Anda di halaman 1dari 43

SISTEM EKSKRESI

PADA HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA


Disampaikan pada
PROGRAM PEMBINAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL
ERSIAPAN OSK SMP 2016

Surabaya, 17 November 2015

Nova Maulidina Ashuri, M.Si


DINA
Sistem Ekskresi
• Sistem ekskresi adalah proses pengeluaran zat
sisa metabolisme yang sudah terakumulasi
dalam tubuh agar kesetimbangan tubuh tetap
terjaga.
• Sistem ekskresi merupakan hal yang pokok
dalam homeostasis karena sistem ekskresi
tersebut membuang limbah metabolisme dan
merespon terhadap ketidakseimbangan cairan
tubuh dengan cara mengekskresikan ion-ion
tertentu sesuai kebutuhan.
• Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan
urin dengan cara menyaring filtrat yang
diperoleh dari cairan tubuh.
Fungsi Sistem Ekskresi
1. Membuang limbah yang tidak berguna
dan beracun dari dalam tubuh
2. Mengatur konsentrasi dan volume
cairan tubuh (osmoregulasi)
3. Mempertahankan temperatur tubuh
dalam kisaran normal (termoregulasi )
4. Homeostasis
• Sistem ekskresi sangat beraneka ragam, tetapi
semuanya mempunyai kemiripan fungsional.
• Secara umum, sistem ekskresi menghasilkan urin
melalui dua proses utama yaitu filtrasi cairan
tubuh dan penyulingan larutan cair yang dihasilkan
dari filtrasi itu.
• Sistem ekskresi pada hewan invertebrata sangat
berbeda dengan sistem ekskresi pada hewan
vertebrata.
• Tetapi walaupun berbeda secara fungsional tetap
mengeluarkan urin dari filtrat zat-zat terlarut di
dalam tubuh yang tidak terpakai lagi, melalui anus
ataupun kloaka dan rectum
• Invertebrata belum memiliki ginjal yang
berstruktur sempurna seperti pada
vertebrata.
• Pada umumnya invertebrata memiliki sistem
ekskresi yang sangat sederhana, dan sistem
ini berbeda antara invertebrata satu dengan
invertebrata lainnya.
• Alat ekskresi pada invertebrata secara umum
berupa saluran malphigi, nefridium, dan sel
api.
• Nefridium adalah tipe yang umumnya dari
struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
Sistem Eksresi Hewan Invetebrata
Difusi sederhana Protonefridia
Difusi sederhana Kelenjar Renette
(Osculum) (Sel api)

Cnidaria
Porifera Platyhelminthes Nemathelminthes
(Coelenterata)

Invertebrata

Annelida Mollusca Arthropoda Echinodermata

Dermal
Metanefridia Nefridia Tubula Maphigi branchiae
(Papulae)
Protozoa
• Sistem Ekskresi makhluk hidup satu sel mengeluarkan
sisa-si metabolismenya dengan cara difusi
• Karbondioksida hasil respirasi seluler dikeluarkan dengan
cara difusi .
• Selain itu, ada cara lain, yaitu dengan membentuk vakuola
yang berisi sisa metabolisme
Porifera dan Coelenterata
• Sistem eksresi berupa difusi sederhana
• Mekanisme ekskresi dengan cara
mendifusikan zat -zat yang akan dibuang
dari satu sel ke sel yang lain hingga akhirnya
dilepaskan ke lingkungan.
• Pada Porifera, zat sisa akan dikeluarkan
melalui osculum bersama aliran air
• Pada Coelenterata, zat sisa masuk ke ruang
gastrovaskular yang dilengkapi dengan
stomodaeum yang sebagian dilengkapi
dengan lubang ekskresi
Platyhelminthes
• Cacing pipih (Filum Platyhelminthes)
mempunyai sistem ekskresi yang disebut
protonefridia (jamak)
• Protonefridium  suatu jaringan tubula
(saluran) tertutup yang tidak mempunyai
pembukaan internal.
• Tubula bercabang di seluruh tubuh dan
cabang paling kecil ditudungi sebuah bola
api (sel api)
• Bola api memiliki rambut getar (silia) yang
menjulur ke dalam tubula.
Platyhelminthes
• Pergerakan silia akan menarik air dan zat
terlarut dari cairan interstitial melalui bola api
(disaring) dan masuk ke dalam sistem tubula
• Getaran silia akan mendorong sisa metabolisme
keluar tubuh melalui suatu lubang pengeluaran
yang disebut nefridiopori
• Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk
kedalam saluran ekskresi.
• Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem
pencernaan dan diekskresikan lewat mulut.
• Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari
sel ke air.
Platyhelminthes
• Turbelaria : memiliki dua tabung
ekskresi
• Trematoda : Saluran ekskresi bermula
dari sel api menuju saluran ekskresi
longitudinal dan berakhir di posterior.
• Cestoda : sistem saraf yang menyatu
dengan sistem ekskresi
Nemathelminthes (Nematoda)
• Sistem ekskresi nematoda terdiri dari satu atau dua sel
kelenjar Renette
• Kelenjar renette berupa satu atau dua sel kelenjar dengan
atau tanpa saluran
• Terletak di dalam pseudocoelom bagian ventral, di dekat
perbatasan antara faring dan intestinum
• Hasil eksresi dikeluarkan memalui lubang ekskresi yang
terletak di bagian ventral di belakang bibir
• Umumnya dimiliki oleh spesies hewan laut berupa satu
atau dua sel kelenjar yang besar tanpa saluran
• Pseudecoelom berisi hemolimfa yang mengandung
berbagai substansi yang terlarut di dalamnya, termasuk
hasil-hasil ekskresi
• Hasil ekskresi antara lain nitrogen sebagai ammonia, asam
urat, urea
• Sistem ekskresi pada cacing ini tidak dilengkapi dengan
lubang-lubang internal, silia, dan sel api
Annelida
• Alat ekskresi Annelida disebut metanefridium (jamak:
metanefridia)
• Tiap segmen seekor cacing tanah mempunyai sepasang
metanefridia, kecuali tiga segmen pertama dan segmen
terakhir.
• Metanefridia ini terdiri atas suatu corong (cerobong)
bersilia yang disebut nefrostom dan terletak pada sekat
pemisah segmen-segmen tubuh cacing.
• Corong tersebut bersambungan dengan suatu saluran
panjang berliku-liku pada segmen berikutnya yang
dikelilingi jaringan kapiler darah.
• Nefrostom yang merupakan corong terbuka bersilia, dapat
menarik dan mengambil cairan tubuh masuk ke dalam
saluran yang panjang dan tipis.
Annelida
• Saat silia pada nefrostom bergetar, cairan
tubuh dari segmen di sebelahnya akan
mengalir ke dalam metanefridium.
• Pada saat cairan melalui pembuluh tersebut,
zat-zat yang masih diperlukan tubuh,
diambil/diserap oleh kapiler yang mengelilingi
pembuluh dan diedarkan kembali ke seluruh
tubuh.
• Sedangkan zat-zat sisa, seperti air, senyawa
nitrogen, dan garam-garam yang tidak
diperlukan lagi, dikeluarkan melalui lubang
pembuangan yang disebut nefridiopori.
Mollusca
• Ekskresi oleh ginjal yang disebut nefridia,
tediri dari satu atau sepasang ginjal,
menghubungkan rongga selaput jantung
dan pembuluh darah.
• Rongga tubuh mengecil menjadi rongga-
rongga atau nefridia, gonad dan selaput
jantung.
• Pada bekicot, sistem ekskresi ginjal
menyaring kotoran dari ruang pericardial
disekitar jantung dan mengelurkannya ke
dalam ruang mantel.
Arthropoda
• Organ ekskresi Arthropoda disebut tubula Malpighi
• Pembuluh Malpighi merupakan pelipatan saluran
pencernaan yang berada pada homocoel dan
ujungnya tergenang dalam hemolimfa (cairan
sirkulasi), terletak di antara perut tengah dan usus.
• Tubula tidak mempunyai saluran keluar tubuh
sehingga bermuara pada anus.
• Belalang sangat efisien dalam menggunakan air
sehingga limbah metabolisme belalang tidak
berbentuk cairan, tetapi dalam bentuk kristal asam
urat, yang kadar nitrogennya tinggi tetapi mempunyai
daya racun yang rendah.
Arthropoda
• Pembuluh Malphigi ini akan menyekresikan zat sisa
berupa urea, limbah nitrogen, dan garam secara osmosis
dari hemolimfa menuju lumen (rongga pembuluh).
• Sebagian besar zat-zat yang berguna diserap kembali
(reabsorpsi) melewati jaringan epitelium pada rektum dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh hemolimfa.
• Sebaliknya, limbah bernitrogen mengendap menjadi asam
urat yang dikeluarkan bersama feses lewat anus
• Dengan demikian, asam urat dibuang bersama feses
sehingga mencegah tubuh kehilangan cairan.
• Disamping pembuluh malphigi, terdapat trakea yang
berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang
berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi sebagai paru-paru
pada invertebrata.
Echinodermata
• Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru
kulit atau dermal branchiae (Papulae)
• Yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom)
yang tipis.
• Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria.
• Pada bagian ini terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida.
• Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang
bernafas dengan menggunakan kaki tabung.
• Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel
tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel
amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya
dilepas ke luar tubuh.
Sistem ekskresi pada hewan vertebrata
• Sistem hewan vertebrata sudah memiliki
ginjal seperti manusia dengan struktur
yang sempurna, walaupun masih
terdapat perbedaan dalam struktur dan
fungsinya.
• Perbedaan-perbedaan ini dapat
dihubungkan dengan lingkungan hidup
hewan tersebut.
• Pada vertebrata terdapat beberapa tipe
ginjal, yaitu pronefros, opistonefros,
mesonefros, dan metanefros.
Organ Ekskresi Hewan Vertebrata

Vertebrata

Pisces Amfibi Reptil Aves Mamalia

Ginjal
Ginjal Ginjal Ginjal Ginjal
Paru-paru
Insang Kulit Kulit Paru-paru
Kulit
Kulit Hati
Hati
Tipe Ginjal Hewan Vertebrata

Vertebrata

Pisces Amfibi Reptil Aves Mamalia

Opistonefros Opistonefros Metanefros Metanefros Metanefros


Pisces
• Alat ekskresi ikan terdiri dari:
– Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O
– Kulit (kelenjar kulitnya) mengeluarkan
lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di dalam air.
– Sepasang ginjal (sebagian besar ikan) untuk
mengeluarkan urine
Pisces
• Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal yang
memanjang (opistonefros) dan berwarna
kemerah-merahan.
• Pada beberapa jenis ikan, seperti ikan mas saluran
ginjal (kemih) menyatu dengan saluran kelenjar kelamin
yang disebut saluran urogenital.
• Saluran urogenital terletak di belakang anus, sedangkan
pada beberapa jenis ikan yang lain memiliki kloaka.
• Karena ikan hidup di air, ikan harus selalu menjaga
keseimbangan tekanan osmotiknya.
• Pada ikan yang bernafas dengan insang, urin
dikeluarkan melalui kloaka atau porus urogenitalis, dan
karbon dioksida dikeluarkan melalui insang.
• Pada ikan yang bernafas dengan paru-paru, karbon
dioksida dikeluarkan melalui paru-paru dan urin
dikeluarkan melalui kloaka.
Mekanisme Ekskresi
Pisces
• Mekanisme ekskresi pada ikan
yang hidup di air tawar dan air
laut berbeda.
• Ikan yang hidup di air tawar
mengekskresikan ammonia
dan aktif menyerap oksigen
melalui insang, serta
mengeluarkan urin dalam
jumlah yang besar (urin
encer).
• Sebaliknya, ikan yang hidup di
laut akan mengekskresikan
ammonia melalui urin yang
jumlahnya sedikit (urin pekat).
Amphibi
• Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang
ginjal (opistonefros) yang terletak di kanan dan
kiri tulang belakang.
• Warnanya merah kecoklatan, bentuknya
memanjang dari depan ke belakang.
• Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan
melalui ureter menuju ke kantong kemih yang
berupa kantong berdinding tipis yang terbentuk
dari tonjolan dinding kloaka.
• Fungsinya untuk menyimpan urine sementara.
• Pada katak jantan, saluran ginjal dan saluran
kelaminnya menyatu, sedangkan pada katak betina
tidak.
Reptil
• Alat ekskresi pada reptil berupa ginjal
(metanefros) yang sudah berkembang
sejak fase embrio.
• Ginjal dihubungkan oleh saluran ke
kantung kemih dan langsung bermuara
ke kloaka.
• Selain ginjal, pada reptil memiliki
kelenjar kulit yang menghasilkan asam
urat tertentu yang berguna untuk
mengusir musuh.
Aves
• Alat ekskresi pada burung terdiri dari ginjal
(metanefros), paru-paru dan kulit.
• Burung memiliki sepasang ginjal yang berwarna
coklat.
• Saluran ekskresi terdiri dari ginjal yang menyatu
dengan saluran kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka).
• Burung mengekskresikan zat berupa asam urat dan
garam.
• Kelebihan kelarutan garam akan mengalir ke rongga
hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).
• Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi
memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada
tunggingnya.
• Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki
bulu-bulunya.
Mamalia
• Pada mamalia sistem ekskresinya terdiri dari ginjal, kulit, hati
dan paru-paru.
• Ginjal adalah sepasang organ berbentuk biji kacang merah
(sekitar 10 cm< panjangnya pada manusia), yang merupakan
organ utama untuk melakukan proses ekskresi.
– Sisa metabolisme berupa urin
• Paru-paru tidak hanya berperan sebagai organ pernapasan
tetapi paru-paru juga berperan dalam sistem ekskresi
sisa-sisa hasil metabolisme yang berupa karbon dioksida dan
air dalam bentuk uap air.
– Sisa metabolisme dari jaringan diangkut oleh darah
menuju ke paru-paru untuk dibuang.
• Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh yang terletak
dibagian kanan atas rongga perut.
– Fungsi hati dalam sistem ekskresi adalah menghasilkan
empedu secara terus-menerus yang ditampung dalam kantung
empedu.
– Hati setiap hari menghasilkan empedu sebanyak 800-1000 ml.
– Empedu mengandung air, asam empedu, garam empedu,
kolestrol, fosfolipid, zat warna empedu, dan beberapa ion.
• Kulit merupakan organ terbesar yang terdapat diseluruh
permukaan tubuh dan terdiri dari beberapa jaringan yang memiliki
fungsi spesifik.
– Kulit sebagai alat ekskresi adalah untuk mengeluarkan keringat

Anda mungkin juga menyukai