Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu, tenis meja
hanya dilakukan di balai pertemuan orang-orang Belanda sebagai suatu permainan rekreasi.
Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain
keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut. Sebelum perang dunia
ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenis mejaan mendirikan PPPSI (Persatuan
Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tanggal 5 Oktober 1951 dalam kongresnya di Surakarta,
PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh
Indonesia) atau All Indonesia Table Tennis Association.
Ketika KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) didirikan pada 1967, PTMSI langsung
menjadi anggota. Di luar negeri, pada 1960, PTMSI resmi menjadi anggota TTFA (Table
Tennis Federation of Asia) atau ATTU (Asian Table Tennis Union) di masa kini, pada 1961
menjadi anggota ITTF (International Table Tennis Federation), dan pada 1996 menjadi
anggota SEATTA (South East Asia Table Tennis Association).
Latar belakang berdirinya PTMSI (Saat masih bernama PPPSI) didasari oleh dua hal utama,
yakni: memasyarakatkan olahraga pingpong di Indonesia dan meningkatkan prestasi atlet-
atlet pingpong, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sejalan dengan perubahan dan
penyempurnaan Anggaran Dasar (AD) PTMSI, latar belakang itu secara implisit terlihat
dalam rumusan visi PTMSI, yakni untuk mewujudkan cita-cita membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang mampu berkarya guna pembangunan, mampu berprestasi dan ikut
serta dalam usaha perdamaian dunia. Lalu rumusan AD PTMSI berikutnya mengungkapkan
misi PTMSI sebagai derivat visi di atas, sebagaimana yang tertuang pada Pasal 4 yang
berbunyi:
"Membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang sehat dan segar baik jasmani
maupun rohani, hingga mampu berkarya dan berpartisipasi dalam pembangunan
bangsa dan Negara Kesatuan Indonesia;
Visi dan misi ini secara tidak langsung menggarisbawahi adanya harapan yang begitu besar
dan mulia serta cita-cita yang luhur pada olahraga tenis meja di bawah penanganan induk
organisasinya. Ketika pertama kali PTMSI terbentuk, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP)
dipegang oleh Nanlogi selama tiga periode (1951-1955, 1955-1959 dan 1959-1963).
Kemudian empat periode berikutnya dipimpin oleh Sani Lupias Abdurrachman (1963-1967,
1967-1971, 1971-1976 dan 1976-1979). Tampuk kepemimpinan PTMSI selanjutnya
dipegang oleh Ali Said, SH selama empat periode (1979-1983, 1983-1987, 1987-1991 dan
1991-1996). Siti Hedijati Hariadi Prabowo SE, atau yang dikenal dengan nama panggilan
akrab Titiek Prabowo kemudian menjabat periode berikutnya (1996-2000), namun sayang
pada tahun 1997, beliau mengundurkan diri menyusul lengsernya sang ayah, Soeharto
sebagai Presiden RI.
PP PTMSI saat itu (periode 1996-2000) kemudian dikendalikan oleh Sjafrie Sjamsoeddin,
yang tetap berada pada posisi sebagai Wakil Ketua Umum. Pada periode selanjutnya tampil
Triyanto Saudin (2000-2004) namun karena diderai berbagai masalah, baik internal maupun
eksternal, kepemimpinannya berakhir pada 21 April 2002 lewat Munaslub. Ketua umum PB
PTMSI setelah itu dijabat oleh Dr.Tahir, MBA (2002-2006) (2006-2012).
Pada tanggal 12 Desember 2011 di Hotel Merlynn Jakarta berlangsung Munaslub yang
memperpanjang masa kepemimpinan Dr.Tahir, MBA hingga periode 2011-2015 karena
adanya dukungan 23 dari 32 Pengprov PTMSI di seluruh Indonesia. Kepengurusan hasil
Munaslub 2011 akhirnya dibatalkan oleh Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI)
karena dianggap melanggar AD/ART PTMSI 2008 yang mengharuskan PTMSI kembali
menggelar Munas untuk menentukan posisi Ketua Umum. Pada tanggal 24-25 September
bertempat di Balaikota kota Surakarta / Solo akhirnya digelar Munas 2012 untuk memenuhi
putusan BAORI. Hasil Munas 2012 ternyata sama persis dengan hasil Munaslub 2011 yang
memilih kembali Dr.Tahir sebagai Ketua Umum masa bakti 2012-2016 setelah
memenangkan voting melawan Benny Tjokro Saputro. KONI yang tetap tidak merestui hasil
Munas, melalui Satlak Prima membentuk sendiri susunan Timnas yang akan berangkat ke
Sea Games Myanmar 2013. Hal ini memicu kekecewaan Dr. Tahir yang kemudian
mengundurkan diri dari posisi Ketua Umum PB. PTMSI. KONI kemudian mengambil alih
kepengurusan PB. PTMSI dengan membentuk Caretaker yang mengambil alih sementara
tugas PB. PTMSI dan untuk menjembatani terlaksananya Munas kembali. Pengprov
pendukung Dr. Tahir mengadakan sendiri Munaslub tanggal 31 Oktober 2013 yang
menghasilkan Ketua Umum Oegroseno sedangkan Caretaker bentukan KONI juga berhasil
menyelenggarakan Munas PTMSI tanggal 4 Februari 2014 yang memilih Marzuki Alie
sebagai Ketua Umum secara aklamasi sehingga terjadi dualisme kepengurusan sampai saat
ini.
Selain kegiatan-kegiatan, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan
nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada
awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali (meskipun sekarang sudah
vakum) serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
Setelah berumur cukup lama dan menjadi populer di dunia, Tenis Meja semakin menyebar
dan turut menjadi terkenal hingga ke wilayah Asia, terutama Jepang, Cina, dan Korea. Konon
tentara Inggrislah yang menyebarkan permainan tersebut. Dua puluh lima tahun pertama
sejak World Championship diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 1926 di London,
Inggris, permainan ini masih didominasi oleh jawara-jawara dari Eropa, terutama Inggris dan
Hungaria. Namun mulai tahun 1952, dominasi Eropa digeser oleh Asia. Adalah Jepang yang
merupakan jawara Tenis Meja pertama dari Asia. Pemain Jepang Hiroji Satoh menjadi
terkenal setelah berhasil menjadi jawara tenis meja dunia untuk nomor kategori Tunggal
Putra dengan mengalahkan Jozsef Koczian dari Hungaria. Yang membuat Satoh lebih
terkenal lagi saat itu adalah kemunculannya dengan raket model baru. Jika sebelumnya para
pemain menggunakan raket dengan karet berbintik, Satoh menggunakan raket dari kayu yang
dilapisi spons karet. Raket ala Satoh ini dikenal memiliki kemampuan lebih dalam hal
kecepatan dan putaran.
Setahun kemudian, Cina menyusul Jepang dan masuk ke dalam kompetisi tersebut, namun
baru pada tahun 1959 Cina berhasil menjadi juara untuk kategori Tunggal Putra dengan
mengalahkan Hungaria dalam kompetisi di Dortmund, Jerman Barat. Sejak itu, Cina dan
Jepang mulai mendominasi dunia Tenis Meja dan secara konsisten menjadi jawara untuk
kategori Tunggal Putra. Namun pada tahun 1990-an Eropa kembali bangkit dengan
memenangkan beberapa pertandingan. Untuk perkembangan terkini, jawara-jawara Tenis
Meja didominasi oleh pemain-pemain Asia, terutama Cina. Misalnya, pada bulan Mei 2010,
dari 7 pemain terbaik dunia untuk kategori tunggal putra, 6 di antaranya dari Cina (dan 1 dari
Jerman). Untuk pemain Tunggal Putri, angkanya lebih fantastis lagi. Tujuh belas pemain
terbaik dunia berasal dari Asia, terdiri dari Cina, Hongkong, Jepang, Korsel, dan Singapura.
Baru pada urutan 18 terdapat pemain non-Asia, yakni Liu Jia dari Australia (menilik
namanya, sepertinya pemain Australia ini pun memiliki hubungan sejarah dengan Cina).
Sebagai catatan, kompetisi tahunan ini sempat absen diselenggarakan selama 7 tahun mulai
1940 hingga 1946 karena terganggu 2 Perang Dunia. Baru tahun 1947 kompetisi kembali
diadakan. Namun mulai tahun 1957, jadwalnya diubah dari tahunan menjadi 2 tahunan.
Usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja sendiri, di Asia baru
berakar pada waktu diselenggarakannya Kejuaraan Dunia di Bombay pada bulan Februari
1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam Kejuaraan Dunia tersebut memutuskan
untuk membentuk Federasi Tenis Meja Asia yang dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan
sebutan "The Table Tennis Federation of Asia" atau TTFA. Federasi ini telah
menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum
menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaktub di dalam anggaran dasar
TTFA, sehingga pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR
Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan
pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan
dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu Kamboja, Cina, DPR Korea, Iran,
Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malaysia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Sri Lanka,
Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan
pendahuluan tersebut diubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk
Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan mengadopsi
komunike dan Anggaran Dasar serta langsung memilih pengurus ATTU.
Kejuaraan Asia masa kepengurusan ATTU ke I dan Kongres ATTU ke-1 diselenggarakan di
Beijing pada bulan September 1972.
Enam kongres ATTU dan Kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :
1. Beijing.
2. Yokohama.
3. Pyong-Yang.
4. Kuala Lumpur.
5. Calcuta.
1. Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara
dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis
meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.
2. Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar
pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni,
besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.
Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua
associate member dari Oseania. Sekretariat ATTU ditempatkan di Beijing tempat domisilinya
sekretaris jendral, bulletin ATTU dalam bahasa Inggris juga sudah diterbitkan sejak tahun
1979. ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang
mengatur pertenis mejaan di Asia dari ITTF pada tahun 1975, bertepatan dengan
penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.
Teknik memegang bet merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan tenis meja.
Secara garis besar pegangan dapat dibedakan menjadi dua macam:
c. Memegang Bet Seperti Memegang Tangkai Pena (Penhold Grip)Penhold Grip dikenal
pula dengan Asia Grip, walaupun kebanyakan pemain Asia menggunakan Shakehand Grip.
Pada pegangan ini hanya satu sisi bet yang dapat digunakan.
Stance berarti posisi kaki, badan dan tangan pada saat siap menunggu bola atau pada saat
memukul bola. Ada dua bentuk stance utama yang biasa digunakan dalam permainan tenis
meja:
a. Square Stance
Square Stance adalah posisi badan menghadap penuh ke meja. Biasanya posisi ini digunakan
untuk menerima servis dari lawan atau siap kembali setelah mengembalikan pukulan dari
lawan. Dengan satu langkah ke samping kiri, samping kanan, ke depan, ke belakang maupun
diagonal, pemain diharapkan dapat mengembalikan bola dengan baik.
b. Side Stance
Side Stance berarti posisi badan menyamping, baik ke samping kiri maupun ke samping
kanan. Pada side stance, jarak antara bahu ke meja atau ke net harus ada yang lebih dekat.
Misalnya untuk pukulan forehand bagi pemain tangan kiri, bahu kiri harus lebih dekat ke net,
begitu pula kaki kirinya harus lebih dekat ke net. Sebaliknya stance untuk pukulan backhand
bagi pemain tangan kanan, bahu kanan beserta kaki kanannya harus lebih dekat ke net.
Footwork dalam tenis meja pada garis besarnya dibedakan untuk nomor tunggal dan nomor
ganda. Footwork yang digunakan dalam permainan tunggal sudah otomatis digunakan dalam
permainan ganda.
Jika dilihat dari banyaknya langkah footwork, untuk tunggal dapat dibedakan: satu langkah,
dua langkah dan tiga langkah atau lebih. Arah pergerakannya bisa ke depan, ke belakang, ke
samping kiri, samping kanan atau diagonal.
Penggunaan gerakan kaki disesuaikan dengan jarak yang harus diantisipast antara bola yang
datang dengan posisi pemain. Jika jaraknya sangat dekat, mungkin tidak usah melangkahkan
kaki atau hanya satu langkah saja. Jika jarak antara bola yang datang dengan posisi pemain
agak jauh, dengan dua langkah sudah cukup. Akan tetapi, jika jaraknya cukup jauh dari meja,
harus dicapai dengan tiga langkah atau lebih.
Metode gerak kaki yang sering kita gunakan adalah two-step. Tipe ini biasanya digunakan
oleh pemain dengan tipe menyerang. Cara melakukannya:
4) Bila ingin melangkah ke kiri, kaki kiri digeser ke arah kiri dan berat badan dibebankan
ke arah kaki kiri. Bila perlu melakukan dua kali langkah, maka caranya sama.
5) Kaki kanan mengikuti kaki kiri, jika ingin melakukan pukulan forehand maka kaki
kanan ditarik ke belakang sehingga sama seperti posisi awal melakukan pukulan forehand.
6) Setelah melakukan pukulan, harus memperhatikan arah bola dan kembali ke posisi
awal. Bila ingin bergerak ke kiri dorong dengan kaki kanan. Bila tidak dalam posisi siap,
maka harus bergerak ke arah belakang, tetapi jika lawan memukul bola kita jangan bergerak.
a. Macam-macam Pukulan
1. Pukulan Forehand
2. Pukulan Backhand
b. Jenis Pukulan
1. Drive
b) Backhand drive.
Kesalahan yang sering terjadi dalam pukulan drive dan cara mengatasinya adalah gerakan
kaki. Untuk mengatasi hal ini adalah dengan memperbanyak latihan backhand
2. Push
a) Forehand push.
Perhatikan agar posisi bet sedikit terbuka Gerakan bet kedepan dan sedikit kebawah.
Usahakan bola mengenai bet bagian tengah.
b) Backhand push
Perkenaan bolanya sama dengan forehand push. Bedanya ini menggunakan backhand.
Usahakan kontak bola hanya terjadi gesekan tetapi kuat sehingga menghasilkan
bola backspin yang sempurna. Usahakan perkenaan bola di kiri mendekati bagian depan
tubuh
3. Chop
a) Forehand chop.
b) Backhand chop.
Posisi awal sama dengan backhand, tetapi posisi bet terbuka atau sisi depan condong ke
atas. Usahakan kontak bola pada bagian sisi bawah bet depan dengan sisi bawah
bola. Usahakan perkenaan bola di kiri agak depan tubuh.
4. Block
a) Forehand block.
Cara melakukan forehand block yang pertama gerakkan bet ke depan, posisi bet tertutup (sisi
depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenaan bola dengan bet tepat pada tengah
bet.
b) Backhand block.
Bet berada disebelah kiri tubuh. Gerakkan bet ke depan jika ingin melakukan blocking, posisi
bet tertutup (sisi depan bet menghadap ke bawah). Perhatikan arah datangnya bola, segera
lakukan block setelah bola memantul dari meja, perkenan bola dengan bet tepat pada tengah
bet.
5. Service / Servis
Servis yaitu memukul bola untuk menyajikan bola pertama. Ada beberapa teknik servis yaitu
servis forehand topspin, servis backhand topspin, servis forehand backspin, servis backhand
backspin.
a) Topspin
Arah putaran bola (dimana bola berputar searah jarum jam). Backspin merupakan arah
putaran bola juga (bola berputar berlawanan jarum jam).
b) Forehand Topspin.
c) Backhand Topspin.
d) Backhand Backspin.