Anda di halaman 1dari 33

SISTEM EKSKRESI PADA INVERTEBRATA

Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada


vertebrata.
Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada
vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat
sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata
lainnya.
Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada
invertebrata.

1. Sistem Ekskresi Protozoa


Pada protozoa, pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui membran
sel secara difusi.
Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut
( vakuola kontraktif ) yang bekerja secara periodik serta berperan
mengatur kadar air dalam sel.
Sewaktu mengeluarkan air sisa-sisa air ikut dikeluarkan.
Pada protozoa, pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui membran sel secara
difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola berdenyut ( vakuola
kontraktif ) yang bekerja secara periodik serta berperan mengatur kadar air dalam
sel. Sewaktu mengeluarkan air sisa-sisa air ikut dikeluarkan.

2. Sistem Ekskresi Porifera


Pada porifera, pengeluaran sisa metabolisma berlangsung secara
difusi, dari sel tubuh ke epidermislalu dari epidermis ke lingkungan
hidupnya yang berair.
Porifera mempunyai sistem saluran air yang berfungsi untuk
memasukkan dan mengeluarkan air yang mengandung zat makanan,
oksigen, dan sisa metabolisme.
Menurut Saluran airnya Porifera dibedakan menjadi 3 tipe:
Acson, Sicon dan Leucon ( Rhagon )
Ascon
air masuk melalui ostium menuju ke spongocoel dan kemudian keluar
melalui oskulum.
Sicon
air masuk melalui ostium menuju ke saluran radial, baru masuk ke
spongocoel dan keluar melalui oskulum
Leucon (Rhagon)
air masuk melalui ostium menuju rongga-rongga bulat yang saling
berhubungan, kemudian menuju ke spongocoel dan keluar
Kelompok ini tidak memiliki sistem ekskresi. Proses pembuangan limbah
metabolisme dilakukan melalui difusi sel-sel penyusun dinding spongosol
(rongga tubuh porifera). Limbah metabolisme ini akan larut bersama
cairan tubuh di dalam spongosol, kemudian akan bersama-sama
dikeluarkan melalui oskulum (lubang besar pada bagian permukaan atas
tubuh porifera) ke perairan.

3. Sistem Ekskresi Coelenterata


Pada coelentrata pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon
dioksida dilakukan oleh seluruh permukaan tubuhnya secara difusi.
Demikian pula pengeluaraan sisa-sisa metabolisme dilakukan secara
difusi melalui seluruh permukaan tubuh.
Mulut berfungsi untuk menelan makanan dan mengeluarkan sisa
makanan karena coelentrata tidak memiliki anus.
Sama seperti kelompok filum porifera, hewan-hewan penghuni filum
coelenterata (ubur-ubur, hydra, dll) tidak memiliki sistem ekskresi.
Sehingga pengeluaran limbah metabolisme berlangsung secara difusi
melalui sel-sel epitel pada rongga gastrovaskular. Limbah metabolisme
yang terlarut dalam cairan tubuh dalam rongga gastrovaskular (rongga
perut) akan di keluarkan melalui mulut ke lingkungan.
4. Sistem Ekskresi Molussca
Pernapasan mollusca darat dengan rongga mantel berpembuluh darah
yang berfungsi sebagai paru-paru, sedangkan mollusca air dgn insang.
Udara masuk dan keluar rongga mantel melalui pori-pori respirasi pada
mantel
Air yang masuk dan keluar rongga mantel akan melalui sifon (corong).
Organ ekskresinya berupa sepasang nefridia. Sistem ekskresi Mollusca
adalah berupa Nefridia yang berperan mirip dengan ginjal, Nefridia juga
mengeluarkan sisa metabolisme dalam bentuk cairan.
Nefridia atau sering di sebut metanefridium berperan sebagai ginjal.
Metanefridum mengekskresikan sisa makanan yang berbentuk cair.

5. Sistem Ekskresi Echinodermata


Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral, sering
di sebut sebagai pembuluh air karena pembuluh ini menjadi tempat
mengalirnya air masuk dan keluar.
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal
branchiae (paulae)yaitu penonjolan dinding rongga tubuh(selom)
Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria.
Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida, ion
dan gas antara cairan selom (rongga tubuh) dengan air laut
Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan
diangkut oleh amoebacyte (sel-sel ameboid)yang terdapat pada cairan
selom ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.

6. Sistem Ekskresi Cacing Pipih


Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai
protonefridium.
Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar
mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang
dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti
gerakan api lilin
Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api.
Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke
sel api pada sepanjang saluran ekskresi.
.Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi
yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora).
Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi.
Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan
lewat mulut.
Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Cacing pipih (planaria, cacing hati) memiliki sistem ekskresiyang
sederhana. Sistem ekskresi pada planaria ialah sistem sel api (flame
cells). Sistem ini merupakan rangkaian saluran (tubula) yang bercabang-
cabang. Disusun atas protonefridia yang merupakan ginjal yang
sederhana sebagai saluran utama. Protonefridia mengadakan
percabangan, dan pada tiap percabangannya ditutup dengan satu sel
yang memiliki bentuk seperti obor api. Sistem sel api ini terdapat di
sepanjang tepi permukaan tubuh. Air dan zat terlarut dalam cairan tubuh
memasuki lumen tubula protonefridia melalui celah-celah pada membran
sel api. Gerakan silia yang berada di dalam sel api mempertahanan
cairan tersebut tetap bergerak di dalam saluran protonefridia. Gerakan
yang ditimbulka oleh sel api inimenyerupai dengan bola api, sehingga
sitem pada cacing pipih disebut juga dengan sistem bola api. Kemudian
cairan tersebut (urine) akan dikeluarkan melalui nefridiofor (lubang
ekskresi) yaitu lubang dari tiap-tiap protonefridia yang berada di
permukaan tubuh. Sistem bola api juga dimiliki oleh kelompok phylumm
nemathelmintes (cacing tambang dkk).
Contoh Platyhelminthes adalah Planaria. Alat ekskresi pada Planaria, yaitu sel api.
Cairan tubuh yang melewati sel api akan di saring, sedangkan zat-zat sisa akan
diserap oleh sel api. Di dalam sel api terdapat silia. Gerakan silia akan mendorong
zat-zat sisa ke arah saluran gabungan yang selanjutnya akan dibuang keluar tubuh
melalui lubang ekskresi.

7. Sistem Ekskresi Anelida


Anelida mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium.
Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen
dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga
segmen pertama dan terakhir.
Metanefridium memiliki dua lubang.
Lubang yang pertama berupa corong, disebutnefrostom (di bagian
anterior) dan terletak pada segmen yang lain.
Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom).
Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada
segmen berikutnya.
B agian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti
gelembung.
Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuhmelalui
pori yang merupakan lubang
Contoh Annelida adalah cacing tanah. Alat ekskresinya, yaitu nefridium.
Pada saat cairan melalui nefridia, zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
akan diserap oleh darah, sedangkan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan
oleh tubuh akan ditampung didalam kantong kemih dan akhirnya akan
dikeluarkan melalui nefridiofora, yaitu lubang nefridium yang terdapat
pada permukaan setiap ruas tubuh.
8. Sistem ekskresi nematoda
Dalam nematoda, sistem ekskresi khusus tidak berkembang dengan baik. Limbah
nitrogen dapat hilang oleh difusi melalui seluruh tubuh atau ke pseudocoelom
(rongga tubuh), di mana mereka dihapus oleh sel-sel khusus. Peraturan air dan
garam isi tubuh dicapai dengan kelenjar renette, hadir dalam faring dalam nematoda
laut.
Nematoda mempunyai alat ekskrei yang berupa sistem sel kelenjar
dengan saluran atau tanpa saluran. Pada spesies yang hidup di laut, alat
ekskrei berupa kelenjar renet (renette gland) yang terletak di dekat
faring, berjumlah satu atau dua.

9. Sistem ekskresi arthropoda


Kelompok filum ini, terutama kelas insecta menggunakan pembuluh
malpigi sebagai alat ekskresi. Tubula atau pembuluh malpigi merupakan
pelipatan ke arah luar dari saluran pencernaan. Tubula ini mensekresikan
limbah bernitrogren dan garam dari cairan tubuh (hemolimfa), dan air
mengikuti zat-zat tersebut melalui osmosis. Sebagian besar air dan
garam kembali diserap (reabsorpsi) ke dalam tubuh melalui sel epitel di
rektum. Sedang limbah bernitrogen kering dalam bentuk asam urat
dikeluarkan bersama feses melalui anus.
Kelompok Vertebrata

Kelompok vertebrata, meliputi pisces (ikan); amphibia; aves (burung); reptilia;


dan mamalia memiliki ginjal untuk membuang limbah bernitrogen dalam bentuk
urin. Sebagian besar sistem ekskresi menghasilkan urin melalui dua proses,
filtrasi dan reabsorpsi. Pada filtrasi, darah dan cairan tubuh akan disaring melalui
membran sel alat ekskresi (ginjal). Membran sel ini menahan protein dan molekul
besar lainnya pada cairan tubuh. Tekanan dari cairan tubuh mendorong
senyawa-senyawa kecil mampu masuk melewati membran sel, selanjutnya yang
akan disebut filtrat. Pada filtrasi hanya menseleksi ukuran partikel, namun tidak
menselektsi jenis partikelnya. Sehingga senyawa-senyawa kecil yang masih
dibutuhkan oleh tubuh seperti, asam amino dan glukosa terlarut dalam filtrat,
oleh karena itu proses reabsorspsi melengkapi proses selanjutnya. Reabsorpsi
akan menyuling filtrat dengan menyerap senyawa-senyawa yang masih
dibutuhkan tubuh dengan menyerap kembali senyawa-senyawa yang masih
dibutuhkan oleh tubuh. Namun berbeda jika memang senyawa-senyawa tersebut
kadarnya dalam tubuh tinggi maka tidak akan diserap lagi melalui reabsorpsi.
Sehingga urin yang akan dikeluarkan benar-benar mengandung zat buangan
yang tidak dibutuhkan tubuh. Urin yang mengandung nitrogen dalam bentuk
urea akan dibuang melalui saluran , anus atau kloaka yang ditemukan pada
vertebrata ke lingkungan.

1. Ikan

Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros. Mekanisme ekskresi pada ikan
yang hidup di air tawar berbeda dengan yang hidup di air laut.

[!] Mekanisme Ekskresi Ikan Air Tawar

Pada ikan air tawar, untuk menghindari supaya tidak terlalu banyak air yang masuk ke dalam
tubuh dilakukan dengan cara sedikit meminumnya namun banyak mengeluarkan urine. Selain
itu, tubuhnya dilindungi oleh kulit dan sisik-sisik yang tidak mudah dilalui oleh air, serta
terjadi pertukaran air dan garam melalui selaput tipis di dalam insang dan mulutnya.
Untuk mengimbangi kehilangan garam dari dalam tubuhnya, maka air tawar akan
mengeluarkan urine yang sangat encer melalui ginjalnya dan mengabsorpsi garam secara
aktif melalui sel-sel khusus yang terdapat pada insangnya.

[!!] Mekanisme Ekskresi Ikan Air Laut

Ikan air laut akan selalu mempunyai kecenderungan kehilangan air, sehingga terancam
bahaya dehidrasi. Untuk mengatasinya maka selain dilengkapi dengan selubung kulit dan
sisik-sisik yang kedap air, ikan air laut banyak minum dan sedikit mengeluarkan urine.
Garam-garam yang masuk bersama air yang diminumnya akan dikeluarkan secara aktif
melalui insang.

2. Amfibi

Alat ekskresi amfibi berupa ginjal mesonefros. Zat-zat seperti urine, garam-garam, dan air
yang berlebihan akan diserap dan dikeluarkan oleh ginjal. Zat sisa yang diambil oleh ginjal
akan disalurkan melalui ureter menuju ke kantong kemih. Kemudian urine dikeluarkan
melalui kantong kemih ke kloaka.

3. Reptil

Alat ekskresi pada reptil adalah sepasang ginjal metanefros. Zat-zat sisa metabolisme
diekskresikan pada ginjal dan bermuara di kloaka. Pada kulit reptil terdapat kelenjar
penghasil asam urine yang berfungsi untuk mengusir musuhnya. Hasil ekskresi reptil adalah
asam urat. Asam urat yang dikeluarkan berbentuk pasta (bubur) berwarna putih. Sisa air
direabsorpsi oleh bagian tabung ginjal.

4. Burung

Alat ekskresi burung berupa paru-paru, ginjal (metanefros), dan kulit. Saluran ekskresi, dan
saluran pencernaan bersatu dan bermuara pada kloaka. Burung tidak mempunyai kantong
urine sehingga urine yang dihasilkan oleh ginjal langsung bercampur dengan sisa pencernaan
di kloaka. Zat sisa nitrogen dibuang sebagai asam urat. Asam urat ini dikeluarkan melalui
kloaka sebagai kristal putih yang bercampur dengan feses. Pada burung laut, selain
mengekskresi asam urat juga mengekskresikan asam urat juga mengekskresikan garam

Sistem Pernapasan Pada Manusia

Sistem pernapasan pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari


udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses
pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk
pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-alat
pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan
mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air.
Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa
bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem pernapasan pada manusia
mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme
pernapasan.

Saluran pernapasan atau tractus respiratorius (respiratory tract) adalah


bagian tubuh manusia yang berfungsi sebagai tempat lintasan dan
tampat pertukaran gas yang diperlukan untuk proses pernapasan. Saluran
ini berpangkal pada hidung atau mulut dan berakhir pada paru-paru.

1. Alat Pernapasan Manusia


Berikut adalah bagian-bagian organ alat pernapasan pada manusia.

1.1. Hidung (Cavum Nasalis)

Selain sebagai salah satu organ alat pernapasan manusia, hidung juga
berfungsi sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi sebagai alat
untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru,
dan sebagai indera penciuman.

1.2. Tekak (Faring)

Faring merupakan persimpangan antara rongga hidung ke tenggorokan


(saluran pernapasan) dan rongga mulut ke kerongkongan (saluran
pencernaan). Pada bagian belakang faring terdapat laring. Laring disebut
pula pangkal tenggorok. Pada laring terdapat pita suara dan epiglotis atau
katup pangkal tenggorokan. Pada waktu menelan makanan epiglotis
menutupi laring sehingga makanan tidak masuk ke dalam tenggorokan.
Sebaliknya pada waktu bernapas epiglotis akan membuka sehingga udara
masuk ke dalam laring kemudian menuju tenggorokan.

1.3. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berbentuk seperti pipa dengan panjang kurang lebih 10 cm.


Di paru-paru trakea bercabang dua membentuk bronkus. Dinding
tenggorokan terdiri atas tiga lapisan berikut.
1. Lapisan paling luar terdiri atas jaringan ikat.

2. Lapisan tengah terdiri atas otot polos dan cincin tulang rawan.
Trakea tersusun atas 1620 cincin tulang rawan yang berbentuk
huruf C. Bagian belakang cincin tulang rawan ini tidak tersambung
dan menempel pada esofagus. Hal ini berguna untuk
mempertahankan trakea tetap terbuka.

3. Lapisan terdalam terdiri atas jaringan epitelium bersilia yang


menghasilkan banyak lendir. Lendir ini berfungsi menangkap debu
dan mikroorganisme yang masuk saat menghirup udara.

Selanjutnya, debu dan mikroorganisme tersebut didorong oleh gerakan


silia menuju bagian belakang mulut.

Akhirnya, debu dan mikroorganisme tersebut dikeluarkan dengan cara


batuk. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing yang masuk
bersama udara pernapasan.

1.4. Cabang Tenggorokan (Bronkus)

Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang,


yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri.
Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada
yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih
mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan
trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus.
Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang
menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua
bronkiolus.

1.5. Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus. Bronkiolus bercabang-cabang


menjadi saluran yang semakin halus, kecil, dan dindingnya semakin tipis.
Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan tetapi rongganya bersilia.
Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.

1.6. Alveolus

Bronkiolus bermuara pada alveol (tunggal: alveolus), struktur berbentuk


bola-bola mungil yang diliputi oleh pembuluh-pembuluh darah. Epitel pipih
yang melapisi alveoli memudahkan darah di dalam kapiler-kapiler darah
mengikat oksigen dari udara dalam rongga alveolus.

1.7. Paru-paru

Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi
oleh siuatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-
paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir
(lobus) yaitu gelambir atas, gelambir tengah dan gelambir bawah.
Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas
dan gelambir bawah. Paru-paru diselimuti oleh suatu selaput paru-paru
(pleura). Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan


biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan
pada orang dewasa lebih kurang 500 nl. Setelah kita melakukan inspirasi
biasa, kita masih bisa menarik napas sedalam-dalamnya. Udara yang
dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara
komplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.
Setelah kita melakukan ekspirasi biasa, kita masih bisa menghembuskan
napas sekuat-kuatnya. Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi
biasa disebut udara suplementer, volumenya lebih kurang 1500 ml.

Walaupun kita mengeluarkan napas dari paru-paru dengan sekuat-


kuatnya ternyata dalam paru-paru masih ada udara disebut udara residu.
Volume udara residu lebih kurang 1500 ml. Jumlah volume udara
pernapasan, udara komplementer, dan udara suplementer disebut
kapasitas vital paru-paru.

2. Proses Pernapasan Manusia


Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung >
faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).

Proses pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap
pada waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang
hidung (nares) kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk,
udara disaring oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang
hidung.

Pada waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula


kedudukan diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus
sehingga rongga dada menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan
perut. Bersamaan dengan kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk
juga berkontraksi sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut
pernapasan dada.

Akibat mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada


menjadi berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung
selanjutnya melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam
paru-paru, sehingga paru-paru mengembang.

Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian


atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan
(larynx).

Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau


trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau
bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan
dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru.

Udara yang diserap melalui alveoli akan masuk ke dalam kapiler yang
selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis atau pembuluh balik paru-paru.
Gas oksigen diambil oleh darah. Dari sana darah akan dialirkan ke
serambi kiri jantung dan seterusnya.

Selanjutnya udara yang mengandung gas karbon dioksida akan


dikeluarkan melalui hidung kembali. Pengeluaran napas disebabkan
karena melemasnya otot diafragma dan otot-otot rusuk dan juga dibantu
dengan berkontraksinya otot perut. Diafragma menjadi melengkung ke
atas, tulang-tulang rusuk turun ke bawah dan bergerak ke arah dalam,
akibatnya rongga dada mengecil sehingga tekanan dalam rongga dada
naik. Dengan naiknya tekanan dalam rongga dada, maka udara dari
dalam paru-paru keluar melewati saluran pernapasan.

Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:

1. Udara masuk melalui lubang hidung

2. melewati nasofaring

3. melewati oral farink

4. melewati glotis

5. masuk ke trakea

6. masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus

7. masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus

8. udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang


disebut alveolus (jamak: alveoli)

3. Bagian-Bagian Sistem
Pernapasan Pada Manusia
Berikut adalah bagian-bagian anatomi sistem pernapasan pada manusia.
Semua penjelasannya menggunakan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan gambar sistem pernapasan tersebut, kita dapat
menyimpulkan bahwa sistem pernapasan pada manusia terdiri dari:

1. Hidung

2. Rongga hidung

3. Concha

4. Langit-langit lunak

5. Pharink

6. Larink

7. Trakea

8. Rongga pleura

9. Paru-paru kanan

10. Paru-paru kiri

11. Tulang rusuk

12. Otot intercosta

13. Diafragma
4. Jenis-Jenis Pernapasan Pada
Manusia
Jenis-jenis pernapasan pada manusia dibagi menjadi dua jenis. Yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut.

4.1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang


rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang


rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.

2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya


otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya
tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang
kaya karbon dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi -->


tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang -->
tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan
udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.

Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:

Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru
menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan
dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

4.2. Pernapasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma.


Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma


sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga
dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.

2. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya


otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang
rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada
tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon
dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung


menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam
paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk

Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:

otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung


--> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas
dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

5. Penyakit Sistem Pernapasan


pada Manusia
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat
mengalami gangguan. Gangguan ini biasanyaberupa kelainan, penyakit,
atau karena ulah manusia itu sendiri (seperti merokok). Penyakit atau
gangguan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan
terganggunya proses pernapasan.

5.1. Asma

Asma adalah gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan


saluran pernapasan akibat reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu.
Hal-hal yang dapat memicu timbulnya serangan asma diantaranya
seperti serbuk sari bunga, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan
olahraga.

Pengobatan yang tepat dan teratur dapat membantu penderita. Serangan


asma juga dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa
dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan
meminum obat sebelum melakukan olah raga.

5.2. Bronkhitis

Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-


paru).

Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh
sempurna, tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius. Serangan bronkitis berulang bisa terjadi
pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan
menahun. Infeksi berulang bisa juga merupakan akibat dari:
5.3. Influenza

Influenza atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza. Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si
penderita. Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia, burung, dan
binatang mamalia seperti babi dan orang utan juga dapat terserang flu.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit


tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan,
batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk,
influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat
mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia
lanjut.

Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3


hari sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa.

Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak


menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.

5.4. Flu burung

Flu burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang


disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia.
Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar
unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies
lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.

Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu
yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak
dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga
pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan
pakaian juga perlu dijaga.

Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang
didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci
sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.

Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat


tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi
risiko penularan.

Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan


pernafasan dan (mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat
berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.

5.5. Flu babi (Swine influenza)

Flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus


Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi
manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang
bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus
penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam,
disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan
kesadaran yang berakhir pada kematian

Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat,


gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam,
batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin,
dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan
muntah-muntah.

5.6. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat


menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan
parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan
komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di
dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat
menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut


(fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis
tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya.
Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah
serat yang terhirup.

Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah
terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru
kehilangan elastisitasnya.

5.7. Faringitis

Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang


tenggorokkan atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, pada
saat daya tahan tubuh lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya
efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang
sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa
menolong.

5.8. TBC

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki,


perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya,
Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar
140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan,
Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).

Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24
Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut
sebagai Koch Pulmonum (KP).

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan


bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di
dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada
orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-
paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan
lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.

5.9. Emfisema

Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus


adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada
penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan
orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan
dari paru-paru terperangkap didalamnya.

Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab


kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.

Gejala emfisema:

Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan


dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.

Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga
biasa dialami penderita emfisema.

Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik


untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.

5.10. Kanker Paru-Paru

Kanker paru-parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker


lainnya. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke
bagian lain. Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung
banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah
terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel
saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker. Penyebab lain
adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor
keturunan.

Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah
dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala
umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah
menyebar.

Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak
mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan
untuk mencegah timbulnya sel kanker.

5.11. Pneumonia

Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru


(parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya
disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri
Mycoplasma pneumoniae.

Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit
pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.

Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya


tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu
menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan,
makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.

Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan


dengan meminum antibiotik.
Soal No. 1
Ahmad mengisi ember yang memiliki kapasitas 20 liter dengan air dari sebuah
kran seperti gambar berikut!

Jika luas penampang kran dengan diameter D 2 adalah 2 cm2 dan kecepatan
aliran air di kran adalah 10 m/s tentukan:
a) Debit air
b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember

Pembahasan
Data :
A2 = 2 cm2 = 2 x 104 m2
v2 = 10 m/s

a) Debit air
Q = A2v2 = (2 x 104)(10)
Q = 2 x 103 m3/s

b) Waktu yang diperlukan untuk mengisi ember


Data :
V = 20 liter = 20 x 103 m3
Q = 2 x 103 m3/s
t=V/Q
t = ( 20 x 103 m3)/(2 x 103 m3/s )
t = 10 sekon
Soal No. 2
Pipa saluran air bawah tanah memiliki bentuk seperti gambar berikut!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 m2 , luas penampang pipa kecil adalah 2 m2 dan
kecepatan aliran air pada pipa besar adalah 15 m/s, tentukan kecepatan air saat mengalir pada
pipa kecil!

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
A1v1 = A2v2
(5)(15) = (2) v2
v2 = 37,5 m/s

Soal No. 3
Tangki air dengan lubang kebocoran diperlihatkan gambar berikut!

Jarak lubang ke tanah adalah 10 m dan jarak lubang ke permukaan air adalah 3,2 m.
Tentukan:
a) Kecepatan keluarnya air
b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air
c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah

Pembahasan
a) Kecepatan keluarnya air
v = (2gh)
v = (2 x 10 x 3,2) = 8 m/s

b) Jarak mendatar terjauh yang dicapai air


X = 2(hH)
X = 2(3,2 x 10) = 82 m

c) Waktu yang diperlukan bocoran air untuk menyentuh tanah


t = (2H/g)
t = (2(10)/(10)) = 2 sekon

Soal No. 4
Untuk mengukur kecepatan aliran air pada sebuah pipa horizontal digunakan alat seperti
diperlihatkan gambar berikut ini!

Jika luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 dan luas penampang pipa kecil adalah 3 cm2
serta perbedaan ketinggian air pada dua pipa vertikal adalah 20 cm tentukan :
a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar
b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil

Pembahasan
Rumus kecepatan fluida memasuki pipa venturimetar pada soal di atas

v1 = A2 [(2gh) : (A12 A22) ]

a) kecepatan air saat mengalir pada pipa besar


v1 = A2 [(2gh) : (A12 A22) ]
v1 = (3) [ (2 x 10 x 0,2) : (52 32) ]
v1 = 3 [ (4) : (16) ]
v1 = 1,5 m/s

Tips :
Satuan A biarkan dalam cm2 , g dan h harus dalam m/s2 dan m. v akan memiliki satuan m/s.

Bisa juga dengan format rumus berikut:

dimana
a = luas penampang pipa kecil
A = luas penampang pipa besar

b) kecepatan air saat mengalir pada pipa kecil


A1v1 = A2v2
(3 / 2)(5) = (v2)(3)
v2 = 2,5 m/s

Soal No. 5
Pada gambar di bawah air mengalir melewati pipa venturimeter.

Jika luas penampang A1 dan A2 masing-masing 5 cm2 dan 4 cm2 maka kecepatan air
memasuki pipa venturimeter adalah....
A. 3 m/s
B. 4 m/s
C. 5 m/s
D. 9 m/s
E. 25 m/s

Pembahasan
Seperti soal sebelumnya, silakan dicoba, jawabannya 4 m/s.

Soal No. 6
Pipa untuk menyalurkan air menempel pada sebuah dinding rumah seperti terlihat pada
gambar berikut! Perbandingan luas penampang pipa besar dan pipa kecil adalah 4 : 1.

Posisi pipa besar adalah 5 m diatas tanah dan pipa kecil 1 m diatas tanah. Kecepatan aliran air
pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 x 105 Pa. Tentukan :
a) Kecepatan air pada pipa kecil
b) Selisih tekanan pada kedua pipa
c) Tekanan pada pipa kecil
(air = 1000 kg/m3)

Pembahasan
Data :
h1 = 5 m
h2 = 1 m
v1 = 36 km/jam = 10 m/s
P1 = 9,1 x 105 Pa
A1 : A2 = 4 : 1

a) Kecepatan air pada pipa kecil


Persamaan Kontinuitas :
A1v1 = A2v2
(4)(10) = (1) (v2)
v2 = 40 m/s

b) Selisih tekanan pada kedua pipa


Dari Persamaan Bernoulli :
P1 + 1/2 v12 + gh1 = P2 + 1/2 v22 + gh2
P1 P2 = 1/2 (v22 v12) + g(h2 h1)
P1 P2 = 1/2(1000)(402 102) + (1000)(10)(1 5)
P1 P2 = (500)(1500) 40000 = 750000 40000
P1 P2 = 710000 Pa = 7,1 x 105 Pa

c) Tekanan pada pipa kecil


P1 P2 = 7,1 x 105
9,1 x 105 P2 = 7,1 x 105
P2 = 2,0 x 105 Pa

Soal No. 7
Sebuah pipa dengan diameter 12 cm ujungnya menyempit dengan diameter 8 cm. Jika
kecepatan aliran di bagian pipa berdiameter besar adalah 10 cm/s, maka kecepatan aliran di
ujung yang kecil adalah....
A. 22,5 cm/s
B. 4,4 cm/s
C. 2,25 cm/s
D. 0,44 cm/s
E. 0,225 cm/s
(Soal UAN Fisika 2004)

Pembahasan
Rumus menentukan kecepatan diketahui diameter pipa

Dari persamaan kontinuitas

Pipanya memiliki diameter, jadi asumsinya luas penampangnya berupa lingkaran.

Luasnya diganti luas lingkaran menjadi

Baris yang terkahir bisa ditulis jadi


Jika diketahui jari-jari pipa (r), dengan jalan yang sama D tinggal diganti dengan r menjadi:

Kembali ke soal, masukkan datanya:

Data soal:
D1 = 12 cm
D2 = 8 cm
v1 = 10 cm/s
v2 = ........

Soal No. 8
Perhatikan gambar!

Jika diameter penampang besar dua kali diameter penampang kecil, kecepatan aliran fluida
pada pipa kecil adalah....
A. 1 m.s1
B. 4 m.s1
C. 8 m.s1
D. 16 m.s1
E. 20 m.s1
(UN Fisika SMA 2012 A86)

Pembahasan
Persamaan kontinuitas
Data soal:
V1 = 4
D1 = 2
D2 = 1
V2 =...?

Soal No. 9
Sebuah pesawat dilengkapi dengan dua buah sayap masing-masing seluas 40 m2. Jika
kelajuan aliran udara di atas sayap adalah 250 m/s dan kelajuan udara di bawah sayap adalah
200 m/s tentukan gaya angkat pada pesawat tersebut, anggap kerapatan udara adalah 1,2
kg/m3!

Pembahasan
Gaya angkat pada sayap pesawat:

dimana:
A = luas total penampang sayap
= massa jenis udara
a = kelajuan aliran udara di atas sayap
b = kelajuan aliran udara di bawah sayap
F = gaya angkat pada kedua sayap

Data soal:
Luas total kedua sayap
A = 2 x 40 = 80 m2
Kecepatan udara di atas dan di bawah sayap:
a = 250 m/s
b = 200 m/s
Massa jenis udara
= 1,2 kg/m3
F =.....
Soal No. 10
Gaya angkat yang terjadi pada sebuah pesawat diketahui sebesar 1100 kN.

Pesawat tersebut memiliki luas penampang sayap sebesar 80 m2. Jika kecepatan aliran udara
di bawah sayap adalah 250 m/s dan massa jenis udara luar adalah 1,0 kg/m3 tentukan
kecepatan aliran udara di bagian atas sayap pesawat!

Pembahasan
Data soal:
A = 80 m2
b = 250 m/s
= 1,0 kg/m3
F = 1100 kN = 1100 000 N
a =......

Kecepatan aliran udara di atas sayap pesawat adalah 300 m/s


Soal No. 11
Sayap pesawat terbang dirancang agar memiliki gaya ke atas maksimal, seperti gambar.

Jika v adalah kecepatan aliran udara dan P adalah tekanan udara, maka sesuai azas Bernoulli
rancangan tersebut dibuat agar....(UN Fisika 2012)
A. vA > vB sehingga PA > PB
B. vA > vB sehingga PA < PB
C. vA < vB sehingga PA < PB
D. vA < vB sehingga PA > PB
E. vA > vB sehingga PA = PB

Pembahasan
Desain sayap pesawat supaya gaya ke atas maksimal:
Tekanan Bawah > Tekanan Atas, PB > PA sama juga PA <PB
Kecepatan Bawah < Kecepatan Atas, vB < vA sama juga vA > vB

Jawab: B. vA > vB sehingga PA < PB

Catatan:
(Tekanan Besar pasangannya kecepatan Kecil, atau tekanan kecil pasangannya kecepatan
besar)

Soal No. 12
Sebuah bak penampung air diperlihatkan pada gambar berikut. Pada sisi kanan bak dibuat
saluran air pada ketinggian 10 m dari atas tanah dengan sudut kemiringan .

Jika kecepatan gravitasi bumi 10 m/s2 tentukan:


a) kecepatan keluarnya air
b) waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah
c) nilai cos
d) perkiraan jarak jatuh air pertama kali (d) saat saluran dibuka
(Gunakan sin = 5/8 dan 39 = 6,24)

Pembahasan
a) kecepatan keluarnya air
Kecepatan keluarnya air dari saluran:

b) waktu yang diperlukan untuk sampai ke tanah


Meminjam rumus ketinggian dari gerak parabola, dari situ bisa diperoleh waktu yang
diperlukan air saat menyentuh tanah, ketinggian jatuhnya air diukur dari lubang adalah 10
m.

c) nilai cos
Nilai sinus telah diketahui, menentukan nilai cosinus

d) perkiraan jarak jatuh air pertama kali (d) saat saluran dibuka
Jarak mendatar jatuhnya air
Soal No. 13
Untuk mengukur kelajuan aliran minyak yang memiliki massa jenis 800 kg/m3 digunakan
venturimeter yang dihubungkan dengan manometer ditunjukkan gambar berikut.

Luas penampang pipa besar adalah 5 cm2 sedangkan luas penampang pipa yang lebih kecil 3
cm2. Jika beda ketinggian Hg pada manometer adalah 20 cm, tentukan kelajuan minyak saat
memasuki pipa, gunakan g = 10 m/s2 dan massa jenis Hg adalah 13600 kg/m3.

Pembahasan
Rumus untuk venturimeter dengan manometer, di soal cairan pengisi manometer adalah air
raksa / Hg:

dengan
v1 = kecepatan aliran fluida pada pipa besar
A = luas pipa yang besar
a = luas pipa yang kecil
h = beda tinggi Hg atau cairan lain pengisi manometer
' = massa jenis Hg atau cairan lain pengisi manometer
= massa jenis fluida yang hendak diukur kelajuannya

Data:
A = 5 cm2
a = 3 cm2
h = 20 cm = 0,2 m
g = 10 m/s2

diperoleh hasil:
Soal No. 14
Sebuah tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U dihubungkan
pada lengan tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 800 kg/m3.

Jika massa jenis udara yang diukur adalah 1 kg/m3 dan perbedaan level cairan pada tabung U
adalah h = 25 cm, tentukan kelajuan aliran udara yang terukur!

Pembahasan
Misalkan kelajuan udara di A adalah vA dan kelajuan udara di B adalah vB.

Udara masuk melalui lubang depan dan saat di B aliran udara tertahan hingga kecepatannya
nol.
Dari hukum Bernoulli:

Dengan kondisi:
Kecepatan di B vB = 0, dan perbedaan tinggi antara A dan B dianggap tidak signifikan,
diambil ha = hb sehingga gha - ghb = 0

dengan adalah massa jenis udara yang diukur, selanjutnya dinamakan u.

Dari pipa U, perbedaan tinggi yang terjadi pada cairan di pipa U diakibatkan perbedaan
tekanan.

gabungkan i dan ii

dengan va adalah kelajuan aliran udara yang diukur, selanjutnya dinamakan v,

Data soal:
u = 1 kg/m3
zc = 800 kg/m3
h = 25 cm = 0,25 m
g = percepatan gravitasi = 10 m/s2
diperoleh:

Soal No. 15
Pipa pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran udara. Pipa U dihubungkan pada lengan
tabung dan diisi dengan cairan yang memiliki massa jenis 750 kg/m3.

Jika kelajuan udara yang diukur adalah 80 m/s massa jenis udara 0,5 kg/m3 tentukan
perbedaan tinggi cairan dalam pipa, gunakan g = 10 m/s2!

Pembahasan
Dengan rumus yang sama dengan nomor sebelumnya:

Dicari perbedaan tinggi cairan atau h

Anda mungkin juga menyukai