki 30 tahunan ke
atas.alasan mereka memilih olahraga tenis ini karena olahraga ini termasuk
olahraga yang mewah di karenakan peralatannya yang harganya mahal. Namun
bagi para remaja olahraga ini masih kurang di minati di karenakan peralatanya
yang harganya mahal dan olahraga tenis ini masih belum memasyarakat, serta
kurangnya lapangan tenis membuat remaja menjadi tidak tertarik dan lebih
memilih olahraga lainnya.

Namun di kota-kota besar olahraga tenis sudah menjamur dan mampu


menarik minat masyarakat sehingga olahraga ini di jadikan sebagai olahraga
pilihan baik untuk olahraga prestasi maupun olahraga rekreasi. Pada umumnya,
untuk berlatih olahraga tenis memerlukan keterampilan yang tinggi sehingga
memburtuhkan tahap – tahap tertentu untuk mampu menguasai semua teknik
dassar dalam olahraga tenis lapangan ini.

Tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang dilakukan oleh
seorang atau sepasang pemain yang berhadapan dengan dibatasi oleh jaring.
Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang
berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan
memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong, agar
pihak lawan sulit mengembalikan.

Tujuan orang bemain tenis antara lain adalah untuk mendapatkan


kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk
mencapai prestasi.

2. Sejarah Tenis Lapangan di Dunia

Semula sekitar abad 16 , tenis dimainkan di Itali, Perancis dan Inggris,


ketika lapangan permainannya dibangun di balik dinding-dinding istana kerajaan.
Permainan tenis modern diperkenalkan oleh Mayor Wingfield di Inggris pada
tahun 1873 dan setahun kemudian oleh nona Cuterbridge di Amerika Serikat.
Kejuaraan tenis pertama barlangsung di Wimbledon. Pertemuan tenis Amerika
Serikat didirikan tahun 1881.

Pada tahun 1990 adalah saat bersejarah bagi tenis. Pada tahun itulah
Dwight Devis bintang ganda Amerika Serikat menghadiahkan sebuah piala perak
untuk diperebutkan dalam turnamen antar Negara, yang kemudian disebut
“DEVIS CUP”. Dalam pertandingan internasional pertama antara Amerika
Serikat dan Inggris, Amerika unggul : 3 – 0.Kian populer dan majunya olahraga
tenis, tak ayal telah mendorong didirikannya “Federation Internastionalde Lawn
Tennis” (Federasi Tenis Internasional) pada Tahun 1873 dan setahun kemudian
oleh nona Cuterbridge di Amerika Serikat. Kejuaraan tenis pertama barlangsung
di Wimbledon. Pertemuan tenis Amerika Serikat didirikan tahun 1881.

3. Sejarah Tenis Lapangan di Indonesia

Di Indonesia lahirnya permaian tenis lapangan besar kemungkinan, orang


Belandalah yang memperkenalkan tennis di Indonesia, walaupun tidak mustahil
pula permainan ini dibawa para pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar
Kepulauan Nusantara. Sayang arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga
negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, hingga kita tidak
bisa melacak mana di antara dua perkiraan itu lebih benar.

Namun yang jelas, di negeri mana pun, olah raga ini mulai dimainkan dan
lebih dikenal di kalangan bangsawan, hartawan, dan kaum terpelajar. Juga di
Indonesia. Apalagi di zaman penjajahan Belanda. Di masa itu hanya segelintir
kaum pribumi yang mampu mengayunkan raket tennis, sedang jumlahnya yang
lebih besar terdiri dari orang Belanda dan Cina. Itu pun hanya di kota-kota besar.

Jumlah kaum pribumi penggemar tennis mulai meningkat pada tahun-


tahun 1920-an ? seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia mcmasuki
sekolah sekolah menengah, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya. Mereka - umumnya para siswa Stovia, Rechrsschool, dan -NIAS - pada
gilirannya memperkenalkan olah raga ini ke kalangan yang Iebih luas. Tennis pun
mulai dimainkan atau dipertandingkan dalam kegiatan berbagai organisasi
pemuda di masa itu. Olah raga inipun mulai dilihat sehagai penghimpun massa,
terutama oleh kaum nasionalis yang mencitacitakan Kemerdekaan Indonesia.

Lahirnya Boedi Oetomo, 1908, dan kemudian Soempah Pemoeda, 1928,


memang senantiasa menghangati setiap langkah dan gerak kaum muda di kurun
itu. Maka tidak heran bila penjajah Belanda selalu mengintip dan memantau setiap
gcrak-gerik pergerakan pemuda, yang nonpolitik apalagi yang berbau politik.
Terhadap gerakan yang diduga kecenderungan politik, tindakan pcmbatasan
segera dilakukan. Toh serangkaian rintangan itu tidak membuat kaum muda
patriotik kehilangan akal. Disemangati sumpah Satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe
Bahasa, mereka melebur beberapa organisasi pemuda yang berpolitik ke dalam
satu wadah baru yang disebut Indonesia Moeda, pada 1930.

Latar belakang lahirnya Indonesia Moeda jelas berangkat dari larangan


bagi kegiatan politik yang diberlakukan kepada mereka. Mereka berkeyakinan,
hanya dengan menggerakkan aktivitas sosial masyarakat baru bisa dicapai
persatuan seluruh rakyat menuju kemerdekaan. Di dalamnya juga termasuk
kegiatan olah raga. Setiap pemuda yang sehat dan ingin sehat tentu menggernari
olah raga, yang di dalamnya sportivitas dan sifat kompetitif merupakan satu sisi
dari mata uang, dan pada gilirannya dapat membangkitkan patriotisme.

Semangat cinta Nusa dan bangsa ini nyatanya memang berkembang di


kalangan olahragawan Indonesia, termasuk di antara para petennis. Pada semacam
kejuaraan nasional yang diadakan oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn
Tennis Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur, akhir 1934, tiga wakil pribumi
mampu berjaya. Di partai tunggal putra, dua saudara Soemadi dan Samboedjo
Hoerip maju babak final, yang pertandingan akhirnya dimenangkan oleh
Samboedjo. Yang lebih mengesankan adalah dua partai berikutnya, yang
memperagakan keunggulan anak jajahan atas penjajahnya. Yang pertama,
pasangan ganda putra Hoerip Bersaudara, yang menggilas pasangan Belanda,
Bryan/Abendanon, 6-3, 6-4 di final. Juara ganda campuran juga diraih keluarga
Hoerip, Samboedjo dan Soelastri, yang mendepak pasangan "penjajah" ,
Bryan/Nn. Schermbeek, 6-4, 6-2 ? sekaligus mencetak gelar pemegang juara
tumarnen ANILIB tiga kali beruntun, 1932-19.34.

Prestasi ini tak ayal mendorong Indonesia Moeda mcngadakan Pekan olah
raganya sendiri, yang berlangsung pada tiap hari ulang tahun atau pertemuan
tahunannya. Tennis, tentu, termasuk di antaranya cabang-cabang yang
dipertandingkan. Salah Satu di antaranya yang dilaksanakan pada Desember 1935
di Semarang - yang juga sekaligus menjadi saat dicetuskannya pembentukan
Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PELTI).

Kejuaraan ini sendiri diprakarsai oleh dr. Hoerip yang diakui sebagai
Bapak Tennis Indonesia. menghimpun 70 petennis dari seluruh Jawa, kejuaraan
ini dipantau dan mendapat perhatian serius dari pihak kolonnial Belanda. Itu
tercermin dari pemuatan peristiwa penting olah raga tennis tersebut dalam surat
kabar De Locomotif 30 Desember 1935. dengan Judul yang kalau diterjemahkan
berbunyi : "Kejuaraan Tennis Seluruh Jawa dari Pcrsatuan Lawn Tennis
Indonesia" . Namun, di pihak lain, ini juga berarti pengakuan pihak Belanda
bahwa ANILTB telah mendapatkan saingannya.

Tanggal 26 Desember 1935 kemudian dicatat sebagai kari lahirnya PELTI.


Gagasan pendirian PELTI sendiri, yang dikemukakan pada Kejuaraan Tennis di
Semarang itu. berasal dari Mr. Budiyanto Martoatmodjo. tokoh tennis dari Jember
- ia kemudian dianggap sebagai pencetak dasar utama pendirian organisasi PELTI.
Ketika mcnguraikan azas dan tujuan pendiriannya ia mcngatakan bahwa PELTI,
sebagaimana organisasi kebangsaan lainnya, sama sekali "Tidal bersifat
mengasingkan diri." Maka PELTI akan selalu siap bekerja lama dengan persatuan
tennis manapun dan apa saja, asal atas dasar saling menghargai.

Diungkapkan pula. tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan


dan memajukan permainan lawan tennis di tanah air dan bagi bangsa sendiri.
Dengan cara ini. Iebih jauh, diharapkan akan dicapal tali persaudaraan yang erat
di antara segala perhimpunan dan pemain tennis bangsa Indonesia. PELTI juga
akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan
dalam pembuatan lapangan tennis. Juga mengadakan dan mengatur serta
menyumbang bagi terlaksananya pertandingan, di samping berusaha
memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.

Gagasan pendirian PELTI mendapat dukungan yang memadai, khususnya


di kalangan yang berani mengambil resiko berhadapan dengan pemerintah
kolonial, termasuk dari kalangan yang terpandang. Di Semarang saja, para
simpatisan semacam itu tidak sedikit jumahnya. Misalnya: Dr. Buntaran
Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun
berturut-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo,
dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili
oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung),
Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja
(Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo, ahli olah raga tennis yang
namanya terkenal di Eropa.

Pada umumnya, mereka memandang simpatik gagasan Dr. Hoerip, yang


sebernarnya sudah dicetuskan sejak 1930, diilhami oleh berdirinya PSSI pada 30
April tahun itu. Tapi para tokoh tadi berbeda pendapar dalam beberapa hal,
terutama mengenai saat yang tepat bagi pendirian Induk organisasi tennis Itu. Dari
berbagai sikap yang lahir - revolusioner, moderat, plintat-plintut - akhirnya
golongan tengahlah yang merupakan mayoritas. Pengalaman pahit saat-saat
pendirian PSSI tampaknya menjadi cermin pembanding bagi para pelopor PELTI,
hingga mereka memilih bersikap Iebih hati-hati menghadapi reaksi pemerintah
Belanda - mereka tentunya tidak senang melihat setiap kegiatan yang bersifat
mempersatukan kekuatan. Para pendiri PELTI tidak Ingin organisasi yang akan
mereka dirikan mati dalam kandungan. Itulah sebabnya PELTI baru berdiri lima
tahun kemudian, 1935.

B. FASILITAS DAN PERALATAN TENIS LAPANGAN


Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang tergolong dalam
kelompok permainana bola kecil. Dalam permainan tenis lapangan masalah
lapangan dan perlengkapan lain merupakan kebutuhan primer.

1. Lapangan

a. Dalam pertandingan resmi dibagi dalam 3 (tiga) permukaan :

 Jenis permukaan rumput (Grass Court)


 Jenis permukaan keras (Hard Court)
 Jenis permukaan tanah liat (Gravel)

b. Dalam segi bangunan dibagi 2 (dua) situasi :

 Lapangan dengan situasi terbuka


 Lapangan dalam situasi tertutup
 Penggunaan lapangan tenis lapangan :
 Untuk rekreasi / olahraga rekreasi kesehatan, pembinaan prestasi
 Tournament Amatir dan Profesional.

c. Syarat-syarat Pembuatan Lapangan Tournament

Untuk kelancaran dari suatu tournament baik nacional maupun


internacional perencanaan tempat yang digubnakan harus memenuhi syarat yang
sesuai dengan peraturan, menyangkut masalah :

 Masalah tanah (bangunan)


 Bebas dari polusi udara dari lingkungan kotor
 Mudah dicapai transportasi
 Dekat dengan penginapan
 Mudah airnya dan ada listrik dan telepon
 Tidak dekat dengan perumahan penduduk dan ada tempat parkir
 Lapangan dibuat minimal 6 dan salah satu lapangan digunakan untuk
centre court.
 Ruang ganti/kamar mandi/wc/ruang istirahat pemain.

d. Ukuran lapangan

1) Untuk permainan tunggal (single) :

a) Panjang = 23,77 m

b) Lebar = 8,23 m

2) Untuk permainan ganda (double) :


a) Panjang = 23,77 m

b) Lebar = 10,97 m

e. Peralatan

1) Net

Tinggi jala ditengah-tengah 910 mm. Tinggi jala akan selalu tetap karena
ditengah jala terdapat sehelai pita sebagai penarik yang terikat dengan alat
petak/lapangan.

Pita jala terbuat dari kabel logam, dan jala bagian atas tertutup dengan
sehelai pita yang memanjang. Pita berwarna putih dengan ukuran lebar 51-63,5
mm

Tiang jala terbuat dari kayu atau besi yang terpancang kuat pada dasar
lapangan, dengan jarak 914 mm dari garis samping. Tinggi tiang jala 1,070 mm.

Pita penarik jala/Net dipergunakan untuk menarik /menahan jala, supaya


tinggi jala selalu tetap. Lebar pita penarik jala maksimal 51 mm.

Bentuk net tunggal yaitu penempatan tiang net (K) 0,914 dari Side Line
Double.

2) Bola

 Permukaan bola harus licin dan tidak terdapat jahitan


 Garis tengah penampang : 63,50 mm - 66,77 mm.
 Berat bola : 56,70 gram - 58,48 gram.
 Mempunyai kekuatan membalik 1.346 – 1.473 mm jika dijatuhkan diatas
lantai dari ketinggian 2.450 mm.

3) Raket

Besar gagang raket yang berbentuk segi delapan biasanya tergantung pada
ukuran tangan dan jari kita. Ukuran stándar gagang bermacam-macam, dalam
perbedaan 1⁄8 inci dari 4 sampai 4 7/8 yaitu: 4,4 1∕8,4 1∕4,4 3∕8,4 1∕2, dan
sebagainya.

Sedangkan raket yang pantas beratnya menurut selera dan rasa pribadi,
namun ukuran dibawah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih
raket :

 Untuk anak-anak 12 – 13 oz = ± 350 gram


 Untuk remaja putrid 12 1∕2 – 13 1∕4 oz = ± 360 gram
 Untuk remaja pria 13 – 13 1∕4 oz = ± 397 gram
 Untuk wanita 13 1∕4 – 13 3∕4 oz = ± 398 gram
 Untuk pria 13 3∕4 – 14 3∕4 oz = ± 420 gram

Ada bermacam-macam pembungkus gagang raket yang lazim disebut grip,


ini tergantung pada selera pribadi, namun dianjurkan grip yang terbuat dari kulit
yang berlubang-lubang sehingga dapat menyerap keringat.

4) Pakaian

Pemain harus berpakaian pantas, bersih dan rapi.

Untuk pemain putra :

Kemeja kaos oblong (T-shirt) putih atau kaos pakai krah

 Celana pendek/celana olahraga


 Sepatu olahraga atau sepatu kanvas dengan telapak rata tanpa tumit
berwarna putih

Untuk pemain putri :

 Rok yang berlipat-lipat kecil (pleated/plisket) warna putih.


 Kaos (T-shirt) warna putih.
 Celana pendek kombinasi blus juga baik
 Sepatu olahraga putih dan kaos kaki putih

2. Peraturan Permainan Tenis

a. Sistem Permainan

1. Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal

 Best of fifteen games : Siapa yang menang 8 games lebih dulu


dinyatakan menang, system ini disebut juga Eight Winning games.
 Est of three dengan short-sets : Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap
setnya hanya mencapai 6 game.
 Best of three dengan short-sets-long : Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan
ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai 8 atau 10 games
(selisih 2 nilai)
b. Kejuaraan Internasional

 Best of three dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda
campuran)
 Best of five dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b
adalah sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi
games 5 – 5 harus diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap
set diadakan tie breaker.

3) Kejuaraan Devis Cup

Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.

c. Peraturan Permainan

1) Toss

 Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih


bola atau tempat lebih dulu.
 Selanjutnya pemain yang melakukan serve disebut server, sedang yang
menerima disebut receiver.

2) Sevice yang benar

 Sebelum melakukan serve, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line
antara center mark dan side line.
 Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di
lapangan, bola sudah dipukul.
 Service dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.
 Selama melakukan service harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri
dari lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.
 Bola service harus melalui net dan jatuh dalam service/recoving court
pihak lawan secara diagonal.
 Service dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan
jika service dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.

3) Service Dinyatakan Salah (Foult)

 Posisi kaki dari serve tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki
menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.
 Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.
 Bola service sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture
(kecuali net dan strap)
 Dalam usahanya service raket tidak mengenai bola.
4) Service Harus Diulang (Let)

 Bila bola service menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam service
court pihak lawan yang benar.
 Bila bola service menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver
atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.
 Bila receiver belum siap menerima service, tetapi bola service sudah
dating.

5) Bola Dalam Keadaan In Play

Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan service sampai tercapai
nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.

6) Bola Dimainkan Dengan Baik

 Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan
hal ini dianggap in side.
 Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian
jatuh didalam lapangan yang benar.
 Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan
masuk ke dalam lapangan.
 Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan
bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.
 Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh
benda lain di lapangan.
 Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali.

d. Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set

 Pada akhir tiap game selalu ganti service (pindah bola) dan pada tiap
akhir games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.
 Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita
maksimal 3.
 permainan harus berlangsung terus sejak service pertama sampai
pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat
maksimal 10 menit.
 Service pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai
dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap
kali terjadi game harus diadakan ganri service/pindah bola.

e. Nilai

 Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0


Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15

Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30

Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40

Nilai ke-4 berarti games

 Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian


permainan diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila
salah satu pemain mendapat satu nilai lagi setelah deuce.
 Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one
in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau
one out.

a) Pemain kehilangan nilai :

 Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk
yang kedua kalinya di lapangan.
 Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai
permanent fixture.
 Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.
 Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama
bola masih in play.
 Men-volly bola yang belum melewati net.
 Bola menyentuh badan sendiri.
 Melemparkan raket ke bola.

f. Service Memperoleh Nilai

 Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda
yang dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.
 Jika receiver kehilangan nilai.

g. Receiver Memperoleh Nilai

 Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.


 Jika server kehilangan nilai.

h. Permainan Double

 Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan


double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2
feet pada sisi dibandingkan dengan permainan single.
 Urutan pemain yang melakukan service maupun yang menerima service
pada permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus
 Service dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi
bila bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di
tanah/lapangan, maka server mendapat tambahan nilai.
 Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika
kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun
dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.

C. CARA MELAKUKAN SERVIS

Servis merupakan pukulan pembuka permainan. Oleh karena itu, pukulan


pionir ini sangat penting bagi kita untuk dapat menguasainya. Sebenarnya terdapat
beberapa teknik servis. Namun yang akan saya paparkan di sini hanya dasarnya
saja dan tentunya disertai oleh ilustrasi agar mudah untuk dimengerti.

Pertama kali yang harus dilatih adalah koordinasi tangan ketika akan
melemparkan bola untuk memulai serve. Anda harus dapat melempar bola (toss)
secara konsisten pada satu tempat yang sama. Toss yang baik untuk servis adalah
agak di depan kepala anda dan lemparkan bola lurus ke atas. Anda dapat
melatihnya dengan menggambarkan lingkaran di lantai dan melakukan toss
hingga tempat jatuhnya bola selalu berada pada tempat yang sama.

Adapun tahap untuk melakukan servis adalah:

 Berdirilah di belakang garis baseline dan pusatkan pikiran anda untuk


mengarahkan bola pada daerah servis lawan. Posisi kaki kiri di depan dan
kaki kanan di belakang dengan arah kaki paralel dengan garis baseline.
Grip yang dipakai untuk melakukan servis dalam hal ini adalah grip
continental.
 Lemparkan bola ke atas kira-kira agak di depan kepala anda setinggi
kurang lebih 20-30 cm. Kunci toss yang baik adalah tangan anda yang
melempar bola harus lurus ke atas sehingga trayek bola pun lurus. Pada
saat ini transfer berat badan anda ke kaki belakang.
 Bola telah melambung dan anda mulai mengayunkan raket ke belakang.
Selalu fokuskan mata anda pada bola dan gunakanlah tangan yang
melempar sebagai patokan dalam memukul bola.
 Pada saat bola sudah sampai pada titik kontaknya, raket diayunkan ke
depan. Pada saat ini buang berat badan anda dari kaki belakang ke kaki
depan untuk memberikan tenaga pada pukulan servis anda.
 Setelah kontak dengan bola lakukan followthrough dan bersiap kembali
pada posisi untuk melakukan pukulan berikutnya.

Untuk melakukan servis yang konsisten dan terarah memang agak sulit
bagi pemula. Namun, dengan latihan dan pengalaman anda akan terbiasa
melakukan pukulan servis. Di dunia tenis profesional, pemegang servis
merupakan sebuah keuntungan karena pemain tersebut dapat mengontrol
permainan melalui servis yang keras dan akurat. Untuk level pemain rekreasional
seringkali kita jumpai servis malah merupakan kerugian dan seringkali poin
terbuang percuma karena dua kali membuat kesalahan ( double fault ).

D. PUKULAN-PUKULAN DALAM PERMAINAN TENIS

Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan


yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan.

Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus


dikuasainya, di antaranya adalah :

1. Serve

Service adalah pelayanan, sajian pukulan pertama untuk memulai


pertandingan. Pukulan ini merupakan satu-satunya pukulan yang menentukan,
dimana pemain seluruhnya akan menerima bola, atau pemain akan kehilangan
haknya dalam mengolah bola, jika service gagal. Oleh karena itu, service
dikatakan pula sebagai modal bagi pemain, jika service berhasil, server tetap akan
menguasai bola dan akan dapat nilai, tetapi bila servicenya gagal, server akan
kehilangan haknya untuk menguasai bola, berarti server akan berpindah ke pihak
lawan.

Ada tiga jenis utama dalam melakukan service :

 Slice
 American Twist
 Flat Serve atau Cannon Ball

Ketiganya mempunyai dasar yang sama mengenai cara memegang raket,


sikap dan penyampaian bola, namun mempunyai perbedaan dalam cara kepala
raket menyentuh bola dan proses lanjutannya.

Dasar pukulan service :

a. Sikap berdiri
Sikap berdiri yang baik untuk melakukan service, adalah kaki kiri dengan
sudut 45º dengan base line, kaki kanan sejajar dengan garis tersebut. Kaki kiri
berada 5 atau 7 1∕2 cm di belakang base line untuk mencegah terjadinya foot foult
dan kaki kanan 25 – 45 cm di belakang kaki kiri. Berat badan diantara kedua kaki.
Posisi raket harus dipegang di depan kearah net, pergelangan setinggi dada dan
muka raket setinggi wajah/kepala. Tangan kiri memegang bola rileks.

b. Lambungan bola

Untuk melakukan service bola dilambungkan ke atas. Lambungan harus


pada tempat yang sama dan ketinggian yang sama serta diiringi ayunan raket.
Kebiasaan memegang tiga bola sekaligus dengan cara bola kedua dipegang
dengan jari manis dan kelingking dengan telapak tangan, bola ketiga dengan
telunjuk, jari tengah dan ibu jari.

2. Cara memegang ketiga buah bola

a. Ayunan

Dari sikap siap, ayunan lengan kiri ke bawah paha kiri sekaligus, hingga
kepala raket dekat badan. Pada waktu raket melewati kaki kanan , pindahkan berat
badan ke kaki kanan dan angkat tumit kaki kiri dan lutut sedikit ditekuk. Raket
bergerak kebelakang atas membentuk lingkaran sampai sampai kepala raket
setinggi bahu dan siku membentuk 45º. Pada waktu bola melambung keatas,
pergelangan dan siku diayunkan ke atas sehingga lurus di atas kepala membentuk
garis lurus dengan raket. Bola di pukul dengan sedikit berjingkat. Alihkan kerat
badan kedepan dan pakailah otot-otot bahu dan pungung untuk melakukan
pukulan.

1) Slice

Cara melakukan :

 Raket menyentuh bola pada sebelah kanan atas bola, dan bola dipukul
dengan raket dari kanan ke kiri.
 Raket dilecutkan dengan keras dari pergelangan.
 Hasil pukulan bola melengkung ke kiri pada waktu bola melayang.
 Dalam melakukan pukulan slice, raket sedikit diputar saat mengayun,
sehingga bingkai raket turun secara diagonal dengan garis pinggir.

2) American Twist Service

Cara melakukan :
 Pegangan raket sama dengan pukulan backhand
 Lambungan bola sedikit ke belakang sisi kiri. Sehingga pukulan tepat di
atas kepala.
 Pada saat pukulan, bola harus mengena bagian belakang dengan sedikit
slice dari kiri ke kanan.

3) Flat atau Cannon Ball Service

Yang dimaksud flat atau cannon ball service adalah pukulan permulaan
yang sangat keras.Perbedaan antara slice dan flat hanyalah pada saat pukulan,
pergelangan pada gerak akhir diputar sedikit. Bola dipukul dengan bagian muka
raket pada bagian atas bola, dan bila dilakukan dengan tepat akan menghasilkan
sedikit spin (putaran) bola.

3. Drive

a. Forehand drive

Forehand drive adalah pukulan keras yang dilakukan dari sebelah kanan
badan pemain. Ada tiga cara genggaman forehand drive :

1) Eastern forehand.

Telapak tangan berada pada bagian belakang gagang.

2) Continental Forehand

Telapak tangan berada sedikit diatas bawah gagang dan gagang diputar
sekitar seperdelapan putaran.

3) Western Forehand

Telapak tangan berada di bawah gagang. Letakkan raket tertelungkup,


kemudian pungut dengan cara continental.

Ada lima macam gerak dasar forehand :

a) Cara berdiri

Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat


badan ditengah kedua kaki.

b) Ayunan belakang
Sambil berdiri dengan berputar, mulai ayunan belakang dengan gerakan
rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan kemudian pindahkan
berat badab ke kaki belakang.

c) Ayunan depan

Kepala raket harus sedikit diatas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi
bola sesudah melambung, hingga ayunan depan akan sedikit bergerak baik ke atas
ataupun ke bawah. Gerakan ini akan mengakibatkan terjadi top spin.

d) Saat pukulan

Pada saat raket mengayun ke depan memjemput bola, kepala raket harus
berada pada ketinggian bola dan rata serta datar pada saat bola membentur senar
raket. Pegangan harus kuat. Pada saat perkenaan putaran sedikit dari tangan ke
atas, bukan dari pergelangan , hal ini akan memberikan top spin pada bola.

e) Gerak lanjut

Saat selesai melakukan pukulan, gerakan dilanjutkan dengan memindah


berat badab ke depan atau ke arah bola. Keseimbangan di jaga dengan kaki kanan,
lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah.

b. Backhand drive

Backhand drive adalah pukulan dari sebelah kiri badan pemain (dari
sebelah kanan bila kidal). Hampir semua pukulan backhand memakai pengangan
eastern.

Ada lima macam gerak dasar backhand :

1) Sikap

Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat


badan ditengah kedua kaki.

2) Ayunan kebelakang

Raket diayun kebelakang kiri setinggi pinggul. Badan berputar jauh


kekiri , seakan-akan punggung hampir setengah putaran dari net.

3) Ayunan ke muka
Lepaskan tangan kiri dari kepala raket, kemudian ayunkan lengan dan
raket ke arah net dengan gerak mendatar sejajar dengan bola yang datang atau
sedikit di bawahnya.

4) Saat benturan

Bola yang datang harus kena tepat pada titik jarak 10 – 15 inci di muka
pinggul kanan, dan pinggul tidak ditarik ke belakang.Saat perkenaan dengan bola
ayunan harus cepat dan tepat dengan badan berputar ke bola, dengan cara
memutarkan bahu seluruhnya ke kiri. Berat badan di kaki kanan, lutut kanan
ditekuk dan kaki kiri sedikit diturunkan dan berputar ke dalam.

5) Gerak lanjut

Sesudah bola terpukul, raket dan badan harus terus mengikuti jalannya
bola. Dasar gerakan backhand dari siap sampai gerak lanjut

4. Volley

Volley adalah pukulan sebelum bola menyentuh lantai.

Forehand volley

Bola hanya didorong dan kepala raket sedikit ditarik ke belakang dengan
siku sedikit ditekuk, kepala raket tidak boleh dibawah pergelangan, ayunan
kebelakang tidak boleh melebihi bahu kanan dan pegangan raket kuat.

Forehand volley dari siap sampai gerak lanjut

a. Backhand volley

Posisi bahu kanan mengarah ke net, kepala raket jangan lebih ke belakang
dari bahu kiri. Siku kanan setinggi bahu, kepala raket harus tinggi pukulan
kedepan agak sedikit ke bawah. Pergelangan harus kuat dan berat badan pindah ke
kaki kanan.

Backhand volley dari siap sampai gerak lanjut

b. Lob

Lob adalah pukulan melengkung ke atas dan bola jatuh di bagian belakang
bidang permainan, dan bola melewati kepala lawan, jika dia bermain dekat net.

Ada dua macam lob :

a. Lob rendah (low lob)


Dilakukan bila lawan berada di dekat net dan bola dilambungkan tinggi,
sehingga lawan tidak dapat menjangkau.

b. Lob tinggi (high lob)

Lob ini dilakukan untuk memperpanjang waktu agar bisa memperbaiki


posisi.

5. Lob

a) Forehand lob

Gerakan sama dengan forehand hanya perkenaan bola ke atas depan.


Pukulan dengan lunak dan gerakan lanjutan ke atas.

Forehand lob dari siap sampai gerak lanjut

b) Backhand lob

Gerakan sama dengan backhand. Pada saat perkenaan anggkat sedikit bola,
ayunan raket harus terus menuju arah bola dan mata harus selalu mengikuti bola
selama melakukan pukulan.

Backhand lob dari siap sampai gerak lanjut.

c) Lob volley

Lob volley dilakukan jika anda tergeser dari posisi dalam volley, dan
lawan berada dekat net. Lob volley bisa dilakukan dengan forehand maupun
backhand. Perbedaan hanya saat memukul bola tanpa menyentuh tanah terlebih
dahulu.

d) Smash

Cara melakukan smash sama dengan service. Raihlah bola dalam titik
tertinggi, bisa juga dengan sedikit lompatan.

Smash dari siap sampai gerak lanjut

e) Drop

1) Drop shot

Drop shot adalah pukulan ground stroke yang dipukul secara forehand atau
backhand di mana bola jatuh hanya sedikit saja melewati net.
Cara melakukan dengan pegangan raket sedikit longgar dan gerak
kedepannya adalah akibat dari gerak pergelangan tangan. Muka raket harus
dibuka dengan sudut 45º atau lebih dari vertical. Raket digerakkan ke bawah dank
e depan yang sama, dan gerak lanjut dalam pukulan ini tidak diperlukan.
Persiapan untuk drop shot harus diawali seperti halnya forehand dtau backhand.

Drop shot forehand dari siap sampai gerak lanjut

2) Stop volley

Jika bola mengenai raket, raket harus dipegang dengan kokoh, dan agak
ditarik kebelakang. Muka raket harus terbuka saat perkenaan agar dapat
mengakibatkan backspin. Pukulan ini hanya dilakukan dengan gerakan pinggang
tanpa dengan backhswing atau gerak ke depan dari raket.

Backhand stop volley dari siap sampai gerak lanjut

f) Slice Shot

Slice shot adalah pukulan penangkis yang bertujuan untuk mengubah


jalannya permainan, atau terhadap pemain yang tidak gemar berlari atau memukul
dengan spin. Pukulan backhand slice diawali dengan pukulan dari kiri ke kanan
yang akan mengakibatkan bola berputar pada arah yang sama dan menggelinding
kesebelah kiri. Pukulan ini memerlukan pergelangan tangan yang kuat, raket yang
terbuka dan gerak lanjut yang memanjang kea rah lajunya bola.

Backhand slice dengan ayunan belakang sampai gerak lanjut

g) Chop Shot

Chop shot adalah merupakan pukulan yang melambung (ground stroke).


Cara melakukan raket agak ditarik kebelakang lebih tinggi, kira-kira di atas
jalannya bola yang dating dan tidak boleh lebih. Chop shot dibedakan menjadi
dua, yaitu :

1) Deep chop atau underspin drive

Pukulan ini untuk mengatasi bola yang melambung tingi dimana kita
membuat sudut lurus lewat net.

2) Soft Chop

Pukulan ini hanya dilakukan bila kita berdiri dekat dengan net dan lawan
memukul bola jauh ke dalam. Pukulan ini ditujukan untu menjatuhkan bola dekat
net dan dimainkan lurus. Oleh karena itu, bola harus jatuh jauh dari posisi lawan.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya tugas ini diharapkan para siswa dapat mengetahui sejarah
Tenis lapangan, fasilitas Tenis lapangan, bagaimana cara melakukan servis dan
pukulan pada Tenis Lapangan secara benar.

B. Saran

Tenis Lapangan di Indonesia sudah mulai digemari oleh berbagai


kalangan, maka sebaiknya olahraga Tenis Lapangan ini di tingkatkan lagi dalam
fasilitasnya agar dapat dijangkau oleh semua kalangan. Jika olahraga Tenis
Lapangan dikembangkan lagi, maka Indonesia dapat mengikuti berbagai
kompetemsi yang ada di seluruh Dunia.

Anda mungkin juga menyukai