Anda di halaman 1dari 9

Sejarah Tenis Meja

Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu, tenis meja
hanya dilakukan di balai pertemuan orang-orang Belanda sebagai suatu permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain
keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut. Sebelum perang dunia
ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenis mejaan mendirikan PPPSI (Persatuan
Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tanggal 5 Oktober 1951 dalam kongresnya di Surakarta,
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia) atau All Indonesia Table Tennis Association.

Ketika KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) didirikan pada 1967, PTMSI langsung
menjadi anggota. Di luar negeri, pada 1960, PTMSI resmi menjadi anggota TTFA (Table
Tennis Federation of Asia) atau ATTU (Asian Table Tennis Union) di masa kini, pada 1961
menjadi anggota ITTF (International Table Tennis Federation), dan pada 1996 menjadi
anggota SEATTA (South East Asia Table Tennis Association).

Latar belakang berdirinya PTMSI (Saat masih bernama PPPSI) didasari oleh dua hal utama,
yakni: memasyarakatkan olahraga pingpong di Indonesia dan meningkatkan prestasi atlet-
atlet pingpong, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sejalan dengan perubahan dan
penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) PTMSI, latar belakang itu secara implisit terlihat
dalam rumusan visi PTMSI, yakni untuk mewujudkan cita-cita membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang mampu berkarya guna pembangunan, mampu berprestasi dan ikut
serta dalam usaha perdamaian dunia. Lalu rumusan AD PTMSI berikutnya mengungkapkan
misi PTMSI sebagai derivat visi di atas, sebagaimana yang tertuang pada Pasal 4 yang
berbunyi:

    "Membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang sehat dan segar baik jasmani
maupun rohani, hingga mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan
bangsa dan Negara Kesatuan Indonesia;

    Membina dan menjadikan manusia Indonesia mampu berprestasi dalam bidang


olahraga tenis meja nasional dan internasional; dan

    Memupuk dan membina persahabatan antar bangsa."

Visi dan misi ini secara tidak langsung menggarisbawahi adanya harapan yang begitu besar
dan mulia serta cita-cita yang luhur pada olahraga tenis meja di bawah penanganan induk
organisasinya. Ketika pertama kali PTMSI terbentuk, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP)
dipegang oleh Nanlogi selama tiga periode (1951-1955, 1955-1959 dan 1959-1963).
Kemudian empat periode berikutnya dipimpin oleh Sani Lupias Abdurrachman (1963-1967,
1967-1971, 1971-1976 dan 1976-1979). Tampuk kepemimpinan PTMSI selanjutnya
dipegang oleh Ali Said, SH selama empat periode (1979-1983, 1983-1987, 1987-1991 dan
1991-1996). Siti Hedijati Hariadi Prabowo SE, atau yang dikenal dengan nama panggilan
akrab Titiek Prabowo kemudian menjabat periode berikutnya (1996-2000), namun sayang
pada tahun 1997, beliau mengundurkan diri menyusul lengsernya sang ayah, Soeharto
sebagai Presiden RI.

PP PTMSI saat itu (periode 1996-2000) kemudian dikendalikan oleh Sjafrie Sjamsoeddin,
yang tetap berada pada posisi sebagai Wakil Ketua Umum. Pada periode selanjutnya tampil
Triyanto Saudin (2000-2004) namun karena diderai berbagai masalah, baik internal maupun
eksternal, kepemimpinannya berakhir pada 21 April 2002 lewat Munaslub. Ketua umum PB
PTMSI setelah itu dijabat oleh Dr.Tahir, MBA (2002-2006) (2006-2012).

Pada tanggal 12 Desember 2011 di Hotel Merlynn Jakarta berlangsung Munaslub yang
memperpanjang masa kepemimpinan Dr.Tahir, MBA hingga periode 2011-2015 karena
adanya dukungan 23 dari 32 Pengprov PTMSI di seluruh Indonesia. Kepengurusan hasil
Munaslub 2011 akhirnya dibatalkan oleh Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI)
karena dianggap melanggar AD/ART PTMSI 2008 yang mengharuskan PTMSI kembali
menggelar Munas untuk menentukan posisi Ketua Umum. Pada tanggal 24-25 September
bertempat di Balaikota kota Surakarta / Solo akhirnya digelar Munas 2012 untuk memenuhi
putusan BAORI. Hasil Munas 2012 ternyata sama persis dengan hasil Munaslub 2011 yang
memilih kembali Dr.Tahir sebagai Ketua Umum masa bakti 2012-2016 setelah
memenangkan voting melawan Benny Tjokro Saputro. KONI yang tetap tidak merestui hasil
Munas, melalui Satlak Prima membentuk sendiri susunan Timnas yang akan berangkat ke
Sea Games Myanmar 2013. Hal ini memicu kekecewaan Dr. Tahir yang kemudian
mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum PB. PTMSI. KONI kemudian mengambil alih
kepengurusan PB. PTMSI dengan membentuk Caretaker yang mengambil alih sementara
tugas PB. PTMSI dan untuk menjembatani terlaksananya Munas kembali. Pengprov
pendukung Dr. Tahir mengadakan sendiri Munaslub tanggal 31 Oktober 2013 yang
menghasilkan Ketua Umum Oegroseno sedangkan Caretaker bentukan KONI juga berhasil
menyelenggarakan Munas PTMSI tanggal 4 Februari 2014 yang memilih Marzuki Alie
sebagai Ketua Umum secara aklamasi sehingga terjadi dualisme kepengurusan sampai saat
ini.

Selain kegiatan-kegiatan, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan
nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada
awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali (meskipun sekarang sudah
vakum) serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.

Setelah berumur cukup lama dan menjadi populer di dunia, Tenis Meja semakin menyebar
dan turut menjadi terkenal hingga ke wilayah Asia, terutama Jepang, Cina, dan Korea. Konon
tentara Inggrislah yang menyebarkan permainan tersebut. Dua puluh lima tahun pertama
sejak World Championship diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 1926 di London,
Inggris, permainan ini masih didominasi oleh jawara-jawara dari Eropa, terutama Inggris dan
Hungaria. Namun mulai tahun 1952, dominasi Eropa digeser oleh Asia. Adalah Jepang yang
merupakan jawara Tenis Meja pertama dari Asia. Pemain Jepang Hiroji Satoh menjadi
terkenal setelah berhasil menjadi jawara tenis meja dunia untuk nomor kategori Tunggal
Putra dengan mengalahkan Jozsef Koczian dari Hungaria. Yang membuat Satoh lebih
terkenal lagi saat itu adalah kemunculannya dengan raket model baru. Jika sebelumnya para
pemain menggunakan raket dengan karet berbintik, Satoh menggunakan raket dari kayu yang
dilapisi spons karet. Raket ala Satoh ini dikenal memiliki kemampuan lebih dalam hal
kecepatan dan putaran.

Setahun kemudian, Cina menyusul Jepang dan masuk ke dalam kompetisi tersebut, namun
baru pada tahun 1959 Cina berhasil menjadi juara untuk kategori Tunggal Putra dengan
mengalahkan Hungaria dalam kompetisi di Dortmund, Jerman Barat. Sejak itu, Cina dan
Jepang mulai mendominasi dunia Tenis Meja dan secara konsisten menjadi jawara untuk
kategori Tunggal Putra. Namun pada tahun 1990-an Eropa kembali bangkit dengan
memenangkan beberapa pertandingan. Untuk perkembangan terkini, jawara-jawara Tenis
Meja didominasi oleh pemain-pemain Asia, terutama Cina. Misalnya, pada bulan Mei 2010,
dari 7 pemain terbaik dunia untuk kategori tunggal putra, 6 di antaranya dari Cina (dan 1 dari
Jerman). Untuk pemain Tunggal Putri, angkanya lebih fantastis lagi. Tujuh belas pemain
terbaik dunia berasal dari Asia, terdiri dari Cina, Hongkong, Jepang, Korsel, dan Singapura.
Baru pada urutan 18 terdapat pemain non-Asia, yakni Liu Jia dari Australia (menilik
namanya, sepertinya pemain Australia ini pun memiliki hubungan sejarah dengan Cina).

Sebagai catatan, kompetisi tahunan ini sempat absen diselenggarakan selama 7 tahun mulai
1940 hingga 1946 karena terganggu 2 Perang Dunia. Baru tahun 1947 kompetisi kembali
diadakan. Namun mulai tahun 1957, jadwalnya diubah dari tahunan menjadi 2 tahunan.

Usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja sendiri, di Asia baru
berakar pada waktu diselenggarakannya Kejuaraan Dunia di Bombay pada bulan Februari
1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam Kejuaraan Dunia tersebut memutuskan
untuk membentuk Federasi Tenis Meja Asia yang dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan
sebutan "The Table Tennis Federation of Asia" atau TTFA. Federasi ini telah
menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :

Ke 1 di Singapura tahun 1952.

Ke 2 di Tokyo tahun 1953.

Ke 3 di Singapura tahun 1954.

Ke 4 di Manila tahun 1957.

Ke 5 di Bombay tahun 1960.

Ke 6 di Manila tahun 1963.

Ke 7 di Seoul tahun 1964.

Ke 8 di Singapura tahun 1967.

Ke 9 di Jakarta tahun 1969.

Ke 10 di Nagoya tahun 1970.

Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum
menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaktub di dalam anggaran dasar
TTFA, sehingga pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR
Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan
pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan
dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu Kamboja, Cina, DPR Korea, Iran,
Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Sri Lanka,
Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan
pendahuluan tersebut diubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk
Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan mengadopsi
komunike dan Anggaran Dasar serta langsung memilih pengurus ATTU.
Kejuaraan Asia masa kepengurusan ATTU ke I dan Kongres ATTU ke-1 diselenggarakan di
Beijing pada bulan September 1972.

Enam kongres ATTU dan Kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :

1. Beijing.

2. Yokohama.

3. Pyong-Yang.

4. Kuala Lumpur.

5. Calcuta.

6. Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.

Tujuan dibentuknya ATTU adalah :

1. Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara
dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis
meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.

2. Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar
pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni,
besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.

Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua
associate member dari Oseania. Sekretariat ATTU ditempatkan di Beijing tempat domisilinya
sekretaris jendral, bulletin ATTU dalam bahasa Inggris juga sudah diterbitkan sejak tahun
1979. ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang
mengatur pertenis mejaan di Asia dari ITTF pada tahun 1975, bertepatan dengan
penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.

Teknik Dasar Permainan Tenis Meja


Pada dasarnya, teknik dasar permainan tenis meja dapat dibagi menjadi empat:

Teknik Memegang Bet (Grip)

Teknik memegang bet merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan tenis meja.
Secara garis besar pegangan dapat dibedakan menjadi dua macam:

a.    Memegang Bet Seperti Berjabat Tangan (Shakehand Grip)


b.   Shakehand Grip sangat populer terutama di negara-negara Eropa atau dunia Barat.
Dengan pegangan ini, seorang pemain dapat menggunakan kedua sisi bet.

c.    Memegang Bet Seperti Memegang Tangkai Pena (Penhold Grip)Penhold Grip dikenal
pula dengan Asia Grip, walaupun kebanyakan pemain Asia menggunakan Shakehand Grip.
Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan.

d.      Seemiller Grip. Seemiller Grip juga disebut dengan American Grip, yang merupakan


versi dari Shakehands Grip.Cara memegang ini hampir sama dengan shakehand
grip. Bedanya pada seemiller grip, bet bagian atas diputar dari 20-90 derajat ke arah tubuh.
Jari telunjuk menempel di sepanjang sisi bet.

Kelebihan gaya seemiller grip adalah mudah melakukan blok, mudah menguasai permainan


di tengah meja mudah melakukan perubahan sisi bet pada saat permaianan berlangsung,
pergelangan tangan mudah digerakkan untuk pukulan forehand.

Kelemahan pada gaya seemiller grip adalah kesulitan melakukan pukulan backhand yang


jauh dari meja, kesulitan melakukan pukulan sudut, tidak efektif untuk pola bertahan.

Teknik Siap Sedia (Stance)

Stance berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat
memukul bola. Ada dua bentuk stance utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis
meja:

a.       Square Stance

Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja. Biasanya posisi ini digunakan
untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari
lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun
diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dengan baik.

b.      Side Stance

Side Stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping
kanan. Pada side stance, jarak antara bahu ke meja atau ke net harus ada yang lebih dekat.
Misalnya untuk pukulan forehand bagi pemain tangan kiri, bahu kiri harus lebih dekat ke net,
begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk pukulan backhand
bagi pemain tangan kanan, bahu kanan beserta kaki kanannya harus lebih dekat ke net.

Teknik Gerakan Kaki (Footwork)

Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor
ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam
permainan ganda.

Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah,
dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke
samping kiri, samping kanan atau diagonal.
Penggunaan gerakan kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipast antara bola yang
datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah melangkahkan
kaki atau hanya satu langkah saja. Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain
agak jauh, dengan dua langkah sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja,
harus dicapai dengan tiga langkah atau lebih.

Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Tipe ini biasanya digunakan
oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya:

1)        Lutut sedikit ditekuk.

2)        Berat badan dibagi secara rata di kedua kaki.

3)        Berat badan ditumpukan pada ujung kaki.

4)        Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan
ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka caranya sama.

5)        Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan forehand maka kaki
kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.

6)        Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola dan kembali ke posisi
awal. Bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan kaki kanan. Bila tidak dalam posisi siap,
maka harus bergerak ke arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.

Teknik Pukulan (Stroke)

a.    Macam-macam Pukulan

1.    Pukulan Forehand

Pukulan forehand dilakukan jika bola berada disebelah kanan tubuh.Cara melakukan pukulan


ini adalah dengan merendahkan posisi tubuh, lalu gerakkan tangan yang memegang bet ke
arah pinggang. Jika tidak kidal gerakan ke arah kanan. Siku membentuk sudut kira-kira 90
derajat. Sekarang tinggal menggerakkan tangan kedepan tanpa merubah siku.

2.    Pukulan Backhand

Pukulan backhand dilakukan jika bola berada disebelah kiri badan. Cara melakukannya


pertama rendahkan posisi tubuh lalu gerakkan tangan ke arah pinggang sebelah kiri. Jika
tidak kidal, dengan sudut siku sembilan puluh derajat. Gerakkan tangan dan bet ke arah
depan, jaga siku agar tetap sembilan puluh derajat dan bet tetap lurus.

b.    Jenis Pukulan

1.         Drive

Drive merupakan pukulan dengan ayunan panjang sehingga menghasilkan pukulan yang


datar dan keras. Tipe pukulan ini keras dan cepat. Ada dua jenis drive, yaitu forehand
drive and backhand drive.
a)   Forehand drive

Cara melakukan forehand drive, pertama gerakkan bet ke arah depan. Gerakan ini diikuti


dengan perputaran badan kearah depan kira-kira badan berputar tiga puluh derajat.

Kesalahan dan cara mengatasi dalam melakukan pukulan forehand drive adalah terjadi


perubahan pada posisi bet akibat bergeraknya pergelangan tangan. Hal ini menyulitkan saat
kontak dengan bola. Kuatkan pergelangan tangan saat sikap permulaan, sehingga bet tidak
akan mudah berubah posisi.

b)   Backhand drive.

Cara melakukan backhand drive, pertama siku membentuk sudut sembilan puluh


derajat. Pergerakan bet diikuti oleh gerak memutar badan. Usahakan kontak dengan bola saat
bet berada di depan badan agak kiri.

Kesalahan yang sering terjadi dalam pukulan drive dan cara mengatasinya adalah gerakan
kaki. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak latihan backhand

2.         Push

Push  adalah pukulan backspin pasif yang dilakukan untuk menghadapi backspin. Pukulan ini


dapat menjaga agar bola tidak melambung terlalu tinggi dari net. Ada dua
jenis push, yaitu forehand push dan backhand push.

a)   Forehand push.

Perhatikan agar posisi bet sedikit terbuka Gerakan bet kedepan dan sedikit kebawah.
Usahakan bola mengenai bet bagian tengah.

b)   Backhand push

Perkenaan bolanya sama dengan forehand push. Bedanya ini menggunakan backhand.
Usahakan kontak bola hanya terjadi gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan
bola backspin yang sempurna. Usahakan perkenaan bola di kiri mendekati bagian depan
tubuh

3.         Chop

Chop merupakan pukulan backspin yang bersifat bertahan. Ada dua


jenis chop,  yaitu forehand chop danbackhand chop.

a)   Forehand chop.

Persiapan dalam melakukan pukulan forehand chop sama untuk


melakukan pukulan forehand, tapi posisi bet agak terbuka. Gerakkan bet ke depan condong
ke bawah. Usahkan kontak dengan bola terjadi di depan kanan badan. Perkenaan bola pada
sisi bet depan agak bawah dan perkenaan pada bola pada sisi bawah bola.

b)   Backhand chop.
Posisi awal sama dengan backhand, tetapi posisi bet terbuka atau sisi depan condong ke
atas. Usahakan kontak bola pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah
bola. Usahakan perkenaan bola di kiri agak depan tubuh.

4.         Block

Block adalah cara paling sederhana untuk mengembalikan pukulan yang


keras. Block dilakukan setelah bola memantul dari meja. Hal ini dilakukan untuk membuat
lawan tidak dapat melancarkan serangan dengan cepat, karena bola yang di block akan
kembali dengan cepat. Ada dua jenis block, yaitu forehand block danbackhand block.

a)   Forehand block.

Cara melakukan forehand block yang pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi
depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenaan bola dengan bet tepat pada tengah
bet.

b)   Backhand block.

Bet berada disebelah kiri tubuh. Gerakkan bet ke depan jika ingin melakukan blocking, posisi
bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenan bola dengan bet tepat pada tengah
bet.

5.         Service / Servis

Servis yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Ada beberapa teknik servis yaitu
servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin, servis backhand
backspin.

a)   Topspin

Arah putaran bola (dimana bola berputar searah jarum jam). Backspin merupakan arah
putaran bola juga (bola berputar berlawanan jarum jam).

b)   Forehand Topspin.

Untuk melakukan forehand topspin pemain berdiri dengan sikap persiapan di meja bagian


kanan dan menghadap sektor kiri meja lawan. Tangan kanan memegang bet berada di kanan
badan dengan siku ditekuk sebesar sembilan puluh derajat. Telapak tangan kiri memegang
bola. Bola dilambungkan setinggi enam belas senti meter, kemudian dipukul dengan bet.
Usahakan pantulan bola tidak begitu tinggi dari net.

c)   Backhand Topspin.

Untuk melakukan backhand topspin pemain berdiri di tengah meja dengan sikap


persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkanya ke pinggang sebelah
kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter,
pukul dengan bet. Usahakan bola tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja
lawan tidak begitu tinggi.

d)  Backhand Backspin.

Untuk melakukan backhand backspin pemain berdiri di tengah meja dengan sikap


persiapan. Tangan kanan memegang bet dengan mendekatkannya ke pinggang sebelah
kiri. Telapak tangan kiri memegang bola. Lambungkan bola setinggi enam belas senti meter,
pukul dengan bet. Untuk melakukan pukulan ini hanya menggesek bagian belakang bola
dengan bagian bawah bet. Gerakan bet ke depan condong turun ke bawah. Usahakan bola
tidak begitu tinggi dari net sehingga pantulan bola di meja lawan tidak begitu tinggi.

Anda mungkin juga menyukai