Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 6 :

1. Mahera N
2. Manurung
3. Dea Safitri
4. Irana Ariyani

Sistem Ekskresi Pada Hewan

Sistem ekskresi pada hewan merupakan hal pokok dalam homeostasis, hal itu dikarenakan
sistem ekskresi membuang limbah metabolisme dan merespon terhadap ketidakseimbangan
cairan tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion tertentu.

Sebagian besar sistem menghasilkan urin dengan cara menyaring filtrat yang diperoleh dari
cairan tubuh. Setiap jenis hewan memiliki sistem ekskresi yang beraneka ragam, tetapi
semuanya mempunyai fungsi yang hampir sama.

Sistem ekskresi pada hewan terbagi dua, yaitu sistem ekskresi hewan vertebrata dan sistem
ekskresi hewan avertebrata atau invertebrata. Pada artikel ini kamu akan mempelajari sistem
ekskresi pada hewan beserta fungsi-fungsinya.

Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata


Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang. vertebrata dibagi menjadi 5, yaitu
mamalia, pisces, aves, amfibi, dan reptil. Kelimanya memiliki sistem ekskresi yang berbeda.
Berikut merupakan penjelasan dari sistem ekskresi yang tergolong pada hewan vertebrata.

Sistem Ekskresi Pada Mamalia


Ekskresi pada mamalia umumnya sama seperti yang dimiliki manusia. Alat ekskresi pada
mamalia adalah kulit, paru-paru, ginjal, dan hati. Kulit mengeluarkan keringat, ginjal
mengeluarkan urin, hati mengeluarkan urea, dan paru-paru mengeluarkan karbon dioksida.
Setiap mamalia pasti mengalami yang namanya pembuangan urine. Urine terjadi dalam 3
proses, yang pertama adalah proses filtrasi (penyaringan). Filtrasi terjadi di badan malpighi
yang terdiri dari kapsula bowman dan glomerulus.
Glomerulus berfungsi menyaring air, garam, glukosa, asam amino, urea dan limbah lainnya.
Proses yang kedua adalah proses reabsorpsi (penyaringan kembali). Reabsorbsi terjadi di
tubulus proksimal nefron, lengkung henle (loop of henle), tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus.
Pada proses ini biasanya semua glukosa diserap kembali. Namun, pada penderita diabetes,
kelebihan glukosa tetap bertahan dalam filtrat. Natrium dan ion-ion diserap kembali secara
tidak lengkap. Dan dengan proporsi yang lebih besar tersisa dalam filtrat ketika lebih banyak
dikonsumsi dalam makanan, menghasilkan konsentrasi darah yang lebih tinggi.

Ion seperti natrium dan fosfor diserap kembali oleh hormon pengatur proses transport aktif.
Proses yang ketiga adalah proses augmentasi. Urine yang dibuat pada proses augmentasi,
selanjutnya akan mengalir ke bagian tengah ginjal yang disebut pelvis ginjal. Setelah itu terus
mengalir ke ureter dan tersimpan di kandung kemih.
Dari kandung kemih, kemudian urine akan mengalir ke uretra dan dibuang keluar saat buang
air kecil.

Fungsi ginjal dalam sistem ekskresi ini adalah sebagai berikut.

 Mengeluarkan (ekskresi) limbah metabolisme dari dalam tubuh.


 Menyaring zat-zat sisa dari dalam darah
 Mengekskresikan gula darah yang melebihi kadar normal
 Menyeimbangkan kadar cairan dan elektrolit.
 Mengatur tekanan darah.
 Regulasi sel darah merah.
 Membantu penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang
 Mengatur kadar asam, basa, dan garam dalam tubuh

Sistem Ekskresi Pada Pisces (Ikan)

Ikan memiliki tiga organ atau alat yang berperan sebagai sistem ekskresi, yaitu insang, ginjal,
dan kulit. Saluran genitalia dan ginjal bermuara di lubang yang sama, yaitu lubang urogenital.
Fungsi lubang urogenital fungsinya mirip seperti punya manusia.

Saluran urin dan genital bermuara di tempat yang searea, namun berbeda lubang. Insang dan
kulit pada ikan berfungsi sebagai sistem pernapasan ikan. Insang akan membuka dan menutup
bersinergi dengan membuka dan menutupnya operculum.

Lalu insang akan menyaring air yang masuk melaluinya dan mengikat oksigen yang ada di
sana, lalu melepaskan karbon dioksida.

Sistem Ekskresi Pada Aves


Aves atau burung identik dengan keunikan pada struktur paruh dan kaki yang berhubungan
langsung dengan kebiasaan mereka. Alat ekskresi pada aves berupa sepasang ginjal
metanefros. Ginjal dihubungkan oleh ureter ke kloaka, karena burung tidak memiliki vesika
urinaria. Burung memiliki jumlah tabung ginjal yang lebih banyak daripada mamalia karena
kecepatan metabolisme burung sangat tinggi.

Sampah nitrogen dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan melalui kloaka menjadi kristal
putih yang bercampur feses. Pada burung laut, selain mengekskresikan asam urat juga
mengekskresikan garam. Hal ini disebabkan burung laut meminum air garam dan makan ikan
laut yang mengandung garam.

Burung laut mempunyai kelenjar yang berguna sebagai ekskresi pada garam di atas mata. Larutan
garam mengalir ke rongga hidung kemudian keluar melalui nares luar dan akhirnya garam menetes
dari ujung paruh.

Sistem Ekskresi Pada Amfibi

Hal yang sangat identik pada amfibi adalah dapat hidup di dua alam, salah satu contohnya
adalah katak. Ginjal katak berhubungan dengan ureter dan urinaria, sedangkan keluar melalui
kloaka. Saat katak mengalami metamorfosis, hasil ekskresinya juga mengalami perubahan.

Pada saat larva, mengeluarkan amonia. Setelah berkembang jadi berudu dan dewasa,
mengekskresikan urea. Alat ekskresi pada katak adalah ginjal opistonefros yang dihubungkan
dengan ureter saat di vesika urinaria.
Berwarna merah kecoklatan serta terletak di kanan dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi
lainnya ialah kulit, paru-paru, dan insang. Pada katak jantan memiliki saluran ginjal dan
saluran kelamin yang menyatu, sedangkan katak betina tidak menyatu.

Saat berada pada fase metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea. Hal ini
terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa. Seperti halnya ikan, ginjal pada
katak juga berperan dalam pengaturan kadar air dalam tubuh.

Ginjal amfibi sama dengan ginjal ikan air tawar yaitu berfungsi untuk mengeluarkan air yang
berlebih. Karena kulit katak bersifat menyerap air, maka pada saat ia berada di air banyak air
yang masuk ke tubuh katak secara osmosis. Pada saat ia berada di darat katak harus melakukan
konservasi air dan tidak membuangnya.

(biologywebblog.wordpress.com
)
Katak menyesuaikan dirinya terhadap kandungan air dengan cara mengatur laju filtrasi yang
dilakukan oleh glomerulus. Sistem portal renal berfungsi untuk membuang bahan-bahan yang
diserap kembali oleh tubuh selama masa aliran darah melalui glomerulus dibatasi. Katak juga
menggunakan kantong kemih untuk konservasi air.

Apabila sedang berada di air, kantung terisi urine yang encer. Pada saat berada di darat, air
diserap kembali ke dalam darah menggantikan air yang hilang melalui evaporasi kulit. Hormon
yang mengatur adalah hormon yang sama dengan ADH. Katak dapat mengatur laju filtrasi
dengan bantuan hormon, sesuai dengan air di sekitarnya.
Ketika berada di dalam air dengan jangka waktu yang lama, katak berada dalam air dengan
jangka waktu yang lama, katak mengeluarkan urine dalam volume yang besar. Namun,
kandung kemih katak mudah terisi air. Air tersebut dapat diserap oleh dinding kandung
kemihnya sebagai cadangan air ketika katak berada di darat untuk waktu yang lama.

Alat Ekskresi Pada Amfibi


Alat ekskresi utama katak berupa ginjal mesonefros. Ginjal pada katak berjumlah sepasang.
Terletak di kanan dan di kiri tulang belakang. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan
saluran kelamin, sedangkan pada katak betina terpisah.

Sistem Ekskresi Pada Reptil


Ekskresi dilakukan terutama oleh dua ginjal kecil. Dalam buaya, ular, kadal, dan tuatara, asam
urat adalah produk limbah yang mengandung nitrogen. Kura-kura berekskresi seperti mamalia,
yaitu dengan cara mengeluarkan urea.

Berbeda dengan ginjal mamalia dan burung, ginjal reptil tidak dapat menghasilkan urin cair
yang lebih terkonsentrasi daripada cairan tubuh mereka. Ini karena mereka tidak memiliki
struktur khusus yang ada di nefron burung dan mamalia yang disebut Loop of Henle.
Karena itu, banyak reptil menggunakan usus besar untuk membantu penyerapan kembali air.
Beberapa juga dapat mengambil air yang disimpan di kandung kemih. Garam berlebih juga
diekskresikan oleh kelenjar garam yang ditemukan di saluran hidung dan lidah beberapa reptil.
Iguana laut, ditunjukkan pada gambar di bawah, mengeluarkan kelebihan garam melalui
kelenjar garam lingual (lidah) mereka.
Iguana laut mengeluarkan garam yang menumpuk di sekitar hidung mereka, menyebabkan
bagian atas kepala mereka tampak putih.

Sistem Ekskresi Pada Avertebrata


Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang. yang termasuk hewan avertebrata
adalah cacing, insecta, protozoa, coelenterata, porifera. Kelimanya memiliki sistem ekskresi
yang berbeda. Berikut merupakan penjelasan dari sistem ekskresi yang tergolong pada hewan
avertebrata.
Sistem Ekskresi Pada Cacing
Cacing dibagi menjadi 3, yaitu platyhelminthes, nemathelminthes, dan annelida. Secara umum,
ketiganya mempunyai sistem ekskresi yang mirip. Berikut merupakan penjelasan mengenai
sistem ekskresi pada ketiganya.

Sistem Ekskresi Pada Platyhelminthes dan Nemathelminthes

cacing pipih
(biologisma.com)
Platyhelminthes mempunyai alat ekskresi yang sangat sederhana. Misalnya saja planaria.
Planaria memiliki alat ekskresi berupa sel api yang terletak di bagian kanan dan kiri tubuhnya.
Setiap sel api memiliki rambut getar (silia). Saluran yang berperan dalam proses ekskresi.
contohnya adalah cacing pipih

Planaria dinamakan protonefridium. Perhatikan gambar di bawah, Pergerakan rambut getar


akan menarik air dan zat terlarut ke dalam sel api untuk disaring. Getaran silia akan membawa
sisa metabolisme keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran yang disebut nefridiopori.

Nemathelminthes mempunyai alat ekskresi yang terdiri atas 2 saluran lateral yang bermuara di
sebuah lubang di bagian ventral.

Sistem Ekskresi Pada Annelida


c
acing tanah (gurusma.com)
Annelida mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang terletak di setiap segmen
tubuh Annelida. Setiap segmen terdapat sepasang nefridia, Nefridia yang berpasangan disebut
dengan metanefridia. Nefridia dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut
dengan nefrostom yang terletak pada setiap sekat pemisah segmen.

Annelida mempunyai alat ekskresi khusus, yaitu berupa nefridia yang terletak di setiap segmen
tubuh Annelida. Setiap segmen terdapat sepasang nefridia, Nefridia yang berpasangan disebut
dengan metanefridia. Nefridia dilengkapi dengan corong terbuka dan bersilia yang disebut
dengan nefrostom yang terletak pada setiap sekat pemisah segmen.

Nefrostom berfungsi mengambil dan menarik cairan tubuh. Saat cairan tersebut melalui
nefridia, zat zat yang berguna diserap darah dan zat sisa, seperti air, senyawa nitrogen, dan
garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh ditampung di dalam kantong kemih.

Selanjutnya zat sisa tersebut dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang nefridium). Contoh
annelida adalah cacing tanah. Cacing tanah mengeluarkan urine per hari sebanyak 60% dari
berat tubuh.
Sistem Ekskresi Pada Insecta

(gen
ggaminternet.com)
Alat pengeluaran pada serangga dinamakan pembuluh malpighi yang merupakan pembuluh-
pembuluh halus berwarna putih kekuningan yang terletak diantara usus tengah dan usus
belakang.

Pembuluh malpighi merupakan alat pengeluaran yang berfungsi seperti ginjal. selain pembuluh
malpighi, Serangga juga mempunyai sistem ekskresi yang bernama trakea. Trakea berfungsi
mengeluarkan zat sisa hasil proses oksidasi berupa karbon dioksida. Sistem trakea ini berfungsi
seperti paru-paru.

Nitrogen merupakan zat sisa metabolisme yang sebagian digunakan kembali dalam pembuatan
zat kitin. Nitrogen yang sebagian lagi dibuang dalam bentuk urat kering.
Sistem Ekskresi Pada Protozoa

(fiskadiana.blogspot.com)
Hewan uniseluler belum mempunyai alat ekskresi khusus. Zat-zat sisa dikeluarkan oleh rongga
berdenyut (vakuola kontraktil) secara difusi. Fungsi utama vakuola kontraktil adalah sebagai
pengatur keseimbangan cairan plasma dengan lingkungan (osmoregulator). Contoh protozoa
yang menggunakan vakuola kontraktil adalah paramecium.
Sistem Ekskresi Pada Coelenterata

(biologigonz.blogspot.com)
Coelenterata adalah hewan yang tidak memiliki sistem ekskresi. Sehingga mengeluarkan zat
sisa metabolisme secara difusi melalui sel-sel epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah
metabolisme yang terlarut dalam cairan tubuh gastrovaskular (rongga perut) akan dikeluarkan
melalui mulut ke lingkungan.
Sistem Ekskresi Pada Hewan Porifera

(zonasiswa.com)
Sama seperti coelenterata, Porifera juga tidak memiliki sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada
porifera dikeluarkan melalui proses difusi sel-sel penyusun dinding spongosol. Kemudian akan
dikeluarkan bersama-sama melalui oskulum (lubang besar pada bagian atas permukaan tubuh
porifera) ke perairan.

Anda mungkin juga menyukai