NIM : 1916042008
Kelas : Pendidikan IPA Reguler B
SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolism yang tidak berguna bagi
tubuh dari dalam tubuh, seperti: menghembuskan gas CO2, ketika kita bernafas. Berkeringat,
buang air kecil (urine). Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis dengan 3 cara yaitu:
1. Melakukan ormoregulasi
2. Mengeluarkan sisa metabolism
3. Mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolism dalam tubuh anatara lain: CO2,
H2O, NHS, zat warna empedu, dsan asam urat. Ekskresi merupakan proses yang terdapat pada
semua bentuk makhluk hidup. Pada organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara
langsung melalui permukaan sel.
1. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata:
Alat ekskresi utama pada hewan vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling
primitive pada vertebrata disebut akinerfos atau holonerfos. Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal
pada vertebrata, yaitu
1. Pronerfos
Ginjal pronerfos adalah yang paling primitive dan hanya fungsional pada jenis ikan
tingkat rendah. Pronerfos ialah ginjal yang berkembang pada fase embio vertebrata
selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibian, pronerfos digantikan oleh
mesonerfos.
2. Mesonerfos
Mesonerfos merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan
dewasa,mesonerfos akan berubah menjadi metanerfos. Berfungsi seperti opistonefros
pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitanya dengan sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas dan pada episiensinya.
3. Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos. Ginjal yang pertama
kali dibentuk adalah ginjal pronerfos yang terletak didaerah kepala, selanjutnya dibentuk
ginjal mesonerfosyang diikuti dengan bedegenerasinyapronerfos. Kemudia pada daerah
sebelah posterior mesonerfos dibentuk ginjal metanerfos. Ketiga jenis ginjal merupan
organ yang dibentuk dari mesoderem intermediate dimulai dengan tampaknya pronerfos
yang terdiri atas beberapa pasang tubulus pronerfos yang terletak dibagian cephal.
Tubulus-tubulus tersebut dibentuk dengan urutan cephalocaudal.
Sistem ekskresi pada hewan vertebtara ( Hewan bertulang Belakang):
A. Pisces
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di
sisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna
cokelat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus
mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut
sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan didarat dan di laut berbeda. Cairan tubuh
ikan tawar bersifat hiperosmotik, dibandingkan dengan air tawar, sehingga air
cenderung masuk ketubuh ikan. Di saat yang bersmaan ion tubuh keluart ke air.
Untuk menggatasi masalah kekuurangan air, ikan biasanya tidak banyak minum.
Tubuhnya diselimuti lender yang mencengah masuknya air secara
berlebihan.sedangkan ikan yang hidup di laut mengekrresikan sampah nitrogen
yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida. Ginjal ikan laut tidak memiliki
glomerulus, akibatnya tidak terjadi ultrafitrasi di ginjal.
B. Amphibian
Amphibian memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak
jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, katak betina
saluran ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibian berhubungan dengan ureter
di vesika urinaria. Saat amphibi mengalami meta orfosis, hasil ekskresi amphibi
juga berubah. Larva amphibian mengekresikan ammonia, sedangkan berudu dan
hewan dewasa mengeksreikan urea.
C. Reptilian
Alat ekskresi pada reptiladalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros
berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan atal ekskresi pada
stadium embrional menghilang. Ginjal dui hubungkan oleh ureter ke vasikula
urinaria (kandung kemih). Vesikula urinaria bermuara langsung ke kloaka. Hasil
ekskresi reptile adalah asam urat. Reptile hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolism
diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun
D. Mamalia
Mamalia adalah kelompok hewan yang tertinggi. Sistem-sistem pada
tubuhnya mayoritas sama dengan manusia. Alat ekskresinya sma seperti manusia
yaitu kulit, paru-paru, ginjal dan hati. Kulit men geluarka keringat, ginjal
mengeluarkan urin, hati mengeluarkan urea dan paru-paru meengeluarkan karbon
dioksida.
E. Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak
memiliki vesikula urinaria (kandung kemih) sehinggan hasil ekskresi dari ginjal di
salurkan ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga
metabilosme burung aktif. Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung mengandung
100-500 tabung ginjal. Tabung ginjal membentuk lengkung henle kecil.
C. Platyhelminthes
Pengeluaran sisa metabolism pada cacing pipih dan caing puta dilakukan
dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api. Disebut sel api
karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa metabolism dari sel-sek
sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolism dengan gerakan silia ke duktus
ekskretorius.
D. Annelida
Alat ekskresi pada caing tanah adalah sepasang metanifridium berbentuk
tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam
segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya
yang bermuara ke laur tubuh disebut nefridiofor. Pada nefrostom terdapat
gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang menggelembung. Nefridiofor di
lewati materi-materi yang dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari
nefrostom tersebut. Gulungan tubulus nefrostom deselubungi pembulu-pembuluh
darah yang membentuk jaringan.
E. Incest
Incest mempunyai nalat yang disebut pembulu malphigi. Pembuluh
Malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolism
diserat dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi bagianujung distal. Dari
bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malpighi dan
membentuk Kristal asam urat yang kemudia masuk ke usus belakang ayang
akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa-sisa yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk membentuk kitan pada eksokeleton (rangka luar), dan dapat
ikut diekslresikan sewaktu molting atau pengelupasan kulit.
F. Molusca
Alat ekskresi molusca berupa ginjal yang merupakan kumpulan dari
nefridia. Pada ginjal terjadi proses fitrasi sisa metabolism melalui dinding
pembulu kapiler ke saluran nefridia. Sisa metabolism pada umumnya berupa
ammonia, asam urat dan urine.
RESUME SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN
Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Adapun ciri-ciri saraf yaitu:
Terdapat pada manusia dan hewan(sebagaian)
Mengirim rangsan dan menerima rangsang
Saling ketergantungan antar struktur
Memiliki inti sel atau nucleus
Semua aktivitas melalui otak dan sumsum tulang belakang
Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
A. Sistem Saraf dan Endokrin Vertebrata
1.Pisces
Sistem saraf pada hewan ini sistem saraf pusat pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan
sistem saraf tepi (otonom).
2.Aves
Sistem saraf pada aves yaitu hidung sebagai organ pembau. Mata besar dengan pekten yaitu
sebuah membaran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik. Penglihatan
terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.
3. Reptilia
Sistem saraf pada reptilia yaitu otak dengan dua lobus olfaktortius yang panjang, hemister
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.
4.Amfibi
Sistem saraf pada amfibi meliputi otak dan sumsum tulang belakang.
5.Mamalia
Sistem saraf pada hewan mamalia yaitu serebelum dan berlobus lateral 2 buah.
1.Coelenterata
Hewan coelentrata ini disebut juga sebagai kelompok hewan hydra, yang, ana hydara ini
memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena memang hewan kelompok hydra
ini memiliki sel – sel saraf yang masih tersebar dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya yang diibaratkan sepeerti jala (biasanya disebut dengan saraf jala).
Hewan coelentrata ini disebut juga sebagai kelompok hewan hydra, yang, ana hydara ini
memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena memang hewan kelompok hydra
ini memiliki sel – sel saraf yang masih tersebar dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya yang diibaratkan sepeerti jala (biasanya disebut dengan saraf jala).
2.Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. sistem saraf
echinodermata terdiri dari tiga komponen utama: ectoneural, hyponeural dan sistem
entoneural.sistem sarafnya sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju.
Echinodermata tidak memiliki sistem kelenjar endokrin yang berkembang baik, tetapi interaksi
kimia kompleks termediasi dapat terjadi antara sel. Kontrol hormon pemijahan dan pematangan
pada bintang laut telah menerima banyak perhatian dan terdapat bukti bahwa pemijahan pada
bulu babi juga mungkin dikendalikan oleh hormon. Sebuah perbedaan yang paling menonjol
dengan kelompok invertebrata lain adalah bukti kuat bahwa vertebrata jenis steroid memainkan
peran penting dalam pengendalian dan koordinasi sejumlah fungsi dalam echinodermata.
3.Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada
cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang
disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf
memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga
tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang
menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua
bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls
dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktifitas otot.
Sistem hormon pada Platyhelminthes. Adapun sel – sel nukrosekresi pada cacing pipih terdapat
pada gangkion otak. Sejauh ini belum bisa dipastiakn secara detail apa yang menjadi fungsi dari
sel ini, selain itu, sel yang satu ini juag belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi.
Selain itu sobat, pada hewan Platyhelminthes ini terdapat dua saluran yang memanjang yang
akan bermuara pada pori – pori tubuh.
4.Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga
disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu
dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion
subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau
segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral
bercabang-cabang lateral.
Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indra yang menerima saraf dari ganglion
supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari
kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.
Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu
rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping itu ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga
disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan
otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal
dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang
sensitif terhadap sentuhan dan cahaya.
Adapun sistem hormon pada ennelida ini merupakan hasil dari sel – sel neurosekresi pada
melida yang terdapat pada ganglion supraeesifagus, ganglion suboesofagus dan juga ganglion
vetral.
5.Arthropoda
Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang
rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Sistem saraf serangga berupa
sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri
dari dua paralel connectives sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu
ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan
ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion
supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum
yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan
tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah
subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut,
kelenjar ludah dan otot-otot tertentu.Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran
saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian
berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.
Adapun sistem hormoral tersebut terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai sistem
metabolisme dalam tubuh, seperti pengaturan reaksi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan
– bahan melewati membran sel atau aspel lainnya yang merupakan bagian dari metabolisme
seperti adanya pertumbuhan dan juga sekresi pada hewan arthropoda tersebut.
6.Mollusca
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari
faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem
organ.
sistem hormon pada Mollusca merupakan sistem endokrin yang merupakan mekanisme
komunikasi antar satu sel dengan sel yang lainnya, yang mana nantinya sistem hormon tersebut
bernfungsi untuk mengontrol dan juga untuk mengkordimnasikan proses biokikima, proses
fisiologis, yang melibatkan sinyal yang disekresikan, hormon yang mempengaruhi sel target
secara langsung, karena pada intinya semua sel mengepresikan semua reseptor untuk hormon
yang diberikan yang akan bereaksi ketika hormon tersebut bereaksi.
7.Porifera
Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf.Setiap sel penyusun
tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima tidak ada
koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya.Hewan bersel satu seperti Amoeba dan
Paramecium meskipun tidak memiliki urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala
kegiatan sebagai makhluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, tetapi apabila
mendapatkan rangsang yang berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang
tersebut akan diteruskan dari sel ke sel secara lambat.
8.Nemathelminthes
Struktur sistem saraf nemathelminthes berupa ganglion cerebral (dua kelompok besar dari
kumpulan sel saraf) dan truncus nervosus (berkas saraf kecil longitudinal). Sistem sarafnya
terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf ini berhubungan dengan 6 saraf
anterior dan beberapa saraf posterior. Pada setiap sisi cincin saraf terdapat 6 ganglion saraf.
Sistem hormon pada nemathenlmintes. Adapun sistem hormon pada nemathelminthes bekerja
sama dengan beberapa saraf yang ada pada hewan Nemathelminthes tersebut yang mana akan
memberiakn pengaruh nantinya terhadap semua aspek dalam hidup hewan Nemathelminthes
tersebut. Hewan Nemathelminthes ini sendiri memiliki sistem saraf cincin yang mengelilingi
esophagus dan memiliki cabang saraf utama.
RESUME STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
SISTEM SIKULASI
Sistem Sikulasi adala suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ked an dari
sel. Sistem sikulasi dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem kardiovaskular (peredaran darah) dan
sistem limfatik. Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, yang memompah dan
mempertahankan alirah darah, arteri yang mengangkut darah pergi dari jantung, arteriol,
pembulu kecil yang menuju ke pembuluh yang lebih kecil lagi yaitu kapiler, venus, pembuluh
halus yang manampung isi kapiler.
Fungsi sistem sikulasi
1. Transportasi nutrisi
2. Transportasi limbah dan hasik metabolism
3. Transportasi O2 dan CO2
4. Transportasi hormone
5. Sistem perlindungan
Jenis-jenis sistem sirkulasi:
1. sistem sikulasi terbuka
Merupakan suatu sistem dimana pembuluh darah membentuk sirkuit yang sempurna di
seluruh tubuh sehingga kerika darah mengalir, darah akan meninggalkan pembuluh darah dan
mengalir diantara jaringan (ruang terbuka hemocoel dan blastocoel). Ruang terbuka tersebut
berada diantara endoderm dan ektoderem. Cairan yang terdapat diruang hemocoel disebut
hemolimfe yang akan berlangsung mengenai sel-sel sekitarnya. Selanjutnya dari jaringan akan
kembali kejantung
2. sistem sikulasi tertutup
Darah akan selalu berada dalam suatu seri pembuluh darah selama proses peredarannya
dan tidak perna keluar dari sistem. Sistem peredaran darah ini ditemukan pada
annelida,cepholopoda,Echinodermata dan seluruh vertebrata. Darah yang dipompah jantung
dijaga sedemikian rupa sehingga tekanannya tetap tinggi yang kemudia menghasilkan sirkus
peredaran yang dinamis mulai dari jantung keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.
3. sistem difusi
Sistem sikrkulasi berupah jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk
peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran
protoplasma. Makhluk hidup harus mampu mengangkut nutrisi, limbah dan gas ke dan dari sel.
Organisme bersel satu seperti amoeba menggunakan permukaan sel mereka sebagai titk pertukan
dengan lingkungan mereka.
4. sistem gastrovaskular
Terdapat pada hewan yang tidak memiliki sistem sikulasi tersendiri. Rongga
gastrovarkular sentral yantg berfungsi dalam digesti maupun dalam distribusi zat-zat seluruh
tubuh. Hanya sel-sel lapisan terdalam yang memiliki akses langsung ke nutrien-nutrien, namun
karena dinding luar yang tebalnya hanya dua sel, nutrient harus berdifusi hanya dalam jarak
pendek untuk mencapai sel-sel dari lapisan terluar.
Komponen sisem sirkulasi
1. Jantung, sebagai pompa penggerak cairan tubuh disepanjang pembuluh.
2. Pembuluh: (1.) pembuluh darah berupa arteri,vena, dan kapiler, (2.) pembuluh
limfe, berupah saluran buntuh dengan ujung terbuka dan berdifusi megangkut
kelebihan cairan di ekstrasel ke sikulasi darah.
3. Cairan darah, merupakan cairan pembuluh darah yang beredar ke seluruh tubuh
mulai dari jantung. Sel-sel darah tersusun atas eritrosit,leukosit atau sel darah
putih serta keeping-keping darah.
Sistem sikulasi pada hewan vertebrata:
A. Psces
Sistem sirkulasi pada ikan disebut sikulasi darah tunggal karena darah
beredar hanya sekali melalui jantung, yaitu dari jantung menuju ke insang dan
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung. Alat sirkulasi ikan yaitu jantung dan
sinus venosus. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu artrium dan ventrikel. Jantung
terletak dibelakang insang. Pada insang terdapat oksigen diikat dan CO
dilepaskan.
B. Aves
Peredaran darah pada burung merupakan peredaran darah tertutup serta
ganda. Alat sirkulasi darah berupah jantung yang terdiri dari 4 ruang yaitu
serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Jantung kiri burung
contohnya tugasnya hanya menagani darah yang kaya akan oksigen, sementara
jantung kanan burung mengelolah darah yang miskin akan oksigen
C. Reptilian
Alat peredaran darah milik buaya yaitu jantung dan 4 ruang berupa
vertikel kiri-kanan dan artrium kanan juga sinus venosus. Peredaran darah pada
reptile merupakan peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada
sekat anatara ventrikel terdapat lubang kecil atau foramen pannizae, dimana
memiliki fungsi distribusi oksigen keseluruh saluran pencernaan serta menjaga
keseimbangan dari tekana cairan jantung seperti pada ssat menyelam dalam air.
D. Amphibian
Alat sirkulasi darah katak terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler, dan
sinus venesus. Katak dan ampibi lain mempunyai jantung beruang tiga: dau
atrium dan satu vetrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara
atrium kanan dan kiri terdapat katup. Sinus venesus terletak disebelah dorsal
jantung.
E. Mamalia
Sirkulasi darah pada hewan mamalia merupakan sirkulasi darah tertutup
karena peredaran darah terjadi didalam pembuluh. Sirkulasi ganda dalam
peredaran darah, darah mengalir ke organ jantung sebanyak dua kali. Sistem
sirkulasi mamalia meliputi peredaran darah besar dan kecil.
Sistem sirkulasi pada hewan invertebrata
1. Porifera
Porifera belum memiliki sistem sikulasi darah yang khusus. Sirkulasinya masih
semacam amoeba. Perbedaanya sudah tersusun lapisan yaitu: lapisan dalam yang
berfungsi menangkap partikel makanan kemudia disebarkan keseluruh jaringan oleh
amebosit. Porifera mengeluarkan zat sisa metabolism secara difusi melalui permukaan
tubuh. Meskipun tidak memiliki sistem sirkulasi khusus, namun porifera memiliki sistem
sirkulasi air.,
2. Arthrooda
Sistem sirklasi artropoda bersifat terbuka, sistem sirkulasi terdiri dari jantung,
pembuluh darah pendek dan ruang si sekitar organ tubuh yang disebut sinus hemosol.
Darah artropoda di sebut hemolimfa berfungsi mengedarkan zat makan ke sel-sel.
Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darh
tidak berwarna merah, O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
3. Annelida
Sistem sirkulasi annelida adalah sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari
dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang aorta yang berfungsi sebagai jantung.
Darah pada cacing ini berfungsi untuk megangkut oksigen dan zat makanan. Pembuluh
darah yang melingkari esophagus berfungsi memompah darah keseluruh tubub.
4. Nematode
Pada nematode (cacing gilik), organ-organ internalk(termasuk organ reproduksi)
berada dalam pseudoselom. Nutrisi diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan tubuh dalam
pseudoselom. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom
dilakukan secara difusi. Dengan kata lain cacing ini memiliki sistem transfortasi.
5. Platyhelmintes
Tidak memiliki sistem transportasi. Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan secara
difusi (perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke rendah). Makanan caing piph diedarkan
melalui sistem gastrovaskuler. Peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.
Uusu berfungsi sebagai tempat mencerna makanan sekaligus sebagai pengedar makanan.
Sisa makanan akan dibuang melalui mulut.
6. Molusca
Memilik,I sistem peredaran darah terbuka, yatiu sebuah jantung memompakan
hemolimf melaui salutran menuju hemocoel. Jantung pada hewan ini menyerupai ruang-
ruang yaitu atrium dan ventrikel, ada pembuluh arteri dan vena.
7. Coelenterate
Memiliki rongga tubuh betupa rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai alat
pencernaan dan sirkulasi makanan. Coelenterate belum memiliki sistem sirkulasi,
sehingga pada dinding sebelah dlam terdapat sel pencernaa, setelah berisi makan dalam
vakuola makanan selanjutnya memisahkan diri dari dinding tubuh mengembara ke dalam
enteron untuk membagi-bagi makanan keseluruh tubuh.
8. Echinodermata
Sistem peredaran darah terdiri dari pembulu darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke ser]tiap bagian lengan.
Echinodermata mempunyai hemal system (menyerupai sistem sirkulasi), berfungsi
mendistribusikan nutrient dari sistem pencernaa. Pada dinding rongga tubuh yang tipis
dan dilindungi oleh siliah dan pediselaria, terjadi pertukan oksigen dan karbondioksida,
sementara sisa metabolism yang terjadi di dalam sel tubuhakan diangkat oleh selsel
ameboid ke paru-paru kulit dan selanjutnya akan dilepaskan keluar tubuh.
RESUME SISTEM RANGKA