Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PERMAINAN BOLA KECIL TENIS

MEJA DAN BULUTANGKIS

NAMA : AMANDA PUTRI CANISA


NO : 03
KELAS : XI MIPA 8

TAHUN AJARAN 2021/2022


PERMAINAN BOLA KECIL TENIS MEJA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dewasa ini olahraga cukup digandrungi oleh semua kelompok umur. Masalah
pentingnya berolahraga semakin dirasakan oleh manusia dalam kegiatannya sehari-hari Salah
satu contoh olahraga raket yang terkenal adalah tenis meja. Tenis meja adalah olahraga raket
jumlah partisipannya menempati urutan kedua, penggemarnya tidak terbatas pada tingkat usia
remaja, tetapi juga anak-anak dan orangtua. Hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini
tidak sulit untuk diikuti. Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang
berskala internasional, banyak negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta
olahraga dunia, bahkan pada tahun 1977 kurang lebih 75 negara ikut bertanding di
Bermingham (Inggris).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sejarah tenis meja ?
2. Apa saja teknik-teknik dasar dalam olahraga tenis meja ?
3. Apa saja peraturan-peraturan dalam olahraga tenis meja ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana sejarah tenis meja
2. Mengetahui teknik-teknik dasar dalam bermain tenis meja
3. Mengetahui peraturan-peraturan yantg berlaku dalam permainan tenis meja

BAB ii
ISI
2.1 SEJARAH PERMAINAN TENIS MEJA
Tenis Meja adalah merupakan salah satu olahraga bola kecil yang cukup populer dan banyak
dimainkan oleh Masyarakat karena permainan olahraga tenis meja ini tergolong mudah serta
tidak memerlukan tempat yang luas, bahkan permainan Tenis Meja (Ping Pong) ini dapat
dilakukan didalam ruangan yang tidak terlalu besar.
Berawal dari sebuah permainan yang bersifat rekreasi, ping pong atau tenis meja menjadi
olahraga serius yang turut dilombakan di ajang Olimpiade. Peminatnya pun tak sebatas pada
para atlet tenis meja, tetapi merambah juga hingga ke klub atau perkumpulan nonformal di
masyarakat.
Sejarah tenis meja sendiri berawal di Inggris. Situs pongworld menyebutkan bahwa ping
pong dimulai sebagai hobi sosial di Inggris yang mencuat akhir 1800-an. Meja makan dan
bola yang terbuat dari gabus menjadi perangkat pertama yang digunakan. Boleh jadi mereka
menyebut permainan itu sebagai gossima, flim-flam, atau ping pong.
Ketika abad berganti, permainan itu pun mengalami sejumlah perubahan di Inggris.
Belakangan, ada yang memperkenalkan bola seluloid pada permainan itu, sedangkan yang
lain menambahkan karet pada bet yang terbuat dari kayu. Namun, belakangan seperti dilansir
situs geocities.com, olahraga ini juga populer di Amerika Serikat (AS) sekitar 1900-an.
Sayang, permainan ini mulai kehilangan popularitas. Tapi secara bersamaan muncul satu
gerakan simultan yang dimulai dari sejumlah kawasan di dunia berupaya menghidupkan
kembali ping pong sebagai olahraga serius pada 1922.
Hasilnya, terbentuklah Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) yang terdiri atas 140 negara
anggota pada 1926. ITTF juga menjadi sponsor individu dan tim yang bermain di kejuaraan
dunia yang diselenggarakan dua tahun sekali.
Olahraga ini pun segera menyebar ke Jepang dan negara Asia lain. Jepang pun mendominasi
olahraga tersebut pada 1950-1960-an. Namun, Cina langsung mengejar ketertinggalan.
Sekitar 1960-an dan 1970-an, Cina menguasai sendiri tenis meja. Tapi, setelah tenis meja
menjadi cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade pada 1980-an, negara lain seperti
Swedia dan Korea Selatan turut masuk dalam jajaran papan atas dunia.
Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina,
namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong
sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong
terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis
meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara
tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja
di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai
pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum
perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong
Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang
bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha
terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu
diselenggarakannya kejuaraan dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara
Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk
federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis
Federation of Asia(TTFA). Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan
Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

Awal Olahraga Tenis Meja Masuk Indonesia


Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya
dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan
rekreasi.Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara
lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.Sebelum perang
dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI
(Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia).
Tahun 1960 PTMSI telah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table
Tennis Federation of Asia).Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI
hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesati. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya
perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja
yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD,
SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-
perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar
sebagai anggota ITTF pada tahun 1961.Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal
lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya
Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang
diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986
setiap 6 bulan sekali.

2.2 TEKNIK-TEKNIK DASAR PERMAINAN TENIS MEJA


A. Teknik Memegang Bet (Grip)
Teknik grip adalah teknik cara memegang bet tenis meja. Teknik ini bisa dibilang sangat
penting untuk diketahui. Ada 3 teknik cara memegang bet yang paling populer, pilihlah posisi
yang cocok dengan tanganmu sendiri.
Memegang bet seperti berjabat tangan (Shakehand grip)
Teknik ini merupakan teknik yang paling populer di Amerika dan Eropa. Dengan memakai
teknik ini, kamu bisa menggunakan kedua sisi bet untuk bermain.
Memegang Bet seperti memegang pena (Penhold grip)
Penhold grip dikenal pula dengan nama Asia grip, walaupun sebenarnya kebanyakan atlit
tenis meja Asia memakai teknik Shakehand grip. Pada teknik ini, sisi yang bisa digunakan
untuk bermain hanya satu saja.
Seemiller Grip
Seemiller grip adalah cabang dari Shakehand grip, karena dasar cara memegangnya masih
hampir sama dengan Shakehand grip. Hanya saja, bedanya adalah kalauSeemiller grip ini
masih harus memutar bet bagian atas mulai dari 20-90 derajat ke arah tubuh, sehingga jari
telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.
Kelebihan teknik ini adalah mudah melakukan blok dan bisa menguasai permainan di tengah
meja dengan melakukan perubahan sisi bet saat permainan sedang berlangsung.
Kelemahannya, teknik ini sangat tidak cocok dengan tipe pemain bertahan karena sulit
menangkal serangan-serangan lawan
B. Teknik Siap Sedia (Stance)
Teknik ini adalah teknik siap sedia yang berarti posisi badan, tangan dan kaki pada saat siap
menunggu bola datang atau pada saat memukul bola. Ada dua teknik stance utama yang biasa
dipakai oleh profesional dalam permainan tenis meja, yaitu:
Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja seperti biasa. Biasanya posisi
ini digunakan untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan
pukulan dari lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke
belakang maupun diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dari lawan dengan
baik.
Side Stance
Side stance berarti posisi badan dalam keadaan menyamping, baik ke kanan maupun kiri.
Pada side stance, jarak bahu ke meja harus lebih dekat dari yang biasanya. Misalkan, bagi
pemain kidal yang hendak melakukan forehand berarti ia harus mendekatkan bahu kiri dan
kaki kirinya ke dekat meja atau net. Sedangkan bagi pemain yang tidak kidal adalah
kebalikannya.
C. Teknik Menggerakkan Kaki (Footwork)
Footwork atau teknik mengendalikan kaki dalam lapangan tenis meja ketika bermain, pada
garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor ganda.Footwork yang digunakan
dalam permainan tunggal sudah pasti digunakan dalam permainan ganda, akan tetapi teknik
untuk ganda belum tentu dipakai untuk permainan tunggal. Jika diperhatikan dari banyaknya
langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah, dua langkah dan tiga
langkah atau lebih. Arah pergerakannya juga lebih beragam, bisa ke arah depan, ke belakang,
ke samping kiri, samping kanan atau diagonal.
Penggunaan gerakan kaki juga harus disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipasi antara
bola yang datang dengan posisi pemain. Apabila jaraknya terlalu dekat, mungkin pemain
tidak perlu melangkahkan kaki atau hanya satu langkah saja. Namun jika jarak antara bola
yang datang dengan posisi pemain agak jauh, dengan dua langkah saja sudah cukup. Akan
tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja, berarti bola tersebut perlu dicapai dengan tiga
langkah atau lebih.
Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Teknik ini biasanya digunakan
oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukan teknik ini adalah sebagai berikut:
1. Lutut agak ditekuk.
2. Berat badan diseimbangkan secara rata di kedua kaki.
3. Berat badan dipusatkan pada ujung kaki.
4. Apabila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan
dibebankan ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka tetap
menggunakan cara yang sama.
5. Mengikuti posisi kaki kiri, apabila ingin melakukan pukulan forehand maka kaki kanan
ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.
6. Setelah melakukan pukulan, pemain wajib memperhatikan ke mana arah bola dan ia
juga harus kembali ke posisi awal. Sesuaikan posisi kita dengan memperhatikan bola terlebih
dahulu, jangan langsung bergerak ketika lawan baru memukul bola.
D. Teknik Pukulan (Stroke)
Macam-macam Pukulan
1. Pukulan Forehand
Pukulan forehand dilakukan apabila bola berada disebelah kanan/kiri (sesuaikan dengan
kebiasaan tangan) tubuh. Cara melakukan pukulan ini adalah dengan merendahkan posisi
tubuh, lalu tangan yang memegang bet digerakkan ke arah pinggang. Apabila tidak kidal,
maka gerakkan tangan ke arah kanan. Pada teknik ini, siku dibentuk menjadi sudut 90 derajat
dan sekarang tinggal menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.
2. Pukulan Backhand
Posisi pukulan ini dilakukan apabila bola berada di arah yang berlawanan dengan tangan
yang memegang bet. Untuk melakukannya, rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan
yang memegang bet ke arah kiri (apabila tidak kidal). Arahkan tangan dan bet ke arah depan
dan jaga siku agar tetap berada dalam bentuk sudut 90 derajat.
Jenis Pukulan
1. Drive
Drive adalah pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan yang datar dan
sangat keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis drive, yaitu forehand drive and
backhand drive.
a) Forehand Drive
Teknik melakukan forehand drive adalah dengan menggerakkan bet ke arah depan. Gerakan
ini diikuti dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan berputar hingga 30 derajat.
Kesalahan yang biasa terjadi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah adanya
perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini menyulitkan
kontrol saat kontak dengan bola. Untuk mengatasinya, kuatkan pergelangan tangan saat sikap
permulaan, sehingga bet tidak akan mudah berubah posisi.
b) Backhand Drive
Untuk melakukan backhand drive, terlebih dahulu siku harus membentuk sudut 90 derajat.
Pergerakan bet diikuti oleh gerakan memutar badan. Usahakan kontak dengan bola saat bet
berada di depan badan agak kiri.
Kesalahan yang biasa terjadi dalam pukulan drive adalah pada gerakan kaki. Untuk
mengatasi hal ini, perbanyaklah latihan melakukan backhand.
2. Push
Push merupakan pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk membalas backspin dari
lawan. Pukulan ini bisa menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari net ketika kita
membalas pukulan. Terdapat dua jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.
a) Forehand push.
Untuk memakai teknik ini, kamu harus memperhatikan posisi bet agar sedikit terbuka.
Gerakkan bet ke arah depan dan sedikit ke bawah. Usahakan agar bola mengenai bagian
tengah bet.
b) Backhand push
Target bolanya sama dengan forehand push, bedanya yang ini menggunakan posisibackhand.
Usahakan saat terjadi kontak dengan bola, yang ada hanya gesekan tetapi kuat sehingga
menghasilkan bola backspin yang sempurna.
3. Chop
Chop merupakan pukulan backspin yang cocok untuk mode bertahan. Ada dua jenis chop,
yaitu forehand chop dan backhand chop.
a) Forehand chop.
Persiapan untuk melakukan pukulan forehand chop sama untuk melakukan pukulan forehand,
hanya saja posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet depan condong ke bawah serta usahkan agar
kontak dengan bola terjadi di depan kanan badan.
b) Backhand chop.
Posisi awal teknik ini sama dengan backhand, tetapi posisi bet agak terbuka atau sisi depan
condong ke atas. Usahakan kontak dengan bola terjadi pada bagian sisi bawah bet depan
dengan sisi bawah bola.
4. Block
Block merupakan teknik paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang keras atau
smash. Block dilakukan tepat setelah bola memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk
membuat lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang di block
akan kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand block.
a) Forehand block.
Hal yang perlu dilakukan untuk memakai teknik forehand block adalah, pertama gerakkan bet
ke depan, posisi bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Kemudian perhatikan
arah datangnya bola dan segera lakukan block setelah bola memantul dari meja.
b) Backhand block.
Sama seperti forehand block, hanya saja dilakukan pada posisi backhand.
5. ·Service
Servis maksudnya adalah pukulan bola pertama saat memulai permainan. Ada beberapa
teknik servis yaitu servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand
backspin, servis backhand backspin.
Pengertian Topspin dan Backspin
Topspin adalah memutar bola dengan searah jarum jam, sedangkan Backspin merupakan
kebalikannya.
a) Forehand Topspin.
Untuk melakukan forehand topspin, pemain harus berdiri dengan sikap persiapan di meja
bagian kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan memegang bet berada di
kanan badan dengan siku ditekuk sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri
memegang bola. Bola dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul
dengan bet. Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.
b) Backhand Topspin.
Untuk melakukan backhand topspin, pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan.
Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke pinggang sebelah kiri. Telapak
tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan
bet. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak
begitu tinggi.
c) Backhand Backspin.
Untuk melakukan backhand backspin, pemain berdiri di tengah meja dengan sikap persiapan.
Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkannya ke pinggang sebelah kiri. Telapak
tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter, pukul dengan
bet. Untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola dengan bagian
bawah bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah. Usahakan bola tidak begitu tinggi
dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.

2.3 PERATURAN-PERATURAN PERMAINAN TENIS MEJA


Berikut ini peraturan tenis meja terbaru menurut ITTF sebagai federasi tertinggi tenis meja
internasional.
1) Penilaian
– Seorang pemain memperoleh niai bila lawannya gagal melakukan pengembalian bola yang
sah. Ini termauk memukul bola keluar dari ujung atau sisi meja, memukul bola ke net, atau
gagal melakukan servis yang baik.
– Satu set dimenangkan dengan 21 poin.
– Satu permainan harus dimenangkan dengan dua poin.
– Satu pertandingan selesai dengan 2 kali menang dari 3 set atau 3 kali menang dari 5 set.
– Servis berpindah setiap 5 poin, kecuali saat deuce (20-20) dimana pemain melakukan servis
bergantian tiap 1 poin.
– Permainan tidak berhenti pada 7-0 atau skor lainnya kecuali 21 atau deuce.
2) Meja
Permukaan meja atau meja tempat bermain harus berbentuk segi empat dengan panjang
2,74m dan lebar 1,525m, dan harus datar dengan ketinggian 76 cm di atas lantai.
Permukaan meja tidak termasuk sisi permukaan meja.
Permukaan meja boleh terbuat dari bahan apa saja namun harus menghasilkan pantulan
sekitar 23 cm dari bola yang dijatuhkan dari ketinggian 30 cm.
Seluruh permukaan meja harus berwarna gelap dan pudar dengan garis putih selebar 2 cm
pada tiap sisi panjang meja 2,74 m dan tiap lebar meja 1,525 m.
Permukaan meja dibagi dalam 2 bagian yang sama secara vertikal oleh net paralel dengan
garis akhir dan harus melewati lebar permukaan masing-masing bagian meja.
Untuk ganda, setiap bagian meja harus dibagi dalam 2 bagian yang sama dengan garis tengah
berwarna putih selebar 3 mm, paralel dengan garis lurus sepanjang kedua bagian meja, garis
tengah tersebut harus dianggap menjadi 2 bagian kiri dan kanan.
3) Net
Perangkat net harus terdiri dari net, perpanjangannya dan ke dua tiang penyangga, termasuk
kedua penjepit yang dilekatkan ke meja.
Net harus terpajang dengan bantuan tali yang melekat pada ke dua sisi atas tiang setinggi
15,25 cm, batas perpanjangan ke dua tiang di setiap sisi akhir lebar meja adalah 15,25 cm.
Ketinggian sisi atas net secara keseluruhan harus 15,25 cm di atas permukaan meja.
Dasar net sepanjang lebar meja harus rapat dengan permukaan meja dan perpanjangan ujung
net harus serapat mungkin dengan tiang penyangga.
4) Bola
Bola harus bulat dengan diameter 40 mm.
Berat bola harus 2,7 gram.
Bola harus terbuat dari bahan selulosa (celluloid) atau sejenis bahan plastik, berwarna putih
atau oranye, dan tidak mengkilap.
5) Bet
Ukuran, berat dan bentuk raket tidak ditentukan, tetapi daun raket harus datar dan kaku.
Daun raket minimal 85 % terbuat dari kayu diukur dari ketebalannya; lapisan perekat di
dalam kayu dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti serat karbon (carbon fibre)
atau serat kaca (glass fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak
boleh lebih dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang
dipakai sebagai acuan.
Sisi daun raket yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet licin/halus
maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar (tanpa spons) maka
ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih dari 2.0 mm, atau jika
menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di dalamnya menghadap keluar atau
ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem
perekat.
Karet bintik biasa adalah lapisan tunggal karet yang bukan seluler (cellular), sintetik atau
alami, dengan bintik yang menyebar dipermukaannya secara merata dengan kepadatan tidak
kurang dari 10 per-cm2 dan tidak lebih dari 30 per-cm2.
Karet lapis (sandwich rubber) adalah lapisan tunggal karet seluler (biasa disebut spons) yang
ditutupi/ditumpuk dengan satu lapisan luar karet bintik biasa (biasa disebut topsheet),
ketebalan dari karet bintik tidak lebih dari 2 mm.
Karet penutup daun raket tidak melebihi daun raket itu sendiri, kecuali pada bagian yang
terdekat dari pegangan raket dan yang ditutupi oleh jari-jari dapat ditutupi oleh bahan lain
atau tidak ditutupi.
Daun raket, lapisan yang ada di dalam dan lapisan yang menutupinya baik karet atau lemnya
pada sisi yang digunakan untuk memukul bola harus tiada sambungan dan ketebalannya juga
merata.
Permukaan karet yang menutup daun raket di satu sisi harus berwarna merah menyala di satu
sisi dan hitam di sisi lain (tidak sama dengan warna sebelahnya), atau permukaan daun raket
yang dibiarkan polos tanpa penutup harus berwarna pudar.
Karet penutup raket yang digunakan harus tanpa perlakuan bahan kimia, merubah
karakterisktik karet secara fisik, atau hal lainnya.
Apabila terjadi sedikit kekurangan/ penyimpangan pada warna dan kesinambungan
permukaan akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh kejadian yang tidak disengaja dapat
diijinkan sepanjang tidak merubah karakteristik dari permukaan karet.
Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar raketnya selama permainan
berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan raketnya pada lawannya dan pada wasit dan
harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk memeriksa/ mencobanya.
6) Definisi-definisi
Suatu reli (rally) adalah suatu periode selama bola dalam permainan.
Bola dalam permainan mulai dari saat terakhir diam di telapak tangan bebas sebelum bola
dilambungkan pada saat servis hingga reli diputuskan sebagai suatu let atau poin.
Suatu let adalah suatu reli yang hasilnya tidak dinilai/dihitung.
Suatu poin adalah hasil suatu reli yang hasilnya dinilai/dihitung.
Tangan raket adalah tangan yang memegang raket.
Tangan bebas adalah tangan yang tidak memegang raket; lengan bebas adalah lengan dari
tangan bebas.
Seorang pemain memukul bola jika dia menyentuhnya dengan raket yang dipegangnya atau
bagian tangan dibawah pergelangan tangan yang memegang raket ketika bola masih dalam
permainan.
Seorang pemain yang menyentuh bola jika dia, atau apa saja yang dipakai atau dibawanya,
mengenai bola dalam permainan ketika bola masih berada/melintas di atas permukaan meja
dan belum melewati garis akhir, belum menyentuh bagian mejanya sejak dipukul oleh
lawannya.
Pelaku Servis/Pemain yang melakukan servis(server) adalah pemain yang memukul bola
pertama kalinya dalam suatu reli.
Penerima bola (receiver) adalah pemain yang memukul bola yang kedua pada suatu reli.
Wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk mengawasi permainan.
Pembantu wasit adalah seseorang yang ditunjuk untuk membantu wasit dengan keputusan-
keputusan tertentu.
Sesuatu yang dipakai atau dibawa oleh seorang pemain adalah segala sesuatu yang dipakai
atau dibawa, kecuali bola, pada saat reli dimulai.
Bola sudah harus dinyatakan melewati atau mengelilingi net jika telah melalui bagian mana
saja selain antara net dan tiangnya dan antara net dan permukaan meja.
Garis akhir adalah juga perpanjangan kedua arah sisi ujung meja.
7) Servis
Servis dimulai dengan bola diam berada di atas permukaan telapak tangan yang terbuka dari
tangan bebas pelaku servis (siap untuk dilambungkan).
Pelaku servis harus melambungkan bola secara vertikal ke atas, tanpa putaran, sehingga bola
naik minimal 16 cm dari permukaan telapak tangan bebas, kemudian turun tanpa menyentuh
apapun sebelum dipukul.
Pada saat bola turun, pelaku servis harus memukulnya sehingga menyentuh mejanya terlebih
dahulu dan setelah melewati net atau mengelilingi net kemudian menyentuh meja dari
penerima; pada permainan ganda, bola harus menyentuh bagian kanan dari masing-masing
meja pelaku servis dan penerima secara berurutan.
Dari mulai servis hingga bola dipukul, bola harus berada di atas perpanjangan permukaan
meja permainan (di belakang batas akhir meja) pelaku servis, dan bola tidak boleh dihalangi
dari pandangan penerima oleh pelaku servis atau pasangan gandanya atau apa saja yang
mereka bawa atau pakai.
Segera setelah bola dilambungkan, lengan dan tangan bebas pelaku servis harus
disingkirkan/ditarik dari ruang antara bola dan net. Catatan: Ruang antara bola dan net (net
dan tiang penyangga) ditentukan oleh bola yang dilambungkan.
Menjadi tanggung jawab pemain untuk melakukan servis agar wasit atau pembantu wasit
dapat diyakinkan bahwa servisnya sesuai peraturan dan demikian juga untuk memutuskan
bahwa servisnya tidak benar.
Jika wasit atau pembantu wasit ragu atas keabsahan suatu servis, maka pada kesempatan
pertama pada pertandingan tersebut, dapat menghentikan pemainan dan memperingatkan
pelaku servis; tetapi untuk servis yang meragukan berikutnya yang dilakukan oleh pemain
atau pasangannya harus dinyatakan tidak benar/sah.
Pengecualian, wasit dapat melonggarkan persyaratan servis yang baik jika diyakini bahwa
rintangan tersebut disebabkan oleh kemampuan fisik yang tidak normal (cacat).
8) Pengembalian Bola
Bola, setelah diservis atau dikembalikan, harus dipukul sehingga melewati/mengelilingi net
dan menyentuh meja lawan, baik secara langsung maupun setelah menyentuh perangkat net.
9) Urutan Permainan
Pada permainan tunggal, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu, kemudian
penerima harus melakukan pengembalian dan setelah itu pelaku servis dan penerima secara
bergantian melakukan pengembalian.
Pada permainan ganda, pelaku servis harus melakukan servis terlebih dahulu, selanjutnya
penerima melakukan pengembalian, kemudian, pasangan pelaku servis melakukan
pengembalian, pasangan penerima kemudian melakukan pengembalian dan akhirnya setiap
pemain melakukan pengembalian sesuai gilirannya.
Ketika pemain cacat yang duduk di kursi roda bermain ganda, pelaku servis melakukan servis
terlebih dahulu kemudian dikembalikan oleh penerima, tetapi setelah itu, siapa saja dari
mereka boleh melakukan pengembalian. Namun demikian, apabila kursi roda (bagian mana
saja dari kursi roda) melewati garis tengah meja, maka wasit menyatakan poin untuk
lawannya.
10) Satu Let
Reli dinyatakan let:
Jika pada saat servis, bola melewati net dan menyentuhnya, kemudian bola masuk atau
dipukul oleh penerima atau pasangannya;
-Jika servis dilakukan pada saat penerima atau pasangannya belum siap, dan baik penerima
atau pasangannya tidak berusaha memukul bola/ mengembalikan;
-Jika gagal melakukan servis atau pengembalian atau jika sesuai dengan peraturan bahwa hal
tersebut disebabkan gangguan di luar kontrol pemain;
-Jika permainan dihentikan oleh wasit atau pembantu wasit;
-Jika penerima pada pemain cacat yang menggunakan kursi roda dan pada saat servis, apakah
servisnya benar atau tidak
-Setelah mengenai meja penerima (pantulan bola) mengarah ke net.
berhenti di bagian meja penerima.
pada salah satu bagian sisi meja, bola keluar setelah mengenai bagian samping meja
penerima.
-Permainan dapat dihentikan
-Untuk mengoreksi kesalahan urutan servis, penerima, atau tempat;
-Untuk memulai sistem percepatan waktu;
-Untuk menghukum dan memperingati pemain atau penasihat;
-Karena kondisi permainan terganggu dan mempengaruhi hasil reli.
11) Poin
Selain reli dinyatakan let, pemain dinyatakan mendapat poin
Jika lawannya gagal melakukan servis yang benar;
Jika lawannya gagal melakukan pengembalian yang benar;
Jika, setelah melakukan servis atau pengembalian, bola menyentuh apa saja selain net
sebelum dipukul oleh lawannya;
Jika bola melewati meja atau berada di luar permukaan meja, tanpa menyentuh meja;
Jika lawannya menyentuh bola;
Jika lawannya dengan sengaja memukul bola dua kali secara beruntun;
Jika lawannya memukul bola dengan sisi daun raket yang tidak dilapisi karet atau tidak sesuai
dengan ketentuan sebelumnya.
Jika lawannya, atau apa saja yang dipakainya menggerakkan permukaan meja;
Jika lawannya atau apa saja yang dipakai menyentuh net;
Jika tangan bebas lawannya menyentuh permukaan meja;
Jika, dalam permainan ganda, setelah pelaku servis pertama melakukan servis ke penerima
dengan benar, kemudian lawannya memukul bola di luar dari urutannya;
Seperti yang dijelaskan dalam sistem percepatan waktu (2.15.04).
Jika pemain atau pasangan cacat yang menggunakan kursi roda dan
Lawannya tidak tidak berada pada posisi duduk yang minimal pada kursi rodanya, belakang
paha tidak menempel, ketika bola dipukul;
Lawannya menyentuh bola dengan tangan mana saja sebelum memukul bola;
Kaki lawannya menyentuh lantai semasa (bola) dalam permainan.
Seperti yang dijelaskan pada urutan permainan (2.08.03).
12) Satu Game/set
Suatu game dinyatakan dimenangkan oleh seorang pemain/ pasangan yang pertama mendapat
poin 11, kecuali kedua pemain atau pasangan sama mendapatkan poin 10, pada situasi ini,
salah satu pemain atau pasangan harus mendapat selisih kemenangan 2 (dua) poin atas
lawannya.
13) Satu Pertandingan
Suatu pertandingan terdiri dari game/set ganjil terbaik.
14) Memilih Servis, Menerima Bola, dan Tempat
Hak untuk memilih urutan servis, menerima bola, atau tempat harus diputuskan oleh undian
dan pemenangnya dapat memilih servis, atau menerima bola, atau memilih tempat terlebih
dahulu;
Bila salah satu pemain/pasangan telah memilih servis atau menerima atau memilih tempat,
maka lawannya harus memilih yang lainnya;
Setelah mencapai 2 (dua) poin, penerima/pasangan yang harus menjadi pelaku servis, dan
seterusnya secara bergantian hingga game selesai, kecuali kedua pemain/pasangan telah
sama-sama mencapai poin 10 atau sistem percepatan waktu diberlakukan, maka urutan servis
dan menerima tetap sama tetapi tiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian;
Pada setiap game/set dalam pertandingan ganda, pasangan yang berhak melakukan servis
terlebih dahulu harus menentukan siapa dari mereka yang melakukan servis pertama dan
penerima bola juga harus menentukan siapa yang terlebih dahulu menerima bola; pada
game/set berikutnya, pemain yang melakukan servis (server) pertama ditentukan oleh
pasangan tersebut dan penerima adalah pemain yang melakukan servis kepadanya pada game
sebelumnya;
Dalam ganda, tiap pindah servis, penerima sebelumnya menjadi pelaku servis dan pasangan
yang melakukan servis sebelumnya menjadi penerima servis.
Pemain/pasangan yang melakukan servis pertama pada suatu game/set menjadi penerima
pada game/set berikutnya dan untuk game terakhir/penentuan pada pertandingan ganda,
pasangan yang menerima bola kemudian harus merubah urutan yang menerima apabila salah
satu pasangan telah mencapai poin 5;
Pemain/pasangan yang memulai pada suatu sisi (tempat) dalam suatu game akan pindah
tempat pada game berikutnya dan pada game/set penentuan, pemain/pasangan, harus tukar
tempat jika salah satunya telah mendapat skor/poin 5.
15) Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat
Jika pemain melakukan kesalahan urutan servis (server maupun receiver), permainan harus
segera dihentikan oleh wasit dan dilanjutkan sesuai dengan urutan yang sebenarnya siapa
yang seharusnya melakukan servis dan menerima bola pada skor/angka yang telah dicapai,
sesuai dengan urutan pada saat mulai pertandingan dan, dalam permainan ganda, sesuai
dengan urutan pemain yang telah ditetapkan untuk melakukan servis pertama dalam game/set
tersebut sejak kesalahannya ditemukan.
Jika para pemain tidak bertukar tempat pada saat mereka seharusnya melakukannya, wasit
harus menghentikan permainan dan dilanjutkan sesuai dengan pemain yang sebenarnya pada
skor yang telah diraih, disesuaikan dengan urutan yang telah ditetapkan pada saat
pertandingan dimulai.
Dalam keadaan apapun, semua poin yang telah diraih sebelum kesalahan ditemukan harus
dihitung.
16) SISTEM PERCEPATAN WAKTU (Expedite System)
Kecuali seperti yang dijelaskan pada aturan selanjutnya, sistem percepatan waktu harus
diberlakukan setelah 10 menit permainan dalam satu game atau kapan saja diminta oleh
kedua pemain atau pasangan.
Sistem percepatan waktu tidak lagi berlaku dalam satu game jika skor yang sudah diraih
berjumlah 18 (delapan belas).
Jika bola masih dalam permainan ketika batas waktu telah habis, permainan harus
diberhentikan oleh wasit dan dilanjutkan dengan mengulang servis oleh pemain yang
melakukan servis pada saat permainan berlangsung; jika bola tidak dalam permainan (bola
mati) dan sistem percepatan waktu harus diberlakukan, permainan dilanjutkan dengan pelaku
servis adalah yang menerima bola pada reli sebelumnya.
Setelah itu, setiap pemain harus melakukan servis 1 kali secara bergantian hingga game
berakhir, dan jika pemain/pasangan yang menerima telah melakukan 13 kali pengembalian,
penerima mendapat satu poin.
Pemberlakuan sistem perccepatan waktu harus tidak merubah urutan servis dan penerima
pada pertandingan tersebut, seperti yang diuraikan pada 2.13.06.
Sekali diterapkan, sistem percepatan waktu harus terus diberlakukan hingga pertandingan
selesai.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tenis meja adalah olahraga raket yang paling terkenal di dunia dan jumlah partisipannya
menempati urutan kedua. Sejarah tenis meja ini tidak diketahui asal negaranya, Olahraga ini
dimulai kira-kira di tahun 1890-an sebagai pemain pendatang dan menebarkan keranjingan
akan olahraga ini di seluruh kota. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam permainan ini
meliputi, meja, net, bola, bet, pelapis bet, speed glue dan pakaian.

PERMAINAN BOLA KECIL BULUTANGKIS


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permainan bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga
ini dapat menarik minat bagi berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan
pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk tujuan
rekreasi, dan juga sebagai ajang persaingan. Permainan bulutangkis merupakan permainan
yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu, atau dua
orang melawan dua orang. Permainan ini mudah dilaksanakan karena alat pemukulnya
ringan, bola mudah dipukul, tidak membutuhkan lapangan yang luas, bahkan dapat
dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, serta dapat dimainkan oleh siapa saja. Oleh
karena itu, permainan bulutangkis dapat berkembang pesat. Di Indonesia, olahraga
bulutangkis mengalami perkembangan pesat karena tak lepas dari kerja keras pelatih, atlet,
dan pengurus, dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang
diraih dalam kejuaraan-kejuaraan yang diikuti oleh atlet Indonesia, seperti kejuaraan Thomas
Cup, Uber Cup, All England, Olimpiade, dan sebagainya. Prestasi bulutangkis yang diraih
bukanlah hal yang cepat dan mudah, semua itu melalui proses yang panjang, dan
membutuhkan waktu yang lama, mulai dari pemasalan, pembibitan, hingga pembinaan secara
terpadu, terarah, dan berkelanjutan. Partisipasi dari semua pihak, baik dari pemerintah
melalui sekolah, maupun dari masyarakat sangat diperlukan guna pembinaan dan
pengembangan olahraga bulutangkis, misalnya melalui perkumpulan atau klub. Dari
keduanya diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi peningkatan dan pengembangan
olahraga, termasuk bulutangkis.
Secara sistematik, untuk bisa bermain bulu tangkis dengan tepat dan baik perlu dilakukan
yaitu latihan yang dilakukan secara terencana dan terprogram yang didasarkan pada
pelaksanaan yang benar dan teratur. Secara sistemik, yakni berbagai komponen latihan yang
terkait harus dilaksanakan secara terpadu. Melihat banyaknya unsur latihan yang terkait,
maka perlu adanya strategi pendekatan yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana sejarah permainan Bulu tangkis?
2. Apa sajakah peraturan dalam permainan bulu tangkis?
3. Bagaimana teknik dasar dalam bermain permainan bulu tangkis?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini salah satunya yaitu untuk menyelesaikan tugas akhir mata
kuliah umum bulu tangkis dan tentunya untuk menambah pengetahuan penulis dan pembaca
tentang permainan bulu tangkis atau mungkin menumbukan minta dan bakat para pembaca
dengan membaca makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bulu Tangkis
Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan.
Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang
dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Olahraga bulutangkis
dimainkan di atas lapangan yang di batasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar
tertentu. Lapangan di bagi dua sama besar dan di pisahkan oleh net yang direnggangkan di
kedua tiang net yang ditanam di pinggir lapangan.
Bulutangkis adalah suatu permainan yang menggunakan sebuah raket dan shuttlecock yang di
pukul melewati sebuah net. Permainan dimulai dengan cara menyajikan bola atau service,
yaitu memukul bola dari petak service kanan ke petak servis kanan lawan, sehingga jalan
bola menyilang.

2.2 Sejarah Permainan Bulu Tangkis


Olah raga yang menggunakan bola dan raket ini berkembang di Mesir kuno sekitar 2000
tahun lalu. Nenek moyangnya adalah sebuah permainan Tionghoa bernama Jianzi yang
melibatkan penggunaan bola tetapi tanpa raket. Objek atau misi permainan ini adalah untuk
menjaga bola agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan, permainan ini dimainkan oleh anak-anak disebut dengan
Battledores atau Shuttlecocks, raketnya memakai dayung/tongkat (Battledores). Ini cukup
populer di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan
kartun untuk permainan ini. Penduduk Britania membawa permainan ini ke Jepang,
Tiongkok, dan Siam selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi
permainan anak- anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis
diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka
menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab itu kota Pune
dikenal sebelumnya sebagai Poona, pada masa itu permainan tersebut juga dikenali sebagai
Poona. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt,
seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” Ini
melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat
Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi
Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-
gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England. Bulutangkis menjadi sebuah olah
raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini
mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia. Federasi Bulutangkis
Internasional (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia,
Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota
pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Olah raga ini menjadi olah raga
Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan
sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.
Perkembangan Bulutangkis di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan
bangsa Indonesia, sejak masa sebelum revolusi fisik, gerakan kemerdekaan, sampai dengan
periode pembangunan masa orde baru dewasa ini. Beberapa orang Belanda membawa jenis
cabang. olahraga ini, serta pelajar-pelajar Indonesia yang pulang belajar dari luar negeri,
dengan cepat menjadikan cabang olahraga ini digemari masyarakat. Pada sekitar tahun 40 –
an, cabang ini telah merasuk di setiap pelosok masyarakat. Namun cabang olahraga ini baru
menemukan bentuk organisasinya setelah tiga tahun diselenggarakan PON I di Solo 1948.
Tepatnya tanggal 5 Mei 1951, Persatuan Bulutangkis Indonesia baru terbentuk disingkat
PBSI di kota Bandung. Kegiatan yang semarak, pertandingan kompetisi yang teratur, dalam
waktu tujuh tahun telah membuahkan hasil yang positif yakni keberhasilan merebut Thomas
Cup, lambang supremasi dunia Bulutangkis. Hampir tidak masuk akal menurut pertimbangan
ilmiah, bangsa yang baru saja hancur karena perang kemerdekaan, ternyata mampu meraih
prestasi gemilang di dunia internasional. Keberhasilan ini tidak saja mengejutkan dari arti
prestasi, tetapi juga memberikan pengaruh yang mantap. Keberhasilan itu sekaligus menarik
perhatian pemerintah masyarakat, sehingga sejak tahun 1958 itu, PBSI tidak lagi bekerja
seorang diri. Tidak saja hasil di Thomas Cup, sejak saat itu para pemain Indonesia mampu
menunjukkan prestasinya di berbagai turnamen internasional, seperti All England, Asian
Games, Uber Cup dan lain-lainnya. Oleh karena perkembangannya sudah cukup luas, maka
perlu didirikan organisasi yang akan mengatur kegiatan bulutangkis. Organisasi tersebut
diberi nama “Internasional Badminton Federation” (IBF) pada tanggal 5 Juli 1934. Di
Indonesia sendiri dibentuk organisasi induk tingkat nasional yaitu Persatuan Bulutangkis
Seluruh Indonesia (PBSI) pada tanggal 5 Mei 1951. Kemudian pada tahun 1953 Indonesia
menjadi anggota IBF. Dengan demikian Indonesia berhak untuk mengikuti perandingan-
pertandingan Internasional.

2.3 Peraturan Permainan Bulu Tangkis


Peraturan permainan bulutangkis ditetapkan oleh WBF (World Badminton Federation).
Beberapa peraturan tersebut adalah :
1. Ukuran Lapangan
a.Garis di dalam lapangan ditandai dengan warna putih, hitam, atau warna lainnya yang
terlihat jelas, dengan tebal garis 3,8 cm (1½ inci). Dalam menandai lapangan, lebar dari garis
tengah lapangan harus dibagi dua, sama antara bidang servis kanan dan kiri. Ketebalan garis
servis pendek dan garis servis panajng (masing-masing 3,8 cm atau (1½ inci) harus berada di
dalam ukuran 13” atau sama dengan 3,96 m yang dicantumkan sebagai panjang lapangan
servis, dan ketebalan dari semua garis batasnya (masing-masing 3,8 cm atau 1½ inci) harus
berada dalam batas ukuran yang telah ditentukan.
b. Jika ruang yang tersedia tidak memungkinkan pemberian tanda batas lapangan untuk
permainan ganda, dapat dibuat tanda-tanda hanya untuk permainan tunggal. Garis batas
belakang juga menjadi garis servis panjang, dan tiang-tiang atau garis batas pada jaring akan
ditempatkan pada garis samping lapangan.
2. Tiang
Tinggi kedua tiang adalah 155 cm (5 kaki 1 inci) dari lantai. Tiang harus kuat, agar jaring
tegang dan lurus dan ditempatkan pada garis batas samping lapangan.
3. Jaring
Jaring harus dibuat dari tali halus yang dimasak dan dijala dengan jaring 1,6 cm sampai
dengan 2, 0 cm. Jaring harus terentang 76 cm. Ujung atas jaring harus berada 152 cm (5 kaki)
dari lantai pada pertengahan lapangan dan 155 cm dari lantai pada tiang-tiangnya. Jaring
harus mempunyai tepi dari pita putih selebar 3,8 cm, serta bagian tengah pita tersebut
didukung oleh kawat atau tali, yang ditarik dan ditegangkan dari ujung-ujung tiang.
4. Kok atau Shuttlecock
Sebuah shuttlecock harus memiliki berat 4,8-5,6 gram dan mempunyai 14-16 helai bulu yang
dilekatkan pada kepala dari gabus yang berdiameter 2,5-2,9 cm. Panjang bulu dari ujung
bawah sampai ujung yang menempel pada dasar gabus kepalanya adalah 6,2 – 6,9 cm. Bulu-
bulu ini menyebar menjauhi gabus dan berdiameter 5,5-6,3 cm pada ujung bawahnya, serta
diikat dengan benang atau bahan lain cocok sehingga kuat.
5. Pemain
Permainan harus dimainkan oleh masing-masing satu permainan di satu sisi lapangan (pada
permainan tunggal) atau masing-masing dua pemain di satu sisi (pada permainan ganda). Sisi
lapangan tempat tim yang mendapat giliran melakukan servis dinamakan sisi dalam (inside),
sedangkan sisi yang timnya menerima servis dinamakan sisi luar (outside).
6. Pengundian
Sebelum pertandingan dimulai, wasit memanggil kedua tim/pemain yang berlawanan untuk
mengundi pihak yang berhak melakukan servis pertama dan memilih sisi lapangan bagi
timnya untuk memulai permainan.
7. Penilaian
Ada beberapa macam penilaian :
a. Jumlah nilai (skor) permainan ganda atau tunggal putra, terdiri atas 15 angka, seperti yang
telah ditentukan sebelumnya. Misalnya, dalam pertandingan dengan nilai 15, bila kedua belah
pihak telah mencapai angka 14 sama. Pihak yang pertama kali memperoleh angka 14 dapat
menambahkan nilai akhir dengan 3 angka (dikenal dengan sebutan setting game). Jika
pertandingan telah ditetapkan (diset), maka nilai awal yang ditentukan dinamakan “love-all”.
Pihak pertama yang mencapai angka 3 dinyatakan sebagai pemenang.
b. Jumlah skor pada pertandingan tunggal putri adalah 11 angka. Jika telah dicapai angka 10-
10 , maka pihak yang lebih dahulu mencapai angka 10 berhak menambah nilai tambahan
akhir dengan 3 angka. Pihak yang pertama mencapai 3 angka dinyatakan sebagai pemenang.
c. Kedua pihak yang bertanding akan memainkan tiga sel pertandingan untuk menentukan
pemenang. Pemain yang mampu memenangkan lebih dahulu 2 sel pertandingan (2 games)
akan dinyatakan sebagai pemenang. Pemain akan bertukar sisi lapangan (tempat) pada setiap
akhir suatu game. Pada game ketiga, pemain juga akan berpindah lapangan ketika nilai akhir
mencapai :
1) Skor 8 pada pertandingan dengan 15 angka
2) Skor 6 pada pertandingan dengan 11 angka
3) Skor 11 pada sistem reli poin 21 angka
Keterangan :
Aturan reli poin adalah 1 game terdiri atas 21 poin. Jika kedua pemain mencapai poin 20-20,
maka terjadilah deuce (yus). Pemenang dapat ditentukan jika telah muncul selisih 2 poin
(misalnya 22-20). Bila selisih masih 1 poin (21-20), pemenang belum dapat ditentukan.
Angka maksimal tiap game adalah 30. Dengan demikian, jika terjadi poin 29-29, maka
pemenangnya adalah pemain yang terlebih dulu mencapai angka 30.
8. Pertandingan Ganda
Beberapa peraturan dalam pertandingan ganda adalah sebagai berikut :
a.Telah ditetapkan pihak mana yang akan melakukan servis pertama pemain di bidang servis
kanan memulai pukulan servis ke arah lawan yang berdiri secara diagonal dihadapannya.
b.Pukulan servis pertama yang dilakukan pihak berada di sisi dalam lapangan selalu
dilakukan dari bidang servis kanan.
c. Hanya pemain yang menjadi “sasaran” servis saja yang boleh menerima servis. Jika
shuttlecock tersentuh atau dipukul oleh pemain pasangannya, pihak yang berada disisi dalam
mendapat angka.
d.Hanya satu pemain pada pihak yang melakukan servis permulaan atau pertama dari suatu
pertandingan yang dapat melakukan pukulan servis tersebut.
e.Jika seorang pemain melakukan servis yang tidak pada gilirannya atau dari sisi lapangan
yang salah, dan pihak yang melakukan servis yang memenangkan reli tersebut, maka akan
terjadi let kembali yang harus diajukan sebelum pukulan servis berikut dilakukan.
9. Pertandingan Tunggal
Dalam pertandingan tunggal, peraturan 8a dan 8e berlaku pada pertandingan tunggal.
Tambahan peraturan untuk pertandingan tunggal adalah sebagai berikut:
a. Permaianan akan melakukan servis dari atau menerima servis dari bidang servis kanan
hanya bila nilai pelaku servis adalah 0 atau angka genap pertandingan. Servis dilakukan dan
diterima dari bidang servis kiri bila nilai pelaku servis merupakan angka ganjil.
b. Kedua pemain yang bertanding akan mengubah bidang servis tempat masing-masing
pemain itu berdiri setiap kali sebuah angka dibuat.
10. Kesalahan
Kesalahan yang dilakukan pemain yang berada pada sisi dalam lapangan akan menggagalkan
servis yang dilakukannya. Jika kesalahan dilakukan oleh pemain yang berada di sisi luar (sisi
lapangan yang menerima servis), maka satu angka diperoleh pihak yang berada di sisi dalam
(sisi lapangan yang melakukan servis).
11. Kesalahan terjadi jika
a. Saat melakukan servis, posisi shuttlecock pada saat disentuh raket berada di atas ketinggian
pinggang pemain; atau salah satu bagian dari kepala raket berada pada posisi lebih tinggi
dari salah satu bagian tangan pelaku servis yang memegang raket ketika shuttlecock disentuh
raket.
b. Saat melakukan servis, shuttlecock jatuh ke bidang servis yang salah yakni ke sisi yang
tidak berhadapan diagonal dengan pelaku servis; atau jatuh di muka garis servis pendek; atau
jatuh dibelakang garis servis panjang; atau jatuh di luar garis batas samping lapangan.
c. Kaki pelaku servis tidak berada dalam bidang servisnya, atau kaki penerima servis tidak
berada dalam bidang servisnya yang terletak bersebarangan diagonal dan bidang servis
pelaku servis, sampai pukulan servis selesai dilakukan.
d. Sebelum atau ketika melakukan servis, salah satu pemain melakukan gerak tipu atau pura-
pura atau secara sengaja mengejutkan lawannya.
e. Pada servis ataupun sedang reli, shuttlecock jatuh di luar garis batas lapangan, melayang
menembus atau di bawah jaring, menyentuh langit-langit, menyentuh dinding samping, atau
menyentuh tubuh atau pakaian pemain.
f. Shuttlecock yang sedang dalam permainan dipukul sebelum menyeberang ke sisi lapangan
pihak yang melakukan pukulan.
g. Waktu shuttlecock dalam permainan, pemain menyentuh jaring atau tiang penyangga
dengan raket, bagian tubuh, atau bajunya.
h. Shuttlecock menempel pada raket saat pukulan dilakukan atau shuttlecock dipukul dua kali
berurutan.
i. Saat dalam permainan, seorang pemain tersentuh shuttlecock ketika ia berada di dalam atau
di luar batas lapangan.
j. Pemain menghalang-halangi lawan.
12. Umum
a. Pelaku servis tidak boleh melakukan servis hingga penerima servis dalam keadaan siap.
Penerima servis dianggap siap jika ia melakukan gerakan untuk menerima servis yang telah
dibayangkan.
b. Pelaku dan penerima servis harus berdiri di dalam batas bidang servisnya masing-masing
dan bagian dari kedua kaki pemain ini harus tetap bersentuhan dengan lantai, dalam posisi
diam, hingga shuttlecock disentuh raket.
c.Jika saat servis atau reli, shuttlecock menyentuh dan tidak melampui jaring, maka hal itu
dianggap tidak sah.
d. jika saat servis dan reli, shuttlecock tersangkut pada net, maka diajukan let.
e. jika penerima servis dinyatakan salah karena bergerak pada saat servis sedang dilakukan,
atau karena tidak berada dalam batas bidang servis yang seharusnya, sementara pada saat
yang sama pelaku servis juga dinyatakan melakukan kesalahan, maka diajukan let.
f. Jika diajukan let, permainan yang terjadi servis sejak servis terakhir yang benar, tidak
dihitung. Pemain yang baru saja melakukan servis akan melakukan servis ulang, kecuali jika
peraturan lain telah ditetapkan.
g. Jika pelaku servis pada saat melakukan servis tidak mengenai shuttlecock, maka ia
dianggap melakukan kesalahan (fault); tetapi jika shuttlecock tersentuh raket, servis telah
dianggap telah dilakukan.
h. Jika dalam permainan shuttlecock menyentuh jaring dan tetap tersangkut disana, atau
menyentuh jaring dan jatuh di posisi pemukulnya, atau menyentuh lantai diluar lapangan; dan
pemain lawan menyentuh jaring atau shuttlecock dengan raket dan tubuhnya, maka tidak ada
pinalti, sebab shuttlecock dianggap dalam permainan.
i. Jika pemain memukul shuttlecock dengan arah ke bawah , ketika berada dekat jaring
dengan harapan bahwa shuttlecock akan terpukul kembali olehnya, hal ini dianggap
menghalangi lawan. Maka wasit wajib menyatakan kesalahan (fault) atau let, jika hal tersebut
terjadi tanpa pemain mengajukannya. Jika pemain mengajukan hal tersebut, maka wasit harus
memberikan keputusan.
13. Kontinuitas Permainan
Permainan harus berkelanjutan dari servis yang pertama hingga akhir pertandingan, ketika
tim menang diputuskan, kecuali:
a. Pada internasional Badminton Championship dan Ladies Internasional Badminton
Championship harus diizinkan suatu waktu istirahat (tidak lebih dari 5 menit) yakni antara
pertandingan kedua dan ketiga.
b. Di daerah yang kondisi cuacanya menyebabkan waktu istirahat dibutuhkan (maksimal 5
menit), yakni antara pertandingan kedua dan ketiga, baik untuk tunggal, ganda atau
keduanya.
c. Karena keadaan yang tak terhindarkan oleh pemain, wasit dapat menunda permainan
hingga waktu yang menurut pertimbangannya dibutuhkan.

2.4 Teknik Dasar Bermain Bulu Tangkis


Dalam bermain bulutangkis, kita memerlukan teknik yang tepat agar permainan kita tidak
buruk atau setidak bisa memukul kok lebih kuat karena menggunakan teknik yang tepat.
Berikut adalah teknik dasar dalam bermain bulu tangkis:
1. Cara Memegang Raket (Grip)
Ada 2 cara yang dapat kita gunakan untuk memegang raket secara benar, yaitu forehand grip
dan backhand grip.
a. Forehand Grip
Pegangan forehand (pegangan dasar) Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan
raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan
sedang bersalaman.
b. Backhand Grip
Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan
forehead.
Cara Latihan:
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi
menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.
1) Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap
rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.
2) Lakukan gerakan raket ke arah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan
tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya
tekukan pada pergelangan tangan. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.
3) Memukul bola (kok) ke tembok.
4) Bouncing ball.
Sikap berdiri pada saat melakukan servis ada dua, yaitu :
1) Servis forehand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan
kaki kanan di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang. Pada saat kok
dipukul, berat badan pindahkan ke depan.
2) Servis backhand dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengah pada
daerah servis kira-kira setengah meter di belakang garis pendek. Kaki kanan di depan dan
kaki kiri di belakang, berat badan berada di tengah dan pada saat servis dilakukan berat badan
pindahkan ke depan.
Sikap berdiri pada saat menerima servis, baik forehand maupun backhand:
1) Sikap berdiri untuk permainan tunggaladalah berdiri pada daerah servis kira-kira di
tengah-tengah daerah servis dan satu meter di belakang garis servis pendek.
2) Sikap berdiri untuk permainan ganda adalah pemain lebih maju ke depan tetapi tidak
melewati garis servis pendek. Kaki kiri di depan dan kaki kanan di belakang. Berat badan
berada di kaki depan dengan posisi labil (kedua kaki agak jinjit). Pada saat servis dilakukan
berat badan dipindahkan ke arah datangnya kok, mungkin ke depan atau belakang tergantung
pada jenis servis.
Sikap berdiri pada saat rally
Sikap ini sangat bervariasi, tergantung pada posisi pemain, apakah ia melakukan serangan
atau bertahan. Juga harus diperhatikan dari mana arah datangnya kok, apakah dari depan,
belakang, di atas kepala, di samping atau di bawah. Sebagai patokan, sikap berdiri pemain
tunggal dianjutkan untuk selalu berdiri di tengah-tengah lapangan dan kedua kaki tidak
sejajar.
Gerak Kaki (Foot Work)
Gerak kaki atau kerja kaki adalah gerakan langkah-langkah yang mengatur badan untuk
menempatkan posisi badan agar memudahkan pemain dalam melakukan gerakan memukul
kok sesuai dengan posisinya.
2. Teknik Pukulan
a.Pukulan Servis
Pukulan servis merupakan pukulan dengan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang
lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Macam-macam
pukulan servis, yaitu:
- Pukulan Servis Drive
Tujuan dari servis drive adalah memukul kok dengan cepat, mendatar, dan setipis mungkin
melewati net. Sasarannya adalah sudut titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan
garis tengah lapangan. Cara melakukan pukulan servis ini adalah dengan melemparkan kok
agak jauh dari badan. Lengan bergerak bebas dan leluasa dalam mengayunkan raket.
- Pukulan Servis Pendek
Servis pendek adalah servis di mana kok melintas tipis melewati net. Pukulannya
mengarahkan kok ke sudut perpotongan garis servis depan dengan garis tengah atau garis
servis dan garis tepi. Coba Anda lakukan servis pendek dengan cara berikut ini.
1. Tangan kanan memegang raket dan tangan kiri memegang kok.
2. Perpindahan berat badan dimulai dari kaki belakang ke kaki depan.
3. Ayunkan raket dari belakang setinggi bahu ke depan.
4. Lepaskan kok dan pukullah kok dengan penuh atau dipotong.
- Pukulan Servis Panjang
Servis panjang bertujuan menerbangkan kok setinggi-tingginya sehingga jatuh ke garis
belakang bidang lapangan lawan. Pada permainan tunggal, servis panjang dilakukan dengan
memukul penuh kok. Untuk melakukan pukulan servis panjang, Anda dapat melakukan cara
berikut.
1. Letakkan kaki kiri ke depan.
2. Titik berat badan berada di antara kedua kaki.
3. Ayunkan tangan yang memegang raket ke belakang sampai setinggi bahu.
4. Pukullah kok setelah ayunan sampai di depan badan dengan mencambukkan pergelangan
tangan.
- Pukulan Servis Cambukan
Servis cambukan menerbangkan kok ke belakang. Hasil pukulan ini bisa membingungkan
lawan sehingga kok jatuh tanpa disadari pihak lawan. Sasaran servis ini adalah sudut
perpotongan garis tepi dengan garis belakang dan sudut perpotongan garis belakang dengan
garis tengah. Servis ini caranya sama dengan servis biasa. Tetapi, pukulan mendadak
dicambukkan saat raket menyentuh kok.
b. Pukulan Lob
Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk
menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan
lawan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara
menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang.
- Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul
shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.
c. Pukulan Smash
Smash adalah suatu jenis pukulan yang dilakukan dengan tenaga keras dan umumnya
ditujukan untuk meraih skor yang mengarah kebawah lapangan lawan pada olahraga
bulutangkis, tenis, dan voli.
Berikut adalah saran untuk melakukan smash pada permainan bulutangkis:
a) Jangan gunakan tenaga yang banyak dulu, konsentrasikan dulu pemakaian tenaga
pergelangan tangan.
b) Percepat gerakan memukul kok dengan memakai tenaga dari pergelangan tangan.
c) Pembangkitan tenaga saat melakukan smash harus cepat/seketika dan fokuskan
perpindahan tenaga dari kepala raket ke kok.
d) Jangan pergunakan tenaga yang banyak sebelum tekniknya benar.
Posisi pegangan raket (grip) saat melakukan smash:
a) Pegangan (grip) mesti relax dulu sebab dengan begitu kita baru bisa memakai tenaga
pergelangan tangan secara keras kebawah.
b) Pakailah pegangan grip yang sesuai dengan style masing- masing pemain, misalnya
bahan yang terbuat dari kain atau karet atau sejenisnya.
c) Jangan pegang ujung raket terlalu keras sebab saat smash gerakan akan menjadi kaku.
d) Sebelum smash pegangan grip mesti relax, per-erat jari-jari tangan hanya pada saat
pemukulan kok saja.
e) Posisi badan, kaki, tangan dan timing harus juga diperhitungkan.
Beberapa tips untuk melakukan smash yang kuat (powerful smash):
a) Kok harus tinggi dan juga berada di depan badan si pemain.
b) Pada saat memukul kok, pergelangan tangan memukul dengan cepat kearah bawah dan ke
arah dalam, kepala raket mengenai kok langsung pada posisi tegak lurus terhadap kok.
c) Saat memukul kok, kita harus mempercepat pergelangan tangan dan pemakaian tenaga
mesti fokus, jari-jari memegang grip dengan cukup ketat untuk menambah ledakan dan
mempercepat laju kepala raket.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Permainan bulutanngkis merupakan permainan yang sangat digemari di Indonesia. Permainan
ini membutuhkan tempat yang tidak terlalu luas untuk memainkannya. Permainan ini
minimal dapat dimainkan oleh dua orang dan maksimal oleh empat orang.

3.2 Saran
Permainan bulutangkis harus dibina sejak usia dini untuk menghasilkan bibit atlit yang
berpotensi. Untuk itu atlit alit besar Indonesia perlu mendidik anak usia dini dalam bermain
bulutangkis agar dapat mengangkat nama baik Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai