Anda di halaman 1dari 21

Nama : Dwi Handayani

NIM : 1916042008
Kelas : Pendidikan IPA Reguler B

RESUME STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN SISTEM EKSKRESI

SISTEM EKSKRESI
Sistem ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolism yang tidak berguna bagi
tubuh dari dalam tubuh, seperti: menghembuskan gas CO2, ketika kita bernafas. Berkeringat,
buang air kecil (urine). Sistem ekskresi membantu memelihara homeostatis dengan 3 cara yaitu:
1. Melakukan ormoregulasi
2. Mengeluarkan sisa metabolism
3. Mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.
Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks.
Zat sisa yang tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolism dalam tubuh anatara lain: CO2,
H2O, NHS, zat warna empedu, dsan asam urat. Ekskresi merupakan proses yang terdapat pada
semua bentuk makhluk hidup. Pada organisme bersel satu, produk buangan dikeluarkan secara
langsung melalui permukaan sel.
1. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata:
Alat ekskresi utama pada hewan vertebrata adalah ginjal. Struktur ginjal yang paling
primitive pada vertebrata disebut akinerfos atau holonerfos. Pada prinsipnya terdapat tipe ginjal
pada vertebrata, yaitu
1. Pronerfos
Ginjal pronerfos adalah yang paling primitive dan hanya fungsional pada jenis ikan
tingkat rendah. Pronerfos ialah ginjal yang berkembang pada fase embio vertebrata
selain mamalia, embrio berudu dan larva amphibian, pronerfos digantikan oleh
mesonerfos.
2. Mesonerfos
Mesonerfos merupakan ginjal pada bagian embrio sebagian vertebrata, ikan
dewasa,mesonerfos akan berubah menjadi metanerfos. Berfungsi seperti opistonefros
pada embrio emniota. Keduanya mirip, perbedaan prinsip adalah kaitanya dengan sistem
peredaran darah, tingkat kompleksitas dan pada episiensinya.

3. Metanerfos
Ginjal ini terbentuk dari degenerasi dari pronerfos dan mesonerfos. Ginjal yang pertama
kali dibentuk adalah ginjal pronerfos yang terletak didaerah kepala, selanjutnya dibentuk
ginjal mesonerfosyang diikuti dengan bedegenerasinyapronerfos. Kemudia pada daerah
sebelah posterior mesonerfos dibentuk ginjal metanerfos. Ketiga jenis ginjal merupan
organ yang dibentuk dari mesoderem intermediate dimulai dengan tampaknya pronerfos
yang terdiri atas beberapa pasang tubulus pronerfos yang terletak dibagian cephal.
Tubulus-tubulus tersebut dibentuk dengan urutan cephalocaudal.
Sistem ekskresi pada hewan vertebtara ( Hewan bertulang Belakang):
A. Pisces
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal mesonefros yang terikat di
sisi dorsal rongga tubuh. Bentuk ginjal mesonefros sempit memanjang, berwarna
cokelat, dan pada ujung anteriornya berhubungan dengan sistem reproduksi.
Tubulus ginjal mengalami modifikasi menjadi duktus eferen yang
menghubungkan testis dengan duktus mesonefridikus. Selanjutnya, duktus
mesonefridikus menjadi duktus deferens yang berfungsi untuk mengangkut
sperma dan urin yang bermuara di kloaka.
Mekanisme ekskresi pada hewan didarat dan di laut berbeda. Cairan tubuh
ikan tawar bersifat hiperosmotik, dibandingkan dengan air tawar, sehingga air
cenderung masuk ketubuh ikan. Di saat yang bersmaan ion tubuh keluart ke air.
Untuk menggatasi masalah kekuurangan air, ikan biasanya tidak banyak minum.
Tubuhnya diselimuti lender yang mencengah masuknya air secara
berlebihan.sedangkan ikan yang hidup di laut mengekrresikan sampah nitrogen
yang kurang beracun, yaitu trimetilamin oksida. Ginjal ikan laut tidak memiliki
glomerulus, akibatnya tidak terjadi ultrafitrasi di ginjal.
B. Amphibian
Amphibian memiliki alat ekskresi berupa ginjal mesonefros. Pada katak
jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Sebaliknya, katak betina
saluran ginjal dan kelamin terpisah. Ginjal amphibian berhubungan dengan ureter
di vesika urinaria. Saat amphibi mengalami meta orfosis, hasil ekskresi amphibi
juga berubah. Larva amphibian mengekresikan ammonia, sedangkan berudu dan
hewan dewasa mengeksreikan urea.

C. Reptilian
Alat ekskresi pada reptiladalah sepasang ginjal metanefros. Metanefros
berfungsi setelah pronefros dan mesonefros yang merupakan atal ekskresi pada
stadium embrional menghilang. Ginjal dui hubungkan oleh ureter ke vasikula
urinaria (kandung kemih). Vesikula urinaria bermuara langsung ke kloaka. Hasil
ekskresi reptile adalah asam urat. Reptile hanya menggunakan sedikit air untuk
membilas sampah nitrogen dari darah karena sebagian besar sisa metabolism
diekskresikan sebagai asam urat yang tidak beracun

D. Mamalia
Mamalia adalah kelompok hewan yang tertinggi. Sistem-sistem pada
tubuhnya mayoritas sama dengan manusia. Alat ekskresinya sma seperti manusia
yaitu kulit, paru-paru, ginjal dan hati. Kulit men geluarka keringat, ginjal
mengeluarkan urin, hati mengeluarkan urea dan paru-paru meengeluarkan karbon
dioksida.
E. Aves
Alat ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanefros. Burung tidak
memiliki vesikula urinaria (kandung kemih) sehinggan hasil ekskresi dari ginjal di
salurkan ke kloaka melalui ureter. Tabung ginjal burung sangat banyak sehingga
metabilosme burung aktif. Tiap 1 ml jaringan korteks ginjal burung mengandung
100-500 tabung ginjal. Tabung ginjal membentuk lengkung henle kecil.

2. Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata


Pada hewan invertebrata belum terdapat sistem ekskresi. Akan tetapi, sisa-sisa
metabolism harus dikeluarkan dari dalam tubuh organisme. Untuk itu, hewan invertebrata
memiliki sistem ekskresinya sendiri.
A. Protozoa
Pengeluaran sisa metabolism protozoa dilakukan melalui membrane
secara sel difusi. Protozoa mempunyai organel ekskresi berupa vakuola
berdenyut yang bekerja secara periodic untuk mengatur kadar air dalam sel.
Sewaktu mengeluarkan air, sisa-sisa metabolism ikut dikeluarkan. Protozoa
memiliki organel ekskresi yang berperan mengatur kadar air dalam sel.

B. Porifera dan Coelenterata


Pada coelenterate dan porifera, pengeluaran sisa metabolism berlangsung
secara difusi, dari sel tubuh ke epidermis, lalu epidermis ke lingkungan yang
hidupnya yang berair.

C. Platyhelminthes
Pengeluaran sisa metabolism pada cacing pipih dan caing puta dilakukan
dengan selenosit yang disebut juga protonefridium atau sel api. Disebut sel api
karena gerakannya seperti api. Sel api menyerap sisa metabolism dari sel-sek
sekitarnya, lalu mengalirkan sisa metabolism dengan gerakan silia ke duktus
ekskretorius.

D. Annelida
Alat ekskresi pada caing tanah adalah sepasang metanifridium berbentuk
tabung yang terdapat di setiap segmen tubuhnya. Ujung yang terdapat dalam
segmen, terbuka dan berbentuk corong bersilia, disebut nefrostom. Ujung lainnya
yang bermuara ke laur tubuh disebut nefridiofor. Pada nefrostom terdapat
gulungan tubulus (tabung) dan bagian yang menggelembung. Nefridiofor di
lewati materi-materi yang dikeluarkan oleh bagian yang menggelembung dari
nefrostom tersebut. Gulungan tubulus nefrostom deselubungi pembulu-pembuluh
darah yang membentuk jaringan.

E. Incest
Incest mempunyai nalat yang disebut pembulu malphigi. Pembuluh
Malpighi melekat pada ujung anterior usus belakang. Zat-zat sisa metabolism
diserat dari cairan jaringan oleh pembuluh Malpighi bagianujung distal. Dari
bagian ini, cairan masuk ke bagian proksimal pembuluh Malpighi dan
membentuk Kristal asam urat yang kemudia masuk ke usus belakang ayang
akhirnya keluar bersama feses. Sebagian zat sisa-sisa yang mengandung nitrogen
dimanfaatkan untuk membentuk kitan pada eksokeleton (rangka luar), dan dapat
ikut diekslresikan sewaktu molting atau pengelupasan kulit.

F. Molusca
Alat ekskresi molusca berupa ginjal yang merupakan kumpulan dari
nefridia. Pada ginjal terjadi proses fitrasi sisa metabolism melalui dinding
pembulu kapiler ke saluran nefridia. Sisa metabolism pada umumnya berupa
ammonia, asam urat dan urine.
RESUME SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN

A. PENGERTIAN SISTEM SARAF DAN ENDOKRIN

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
Adapun ciri-ciri saraf yaitu:
 Terdapat pada manusia dan hewan(sebagaian)
 Mengirim rangsan dan menerima rangsang
 Saling ketergantungan antar struktur
 Memiliki inti sel atau nucleus
 Semua aktivitas melalui otak dan sumsum tulang belakang

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan
hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain.
A. Sistem Saraf dan Endokrin Vertebrata

1.Pisces
Sistem saraf pada hewan ini sistem saraf pusat pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan
sistem saraf tepi (otonom).

Adapun Sistem endokrin pada pisces yaitu :


1. Kelenjar Pituari,terletak di bawah diensefalon terdiri atas dua bagian utama yakni
adenohypofisa dan neurohipofisa.
2. Kelenjar thyroid, Kelenjar thyroid mengeluarkan hormone tiroksin. Kelenjar tiroid pada
sebagian ikan bertulang sejati terdiri atas folikel-folikel yang menyebar di permukaan
jantung, aorta ventralis, dan di bawah arteri brankhialis.
3. Kelenjar Paratiroid, berfungsi mengatur sedikit kadar fosfor dan kadar kalsium dalam
darah.
4. Kelenjar Ultimobranchial, Pada ikan bertulang sejati kelenjar ini terletak di bawah
krongkongan, hampir melekat pada insang. Kelenjar ini mensekresikan hormone
kalsitonin yang berperan dalam metabolisme kalsium.
5. Pulau Lingerhans, Pada ikan bertulang sejati ditemukan di dekat usus halus dan kantung
empedu. Kelenjar ini mensekresikan hormone glucagon dan insulin.
6. Jaringan interrenal (adrenal cortek), Pada ikan bertulang sejati jaringan interrenal berupa
sel-sel yang tersebar disepanjang vena cardinalis pada ginjal. Jaringan ini mensekresikan
hormone steroid.
7. Jaringan chromafin (suprarenal), Pada ikan bertulang sejati jaringan chromafin tersebar di
vena porkadinalis. Kelenjar ini mensekresikan hormone adrenalin yang mempengaruhi
kerja jantung dan tekanan darah.
8. Kelenjar seks, Kelenjar seks atau gonad menghasilkan hormone steroid. Pada ikan jantan
disebut androgen dan betina dinamakan estrogen.
9. Jaringan neurosekretori caudal, Jaringan ini terletak pada ujung sumsum tulang punggung
pada elesmobranchi dan teleostei.
10. Badan stanius, Hanya ditemukan pada ikan yang berfungsi sebagai kelenjar endokrin
yang letaknya menempel di ren. Badan stanius mensekresikan hormone stannioksalin.
11. Badan pineal, terletak di ensefalon dan berfungsi sebagai indera cahaya. Sekresinya yaitu
hormone melatonin.

2.Aves
Sistem saraf pada aves yaitu hidung sebagai organ pembau. Mata besar dengan pekten yaitu
sebuah membaran bervaskulasi dan berpikmen yang melekat pada mangkuk optik. Penglihatan
terhadap warna sangat tajam dan cepat berakomodasi pada berbagai jarak.

Adapun kelenjar endokrin pada aves:


 Kelenjar pituitary, berbentuk seperti ginjal, letaknya pada basis otak.
 Kelenjar thyroid , Ada dua buah berbentuk bulat kecil terletak di dekat vena jugularis
pada batas lehar dan hormone yang dihasilkan yaitu tiroksinyang berfungsi sebagai
pertumbuhan dan pigmentasi bulu dan kecepatan metabolisme tubuh.
 Kelenjar paratiroid, Kelenjar ini kecil, terletak di dekat kelenjar thyroid. Hormone yang
dihasilkan yaitu parathormon yang fungsinya mengatur metabolisme Ca dan P, untuk
mengatur deposisi kalsium pada tulang dan kerabang telur.
 kelenjar adrenal, bentuknya bulat berwarna kekuning-kuningan terletak dibagian dorsal
rongga tubuh, tepatnya di depan ginjal. Hormone yang dihasilkan yaitu hormone
adrenalin dan cortin. Adrenalin fungsinya untuk mengatur tekanan darah, sedangkan
cortin yaitu fasilator konversi protein menjadi KH.
 pulau Langerhans, Terletak di dalam jaringan kelenjar pancreas. Hormone yang
dihasilkan yaitu hormone insulin yang fungsinya untuk mengatur metabolisme KH
(pengeluaran energy dan cadangan energy), mengatur metabolisme karbohidrat.
 kelenjar gonad

3. Reptilia
Sistem saraf pada reptilia yaitu otak dengan dua lobus olfaktortius yang panjang, hemister
serebral, 2 lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.

Adapun Endokrin pada reptil:


 Kelenjar tiroid, terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawabuntuk pertumbuhan dan
perkembangan, seperti shedding normal kulit.
 Kelenjar Paratiroid, terletak di dekat tiroid dan membantu dalam metabolisme kalsium.
 Kelenjar adrenal, kedua kelenjar adrenal terletak di wilayah ekor, tergantung di sebuah
mesenterium, dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormone epinefrin
(adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan tersebut dalam
situasi berbahaya.

4.Amfibi
Sistem saraf pada amfibi meliputi otak dan sumsum tulang belakang.

Sistem endokrin pada amfibi:


a. Glandulae Pituitaria
Pada bagian anterior menghasilkan hormone pertumbuhan, mengontrol pertumbuhan
tubuh terutama pada panjang tulang, pada katak dewasa menghasilkan hormone untuk
merangsang gonad menghasilkan sel kelamin.
b. Kelenjar Tiroid
Untuk mengatur metabolisme secara umum, mempengaruhi periode pelepasan lapisan
luar kulit dan besar saat berudu. Jika kelenjar diambil maka berudu tidak menjadi katak
c. Kelenjar paratiroid, Sebagai regulator kalsium dalam sistem endokrin.
d. Kelenjar Pankreas
Menghasilkan hormone insulin yang mengatur metabolisme zat gula. Dihasilkan dari
sekelompok sel disebut pulau Langerhans.

5.Mamalia
Sistem saraf pada hewan mamalia yaitu serebelum dan berlobus lateral 2 buah.

Sistem endokrin pada mamalia yaitu:


a. Kelenjar Hipofisis, dibagi menjadi 3 bagian :
1. kelenjar hipofisis anterior
2. kelenjar hipofisis central
3. kelenjar hipofisis posterior
b. kelenjar tiroid
c. kelenjar paratiroid
d. kelenjar anak ginjal (adrenal/suprarenal).
e. kelenjar pancreas
f. kelenjar gonad (kelenjar reproduksi)

B. Sistem Saraf dan Endokrin pada Intervertebrata

1.Coelenterata
Hewan coelentrata ini disebut juga sebagai kelompok hewan hydra, yang, ana hydara ini
memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena memang hewan kelompok hydra
ini memiliki sel –  sel saraf yang masih tersebar dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya yang diibaratkan sepeerti jala (biasanya disebut dengan saraf jala).
Hewan coelentrata ini disebut juga sebagai kelompok hewan hydra, yang, ana hydara ini
memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena memang hewan kelompok hydra
ini memiliki sel –  sel saraf yang masih tersebar dan saling berhubungan satu dengan yang
lainnya yang diibaratkan sepeerti jala (biasanya disebut dengan saraf jala).
2.Echinodermata
Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. sistem saraf
echinodermata terdiri dari tiga komponen utama: ectoneural, hyponeural dan sistem
entoneural.sistem sarafnya sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju.
Echinodermata tidak memiliki sistem kelenjar endokrin yang berkembang baik, tetapi interaksi
kimia kompleks termediasi dapat terjadi antara sel. Kontrol hormon pemijahan dan pematangan
pada bintang laut telah menerima banyak perhatian dan terdapat bukti bahwa pemijahan pada
bulu babi juga mungkin dikendalikan oleh hormon. Sebuah perbedaan yang paling menonjol
dengan kelompok invertebrata lain adalah bukti kuat bahwa vertebrata jenis steroid memainkan
peran penting dalam pengendalian dan koordinasi sejumlah fungsi dalam echinodermata.

3.Platyhelminthes
Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada
cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang
disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf
memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga
tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang
menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua
bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls
dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk
mengkoordinasi aktifitas otot.

Sistem hormon pada Platyhelminthes. Adapun sel –  sel nukrosekresi pada cacing pipih terdapat
pada gangkion otak. Sejauh ini belum  bisa dipastiakn secara detail apa yang menjadi fungsi dari
sel ini, selain itu, sel yang satu ini juag belum mempunyai peranan dalam proses regenerasi. 
Selain itu sobat, pada hewan Platyhelminthes ini terdapat dua saluran yang memanjang yang
akan bermuara pada pori –  pori tubuh.

4.Annelida
Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga
disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu
dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion
subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau
segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral
bercabang-cabang lateral. 

Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indra yang menerima saraf dari ganglion
supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari
kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.

Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu
rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping itu ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga
disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan
otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal
dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang
sensitif terhadap sentuhan dan cahaya. 

Adapun sistem hormon pada ennelida ini merupakan hasil dari sel –  sel neurosekresi pada
melida yang terdapat pada ganglion supraeesifagus, ganglion suboesofagus dan juga ganglion
vetral.
5.Arthropoda
Jaringan saraf dapat dibagi ke dalam saraf pusat dan saraf tepi. Saraf pusat terdiri dari sepasang
rantai saraf rantai yang terdapat di sepanjang tubuh bagian ventral. Sistem saraf serangga berupa
sistem saraf tangga tali berjumlah sepasang yang berada di sepanjang sisi ventral tubuhnya.
Sistem saraf yang terdiri dari serangkaian ganglia, dihubungkan dengan tali saraf ventral terdiri
dari dua paralel connectives  sepanjang perut. Biasanya, setiap segmen tubuh memiliki satu
ganglion pada setiap sisi, meskipun beberapa ganglia yang melebur untuk membentuk otak dan
ganglia besar lainnya. Segmen kepala berisi otak, juga dikenal sebagai ganglion
supraesophageal. Dalam sistem saraf serangga, otak anatomis dibagi ke dalam protocerebrum
yang mencakup mata majemuk dan oselli, deutocerebrum yang mencakup antenna, dan
tritocerebrum yang mencakup labrum dan usus depan. Segera di belakang otak adalah
subesophageal ganglion, yang terdiri dari tiga pasang ganglia menyatu. Ini mengendalikan mulut,
kelenjar ludah dan otot-otot tertentu.Pada berbagai tempat di segmen tubuh, ada pembesaran
saraf tangga tali yang disebut ganglia. Ganglia berfungsi sebagai pusat refleks dan pengendalian
berbagai kegiatan.Ganglia bagian anterior yang lebih besar berfungsi sebagai otak.

Adapun sistem hormoral tersebut terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai sistem
metabolisme dalam tubuh, seperti pengaturan reaksi kimia di dalam sel atau pengangkutan bahan
–  bahan melewati membran sel  atau aspel lainnya yang merupakan bagian dari metabolisme
seperti adanya pertumbuhan dan juga sekresi pada hewan arthropoda tersebut.

6.Mollusca
Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari
faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem
organ. 

Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol


ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4
pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-
cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang
letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan
suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi.
Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol
lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik
utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

sistem hormon pada Mollusca merupakan sistem endokrin yang merupakan mekanisme
komunikasi antar satu sel dengan sel yang lainnya, yang mana nantinya sistem hormon tersebut
bernfungsi untuk mengontrol dan juga untuk mengkordimnasikan proses biokikima, proses
fisiologis, yang melibatkan sinyal yang disekresikan, hormon yang mempengaruhi sel target
secara langsung, karena pada intinya semua sel mengepresikan semua reseptor untuk hormon
yang diberikan  yang akan bereaksi ketika hormon tersebut bereaksi.

7.Porifera
Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf.Setiap sel penyusun
tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima tidak ada
koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya.Hewan bersel satu seperti Amoeba dan
Paramecium meskipun tidak memiliki urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala
kegiatan sebagai makhluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya.Kelompok Porifera ini belum mempunyai sistem saraf, tetapi apabila
mendapatkan rangsang yang berupa sentuhan, terutama pada daerah oskulum, maka rangsang
tersebut akan diteruskan dari sel ke sel secara lambat. 

8.Nemathelminthes
Struktur sistem saraf nemathelminthes berupa ganglion cerebral (dua kelompok besar dari
kumpulan sel saraf) dan truncus nervosus (berkas saraf kecil longitudinal). Sistem sarafnya
terdiri atas cincin saraf yang mengelilingi esofagus. Cincin saraf ini berhubungan dengan 6 saraf
anterior dan beberapa saraf posterior. Pada setiap sisi cincin saraf terdapat 6 ganglion saraf.

Sistem hormon pada nemathenlmintes. Adapun sistem hormon pada nemathelminthes bekerja
sama dengan beberapa saraf yang ada pada hewan Nemathelminthes tersebut yang mana akan
memberiakn pengaruh nantinya terhadap semua aspek dalam hidup hewan Nemathelminthes 
tersebut. Hewan Nemathelminthes ini sendiri memiliki sistem saraf cincin yang mengelilingi
esophagus dan memiliki cabang saraf utama.
RESUME STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN
SISTEM SIKULASI
Sistem Sikulasi adala suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ked an dari
sel. Sistem sikulasi dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem kardiovaskular (peredaran darah) dan
sistem limfatik. Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, yang memompah dan
mempertahankan alirah darah, arteri yang mengangkut darah pergi dari jantung, arteriol,
pembulu kecil yang menuju ke pembuluh yang lebih kecil lagi yaitu kapiler, venus, pembuluh
halus yang manampung isi kapiler.
Fungsi sistem sikulasi
1. Transportasi nutrisi
2. Transportasi limbah dan hasik metabolism
3. Transportasi O2 dan CO2
4. Transportasi hormone
5. Sistem perlindungan
Jenis-jenis sistem sirkulasi:
1. sistem sikulasi terbuka
Merupakan suatu sistem dimana pembuluh darah membentuk sirkuit yang sempurna di
seluruh tubuh sehingga kerika darah mengalir, darah akan meninggalkan pembuluh darah dan
mengalir diantara jaringan (ruang terbuka hemocoel dan blastocoel). Ruang terbuka tersebut
berada diantara endoderm dan ektoderem. Cairan yang terdapat diruang hemocoel disebut
hemolimfe yang akan berlangsung mengenai sel-sel sekitarnya. Selanjutnya dari jaringan akan
kembali kejantung
2. sistem sikulasi tertutup
Darah akan selalu berada dalam suatu seri pembuluh darah selama proses peredarannya
dan tidak perna keluar dari sistem. Sistem peredaran darah ini ditemukan pada
annelida,cepholopoda,Echinodermata dan seluruh vertebrata. Darah yang dipompah jantung
dijaga sedemikian rupa sehingga tekanannya tetap tinggi yang kemudia menghasilkan sirkus
peredaran yang dinamis mulai dari jantung keseluruh tubuh dan kembali ke jantung.
3. sistem difusi
Sistem sikrkulasi berupah jantung dengan salurannya yang merupakan jalan untuk
peredaran makanan. Makanan umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran
protoplasma. Makhluk hidup harus mampu mengangkut nutrisi, limbah dan gas ke dan dari sel.
Organisme bersel satu seperti amoeba menggunakan permukaan sel mereka sebagai titk pertukan
dengan lingkungan mereka.
4. sistem gastrovaskular
Terdapat pada hewan yang tidak memiliki sistem sikulasi tersendiri. Rongga
gastrovarkular sentral yantg berfungsi dalam digesti maupun dalam distribusi zat-zat seluruh
tubuh. Hanya sel-sel lapisan terdalam yang memiliki akses langsung ke nutrien-nutrien, namun
karena dinding luar yang tebalnya hanya dua sel, nutrient harus berdifusi hanya dalam jarak
pendek untuk mencapai sel-sel dari lapisan terluar.
Komponen sisem sirkulasi
1. Jantung, sebagai pompa penggerak cairan tubuh disepanjang pembuluh.
2. Pembuluh: (1.) pembuluh darah berupa arteri,vena, dan kapiler, (2.) pembuluh
limfe, berupah saluran buntuh dengan ujung terbuka dan berdifusi megangkut
kelebihan cairan di ekstrasel ke sikulasi darah.
3. Cairan darah, merupakan cairan pembuluh darah yang beredar ke seluruh tubuh
mulai dari jantung. Sel-sel darah tersusun atas eritrosit,leukosit atau sel darah
putih serta keeping-keping darah.
Sistem sikulasi pada hewan vertebrata:
A. Psces
Sistem sirkulasi pada ikan disebut sikulasi darah tunggal karena darah
beredar hanya sekali melalui jantung, yaitu dari jantung menuju ke insang dan
keseluruh tubuh dan kembali ke jantung. Alat sirkulasi ikan yaitu jantung dan
sinus venosus. Jantung terdiri atas dua ruang yaitu artrium dan ventrikel. Jantung
terletak dibelakang insang. Pada insang terdapat oksigen diikat dan CO
dilepaskan.
B. Aves
Peredaran darah pada burung merupakan peredaran darah tertutup serta
ganda. Alat sirkulasi darah berupah jantung yang terdiri dari 4 ruang yaitu
serambi kiri, serambi kanan, bilik kiri dan bilik kanan. Jantung kiri burung
contohnya tugasnya hanya menagani darah yang kaya akan oksigen, sementara
jantung kanan burung mengelolah darah yang miskin akan oksigen
C. Reptilian
Alat peredaran darah milik buaya yaitu jantung dan 4 ruang berupa
vertikel kiri-kanan dan artrium kanan juga sinus venosus. Peredaran darah pada
reptile merupakan peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda. Pada
sekat anatara ventrikel terdapat lubang kecil atau foramen pannizae, dimana
memiliki fungsi distribusi oksigen keseluruh saluran pencernaan serta menjaga
keseimbangan dari tekana cairan jantung seperti pada ssat menyelam dalam air.

D. Amphibian
Alat sirkulasi darah katak terdiri atas jantung, arteri, vena, kapiler, dan
sinus venesus. Katak dan ampibi lain mempunyai jantung beruang tiga: dau
atrium dan satu vetrikel. Diantara atrium dan ventrikel terdapat sekat. Antara
atrium kanan dan kiri terdapat katup. Sinus venesus terletak disebelah dorsal
jantung.
E. Mamalia
Sirkulasi darah pada hewan mamalia merupakan sirkulasi darah tertutup
karena peredaran darah terjadi didalam pembuluh. Sirkulasi ganda dalam
peredaran darah, darah mengalir ke organ jantung sebanyak dua kali. Sistem
sirkulasi mamalia meliputi peredaran darah besar dan kecil.
Sistem sirkulasi pada hewan invertebrata
1. Porifera
Porifera belum memiliki sistem sikulasi darah yang khusus. Sirkulasinya masih
semacam amoeba. Perbedaanya sudah tersusun lapisan yaitu: lapisan dalam yang
berfungsi menangkap partikel makanan kemudia disebarkan keseluruh jaringan oleh
amebosit. Porifera mengeluarkan zat sisa metabolism secara difusi melalui permukaan
tubuh. Meskipun tidak memiliki sistem sirkulasi khusus, namun porifera memiliki sistem
sirkulasi air.,
2. Arthrooda
Sistem sirklasi artropoda bersifat terbuka, sistem sirkulasi terdiri dari jantung,
pembuluh darah pendek dan ruang si sekitar organ tubuh yang disebut sinus hemosol.
Darah artropoda di sebut hemolimfa berfungsi mengedarkan zat makan ke sel-sel.
Hemolimfa tidak mengandung hemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darh
tidak berwarna merah, O2 dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.
3. Annelida
Sistem sirkulasi annelida adalah sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari
dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang aorta yang berfungsi sebagai jantung.
Darah pada cacing ini berfungsi untuk megangkut oksigen dan zat makanan. Pembuluh
darah yang melingkari esophagus berfungsi memompah darah keseluruh tubub.
4. Nematode
Pada nematode (cacing gilik), organ-organ internalk(termasuk organ reproduksi)
berada dalam pseudoselom. Nutrisi diangkut ke seluruh tubuh melalui cairan tubuh dalam
pseudoselom. Makanan diedarkan keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom
dilakukan secara difusi. Dengan kata lain cacing ini memiliki sistem transfortasi.
5. Platyhelmintes
Tidak memiliki sistem transportasi. Pertukaran O2 dan CO2 dilakukan secara
difusi (perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke rendah). Makanan caing piph diedarkan
melalui sistem gastrovaskuler. Peredaran makanan tidak melalui darah tetapi oleh usus.
Uusu berfungsi sebagai tempat mencerna makanan sekaligus sebagai pengedar makanan.
Sisa makanan akan dibuang melalui mulut.
6. Molusca
Memilik,I sistem peredaran darah terbuka, yatiu sebuah jantung memompakan
hemolimf melaui salutran menuju hemocoel. Jantung pada hewan ini menyerupai ruang-
ruang yaitu atrium dan ventrikel, ada pembuluh arteri dan vena.
7. Coelenterate
Memiliki rongga tubuh betupa rongga gastrovaskuler yang berfungsi sebagai alat
pencernaan dan sirkulasi makanan. Coelenterate belum memiliki sistem sirkulasi,
sehingga pada dinding sebelah dlam terdapat sel pencernaa, setelah berisi makan dalam
vakuola makanan selanjutnya memisahkan diri dari dinding tubuh mengembara ke dalam
enteron untuk membagi-bagi makanan keseluruh tubuh.
8. Echinodermata
Sistem peredaran darah terdiri dari pembulu darah yang mengelilingi mulut dan
dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke ser]tiap bagian lengan.
Echinodermata mempunyai hemal system (menyerupai sistem sirkulasi), berfungsi
mendistribusikan nutrient dari sistem pencernaa. Pada dinding rongga tubuh yang tipis
dan dilindungi oleh siliah dan pediselaria, terjadi pertukan oksigen dan karbondioksida,
sementara sisa metabolism yang terjadi di dalam sel tubuhakan diangkat oleh selsel
ameboid ke paru-paru kulit dan selanjutnya akan dilepaskan keluar tubuh.
RESUME SISTEM RANGKA

A.Pengertian Sistem Rangka


Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup.
Sistem rangka umumnya dibagi menjadi menjadi tiga tipe : eksternal, internal dan basis
cairan(rangka hidrostatik). Walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
Sistem rangka juga merupakan sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral,
tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan
menunjang tubuh. Fungsi kerangka adalah untuk memberikan bentuk keseluruhan bagi tubuh ,
menjaga agar tubuh tetap berada ditempatnya, melindungi organ-organ tubuh seperti otak,
jantung, dan paru-paru untuk bergerak ketika dikehendaki otot dan menghasilkan sel darah
dalam sum-sum tulang.
Jenis rangka pada hewan
Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kasatuan disebut rangka atau skeleton. Berdasarkan
letaknya skeleton dibedakan menjdi 2 jenis :
1. Eksoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di luar tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini
terdapat hampir di semua jenis Invertebarta tingkat rendah kecuali Protozoa,
Invertebrata tingkat tinggi kecuali Phyllum Mollusca, Class Chepalopoda, species
Loligo sp/cumi-cumi.
2. Endoskeleton
Yaitu rangka yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Skeleton jenis ini
terdapat pada seluruh Vertebrata, Class Pisces, Amphia, Reptilia, Aves dan Mammalia
(PARAM) kecuali Reptilia jenis Kura-kura dan Penyu. Selain itu terdapat juga di pada
hewan Invertebrata Phyllum Mollusca, Class Cephalopoda, species Loligo sp/cumi-
cumi.

Sistem rangka pada hewan


Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu
1. rangka sumbu (rangka aksial), dan rangka anggota . Rangka aksial meliputi tengkorak
(cranium), tulang belakang (kolumna vertebralis), tulang rusuk (costae) dan tulang
dada (sternum).
2. Rangka anggota (rangka apendikular) meliputi gelang bahu (gelang pectoral) dengan
rangka anggota depan, dan gelang pinggul (gelang pelvic) dengan rangka anggota
belakang
Fungsi rangka
- Memberikan bentuk tubuh makhluk hidup.
- Melindungi organ-organ tubuh yang vital.
- Menahan dan menegakkan tubuh.
- Tempat pembentukan sel darah.
- Tempat perlekatan otot.
- Tempat penimbunan/penyimpanan zat kapur.
- Sebagai alat gerak pasif.

Sistem rangka pada hewan vertebrata


Secara garis besar tubuh ikan tersusun ada tiga bagian , yaitu kepala, batang , dan ekor . Tubuh
ikan berbentuk simetris , yaitu atas dua belahan yang sama apabila tubuh dibelah dua. Rangka
ikan berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksoskeleton dan endoskeleton .Sisik
dan sirip ikan merupakan eksoskleton dan endoskeleton terdiri atas tulang tempurung kepala,
columna vertebralis , cingulum pectrolis , tulang – tulang kecil tambahan yang menyokong sirip.
Struktur rangka terdiri atas 2 bagian, yaitu kerangka aksial dan rangka apendikular. Pisces
rangka aksial terdiri dari tulang-tulang tengkorak (180 tulang), dan kolumna vertebralis. Tulang-
tulang tempurung terdiri atas tengkorak sebagai tempat otak, capsula untuk tempat pasang
pasang organon sensoris (penciuman, optik, pendengaran) dan kerangka viceralis, yang
merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong lidah insang untuk digunakan.
Tengkorak (tempurung) kepala menempel dekat sekali dengan columna vertebralis, oleh karena
itu ikan tidak dapat memutar pertahanan. Gigi biasanya ada pada tulang premaxillary dentary,
vomer dan tulang palatine (Jasin, 1984).
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra ekor yang
tersusun dari belakang tengkorak hingga ke pangkal ekor. Daerah abdominal memiliki tulang
rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan. Kosta berguna untuk melindungi organ-organ
di dalam rongga badan. Ikan Telostei primitif memiliki 2 rangkaian rusuk yang berkaitan
dengan masing-masing sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral.
Rusuk ventral kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu di bawah arteri dan vena ekor untuk
membentuk lengkung hemal (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan gelang pelvis. Gelang pektoral pada ikan
bertulang terdiri dari korakoid dan skapula yang biasanya tereduksi. Struktur dari tulang
membran (tulang dermal) termasuk klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum.
Gelang pelvis pada ikan terdiri dari pelvis keping bertulang atau bertulang rawan yang
bersendian dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping ini bertemu dibagian
tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk, Tanpa tahun).
2. Aves
Rangka burung terdiri atas tengkorak, ruas-ruas tulang belakan, tulang-tulang dada dan gelang
bahu, tulang-tulang gelang panggul, tulang-tulang anggota dan sayap, dan tulang-tulang anggota
tubuh belakang.
Sebagian tulang berongga dan ringan, hal ini berguna untuk mengurangi berat, tertutama pada
burung-burung yang bisa terbang tinggi. Di samping itu. tulang dadanya kuat dan besar, ini
berfungsi untuk melekatnya otot-otot yang berfungsi untuk tebang. Tulang dadanya mempunyai
tonjolan-tonjolan yang disebut krista sterni (limas tulang dada) dan tiga pasang spina sterni (taju
tulang dada).
Rangka terdiri dari kerangka aksial dan kerangka apendikular. Rangka aksial yang tersusun atas
caput (tulang kepala), kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus (badan), dan kosta (tulang
rusuk), sedangkan kerangka apendikular pada aves tersusun atas extremitas (tulang-tulang
anggota gerak). Pada tulang kepala, tulang tengkorak, tulang tengkorak, tulang tengkorak,
tulang tengkorak, tulang tengkorak, tulang tengkorak, tulang rusuk (Staf dosen Universitas
Yogyakarta, 1990). Rostun terdiri dari 2 bagian, yaitu os premaksila (bagian atas yang langsung
berhubungan dengan nares) dan mandibula (bagian bawah). Kranium terdiri dari os frontal
(tengkorak bagian atas), os parietal, dan os oksipital.
Tengkorak burung normal beratnya sekitar 1% dari berat badan keseluruhan burung. Mata
burung ditempatkan sebagian besar tengkorak dan disetujui oleh cincin mata- sklerotik, cincin
tulang kecil yang diganti mata. Sistem tulang belakang (kolumna vertebralis) aves dapat
digunakan secara terbuka 5 bagian, terdapat vertebra servikalis (tulang belakang), vertebra
torakalis (bagian badan), synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada
pinggul), vertebra kaudalis (ekor), dan pygostyle (ujung ekor). Ruas pertama pada vertebra
servikalis disebut tulang atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang aksis. Burung memiliki
tulang leher ( bagian collum / cervix ) yang lebih banyak daripada binatang lainnya. Unggul
memiliki tulang belakang yang sangat fleksibel terdiri dari 13 - 25 tulang.
3. Amfibi
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak. Pada fase
berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada sambungan-
sambungan tulang masih diselesaikan dengan permukaan yang licin. Pada katak, tulang yang
panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas pada bagian tengah yang disebut diaphyse
dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada diaphyse dan epiphyse ada hubungan yang tidak
teratur dan diatur oleh sutura. Sutura ini masih terdiri dari tulang rawan yang masih dapat
diputar terus, sedangkan pada burung dan sebagian besar mamalia, masing-masing sutura
menjadi tulang keras pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi.
Tengkorak amfibi modern memiliki tulang-tulang premaksila (rahang atas), hidung (tulang
hidung), frontal, parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum sekunder pada
amfibi. Lebih lanjut, lebih internal di langit-langit mulut. Di bagian ventral otak terdiri oleh
tulang dermal yang dinamakan parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila,
palatine, vomer, parasfenoid, dan tulang gigi .
Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang memiliki tulang dada pertama (tulang dada) tetapi
perkembangannya kurang sempurna. Tulang iga hanya pendek dan tidak berkembang sehingga
tidak berhubungan dengan tulang dada yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia .
Sebagian besar amfibi memiliki dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kaki depan
dan 5 jari pada jari depan. Jumlah digit pada amfibi mungkin ada yang mengurangi 2 buah.
Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan pasangan tungkai tidak ada pada
Caecillia. Tungkai biasanya tidak memiliki kuku, tetapi ada tanduk pada jari-jarinya. Tulang
punggung bersambung dengan kepala dan ekstraksi bekerja menyokong tubuh dan melindungi
sumsum, terdiri atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebra merupakan
satu segmen pendek yang fleksibel. Tiap-setiap vertebra terdiri dari centrum atau corpus yang
memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat semsum. Sebanyak terletak di sebelah
kanan, yang ada pada saat prosesus articularis yang membuat tulang belakang sedikit bergerak
(Ahmad, 2013). Namun, beberapa amfibi adalah tulang tempurung kepala bersenyawa yang
tidak dapat digerakkan-gerakkan.
4.Reptil
Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu endoskeleton dan
ensoskeleton
Eksoskeleton; Dihasilkan dari epidermis, terdiri dari sisik (skuama) menanduk yang
menyelubungi permukaan dan posisi seperti sususnan genting. Bentuk squama kadal berbeda
antara bagian kepala, badan, ekor.Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular.
Sekeleton aksial terdiri tengkorak, kolumna vertebralis, tulang dada dan rusuk.
Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang dengan mudah, mudah dibuka, mudah dilihat dapat
regenerasi. Kolumna vertebralis kadal terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan
kaudal. Pada kadal juga tersedia tulang rusuk yang bebas. Sebagian tulang-tulang reptil terdiri
atas kartilago.
Selain memiliki rangka dalam, golongan reptil memiliki penutupan tubuh yang kuat. Yang perlu
diingat penutup tubuh tidak sama dengan rangka luar.
5.Mamalia
Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu. Meskipun lebih dari
sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih kuat dan lebih padat. Rangka tulang terdiri
dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulang-tulang wajah.
Kolumna vertebralis (tulang belakang) dari sebagian besar vertebrata tersusun atas yang
bertulang belakang atau bertulang rawan yang memanjang dari bawah sampai ujung ekor.
Masing-masing ruas tulang belakang (vertebrae) terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan
vertebrae (sentrum), lengkung neural (arkus neuralis) dan taju neural (spina / prosesus neuralis).
Penonjolan vertebra ke arah lateral disebut prosesus transversus / artikularis Vertebra-
vertebrayang disorot selalu bersambung pada bagian sentrumnya. Di samping itu vertebra
tetrapoda saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan dari lengkung neural yang disebut
zigapofisis (prezigapofisis dan poszigapofisis).
Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebra servikalis
(leher), vertebra torakalis (punggung), vertebra lumbalis (sabuk), vertebra sakralis (sakral atau
pelvis), dan vertebra kaudalis (ekor). Ruas vertebra servikalis pertama disebut tulang atlas, dan
ruas yang kedua disebut tulang aksis.
Srenym berfungsi untuk memperkuat dinding tubuh, melindungi organ-organ visera di dalam
rongga dada, sebagai tempat melekatnya otot-otot pektoral, dan untuk membantu gerakan
pernafasan paru-paru (pada beberapa amniota). Macam strenum pada mamalia adalah
manubrium, korpus sternum (sternebrae), dan sifisternum (prosesus sifoideus) yang mengandung
tulang rawan.
Mamalia memiliki rusuk vertebralis yang berkepala dua (bisipital). Kepala bagian dorsal disebut
tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra. Kepala bagian ventral disebut kapitulum,
melekat pada parapofisis dari vertebra. Struktur anatomi mamalia (marmut "Cavia cobaya")
terdiri dari 4 bagian utama, yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas
(anggota gerak).
Jaringan otot pada Invertebrata
1.Porifera
struktur tubuh sponge ditompang oleh rangka luar (eksoskeleton) berupa rangka/spikula dari
bahan kapur (CaCO3), zat kersik, dan zat tanduk (spongin) skeleton keras yang terdiri atas
berbagai jenis spikula. Spikula yaitu unsur keras yang tersusun dari kalsium karbonat, atau silika
dan kolagen. Spikula dan sel-sel sponge semuanya terdapat di dalam matriks jelly berprotein.
Tidak semua sponge mempunyai skeleton, skeleton tersusun dari jelly colloidal yang sederhana.
Skeleton disekresi oleh sel-sel sclerocyte dan spongocyte.Setiap spikula disekresi secara
interselular di sekitar fiber sponging.Unsur sketal dapat digunakan sebagai petunjuk penting
dalam penamaan secara morfologi dan taksonomi.Spikula dikelompokkan berdasarkan ukuran,
jumlah axis, dan jumlah ray (pengait).
Mesohil berfungsi sebagai rangka dalam dalam spons, mesohil dapat diperkuat dengan spongin
atau spikula, spikula tersusun dari silika atau kalsium karbonat, spikula dihasilkan sel sklerosit.
[2] Beberapa spons selain rangka dalam juga memiliki rangka luar seperti sclerospongia ("spons
keras"), rangka luar dihasilkan oleh pinakosit (lapisan sel terluar). Sel skleroblast berfungsi
membentuk duri (spikula/rangka) atau spongin. Spikula terbuat dari kalsium karbonat atau
silikat/kersik. Sedangkan spongin tersusun dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga
seperti spon.
2.Arthropoda
Tubuh artropoda tertutup oleh eksoskeleton (exoskeleton), rangka luar. Selubung ini dibuat dari
protein berlapis-lapis dan polisakarida yang disebut kitin. Eksoskeleton dapat terdiri dari zirah
tebal dan keras yang dilindungi beberapa bagian tubuh (misalnya kepala), namun setipis kertas
dan lentur di lokasi-lokasi lain (misalnya juta ekor. Kokoh Pe ke persendian). Eksoskeleton
melindungi hewan dan menyediakan titik-titik pelekatan untuk otot yang menggerakkan
embelan. Tentu saja ada keunggulan memiliki bagian keras di sebelah luar. Rangka kita sendiri
terletak di sebagian besar jaringan lunak kita, tatanan yang tidak menyediakan banyak
perlindungan dari pertahanan. Namun kerangka kita memberikan keuntungan karena dapat
bertumbuh melalui bagian-bagian tubuh yang lain. Berbeda dengan itu, artropoda yang sedang
bertumbuh harus sekali-sekali melepaskan eksoskeleton lamanya dan mensekresikan ke
eksoskeleton baru lebih besar. Proses ini, yang disebut penyelongsongan, menyebabkan hewan
rentan untuk sementara terhadap predator dan bahaya lain.
Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut (perut). Jika dipotong
menjadi dua, maka diubah simetri bilateral. Mulutnya ada di bagian ujung anterior dan anus ada
di ujung posterior. Mempunyai alat-alat tubuh yang telah dilengkapi alat pencernaan, yaitu
mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh, atau
dengan paru-paru buku. Hewan ini sudah memiliki sistem saraf, darah, ekskresi, dan juga indra.
Filum ini dianggap berkerabat dekat dengan Annelida sebab memiliki banyak sifat-sifat yang
sama.
3.Annelida
Filum Annelida adalah satu-satunya kelompok Trokozoa yang bersegmen dan memiliki selom.
Selom ini telah berkembang dengan sempurna dan berisi cairan yang berfungsi sebagai rangka
hidrostatik. Oleh karena itu, cacing ini termasuk ke dalam kelompok triploblastik selomata
Annelida adalah cacing protostom dengan tiga lapisan sel, saluran cerna dengan mulut dan anus,
sebuah dinding tubuh dengan otot membujur dan melingkar.Rongga tubuh coelomic dibentuk
karena menggunakan embrio mesoderm. Epidermis luar diselubungi oleh kulit ari tipis, sejenis
bulu-bulu chitinous ('chaetae atau setae').
4.Nematoda
Berbeda dari anelida, nematoda tidak memiliki tubuh yang beruas. Tubuh nematoda yang
silindris memiliki panjang yang lebih pendek dari 1 mm hingga lebih dari 1 m, mengatur
meruncing di ujung posterior dan tumpul di ujung anterior . Tubuh nematoda diangkat oleh
kutikula yang keras; Seiring pertumbuhan cacing, kutikula lama dilepaskan dengan kutikula
baru disekresikan dengan ukuran yang lebih besar. Nematoda memiliki saluran pencernaan,
Meskipun mereka tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrien ditranspor ke seluruh tubuh melalui
cairan di dalam pseudoselom. Otot dinding seluruh tubuh longitudinal, dan kontraksinya
menghasilkan gerakan ke sana sini.
5.Platyhelminthes
Cacing pipih memiliki bentuk tubuh simetris bilateral, tidak bersegmen, lunak, dan tentunya
pipih. Simetris bilateral ini membuat bagian kiri dan kanan mereka simetris, juga memiliki
kepala dan ekor, serta tubuh permukaan atas dan bawah. Platyhelminthes ini merupakan
kelompok hewan triploblastik, yaitu hewan yang memiliki tiga lapisan embrionik: endoderm,
ektoderm, dan mesoderm. Akan tetapi, mereka tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga
dapat disebut sebagai hewan triploblastik aselomata. Selain itu, cacing pipih tidak bersegmen,
sehingga antara kepala, dada, dan perut, tidak memiliki batas yang jelas. Cacing pipih memiliki
organ tubuh, otak, dan juga sistem pencernaan dan ekskresi (walaupun tidak sempurna). Akan
tetapi, mereka tidak memiliki sistem (organ) pernafasan dan juga sirkulasi.
6.Molusca
Molusca adalah hewan bertubuh lunak, namun sebagian besar dilindungi oleh cangkang yang
keras. Triploblastik Coelomata, memiliki eksoskeleton (berupa cangko dari bahan kapur). Ada
beberapa jenis yang tidak memiliki cangkok.
Semua moluska memiliki tubuh yang mirip Tubuh memiliki tiga bagian utama: kaki berotot,
biasanya digunakan untuk Lernindah tempat; massa visceral yang mengandung sebagian besar
organ dalam; dan lipatan jaringan yang disebut mantel. Mantel (mantel) membungkus massa
visera dan mensekresikan cangkang, jika moluska ini memiliki cangkang. Kelompok ketiga
utama moluska adalah gastropoda, bivalvia, dan sefalopoda .Sebagian besar gastropoda,
termasuk siput, dilindungi oleh satu cangkang spiral tunggal.
7.Coelenterata
Fungsi rongga tubuh pada Coelenterata ialah sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler).
Coelenterata merupakan hewan diploblastik karena tubuhnya memiliki dua lapisan sel, yaitu
ektoderm (epidermis) dan endoderm (lapisan dalam atau gastrodermis) Pada tubuh Coelenterata
(hewan berongga) yaitu terdiri atas jaringan luar (eksoderm) dan jaringan dalam (endoderm)
serta sistem otot yang membujur dan menyilang (mesoglea). Coelenterata merupakan hewan
invertebrate yang memiliki rongga dengan bentuk tubuh seperti tabung dan mulut yang
dikelilingi oleh tentakel.
Ukuran tubuh Coelenterata beraneka ragam.Ada yang penjangnya beberapa milimeter, misal
Hydra dan ada yang mencapai diameter 2 m, misalnya Cyanea. Tubuh Coelenterata simetris
radial dengan bentuk berupa medusa atau polip. Medusa berbentuk seperti lonceng atau payung
yang dikelilingi oleh “lengan-lengan” (tentakel). Polip berbentuk seperti tabung atau seperti
medusa yang memanjang.
8.Echinodermata
Echinodermata (filum Echinodermata) dinamai demikian karena permukaannya yang berduri-
duri (echin adalah kata Yunanı yang berarti herduri '). Tidak berkepala , dan mempunyai rangka
yang tersusunndari zar kapur di luar tubuhnya (eksoskeleton) Yang tergolong ekinodermata
antara lain adalah bintang laut, bulu habi, timun laut, dan dollar pasir.
Sebagian besar bergerak lambat, malah mungkin tidak bergerak. Ekinodermata tidak memiliki
segmen tubuh, dan sebagian besar memiliki simetri radial saat dewasa. Bagian-bagian eksternal
maupun internal seperti bintang-bintang, misalnya, menyebar dari bagian tengah seperti jari-jari
roda. Berbeda dengan hewan dewasa, kedua larva ekinodermata adalah simetris bilateral. Ini
mendukung bukti- kukti Jain bahwa ekinodermata tidak berkerabat dekat dengan hewan-hewan
lainnya, seperti knidaria, yang tidak pernah menunjukkan simetri bilateral. Sebagian besar
ekinodermata memiliki endoskeleton (rangka dalam) yang tersusun dari lempeng-lempeng keras
tepat di bawah kulit.Benjolan dan duri pada endoskeleton ini menyebabkan permukaan hewan
ekinodermata kasar atau berduri.

Anda mungkin juga menyukai