“TENIS MEJA”
Anggota :
Sylvia
Yuliana
Yahya Khoirudin
Imam Nuraini
Kelas VIII
Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua
associate member dari Oceania.
Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU
dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur
petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan
general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.
B. Indonesia:
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya
dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain
keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan
mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia).
Pada tanggal 5 Oktober 1951 dalam kongresnya di Surakarta, PPPSI mengalami perubahan
nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia).
Ketika KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) didirikan pada 1967, PTMSI langsung
menjadi anggota. Di luar negeri, pada 1960 PTMSI resmi menjadi anggota TTFA (Table Tennis
Federation of Asia) atau ATTU (Asian Table Tennis Union) di masa kini, pada 1961 menjadi
anggota ITTF (International Table Tennis Federation), dan pada 1996 menjadi anggota
SEATTA (South East Asia Table Tennis Association).
Latar belakang berdirinya PTMSI (Saat masih bernama PPSI) didasari oleh dua hal utama,
yakni: memasyarakatkan olahraga pingpong di Indonesia dan meningkatkan prestasi atlet-
atlet pingpong, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sejalan dengan perubahan dan penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) PTMSI, latar belakang
itu secara implicit terlihat dalam rumusan visi PTMSI, yakni untuk mewujudkan cita-cita
membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang mampu berkarya guna pembangunan,
mampu berprestasi dan ikut serta dalam usaha perdamaian dunia. Lalu rumusan AD PTMSI
berikutnya mengungkapkan misi PTMSI sebagai derivat visi di atas, sebagaimana yang
tertuang pada Pasal 4 yang berbunyi:
Membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang sehat dan segar baik jasmani maupun
rohani, hingga mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan bangsa dan
Negara Kesatuan Indonesia;
Membina dan menjadikan manusia Indonesia mampu berprestasi dalam bidang
olahraga tenis meja nasional dan internasional; dan
Memupuk dan membina persahabatan antar bangsa.
Visi dan misi ini secara tidak langsung menggarisbawahi adanya harapan yang begitu besar
dan mulia serta cita-cita yang luhur pada olahraga tenis meja di bawah penanganan induk
organisasinya.
Ketika pertama kali PTMSI terbentuk, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) dipegang oleh
Nanlogi selama tiga periode (1951-1955, 1955-1959 dan 1959-1963). Kemudian empat
periode berikutnya dipimpin oleh Sani Lupias Abdurrachman (1963-1967, 1967-1971, 1971-
1976 dan 1976-1979). Tampuk kepemimpinan PTMSI selanjutnya dipegang oleh Ali Said, SH
selama empat periode (1979-1983, 1983-1987, 1987-1991 dan 1991-1996). Siti Hedijati
Hariadi Prabowo SE, atau yang dikenal dengan nama panggilan akrab Titiek Prabowo
kemudian menjabat periode berikutnya (1996-2000), namun sayang pada tahun 1997, beliau
mengundurkan diri menyusul lengsernya sang ayah, Soeharto sebagai Presiden RI.
PP PTMSI saat itu (periode 1996-2000) kemudian dikendalikan oleh Sjafrie Sjamsoeddin,
yang tetap berada pada posisi sebagai Wakil Ketua Umum. Pada periode selanjutnya tampil
Triyanto Saudin (2000-2004) namun karena diderai berbagai masalah, baik internal maupun
eksternal, kepemimpinannya berakhir pada 21 April 2002 lewat Munaslub. Ketua umum PB
PTMSI setelah itu dijabat oleh Dr.Tahir, MBA (2002-2006) (2006-2012).
Pada tanggal 12 Desember 2011 di Hotel Merlynn Jakarta berlangsung Munaslub yang
memperpanjang masa kepemimpinan Dr.Tahir, MBA hingga periode 2011-2015 karena
adanya dukungan 23 dari 32 Pengprov PTMSI di seluruh Indonesia.
Selain kegiatan-kegiatan, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan
nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal
tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali (meskipun sekarang sudah vakum)
serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali
Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface”
harusberbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter.
Permukaan iniharus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas lantai.b. Permukaan
atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan kemungkinan pantulanbola
setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola standar (sebaiknya yang
jenismedium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.c.
Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua. Permukaan meja ini
tidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih sebesar 20 mm di semua sisinya.1) Garis
putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi nama ”batas
akhir” (endlines)2) Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74
meter akan diberi nama” batas sisi” ( side lines)d. Bagi permainan ganda, permukaan meja ini
akan dibagi menjadi dua bagian dengan garisputih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel
dengan batas sisi dan akan diberi nama ” batastengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah
digambarkan secara permanen ini tak perludihapus apabila meja hendak dipakai untuk
permainan tunggal.
2. Net
Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan
perantaraansebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.b. Net ini
akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiangpenyangga
setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus berjarak 152,5 mm
dari batas sisi permukaan meja.c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri
harus berukuran : panjang 1.83 msedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung
atas net, harus berjarak 152,2 mm diatas permukaan meja.
3. Bola.
Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum 28.2
mm.b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.c. Bola ini harus
terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus berwarna putihatau king
tanpa ada efek berkilat ( harus suram).4. Bet atau raketa. Ukuran raket bebas, demikian juga
bentuk dan beratnya.b. ”Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola)
harus terbuat dari kayuseluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.c. Bagian permukaan dari
setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk memukul bola, harus berwarna
gelap suram setiap pinggiran atas hiasan dipinggir blade tidak berwarna putih atau
berrefleksi.
Posisi tubuh yang baik saat bermain tenis meja antara lain:
Cara memegang bet ada dua macam, antara lain sebagai berikut.
1) Penholder grip(Pegangan tangkai pena) Gagang bet dipegang melingkar oleh ibu jari dan
jari telunjuk. Ketiga jari lainnya menahan di belakang gagang bet. Biasanya, pegangan seperti
ini digunakan oleh pemain tipe menyerang dengan pukulan forehand drive.
2) Shakehand grip(Pegangan jabat tangan). Gagang bet dipegang melingkar oleh ibu jari dan
ketiga jari lainnya.Jari telunjuk terpisah menahan di belakang bet. Posisi bet berdiri dan
mengarah ke depan dan ke belakang pemain.
Pukulan
Permainan tenis meja dikenal pukulan forehanddan pukulan backhand. Berikut cara
melakukan kedua pukulan tersebut.
1) Pukulan Forehand
Taktik penyerangan diperlukan untuk memenangkan pertandingan. Serangan yang cepat dan
keras dapat mematahkan lawan, namun hal ini ditunjang dengan teknik dasar yang baik.
Dalam suatu pertandingan, pemain harus dapat mengambil inisiatif dalam permainan, maka
penguasaan teknik dan pola penyerangan menjadi hal yang wajib dikuasai oleh pemain.
Membuka serangan haruslah melihat datangnya bola. Dekat jauhnya bola dari net harus
diperhatikan, kemudian pemain dapat menentukan serangan. Bola yang jatuh dekat net harus
dapat dijangkau dengan serangan dekat net. Tetapi bola yang jatuh di luar jangkauan
serangan haruslah mengejar atau mendekati net dahulu, kemudian lakukan serangan jarak
jauh.
Keuntungan serangan jarak jauh ialah pemain mempunyai waktu untuk bersiap dan lebih
mudah untuk mengontrol bola. Serangan jarak jauh dapat digunakan untuk menghadapi cut
defensivejarak pendek atau melakukan counter attack.
Berikut adalah cara melakukan serangan dengan menggunakan beberapa teknik dasar.
Forehand drive
Cara melakukannya:
Cara melakukan:
Cara melakukan:
1. Kaki kiri di depan, badan agak miring ke kanan dengan berat badan bertumpu pada
kaki kanan.
2. Lengan ditarik ke belakang dan pinggang miring ke kanan belakang.
3. Setelah bola mental dengan titik teratas, lengan mulai diayunkan dari bawah ke atas
memukul dan menekan bola ke bawah.
Forehand loop drive
Cara melakukan:
1. Kaki kiri di depan, badan miring ke kanan dengan pundak kiri menghadap meja, lengan
ditarik ke belakang sehingga bet mendekati lutut kaki kanan.
2. Setelah bola mental pada titik terakhir lengan dibantu dengan kekuatan lutut kaki
kanan dan badan menggesek bola ke atas, bet berhenti di belakang kepala dan loop
drivedilakukan dengan pergelangan tangan, siku dan lengan.
3. Praktik bermain tenis meja
Setelah Anda mempelajari sarana dan prasarana serta teknik dasar bermain tenis meja, maka
langkah berikutnya adalah harus mempraktikkannya sehingga Anda dapat
menguasainya.Praktik bermain tenis meja akan menyenangkan jika sarana dan prasarananya
telah tersedia. Akan tetapi, jika di sekolahmu tidak tersedia, Anda dapat memodifikasinya.
Misalnya, lapangan tenis meja dapat menggunakan 4 buah meja belajar yang digabungkan,
untuk netnya dapat menggunakan tali rapia, dan jika tidak ada bet dapat menggunakan piring
yang terbuat dari plastik.