Anda di halaman 1dari 44

SISTEM EKSKRESI DAN

OSMOREGULASI
Pada Hewan Vertebrata dan Invertebrata
Kelompok 7
Anggota Kelompok

Aulia Maryam Mutia Trianingsih


Maratul Arofah 212154502
212154095 212154100

Putri Kurniasari Ruby Dewantie Salsa Tiara Aulia


212154098 212154106
212154509
Materi Pembahasan

01 Sistem Ekskresi pada 04 Sistem Ekskresi Hewan


Hewan Vertebarata
02 Struktur dan Fungsi 05 Osmoregulasi
Ginjal pada Hewan
03 Sistem Ekskresi Hewan 06 Osmoregulasi pada
Invertebrata Invertebrata & Vertebrata
Sistem Ekskresi
pada Hewan
Pengertian
Ekskresi adalah proses dimana produk sisa
metabolisme dikeluarkan dari tubuh. Sisa
metabolisme itu dapat berupa kelebihan
air, gas, garam dan bahan organik yang
dikeluarkan dalam bentuk terlarut dan
dikeluarkan melalui proses filtrasi
selektif.

Sistem ekskresi hewan adalah sistem


biologis yang bertanggung jawab untuk
membuang sisa metabolisme atau limbah
dari tubuh hewan. Dengan membuang
limbah yang tidak diinginkan, sistem
ekskresi membantu menjaga kondisi
optimal organisme hewan. Sumber : Bobo.id.
Sistem Ekskresi Hewan Darat
Contohnya pada Mammalia
Organ yang terlibat dalam eksresi:

1
Paru - Paru
Paru paru pada mamalia mengeluarkan kerbondioksida yang berasal dari aktivitas
metabolisme dari sisa pernapasan.
Hati
Fungsi hati yang paling penting sebagai organ ekskresi adalah pembentukan residu
yang mengandung nitrogen selama deaminasi asam amino. Pada mamalia, ginjal
berfungsi mengeluarkan produk sisa metabolisme nitrogen seperti amonia.Sekresi
ginjal adalah urin pada mamalia

Sistem Ekskresi Hewan Akuatik


Contohnya pada Pisces (Ikan)
Ginjal

2
Ginjal pada ikan air tawar dilengkapi sejumlah glomelurus jumlah lebih
banyak. Ginjal pada ikan air laut dilengkapi glomelurus akan tetapi
dengan jumlah yang sedikit sehingga penyaringan metabolisme
berjalan lambat.
Urogenital
Urogenital merupakan tempat bermuaranya saluran ginjal dan saluran
kelamin yang berada di belakang anus.
Struktur dan Fungsi
Ginjal pada Hewan
Organ penyusun sistem Fungsi: Cara kerja:
ekskreasi pada hewan • Menyaring dan • Filtrasi (filtrasi)
adalah ginjal, hati, kulit, membersihkan darah dari Proses pembentukan urin
dan paru-paru. Adapun sisa metabolisme tubuh diawali dengan
organ utama sistem • Mengeksresikan zat penyaringan darah yang
ekskresi pada beberapa berlebihan terjadi pada kapiler
hewan adalah ginjal. Ginjal •Menyerap kembali glomerulus.
bertindak sebagai beberapa elektrolit • Reabsorpsi (reabsorpsi)
penyaring yang menyerap dilakukan oleh tubulus Zat-zat yang masih
produk limbah dari darah ginjal dibutuhkan pada urin
dan sebagai hasilnya • Menjaga keseimbangan primer diserap kembali di
menghasilkan urin. Proses asam basa tubuh tubulus proksimal.
ini mencapai dan menjaga • Menjaga tekanan osmase •Fortifikasi
keseimbangan cairan dan proses pengisian kembali
elektrolit dalam tubuh. limbah dan urea yang mulai
terjadi di tubulus distal.
Fungsi Ginjal pada
Vertebrata
Fungsi awal ginjal vertebrata adalah
osmoregulasi. Bentuk dan fungsi nefron pada
berbagai kelas vertebrata terutama
berkaitan dengan kebutuhan untuk
osmoregulasi dalam habitat hewan tersebut.
Mammalia
Bentuk ginjal Mammalia umumnya Metanefros.
Peranan fungsi ginjal pada Mammalia adalah Mengeluarkan
zat sisa dan Mengatur volume plasma dan kadar air dalam
tubuh Jika banyak air yang masuk ke dalam tubuh.

Sumber : (Focosi, 2009)


Amphibi
Jenis ginjal pada amfibi adalah ginjal opistonefros.
Ginjal pada amfibi merupakan salah satu organ yang berperan
sangat penting dalam mengatur jumlah air dalam tubuh.
Pisces
Jenis ginjal pada pisces adalah mesonefros.
Ginjal dari ikan yang hidup di air tawar dilengkapi dengan sejumlah
glomeruli, jumlah glomeruli sedikit lebih banyak yaitu. Sedangkan
ikan yang hidup di air laut memiliki glomeruli kurang dari 4.444
sehingga proses penyaringan sisa metabolismenya lambat.
Aves
Aves memiliki ginjal tipe metanefros.
Metabolisme burung sangat cepat. Dengan demikian, sistem ekskresi
juga harus memiliki dinamika yang sangat tinggi. Peningkatan
efektivitas ini terlihat pada jumlah nefron yang dimiliki oleh ginjal
burung. Setiap 1 mm3 ginjal burung, terdapat 100–500 nefron.
Reptilia
Reptilia memiliki tipe ginjal metanefros.
Ginjal reptil hanya memiliki nefron kortikal, yang menghasilkan urin
yang isosmotik dengan cairan tubuh.
Sistem Ekskresi pada
Hewan Invertebrata
Protozoa
Protozoa merupakan mahluk hidup yang memiliki satu sel.
Protozoa memiliki vakuola kontraktil untuk melakukan proses
ekskresi. Vakuola kontraktil dapat bekerja secara periodik untuk
mengatur kadar air di dalam sel. Protozoa akan mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme dengan cara difusi. Pada saat mengeluarkan
air, sisa-sisa metabolisme akan ikut dikeluarkan.
Planaria
Sistem ekskresi pada planaria atau cacing pipih memiliki sistem
ekskresi yang paling sederhana dibandingkan yang lain. Organ
ekskresi pada planaria berupa jaringan yang menyerupai pipa yang
bercabang (protonefrida). Jaringan pipa tersebut bernama
nefridiofor. Ujung dari cabang nefridiofor disebut dengan sel api
(flame cell). Karena, ujung sel tersebut bergerak menyerap dan
menyating sisa metabolisme pada sel-sel di sekitarnya. Lalu,
dialirkannya melalui nefridiofor menuju pembuluh ekskretori.
Cacing Tanah
Sistem ekskresi yang dimiliki oleh cacing tanah memungkinkan
mereka untuk hidup di lingkungan tanah yang lembap dan
menghindari keracunan oleh amonia, yang merupakan produk
limbah utama dalam metabolisme mereka. Nefridia berperan
dalam menyaring cairan limbah dan menjaga keseimbangan garam
serta mengeluarkannya melalui pori ekskresi.
Serangga
Pada serangga,contohnya belalang memiiki alat ekskresi berupa
tubulus Malpighi. Badan Malpighi yang berbentuk buluh-buluh
halus yang terikat pada ujung usus posterior belalang dan
berwarna kekuningan. Zat-zat buangan diambil dari cairan tubuh
(hemolimfa) oleh saluran Malpighi di bagian ujung. Kemudian,
cairan masuk ke bagian proksimal lalu masuk ke usus belakang dan
dikeluarkan bersama feses dalam bentuk kristal-kristal asam urat.
Sistem Ekskresi pada
Hewan Vertebrata
Pisces (Ikan)
Secara umum, alat ekskresi ikan, yaitu:
➢ Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.
➢Kulit, kelenjar kulit mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk
memudahkan gerak di air.
➢Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.
Pada ikan bertulang sejati, saluran ginjal dan saluran kelamin bermuara di
satu tempat yang disebut lubang urogenitalia yang terletak di belakang anus.
❑ Sebagian ikan bertulang rawan memiliki kelenjar pada permukaan kulitnya.
Kelenjar tersebut berfungsi untuk menghasilkan lendir untuk melicinkan
tubuh ikan, sehingga memudahkan gerakan ikan di dalam air.
Ikan Air Tawar dan Ikan Air Laut
Pada ikan air tawar, kondisi lingkungan sekitar yang hipotonis membuat
jaringan ikan sangat mudah mengalami kelebihan cairan.

Ikan air laut sangat mudah mengalami dehidrasi karena air dalam tubuhnya
akan cenderung mengalir keluar ke lingkungan sekitar melalui insang,
mengikuti perbedaan tekanan osmotik.
Amphibi
Alat ekskresi pada katak ialah ginjal mesonefros yang dihubungkan dengan
ureter di vesika urinaria. Berwarna merah kecokelatan serta terletak di kanan
dan kiri tulang belakang. Alat ekskresi lainnya ialah kulit, paru-paru. Saat
mengalami metamorfosis, amfibi mengubah ekskresi amonia menjadi urea.
Hal ini terjadi saat larva berubah jadi berudu dan hewan darat dewasa.
Amphibi
Kulit Amphibia yang tipis dapat
menyebabkan Amphibia
kekurangan cairan jika terlalu
lama berada di darat. Begitu
pula jika katak berada terlalu
lama dalam air tawar. Air
dengan sangat mudah masuk
secara osmosis ke dalam
jaringan tubuh melalui kulitnya.
Katak dapat mengatur laju
filtrasi dengan bantuan hormon,
sesuai dengan kondisi air di
sekitarnya. Ketika berada dalam
air dengan jangka waktu yang
lama, katak mengeluarkan urine
dalam volume yang besar.
Namun, kandung kemih katak
dapat dengan mudah terisi air.
Reptilia
Sistem ekskresi pada reptil berperan dalam menghilangkan limbah metabolik
dari tubuh. Pada umumnya, reptil memiliki ginjal yang lebih berkembang
dibandingkan dengan organ ekskresi pada hewan yang lebih primitif. Ginjal
metanefros reptil akan menyaring urin yang sudah masuk. Urin reptil ini akan
masuk lewat pembuluh pembuluh ke metanefros. Lalu disanalah urin akan
disaring. Metanefros akan dibuang asam uratnya yang terdapat di dalam urin.
Reptilia
Beberapa anggota
reptile seperti buaya
juga mengeluarkan
ammonia dalam sisa
metabolismenya. Buaya
akan mengeluarkan
asam urat dan ammonia
dalam fesesnya karena
ginjalnya terletak
berdekaatan dengan
usus. Sebenarnya zat
sisa ini juga dapat
digunakan oleh reptile
sebagai alat untuk
berlindung dari
musuhnya.
Aves
Alat ekskresi pada burung
terdiri dari (ginjal (metanefros),
paru-paru, dan kulit. Burung
memiliki sepasang ginjal yang
berwarna cokelat. Saluran
ekskresi terdiri dari ginjal yang
menyatu dengan saluran
kelamin pada bagian akhir usus
(kloaka). Burung
mengekskresikan zat berupa
asam urat dan garam. Kelebihan
larutan garam akan mengalir ke
rongga hidung dan keluar
melalui nares (lubang hidung).
Burung hampir tidak memiliki
kelenjar kulit, tetapi memiliki
kelenjar minyak yang terdapat
pada tunggingnya. Kelenjar
minyak berguna untuk
meminyaki bulu-bulunya.
Mammalia
Sistem Ekskresi pada mamalia hampir sama dengan manusia tetapi sedikit
berbeda karena mamalia dipengaruhi/disebabkan oleh lingkungan tempat
tinggalnya. Paru-paru mamalia mempunyai permukaan ber spon (spongy
texture) dan dipenuhi liang epitelium dengan itu mempunyai luas permukaan
yang lebih luas berbanding luas permukaan paru-paru.
Mammalia
Mekanisme Ekskresi Urin Pada Mammalia
Penyaringan (filtrasi).
Penyerapan Kembali (Reabsorbsi).
Augmentasi.
Proses Pengeluaran Urin

Mekanisme Ekskresi Empedu, Keringat, dan CO2 pada Mammalia


Hati mengeluarkan empedu yang berupa cairan kehijauan
Sisa-sisa pencernaan protein yang berupa urea dibentuk juga di dalam
hati. Urea dibawa oleh darah dan masuk ke dalam ginjal.
Kelenjar keringat yang terletak di lapisan dermis kulit berbentuk pipa
terpilin, memanjang dari epidermis hingga masuk ke bagian dermis.
Paru-paru akan mengeluarkan karbondioksida dan uap air yang tidak
digunakan lagi oleh tubuh.
Apa itu
Osmoregulasi?
Proses menjaga keseimbangan antara jumlah
air dan zat terlarut dalam tubuh hewan.
Didefinisikan sebagai proses homeostatis yang
menjaga cairan tubuh tetap stabil setiap saat.
Proses inti osmoregulasi adalah osmosis.
Osmoregulasi pada Hewan

OSMOKONFORMER OSMOREGULATOR

Hewan yang tidak mampu organisme yang menjaga


mempertahankan tekanan osmolaritasnya tanpa tergantung
osmotik di dalam tubuhnya. lingkungan sekitar.
Osmoregulasi pada
Hewan Invertebrata
Insecta
Hilangnya air pada serangga terjadi melalui proses penguapan.
Cara utama serangga kehilangan air yaitu melalui spirakulum.
Cara untuk mengantasi masalah ini dengan meningkatkan
impermeabilitas kulit.
Annelida
Cacing tanah seperti Lumbricus terestris merupakan regulator
hiperosmotik yang efektif.
Urine yang diproduksinya encer, yang secara esensial bersifat
hipoosmotik mendekati isoosmotik terhadap darahnya.
Homeostatis regulasi juga dilakukan dengan pendekatan
prilaku.
Mollusca
Tubuh bekicot memiliki permukaan tubuh berdaging yang sangat
permeabel terhadap air.
Tekanan osmotik cairan interval bervariasi secara luas tergantung
kandungan air lingkungannya
Untuk menghindari kehilangan air yang berlebih, bekicot lebih
aktif di malam hari.
Osmoregulasi pada
Hewan Vertebrata
Ikan (Pisces)
Ikan air tawar memiliki cairan tubuh yang hiperosmotik terhadap
lingkungannya, sehingga air cenderung masuk ke sistemnya
melalui difusi. permukaan tubuh semipermeabel. Jika dibiarkan
dan tidak seimbang akan menyebabkan hilangnya garam tubuh
dan pengenceran cairan tubuh sehingga mengakibatkan Cairan
tubuh tidak dapat mendukung fungsi fisiologis normal.
Jenis Ikan terhadap
Osmoregulasi
TELEOSTEI POTADORM (IKAN YANG
01 HIDUP DI PERAIRAN TAWAR)

TELEOSTEI OSENODROM (IKAN YANG


02
HIDUP DI PERAIRAN ASIN/LAUT)

TELEOSTEI DIADROM DAN EURYHALINE


03 (IKAN YANG HIDUP BERIMIGRASI
PERAIRAN ASIN DAN TAWAR)
Reptil
Hewan yang termasuk dalam kategori reptilia seperti ular, buaya,
dan kura-kura memiliki kulit yang tipis dan bersisik. Kondisi kulit
kering dan bersisik ini diduga menjadi cara yang baik untuk
beradaptasi dengan kehidupan pedesaan agar tidak kehilangan
banyak air.
Aves
Pada burung, pengaturan keseimbangan air berkaitan erat dengan
proses menjaga suhu tubuh. Burung yang hidup di daerah pesisir
dan mencari makan di laut (seabirds) menghadapi permasalahan
berupa konsumsi garam yang berlebihan
Mammalia
Kehilangan air dan garam bisa terjadi melalui keringat. Pada saat
yang sama, mereka mendapatkan air dengan cara yang sama
seperti vertebrata lainnya, yaitu dari air minum dan makanan.
Namun, mamalia yang hidup di gurun, seperti kanguru, tidak
mungkin memperoleh air dengan cara minum. Tapi kanguru tidak
minum air dapat bertahan hidup menggunakan air metabolisme
yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa.
Fungsi Ginjal yang Berhubungan
dengan Osmoregulasi
01 Mengatur volume plasma dan jumlah air di dalam tubuh.

Menjaga tekanan osmose pada keadaan yang seharusnya dengan cara


02 mengatur ekskresi garam-garam, membuang jumlah garam yang berlebihan
dan menahan garam apabila jumlahnya dalam tubuh berkurang.

Mengatur pH plasma dan cairan tubuh. Ginjal dapat mengekskresikan


03
urin bersifat basa dan asam.
Masalah Osmoregulasi
pada Hewan
Setiap individu hewan membutuhkan konsentrasi garam yang
01 berbeda dengan lingkungannya.

Hewan harus mempunyai konsentrasi air yang sama (partikel konsentrasi


02 terlarut total) terhadap lingkungannya, yang berarti membutuhkan sejumlah
besar energy untuk membuang air dari tubuhnya.

Hewan perlu untuk membuang sejumlah sisa hasil metabolisme yang


03
larut dalam air seperti ammonia, kreatinin, dan pigmen darah.

Anda mungkin juga menyukai