Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem urinaria merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa
metabolisma
makanan yang dihasilkan oleh tubuh hewan terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan
kreatinin, bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisme ini dikeluarkan (disekresikan)
oleh ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih
untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.
Organ utama dari sistem urinaria adalah ren (ginjal). Bentuk dan struktur ren berbeda-beda
pada setiap hewan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan fungsi dari setiap individu
hewan. Oleh sebab itu, penulis menyusun makalah dengan judul Sistem Urinaria pada Hewan
Vertebrata dan akan membahas tentang berbagai bentuk dan anatomi sistem urinaria pada
beberapa contoh hewan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari Latar belakang diatas penyusun menyimpulkan rumusan masalah dalam pembahasan
makalah ini yaitu:
a. Ragam bentuk ren pada anjing, sapi, babi dan kuda.
b. Letak anatomi ren pada anjing, sapi, babi dan kuda.
c. Sistem urinaria pada pisces, amfibi, reptil dan aves.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan untuk:
a. Menjelaskan bentuk ren pada anjing, sapi, babi dan kuda.
b. Menjelaskan anatomi ren pada anjing, sapi, babi dan kuda.
c. Menjelaskan sistem urinaria pada pisces, amfibi, reptil dan aves.
1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan masalah , tujuan dan sistematika
pembahasan.
BAB II Pembahasan berisi tentang ragam bentuk ren pada anjing, sapi, babi dan kuda, letak
anatomi, sistem urinaria pada pisces, amfibi, reptil dan aves.
BAB III Penutup berisi tentang kesimpulan.
BAB II
SISTEM URINARIA PADA HEWAN VERTEBRATA
2.1 Pengertian Sistem Urinaria
Sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem ini terdiri dari sepasang ginjal (ren) dengan saluran keluar urine berupa ureter dari
setiap ginjal. Ureter bermuara pada sebuah kandung kemih (vesika urinaria) di ventral bagian
bawah di belakang tuang kemaluan (pubic bone) urine selanjutnya dialirkan keluar melalui
sebuah uretra.

a.

b.

a.
b.
c.
d.
1.
2.
a.
1.
2.
b.

2.2 Bentuk ren


Pada umumnya ren ada sepasang (dua buah) yang terdapat di dalam rongga ventral,
mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan hilus renalis yakni tempat masuknya
pembuluh darah dan keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang rata. Selubung ginjal (Ren)
disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran jaringan konektif yakni serabut kolagen dan
beberapa serabut elastis.
Struktur histologis pada berbagai jenis hewan piara tidak sama, sehingga bentuk ginjal dibedakan
menjadi:
Unilober atau unipiramidal: pada kelinci dan kucing mempunyai struktur histologi sama, yakni
tidak dijumpai adanya percabangan pada kalik renalis, papila renalis turun ke dalam pelvis
renalis, dan duktus papilaris bermuara pada kalik. Pada kuda, domba, kambing, dan anjing terjadi
peleburan dari beberapa lobus, sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang tersusun
longitudinal.
Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi, sapi, dan kerbau. Lobus
(piramid) dan papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.
Ren mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Membuang zat-zat sisa dan kelebihan ion dalam bentuk urine.
Menyaring darah, mengatur volume dan kandungan asam-basa.
Menghasilkan hormon (misalnya eritropoeitin yang menstimulir pembentukan sel darah merah)
dan enzim (misalnya renin yang mengatur tekanan darah dan fungsi ren).
Merubah vitamin D menjadi bentuk yang lebih aktif.
2.3 Struktur dalam ren.
Nefron adalah unit struktural dan fungsi ren , tiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron.
Masing-masing nefron terdiri dari 1 tubulus panjang dengan suatu akhir buntu yang disebut
kapsula bawman atau kapsul glumeruler.
Tiap-tiap kapsul glomeruler mengandung 1 tubulus renalis dan
glumerolus, suatu struktur
yang mengandung sekelompok kapiler.
Kapsula glomeruler dan glomerolus secara bersama-sama disebut korpuskulah renalis.
Korpuskula renalis merupakan tempat utama filtrasi dan sangat porus.
Tubulus panjang nefron terbagi dalam 3 bagian:

1. Tubulus kontortus proksimalis,merupakan bagian yang pertama,terdekat dengan kapsul


glomeruler.
2. Loop of Henle merupakan bagian yang kedua, terletak setelah tubulus kontortus proksimalis
yang mempunyai bagian naik dan turun.
3. Tubulus kontortus distalis,merupakan bagian ketiga, paling distal terhadap kapsul glomeruler.
c. Ujung distal tubulus bergabung dengan ujung distal nefron di dekatnya untuk membentuk
tubulus yang lebih besar, yaitu tubulus kolektivis.
3. Reabsorpsi,sekresi dan pemeliharaan derajat osmolalitas pada cairan interstisialterdapat pada
bagian-bagian nefron yang berbeda.
a. Pada tubulus kontortus proksimalis,larutan tertentu direabsorpsi dari filtrat glomerolus dan
dikembalikan dalam darah.
b. Pada bagian yang turun dari loop of Henle,air diambil dari filtrat secara osmosis dan
dikembalikan ke cairan interstisial.

c.
d.
e.
4.
a.
b.
c.
5.
a.
b.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

a.
b.
-

c.

Pada bagian yang naik dari loop of Henle,garam-garam (sodium dan klorida) di ambil untuk
menjaga osmolalitas.
Pada tubulus kontortus distalis,ion-ion potasium dan hidrogen di sekresikan dan di reabsorpsi.
Beberapa urea berdifusi keluar dari tubulus kolektivis dan beberapa kembali ke nefron,paling
banyak urea masuk ke cairan interstisial.
Bentuk tubulus renalis pada Vertebrata bervariasi.
Tipe paling primitif dengan korpuskulum terdapat pada Elasmobranchi.
Korpuskulum tereduksi atau tidak ada terdapat pada teleostei air laut, Reptilia.
Korpuskulum besar terdapat loo of Henle, pada Ades dan mamalia
Korpuskulum renalis terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Glomerolus yang dibentuk oleh sistem sirkulatoria, merupakan sekelompok kecil kapiler yang
tersususn padat, yang begelung dan saling membelitkan diri.
Kapsula bowman merupakan bagian proksimal tubulus yaitu bentuknya berlapis dua. Lapisan
dalam sangat erat melekat pada pembuluh darah pada glomerulus, tersusun dari sel-sel berbentuk
stelat yang disebut podosit.
Anteriola aferen mengirimkan darah ke glomerolus. Anteriola aferen meninggalkan glomerulus.
2.4 Ren dan saluran keluarnya
1. Pada Pisces
Tipe ren adalah opistonefros, letaknya di dorsal.
Bentuknya panjang, sempit, terletak di dinding tubuh sebelah dorsal di atas peritonium perietal,
pada kanan kiri sisi garis tengah.
Ren memanjang hampir ke seluruh panjang rongga tubuh.
Ren pada ikan jantan lebih panjang dari pada ikan betina, pada ujung anteriornya terdapat sistem
reproduksi.
Dari tubulus kolektivis pada pisces urin menuju ke duktus arkinefrik yang merupakan suatu
saluran seperti ureter, menuju kloaka.
Dilatasi duktus arkinefrik membentuk pembesaran seperti vesika urinaria untuk penyimpanan
urine sementara .
2. Pada Amfibia
Ren meluas pada sebagian besar panjang rongga tubuh dan berlobus, tipe ren adalah
opistonefros.
Pada Amfibia berekor ren terdiri dari 2 bagian yaitu:
Bagian anterior merupakan bagian yang sempit , pada hewan jantan lebih berhubungan dengan
fungsi reproduksi
Bagian posterior merupakan bagian yang meluas,merupakan penyusunan bagian utama
opistonefros.
Duktus arkinefrik pada hewan jantan juga berfungsi sebagai suatu duktus deferensi disamping
untuk mengangkut zat-zat sisa. Pada hewan betina hanya berfungsi sebagai pengangkut zat zat
sisa. Duktus arkinefrik bermuara di kloaka.
Pada rana sp. Dan Bufo sp. Ren tidak berhubungan dengan sistem reproduksi.
Pada Amfibia terdapat vesika urinaria yang berdinding tipis ang muncul sebagai suatu tonjolan
dinding ventral kloaka,vesika urinaria ini berlobi 2. Tidak ada hubungan langsung antara duktus
dengan vesika urinaria. Urin langsung menuju kloaka, dari kloaka urin didorong ke vesika
urinaria.

a.
b.
c.
d.
e.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

3. Pada Reptilia
Tipe ren adalah adalah metanefros, ren terdapat pada sebagian posterior rongga abdominal,di
daerah pelvis.
Bentuk ren kecil dan padat,tetapi permukaannya berlobus.
Bagian posterior lebih sempit
Ureter bermuara terpisah di kloaka dan tidak berhubungan dengan vesika urinaria kecuali pada
chelonia sp.
Vesika urinaria sebagian merupakan derivat kloaka dan sebagian dari basal alantois vesika
urinaria tidak terdapat pada ular dan buaya. Cecak dan kura-kura mempunyai vesika urinaria
yang berkembang baik dan biasanya berlobus 2 yang bermuara ke kloaka.
4. Pada Aves
Pada semua burung ren terletak pada bagian pelvis rongga tubuh, dan sering bersatu pada ujung
posterior ,tipe ren adalah metanefros.
Bentuk ren berlobi,fisura yang dalam di antara kedua lobus menjadi jalan bagi cabang-cabang
vena renalis.
Ureter aves pendek dan bermuara pada kloaka.
Kecuali pada burung unta, aves tidak mempunyai vesika urinaria.
Sisa-sisa nitrogen dikeluarkan dalam bentuk asam urat dan bentuk semi padat bersama-sama
feses.
Tidak adanya vesika urinaria menyebabkan burung biasa terbang karena tidak ada beban dalam
bentuk urine cair yang harus dibawa.
BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di
pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Bentuk ren dibedakan menjadi:
1. Unilober atau unipiramidal: Pada kuda dan anjing terjadi peleburan dari beberapa lobus,
sehingga terbentuk papila renalis tunggal yang tersusun longitudinal.
2. Multilober atau multipiramidal: bentuk ini dijumpai pada babi dan sapi. Lobus (piramid) dan
papila renalis lebih dari satu jelas terlihat.
Ren dan saluran keluarnya antara lain pada pisces, amfibi, reptil dan aves.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Muliani, H., & Isdadiyanto, S. 2003. Anatomi Hewan. UNDIP. Semarang
Gibson,J.1993. Fisiologi dan Anatomi modern. EGC. Jakarta
Wonodirekso, S & Tambajong, J. (1990). Sistem urinaria dalam Buku Ajar Histologi Leeson
and Leeson (terjemahan), Edisi V, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai