Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI BELANJA SATKER

DAN DESA

DI SUSUN OLEH
CHANTIKA
ANNISA PUTRI
TRIYA PUTRI H
MARSELA

SMKN 1 BAKAUHENI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

1
2
PENGERTIAN MAKALAH

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) makalah diartikan dalam dua
pengertian yakni tulisan resmi tentang suatu pokok yang dimaksudkan untuk dibacakan di
muka umum dalam suatu persidangan dan yang sering disusun untuk diterbitkan; karya
tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah atau
perguruan tinggi.
Sederhananya makalah itu karya tulis bersifat ilmiah yang pembahasannya
difokuskan pada suatu masalah tertentu, telah melalui proses penelitian, observasi dan
riset lapangan secara benar dan aktual. Pembahasan isi masalah dalam makalah
berhubungan dengan suatu mata kuliah, atau bidang spesialisasi tertentu.

2
3
STRUKTUR MAKALAH

Sebelum menggarap makalah simak lebih dulu seperti beberapa kelengkapan struktur-
struktur makalah yang wajib banget ada di dalam penyusunan makalahmu nanti.
1. Cover/Sampul Makalah
Cover adalah sampul dari makalah yang memuat judul logo, identitas penulis, serta tempat
dan tahun terbit. Untuk bagian cover, sebaiknya kamu menggunakan pengaturan rata
tengah (center) agar cover terlihat lebih rapi.
2. Kata pengantar
Kata pengantar sebagai pengantar agar pembaca memiliki pandangan umum terhadap
makalah yang kamu buat dan berisikan sambutan atau ucapan syukur karena telah
menyelesaikan makalah tersebut terselesaikan dengan baik .
3. Daftar isi
Daftar isi susunan sebuah halaman yang memuat informasi halaman dari isi makalah yang
kamu buat. Untuk memudahkan pembaca dalam menemukan informasi tertentu, kamu
harus memberikan keterangan halaman pada setiap bab maupun sub-bab di makalah
kamu.
4. Bab I : Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan biasanya terdiri atas 3 sub-bab yaitu latar belakang, rumusan
masalah, dan tujuan. Latar belakang harus ditulis dengan jelas dan mudah dimengerti,
selain memuat jawaban dari sebuah pertanyaan, latar belakang juga harus memuat data-
data atau fakta yang mendukung. Di bagian rumusan masalah, kamu bisa mengisinya
dengan beberapa pertanyaan yang nantinya akan kamu jelaskan di bagian pembahasan
nanti. Pada isi tujuan, kamu bisa menuliskannya secara singkat dan menggambarkan
secara jelas manfaat dari makalah yang kamu buat
5. Bab II : Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian yang paling penting dari sebuah makalah. Ini adalah
bagian yang berisi uraian pokok dari permasalahan yang akan kamu bahas. Bagian
pembahasan harus sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan membuat
makalah. Biasanya pembahasan mencakup tentang landasan teori uraian materi, solusi dan
penyelesaian dari suatu permasalahan.
6. Bab III : Penutup
Pada bagian penutup biasanya berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisikan tentang
ringkasan dari hasil pembahasan rumusan makalah. Pada bagian ini, kamu bisa
mengambil poin penting pada setiap bagian sebelumnya untuk menghasilkan sebuah
kesimpulan. Saran merupakan suatu bagian dalam makalah yang ditujukan untuk si

3
4
penulis. Saran dapat berisikan harapan kamu sebagai penulis makalah agar makalah yang
kamu buat bisa bermanfaat untuk pembaca. Berikut adalah contoh kesimpulan dan saran.
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan daftar referensi yang kamu pakai sebagai sumber atau bahan
penelitian di dalam penulisan makalah. Referensinya bisa dari buku, jurnal, atau informasi
valid yang kamu dapatkan dari internet maupun dari perpustakaan.

4
5
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan
karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah berjudul “Teknologi Digital
dan Analog”. Makalah ini penulis susun berdasarkan data dari berbagai sumber yang
penulis dapatkan dan penulis mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah
karya tulis ilmiah sederhana yang berbentuk makalah.
Selama proses pembuatan makalah ini, banyak hal yang penulis dapatkan,
termasuk ilmu pengetahuan baru , tepatnya mengenal lebih dalam tentang salah satu dari
berbagai macam materi yaitu tentang “Teknologi Digital”.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini bisa menjadikan penulis menjadi orang
yang lebih baik dari sebelumnya dengan apa yang telah penulis dapatkan dan penulis
pelajari dalam makalah ini, penulis juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat-
bagi orang lain. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini banyak
kekurangan, sebab pengetahuan penulis yang sangat terbatas, oleh karena itu kritik dan
saran penulis harapkan agar penulis dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Terima kasih.
Bakauheni, 06 Maret 2022

5
6
DAFTAR ISI

PENGERTIAN MAKALAH............................................................................................. 2
STRUKTUR MAKALAH ................................................................................................. 3
1. Cover/Sampul Makalah ......................................................................................... 3
2. Kata pengantar....................................................................................................... 3
3. Daftar isi ................................................................................................................ 3
4. Bab I : Pendahuluan .............................................................................................. 3
5. Bab II : Pembahasan .............................................................................................. 3
6. Bab III : Penutup ................................................................................................... 3
7. Daftar Pustaka ....................................................................................................... 4
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 5
DAFTAR ISI....................................................................................................................... 6
BAB I ................................................................................................................................... 7
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 7
1. 1. LATAR BELAKANG........................................................................................... 7
BAB II ................................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 8
2. 1. AKUNTANSI BELANJA ..................................................................................... 8
2. 2. AKUNTANSI ASET SATKER ......................................................................... 13
2. 3. AKUNTANSI TRANSAKSI SELAIN KAS ...................................................... 14
2. 4. AKUNTANSI TRANSAKSI PPKD-SATKER .................................................. 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 20

6
7
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. LATAR BELAKANG
Sesuai definisi dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan
Satker adalah perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna
anggaran/pengguna barang. Dalam uraian berikutnya menyangkut akuntansi di Satker,
Satker dapat terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satker Pengelola
Keuangan Daerah (SKPKD).
Khusus yang menyangkut peran akuntansi di SKPKD, yang termasuk dalam
kategori pencatatan di Satker adalah fungsi SKPKD sebagai entitas akuntansi yang
mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di Satker tersebut oleh sekretariat. Bukan sebagai
entitas pelaporan yang mewakili transaksi Pemda. Untuk fungsi yang mewakili transaksi
Pemda dilakukan oleh PPKD sebagai entitas pelaporan yang mewakili transaksi Pemda
secara keseluruhan.
Struktur akuntansi untuk Pemda menggunakan struktur akuntansi Pusat-Cabang.
Dalam hal ini akuntansi yang berlaku di Satker adalah sebagai akuntansi cabang (Branch
Office). Konsekuensi dari akuntansi Pusat – Cabang ini adalah adanya akun resiprokal
(reciprocal account) yaitu RK-PPKD (yang ada di Satker) di kelompok ekuitas dana, dan
RK-Satker (yang ada di PPKD) di kelompok aset.

7
8
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. AKUNTANSI BELANJA
1. Definisi
Definisi belanja menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah
sebagai berikut :“Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara / Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.”
Definisi lain dari belanja ini adalah seperti yang dijelaskan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 sebagai berikut :“Belanja adalah
kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan
bersih.”
Kedua definisi tersebut di atas menjelaskan bahwa transaksi belanja akan
menurunkan ekuitas dana pemerintah daerah.
Kedua peraturan yang mengatur penatusahaan belanja tersebut,
mengklasifikasikan belanja dengan klasifikasi yang berbeda. Perbedaan
dimaksud semata-mata karena ada hal lain yang ingin dicakup dalam
Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sebagaimana diketahui Permendagri No. 13
Tahun 2006 merupakan pedoman pengelolaan keuangan daerah, yang
mencakup mengenai perencanaan, penganggaran, penatausahaan, akuntansi dan
pertanggungjawaban. Sebagai instrumen penganggaran, beberapa informasi
diperlukan diantaranya informasi pengendalian.yang dikaitkan dengan konsep
anggaran berbasis kinerja.
Konsep anggaran berbasis kinerja menghendaki adanya keterkaitan antara
output/hasil dari suatu program/kegiatan dikaitkan dengan input yang
digunakan. Dalam bahasa keuangan input tersebut tercermin dari belanja yang
dikeluarkan untuk membiayai suatu program ataupun kegiatan. Oleh karena itu
untuk tujuan dimaksud dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat
pengelompokkan Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja
Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan
program dan kegiatan. Sedangkan Belanja Tidak Langsung merupakan belanja
yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program/kegiatan.
Selanjutnya untuk keperluan penyajian Laporan Pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD, Permendagri No. 13 Tahun 2006 telah mengamanatkan

8
9
bahwa penyajian laporan keuangan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :
No. PP No. 24 tahun 2005 Permendagri No. 13 tahun 2006
1 Belanja Operasi Belanja Tidak Langsung
- Belanja pe - Belanja pegawai
gawai
- Belanja barang - Belanja bunga
- Bunga - Belanja subsidi
- Subsidi - Belanja hibah
- Hibah - Belanja bantuan sosial
- Bantuan sosial - Belanja bagi hasil kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa
- Belanja bantuan keuangan kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintah Desa
- Belanja tidak terduga

Belanja modal Belanja Langsung


- Belanja tanah - Belanja pegawai
- Belanja peralatan dan mesin - Belanja barang dan jasa
- Belanja gedung dan bangunan - Belanja modal
- Belanja jalan, irigasi, dan
Jaringan
- Belanja aset tetap lainnya
- Belanja aset lainnya
Kewenangan SATKER dalam transaksi belanja meliputi :
a. Belanja tidak langsung, yaitu : belanja pegawai.
b. Belanja langsung, yaitu : belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal.

9
1
2. Akuntansi Transaksi Belanja Satker 0
a. Transaksi belanja di Satker dicatat oleh Petugas Penatausahaan Keuangan
Satker (PPK-Satker). Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan
oleh bendahara pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti
transfer ke pihak ketiga.
b. Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja, dicatat sebagai pengurang belanja. Apabila diterima
pada periode berikutnya, koreksi belanja dicatat sebagai pendapatan lain-
lain (PP No. 24 th 2005).
c. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
d. Untuk transaksi belanja modal, pencatatan dilakukan secara corollary, yaitu
dicatat dengan 2 (dua) jurnal. Satu jurnal untuk mencatat belanja, dan yang
lainnya untuk mencatat aset yang diperoleh dari transaksi belanja modal
tersebut.
e. Transaksi belanja di Satker dilakukan dengan dua (2) cara yaitu :
- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU
- pembayarannya dengan SP2D LS
f. Transaksi penerimaan fihak ketiga (PFK) merupakan transaksi transitoris
berupa penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan dan harus
diakui sebagai utang.

3. Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi belanja ini
adalah sebagai berikut :
Lampiran Dokumen
No. Transaksi Belanja Dokumen Sumber
Sumber
1 Belanja dengan mekanisme - SP2D - SPM
LS - nota debit bank - SPD
- bukti - berita acara serah
pengeluaran terima barang / jasa
lainnya
2 Belanja dengan mekanisme - Bukti Pengesahan - SPM
UP/GU/TU SPJ - SPD
- bukti transaksi lainnya
3 Penerimaan PFK - SP2D - SPM
- Bukti potongan

10
1
44 - Surat Setoran - SPM 1
Pelunasan PFK - Nota Kredit
- Bukti potongan
- Bukti
pengeluaran lainnya

4. Standar Jurnal Transaksi Belanja


Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi belanja di Satker :
No. Transaksi Standar Jurnal
1 Penerimaan SP2D UP/GU/TU oleh Dr. Kas di Bend Pengeluaran …......... xx
bendahara pengeluaran di Satker Cr. RK-PPKD
………………..……….…. xx
2 Pelaksanaan Belanja dengan Dr. Belanja ……………........................ xx
menggunakan uang persediaan Cr. Kas di Bend Pengeluaran ............. xx
yang sebelumnya dicairkan melalui
SP2D UP/GU/TU
3 Pelaksanaan belanja dengan Dr. Belanja ……………........................ xx
menggunakan SP2D LS Cr. RK-PPKD ....................................... xx

Dalam hal terjadi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU dari Satker ke
BUD, maka jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :
4 Pengembalian kas SP2D UP/TU di Dr. RK-PPKD ........................................ xx
Satker Cr. Kas di Bend Pengeluaran ................ xx

Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-Satker juga mengakui
penambahan aset (sesuai dengan jenis asetnya) dengan menjurnal :
5 Belanja modal yang menggunakan Dr. Belanja modal ………................ xx
uang persediaan Cr. Kas di Bend Pengeluaran .............. xx
6 Belanja modal dengan Dr. Belanja modal …………...………. xx
menggunakan SP2D LS Cr. RK-PPKD ...................................... xx
7 Pengakuan aset tetap dari belanja Dr. Aset tetap ………........................ xx
modal Satker Cr. Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Aset tetap ... xx
Keterangan : Pengakuan aset pada butir No. 7 disesuaikan dengan kebijakan akuntansi
tentang kapitalisasi aset yang merupakan pengakuan terhadap jumlah kas/setara kas dan
nilai wajar imbalan lainnya yang dibayarkan sebagai penambah nilai aset tetap.
11
1
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, meskipun dana yang diterima oleh pegawai adalah2
jumlah neto (setelah dikurangi potongan), namun PPK-Satker tetap mencatat belanja gaji
dan tunjangan dalam jumlah bruto. PPK-Satker tidak perlu mencatat potongan tersebut
karena pencatatannya sudah dilakukan oleh BUD dalam sub sistem Akuntansi PPKD.
Standar jurnal nya adalah sebagai berikut :
8 Belanja LS Gaji di Satker Dr. Belanja Gaji dan Tunjangan ..................... xx
Dr. Tunjangan Keluarga ................................. xx
Dr. Tunjangan Fungsional Umum .................. xx
Cr. RK-PPKD ................................................. xx

Dalam kasus Belanja Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana
yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah dikurangi potongan pajak),
namun PPK-Satker tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-Satker
kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Utang, dengan jurnal sebagai berikut :
9 Penerimaan Potongan Dr. Kas di Bend Pengeluaran ......................... xx
Pajak di Satker Cr. Utang Pajak ............................................. xx
10 Pelunasan Pajak Dr. Utang Pajak .............................................. xx
Cr. Kas di Bend Pengeluaran ........................... xx

Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode pengeluaran belanja di
catat sebagai pengurang belanja. PPK-Satker mencatat transaksi pengembalian belanja
tersebut dengan jurnal sebagai berikut:

11 Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Bend Pengeluaran ........................ xx


Belanja Cr. Belanja ....................................................... xx

Jika terjadi pengembalian belanja atas transaksi belanja yang terjadi pada tahun
sebelumnya, maka Satker mencatat jurnal sebagai berikut :
12 Pengembalian kelebihan Dr. Kas di Bend Pengeluaran ........................ xx
Belanja, diterima pada Cr. Pendapatan lain-lain ................................. xx
periode berikutnya

12
1
2. 2. AKUNTANSI ASET SATKER 3

1. Definisi
Dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah, mendefinisikan Aset sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh Pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat
ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh Pemerintah
maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-
sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
Aset terbagi ke dalam dua kelompok, yakni :
1. Aset Lancar (Current Asset); dan
2. Aset Tidak Lancar (Non Current Asset)
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau
dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal
pelaporan.

2. Prosedur Pencatatan Aset di Satker


Prosedur pencatatan aset pada Satker meliputi pencatatan dan pelaporan akuntansi
atas pemeliharaan, rehabilitasi, perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset tetap
yang dikuasai/digunakan Satker. Berdasarkan bukti transaksi yang ada, fungsi akuntansi
Satker membuat bukti memorial yang sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :
1) Tanggal Transaksi
2) Jenis/nama aset
3) Kode rekening terkait
4) Klasifikasi aset tetap
5) Nilai aset tetap
3. Standar Jurnal Akuntansi Aset
a. Standar Jurnal untuk Aset Tetap

Pengakuan aset tetap Dr. Aset Tetap ............................................. xx


Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx
Pelepasan aset tetap Dr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx
Cr. Aset Tetap ............................................... xx

b. Standar jurnal untuk Konstruksi dalam Pengerjaan

13
1
Pengakuan Konstruksi Dr. Konstruksi dalam Pengerjaan ................ xx 4
dalam Pengerjaan Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx
Jika Konstruksi sudah Dr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx
selesai dilakukan Cr. Konstruksi dalam Pengerjaan ................. xx
Pengakuan Aset Tetap Dr. Gedung …………………………............... xx
yang sudah jadi Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx
(contoh: gedung)

c. Standar jurnal untuk Penyusutan (depresiasi)


Pengakuan depresiasi atas Dr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap ... xx
aset tetap Cr. Akumulasi Depresiasi …………………….. xx

d. Standar jurnal untuk Pemberian Hibah/Donasi dalam bentuk Aset Tetap


Pengakuan aset tetap Dr. Aset Tetap ............................................... xx
(sesuai jenisnya) Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Tetap .. xx

e. Standar jurnal untuk aset lainnya


Pengakuan aset Dr. Aset Lainnya ................................................... xx
lainnya Cr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Lainnya …. xx
Pelepasan aset lainnya Dr. EDI – Diinvestasikan dalam Aset Lainnya …. xx
Cr. Aset Lainnya ................................................... xx

2. 3. AKUNTANSI TRANSAKSI SELAIN KAS


Akuntansi Transaksi Selain Kas meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan yang berkaitan dengan semua
transaksi atau kejadian selain kas yang meliputi transaksi: koreksi kesalahan dan
penyesuaian; pengakuan aset tetap, utang jangka panjang, dan ekuitas; depresiasi; dan
transaksi yang bersifat accrual dan prepayment; hibah selain kas.

1. Koreksi Kesalahan dan Penyesuaian, Pengakuan Aset Tetap, Utang Jangka


Panjang, dan Ekuitas; Depresiasi; Transaksi yang
bersifat accrual dan prepayment; serta Hibah Selain Kas
Koreksi kesalahan dan penyesuaian merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam
membuat jurnal dan telah diposting ke buku besar.

14
1
Pengakuan Aset Tetap merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan oleh
5
Satker. Pengakuan aset tetap dan ekuitas sangat terkait dengan belanja modal yang
dilakukan oleh Satker. (Lihat pada Akuntansi Belanja)
Pengakuan Utang, dalam hal ini adalah pengakuan utang perhitungan fihak ketiga di
Satker sangat terkait dengan transaksi belanja yang mengharuskan pemotongan pajak atau
potongan-potongan belanja lainnya. (Lihat pada Akuntansi Belanja). Namun jika utang
yang dimaksud adalah utang jangka panjang, maka hal ini timbul dari transaksi
pembiayaan penerimaan yang dilakukan oleh PPKD.
Depresiasi dilakukan untuk menyusutkan nilai aset yang dimiliki oleh Satker (apabila
diperlukan).
Transaksi yang bersifat accrual dan prepayment muncul karena adanya transaksi yang
sudah dilakukan Satker namun pengeluaran kas belum dilakukan (accrual) atau terjadi
pengeluaran kas untuk belanja di masa yang akan datang (prepayment). Pada umumnya
transaksi seperti ini jarang terjadi di Pemerintah Daerah.

2. Dokumen Sumber yang Digunakan


Dokumen sumber yang dijadikan dasar dalam pencatatan transaksi non kas adalah
sebagai berikut :

Lampiran dokumen
No. Transaksi Dokumen sumber
sumber
1 Koreksi kesalahan pencatatan Bukti memorial Bukti transaksi
pendukung
2 Pengakuan aset dan ekuitas - Berita acara Bukti transaksi
penerimaan barang pendukung
- Berita acara serah
terima barang
- Berita acara
penyelesaian pekerjaan
3 Pengakuan Utang Titipan Fihak - Surat Setoran Pajak - SP2D
Ketiga (SSP)
- Surat Setoran
Pemotongan
Taperum/IWP
- Bukti lainnya

15
1
4 Transaksi yang Bukti memorial Bukti transaksi 6
bersifat accrual dan prepayment pendukung

3. Standar Jurnal Transaksi Selain Kas


Di bawah ini adalah standar jurnal untuk mencatat transaksi selain kas di Satker :
No. Transaksi Standar Jurnal
1 Koreksi kesalahan pencatatan Dr. Belanja ATK ……………………… xx
(contoh: seharusnya belanja ATK, Cr. Belanja Dokumen ……………....... xx
salah dicatat ke belanja dokumen)
2 Pengakuan aset dan ekuitas Dr. Aset Tetap ………….. ………….… xx
Cr. EDI - Diinvestasikan dalam
Aset Tetap …………………………. xx
3 Pengakuan Utang Titipan Fihak Dr. Kas di Bend Pengeluaran ......... xx
Ketiga Cr. Utang PFK ……………...……….… xx

2. 4. AKUNTANSI TRANSAKSI PPKD-SATKER

1. Akuntansi Rekening Koran-PPKD (RK-PPKD)


Akuntansi Rekening Koran-PPKD merupakan akuntansi ekuitas dana di tingkat
Satker. Akun “RK-PPKD” setara dengan akun “Ekuitas Dana”, tetapi penggunanya
khusus Satker. Hal ini dikarenakan SATKER dianggap merupakan cabang dari Pemda,
sehingga sebenarnya SATKER tidak memiliki ekuitas dana sendiri, melainkan hanya
menerima ekuitas dana dari Pemda, melalui mekanisme transfer. Akun “Rekening Koran-
PPKD” akan bertambah bila Satker menerima transfer aset (seperti menerima SP2D
UP/GU dan menerima aset tetap dari Pemda), pelaksanaan belanja LS (menerima SP2D
LS), dan akan berkurang bila Satker mentransfer aset ke Pemda (seperti penyetoran uang
ke Pemda).
Akun “Rekening Koran-PPKD” dapat dibagi menjadi :
1. Rekening Koran-PPKD Kas
2. Rekening Koran-PPKD Piutang
3. Rekening Koran-PPKD Persediaan
4. Rekening Koran-PPKD Aset Tetap
5. Rekening Koran-PPKD Aset lainnya
6. Rekening Koran-PPKD Belanja
7. Rekening Koran-PPKD Utang

16
1
Akun Rekening Koran-PPKD Utang merupakan contra account dari Rekening Koran-
7
PPKD, sehingga saldonya adalah debit (Dr). Akun-akun Rekening Koran-PPKD
ini rekening reciprocal – nya yaitu akun Rekening Koran-SKPD yang ada di PPKD
sebagai akun aset.
Akun Rekening Koran-PPKD yang ada di Satker ini
mempunyai rekening reciprocal berupa akun Rekening Koran-Satker yang ada di PPKD
sebagai akun aset. Saldo normal akun “Rekening Koran-Satker” adalah Debit (Dr)
sedangkan saldo normal akun “Rekening Koran-PPKD” adalah kredit (Cr). Akun-akun
Rekening Koran-PPKD dan Rekening Koran-Satker ini akan dieliminasi pada saat akan
dibuat laporan gabungan Pemda. Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Ilustrasi atas hubungan antar RK-PPKD dengan RK-Satker dapat dilihat dalam gambar di
bawah ini :
Neraca PPKD Neraca SATKER
Aset Kewajiban Aset Kewajiban

RK-Satker
Ekuitas Dana Ekuitas Dana

RK-PPKD

No Jenis Transaksi Dokumen Sumber


1 Satker menerima SP2D dari PPKD (Transfer - SP2D UP
uang dari PPKD) - SP2D GU
- SP2D TU
2 Satker menerima tembusan pelunasan belanja Tembusan SP2D LS
LS dari PPKD (transfer belanja dari Satker)
3 Satker menerima atau menyerahkan barang Berita acara serah terima barang
(aset tetap) dari atau ke PPKD (transfer aset
tetap)
4 Satker menyetorkan pendapatan ke PPKD STS
(transfer uang ke PPKD)
5 Satker mengembalikan kas dari SP2D UP/TU STS

17
1
2. Dokumen Sumber yang Digunakan 8
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat mutasi akun RK-PPKD ini adalah
dokumen yang terkait dengan transaksi antar kantor, antara Satker dengan PPKD sebagai
kantor pusat, yaitu dokumen transfer antara kedua kantor tersebut, yaitu sebagai berikut :
3. Standar Jurnal Transaksi RK-PPKD

a. Standar jurnal untuk transaksi penerimaan SP2D dari BUD

Satker menerima SP2D UP/GU/TU Dr. Kas di Bend Pengeluaran ......… xx


Cr. RK-PPKD ………….……………. xx

b. Standar jurnal untuk transaksi penerimaan tembusan SP2D LS dari BUD

Satker menerima tembusan SP2D LS Dr. Belanja ……………………………. xx


(transfer belanja) Cr. RK-PPKD ………….…………….. xx

c. Standar jurnal untuk transaksi transfer aset tetap dari/kepada Satker

Satker menerima aset tetap dari Pemda Dr. Aset Tetap ……………….………. xx
Cr. RK-PPKD ……….……………….. xx
Satker menyerahkan aset tetap ke Pemda Dr. RK-PPKD …………….………….. xx
Cr. Aset Tetap …………….………… xx

d. Standar jurnal untuk transaksi transfer aset lainnya dari/kepada Satker

Satker menerima aset lainnya dari Pemda Dr. Aset Lainnya ………….………. xx
Cr. RK-PPKD …………..…………….. xx
Satker menyerahkan aset lainnya ke Pemda Dr. RK-PPKD ……………..……….. xx
Cr. Aset Lainnya …………….……… xx

e. Standar jurnal untuk transaksi penyetoran uang ke rekening Kas Daerah

Penyetoran hasil pendapatan oleh Satker Dr. RK-PPKD ……………….……….. xx


Cr. Kas di Bend Penerimaan .........… xx

f. Standar jurnal untuk transaksi pengembalian sisa uang persediaan dari SP2D UP/TU
18
1
Penyetoran sisa uang persediaan oleh Dr. RK-PPKD ……………….……….. xx9
Satker Cr. Kas di Bend Pengeluaran …........ xx

19
BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pajak merupakan iuran atau kontribusi wajib kepada negara yang sifatnya
memaksa berdasarkan undang-undang. Berkat pajak yang dibayar oleh wajib
pajak, Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada seperti fasilitas
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

20
DAFTAR
PUSTAKA

Arif, B, Muchlis, Iskandar. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba


Empat Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan. 2014. “Aplikasi SAIBA :
Menelusuri Akuntansi Realisasi pada Satuan Kerja (Satker) Pemerintah Pusat
pada Aplikasi SAIBA”, https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/147-
artikel-anggarandanperbendaharaan/19732-aplikasi-saiba-menelusuri-akuntansi-
realisasipada-satuankerja-satker-pemerintah-pusat-pada-aplikasi-saiba, diakses
pada 18 Maret 2019 Bastian, Indra. 2002. Sistem Akuntansi Sektor Publik. Jakarta
: Salemba Empat Pedoman Akuntansi Berbasis Akrual dan Pelaporan Keuangan,
http://komdanas.mahkamahagung.go.id/index.php?option=com_content&view=ar
ticl e&id=58:pedoman-akuntansi-berbasis-akrual-dan-
pelaporankeuangan&catid=19&Itemid=281, diakses pada 18 Maret 2019

21
22

Anda mungkin juga menyukai