Anda di halaman 1dari 9

Sistem Ekskresi Hewan (Vertebrata dan Avertebrata)

Sistem Ekskresi pada Hewan terbagi dua yakni Sistem Ekskresi Hewan Vertebrata dan Sistem
Ekskresi Hewan Avertebrata, Di dalam tubuh semua jenis hewan terjadi berbagai proses
metabolisme yang menghasilkan zat sisa. Zat-zat sisa metabolisme dikeluarkan melalui alat ekskresi.
Seperti halnya pada manusia, alat ekskresi utama pada vertebrata terdiri dan ginjal, paru-paru, hati,
dan kulit. Jenis vertebrata Iainnya memiliki alat pengeluaran berupa ginjal dan paru-paru, kecuali
kelompok ikan. Proses pengeluaran karbon dioksida dan uap air pada ikan terjadi melalui insang.
Hewan tak bertulang belakang atau avertebrata memiliki alat-alat pengeluaran dengan struktur
yang lebih sederhana dibandingkan dengan alat-alat pengeluaran hewan vertebrata.

1. Sistem Eksresi pada Aves

Alat-alat pengeluaran ayes (burung) terdiri


atas ginjal, dan paru-panu. Ginjal burung berjumlah dua buah dan berwarna cokelat. Ginjal memiliki
saluran ginjal yang bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin serta saluran pencernaan
bermuara di kloaka.

Burung tidak memiliki kelenjar keringat, tetapi memiliki kelenjar minyak di bagian tungging. Kelenjar
ini menghasilkan minyak yang berfungsi melumasi bulu-bulunya agar tetap licin. Zat sisa
metabolisme burung umumnya berupa limbah nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalam

bentuk asam urat. Asam urat dikeluarkan dan kloaka dalam bentuk semisolid atau setengah padat
bersama-sama dengan kotoran. Asam urat menyebabkan warna putih pada kotoran burung.

Paru-paru burung berfungsi sama dengan paru-paru pada hewan bertulang belakang yang lain. Pada
proses pernapasan, paru-paru berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan karbon dioksida dan uap
air yang nerupakan hasil oksidasi da1am tubuh burung.

2. Sistem Ekskresi pada Reptilia

Alat-alat pengeluaran reptilia terdiri atas ginjal. paru-paru, dan kulit. Bentuk ginjal reptilia
menyesuaikan bentuk tubuhnya. Misalnya, ginjal pada ular memanjang, sedangkan ginjal pada kura-
kura lebih melebar. Saluran ginjal pada kura-kura dan buaya sangat pendek. Ular dan buaya tidak
mempunyai kantong kemih, sedangkan kadal mempunyai kantong kemih tipis yang langsung
bermuara di kloaka.

Reptilia yang hidup di daerah kering mengubah zat-zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogen
dalam bentuk asam urat sebelum dikeluarkan dari tubuh. Asam urat dikeluarkan bersama-sama
kotoran melalui kloaka, sedangkan aimya diserap kembali agar tubuh tidak kehilangan air terlalu
banyak. Pada kotoran reptilia yang berwarna cokelat terdapat bercak-bercak asam urat berwarna
putih. Beberapajenis reptilia, misalnya kura-kura, buaya, dan ular memiliki kelenjar di permukaan
kulit yang mengeluarkan getah berbau untuk mengusir musuhnya.

3. Sistem Ekskresi pada Amfibi

Amfibi artinya dapat hidup di dua alam, yaitu darat dan air. Contoh hewan amfibi adalah katak. Alat
ekskresi utama pada katak adalah ginjal. Ginjal katak memiliki saluran yang bermuara pada kloaka.
Pada katak jantan, saluran yang berasal dari ginjal bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin,
sedangkan pada katak betina kedua saluran tersebut terpisah. Ginjal katak terutama berfungsi untuk
mengeluarkan air yang berlebihan dalam tububnya. Kantong kemih yang menampung filtrat dan
ginjal digunakan pula untuk mengatur air. Ketika katak berada dalam air, kantong kemihnya penuh
berisi urine encer. Namun, ketika berada di darat, air dalam kantong kemih diserap kembali untuk
rnengganti kehilangan air akibat proses penguapan melalui kulit.

Kulit katak dapat mengeluarkan lendir berfungsi untuk menjaga agar permukaan kulit tetap lembap
atau basah. Permukaan kulit yang lembap akan meningkatkan pertukaran gas dalam proses
pernapasan katak melalui kulit. Selain ginjal dan kulit, alat ekskresi katak yang lain adalah paru-paru.
Paru-paru katak berbentuk dua buah kantong berdinding tipis yang berfungsi mengeluarkan karbon
dioksida dan uap air.

4. Sistem Ekskresi pada Pisces

Alat-alat pengeluaran ikan terdiri atas

Ginjal,

Insang

Kulit.

Ikan memiliki dua buah ginjal dengan bentuk memanjang. Pada ikan mas, saluran yang berasal dan
ginj al bersatu dengan saluran dan kelenjar kelamin dan bermuara pada lubang yang sama, yaitu
lubang urogenitalia di belakang anus.
Sebagai alat pengeluaran, insang ikan
berfungsi mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang merupakan zat-zat sisa oksidasi dari
dalam tubuh. Pada kulit ikan terdapat kelenjar lendir yang menghasilkan lendir berfungsi untuk
melicinkan kulit, terutama di bagian sisik. Kulit yang licin akan memudahkan ikan bergerak di dalam
air dan menghindar dan pemangsa.

Kesimpulan :

Sistem Ekskresi Pada Vertebrata ialah sebagai berikut :

mamalia: ginjal, paru-paru, hati, dan kulit


burung . ginjal dan paru-paru
reptilia : ginjal dan paru-paru
amfibi : ginjaldan paru-paru
ikan : ginjal dan insang

5. Sistem Ekskresi pada Avertebrata

a. Serangga

Salah satu contohnya serangga ialah belakang. Hewan ini memiliki alat pengualaran berupa buluh-
buluh Malpighi. Bulu Malpighi terletak di dekat usus bagian belakang dan berwarna kekuning-
kuningan. Fungsi buluh Malpighi adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang
terdapat di dalam daerah untuk dikeluarkan melalui usus yang terletak dibelakang lambung
Belalang dan serangga lain menggunakan zat-zat sisa yang mengandung nitrogen untuk
membentuk kitin sebagai bahan kerangka luar. Kitin dapat mengeras apabila bersenyawa dengan zat
kapur atau kalsium.
b. Cacing

Cacing Tanah
Cacing tanah mempunyai alat pengeluaran yang disebut nefridia (tunggal: nefridium). Pada setiap
segmen atau ruas tubuh terdapat sepasang nefridia halus yang dinamakan metanefridu, kecuali tiga
segmen pertama dari arah depan dan segmen terakhir tubuhnya. Ujung dalam dan nefridia terbuka
dan berbentuk corong bersilia yang disebut netrostoma. Bagian belakang nefrostoma berupa
saluran berliku-liku dan banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Bagian belakang nefridium
berhubungan dengan kantong kemih, selanjutnya bermuara pada lubang pengeluaran yang disebut
nefridiofor.

Cacing Pipih dan Cacing Tanah.


Cacing pipih dan cacing pita mempunyai alat pengeluaran berupa sel api yang tersebar di antara sel-
sel tubuh. Fungsi sel api adalah menyerap zat-zat sisa dari proses metabolisme yang berlangsung
dalam jaringan tubuh. Sel api memiliki rambut getar (silia) untuk menggerakkan zat-zat sisa ke dalam
saluran pengumpul. Akhirnya, zat-zat sisa dibuang keluar melalui saluran yang bermuara pada
permukaan tubuh.
c. Protozoa

Protozoa artinya hewan dengan tubuh yang terdiri atas satu sel, contohnya Amoeba sp. dan
Paramaecium sp. Kedua jenis hewan tersebut tidak memiliki sistem pengeluaran. Akan tetapi,
hewan-hewan tersebut dapat mengeluarkan zat-zat sisa hasil proses metabolisme sehingga zat-zat
sisa tersebut tidak menumpuk dan mer
acuni tubuh.

Proses pengeluaran zat-zat sisa metabolisme berlangsung secara difusi melalui permukaan sel.
Apabila sel tubuh kelebihan air, vakuola kontraktil (rongga berdenyut) akan memompa air yang
berlebihan keluar dari se
Sistem Ekskresi pada Hewan
Sistem Ekskresi pada Hewan - Sistem ekskresi pada hewan merupakan proses pengeluaran zat-zat
yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh hewan itu sendiri. Ada beberapa sistem ekskresi pada hewan
mulai dari cacing tanah (annelida), ikan (pisces), serangga (insekta), katak (amphibi), reptil, dan burung
(aves).

1. Sistem Ekskresi pada Hewan (Cacing Tanah atau


Annelida)

Sistem Ekskresi pada Hewan (Cacing Tanah)


Cacing tanah memiliki alat ekskresi berupa Nefridium, setiap nefridium memiliki corong yang terbuka
dan bersilia yang disebut Nefrostom. Mekanismenya sistem ekskresi pada hewan khususnya cacing
tanah yakni nefrostom yang terdapat di dalam rongga tubuh dan terisi penuh dengan cairan, cairan yang
diambil oleh nefrostom tersebut kemudian masuk ke dalam nefridia, di dalam nefridia terjadi
Reabsorpsi atau penyerapan kembali cairan yang masih bermanfaat. Cairan yang sudah tidak
bermanfaat lagi akan di keluarkan melalui Nefridiofor.

[Mungkin perlu mengetahui juga mengenai Pengertian Pencemaran Lingkungan]

2. Sistem Ekskresi pada Ikan (Pisces)


Alat ekskresi yang menyusun sistem ekskresi pada hewan dalam hal ini ikan atau pisces meliputi
insang dan ginjal. Ginjal mengekskresikan urin dan insang mengekskresikan karbon dioksida. Dalam
sistem ekskresi ini, antara ikan air tawar dan ikan air larut agak berbeda. Pada ikan air tawar, air yang
masuk lebih banyak sehingga urin yang dikeluarkan mengandung amonia dan urin encer. Glomerulus
pada ginjal lebih banyak sehingga terjadi penyaringan sisa metabolisme dengan cepat.
Sistem Ekskresi pada Ikan
Sedangkan pada ikan air laut, urin yang dikeluarkan lebih sedikit dan mengandung urea, karena hidup
di lingkungan dengan kadar garam tinggi, banyak minum air. Glomerulus yang ada sedikit sehingga
proses penyangga berjalan lambat.

3. Sistem Ekskresi pada Serangga (Insekta)

Sistem Ekskresi pada Serangga


Alat ekskresi yang dimiliki serangga berupa tubulus malpighi. Tubulus malpighi terdapat didalam
hemosoel dan tergenang darah. Lubang ekskresi tidak langsung keluar dari tubuh, tetapi sel-sel tubulus
zat-zat hasil metabolisme dan meneruskan masuk ke lumer tubulus, dan diserap kembali. Hal ini
menyebabkan kadar air turun, maka asam urat mengendap. Tubulus malpighi menuju usus dan di usus
air banyak diabsorpsi. Asam urat keluar bersama feses, sehingga belalang dapat membuang limbah
nitrogen dan tidak harus kehilangan banyak air.

4. Sistem Ekskresi pada Hewan (Katak atau Amphibi)


Sistem Ekskresi pada Hewan (Katak atau Amphibi)
Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang terletak dikanan dan kiri
tulang belakang. Warnanya merah kecoklatan, bentuknya memanjang dari depan ke belakang. Zat sisa
yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih yang berupa kantong
berdinding tipis yang terbentuk dari tonjolan dinding kloaka. Fungsinya untuk menyimpan urine
sementara. Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak
betina tidak.

5. Sistem Ekskresi pada Hewan (Reptil)

Reptil
Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal (metanefros) yang sudah berkembang sejak masa fase embrio.
Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka. Selain ginjal,
pada reptil memiliki kelenjar kulit yang menghasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir
musuh.

6. Sistem Ekskresi pada Burung atau Aves


Burung atau Aves
Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal (metanefros), paru-paru dan kulit. Burung memiliki
sepasang ginjal yang berwarna coklat. Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu dengan saluran
kelamin pada bagian akhir usus (kloaka). Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan garam.
Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).
Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

Anda mungkin juga menyukai