Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................ii

Daftar Isi .............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

2.1 Prosedur dan Siklus PTK ............................................................................................. 2

2.2 Pelaksanaan Siklus Kedua pada PTK ........................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 13

3.2 Saran .......................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pendidikan.


Banyak kendala dalam proses pembelajaran baik dalam metode, tujuan, strategi dan
evaluasi. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Banyak terjadi kebingungan dalam sebuah penelitian tindakan kelas baik
secara internal, eksternal maupun prosedural.

Hal ini membutuhkan kajian lebih dalam untuk meminimalisir kegagalan dalam
penelitian tindakan kelas. Proses merupakan sebuah hal yang perlu menjadi sorotan utama
dalam awal tindakan kelas. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwasanya perlu ekstra untuk
melaksanakan suatu proses.

Perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi merupakan satu kesatuan yang


wajib dilakukan dalam penelitian tindakan kelas. Dari keempat tindakan tersebut dapat
terangkum dalam satu siklus. Tetapi dalam PTK tidak hanya menggunakan satu siklus
saja. Dengan demikian, untuk mencapai suatu keberhasilan membutuhkan paling tidak dua
siklus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas?

2. Bagaimana pelaksanaan penelitian pada siklus kedua?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui prosedur dalam penelitian tindakan kelas

2. Mengetahui pelaksanaan penelitian pada siklus kedua


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prosedur dan Siklus PTK

PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan proses pencarian atau pengkajian


untuk menemukan suatu masalah yang terdapat pada suatu kelas dengan menggunakan
teknik atau sistem daur ulang dari berbagai proses yang ada. Dalam proses pencarian atau
pengkajian masalah terdapat tatacara atau prosedur yang harus diperhatikan oleh seorang
peneliti. Dalam prosedur penelitian tindakan kelas meliputi beberapa siklus. Hal ini
dikarenakan adanya tingkat permasalahan yang akan dipecahkan oleh peneliti. Jika peneliti
merasa bahwa permasalahan awal telah terselesaikan maka siklus penelitian tindakan kelas
hanya cukup dengan dua siklus saja. Dalam langkah-langkah penelitian, peneliti hanya
difokuskan pada kegiatan pokok, yaitu (1) planning, (2) acting, (3) observing, (4)
reflecting.
1. Planning (Perencanaan)

Dalam bahasa Inggris, planning artinya perencanaan. Di dalam perencanaan tidak


hanya berisi tujuan atau kompetisi yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran,
melainkan seorang guru harus menunjukkan secara spesifik lagi perlakuan khusus seorang
guru dalam proses pembelajaran dan perencanaan yang merupakan pedoman bagi guru
seutuhnya dalam proses pembelajaran.2 Maka dari itu seorang guru harus mempunyai
kemampuan dalam mengenali karakteristik peserta didik dalam proses pembelajaran.
Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah,
merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada masing-masing kegiatan, terdapat
sub-sub kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk menunjang sempurnanya tahap
perencanaan.
a. Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah adalah proses menelaah berbagai masalah


yang terkandung dalam sebuah fenomena. Proses mengidentifikasi adalah
proses pengajuan berbagai macam perntanyaan yang ada dalam pikiran

peneliti. Identifikasi tidak berbeda jauh seperti diagnosis yang dilakukan dokter
kepada pasiennya. Jika diagnosisnya tepat, maka obat yang diberikan pasti
mujarab. Demikian pula pada PTK, identifikasi masalah yang tepat akan
mengarahkan pada hasil penelitian, sehingga dapat bermanfaat bagi
peningkatan hasil belajar siswa. Dalam mengidentifikasi masalah harus tepat
sasaran sebagaimana obat dokter yang hanya dapat digunakan karena penyakit-
penyakit tertentu.
Tidak semua masalah pendidikan dapat didekati dengan penelitian
tindakan kelas. Untuk beberapa langkah berikut perlu diikuti dengan seksama
sebagai cara untuk menemukan masalah yang dapat didekati dengan penelitian
tindakan kelas.5
1. Masalah harus rill dan on-the job problem oriented, artinya masalah
tersebut di bawah kemenangan seorang guru untuk memecahkan. Masalah
itu datang dari pengamatan (pengalaman) seorang guru sendiri melalui
kegiatan sehari hari, bukan datang dari pengamatan orang lain. Misalnya,
sebagian besar nilai SKI siswa kelas VII MTs. Sunan Giri berada di bawah
KKM (Kriteria Ketunatasan Minimum). Masalah ini jelas nyata karena
terdapat bukti yaitu dokumen ulangan siswa.
2. Masalah harus problematik (artinya, masalah tersebut perlu dipecahkan).
Tidak semua masalah pendidikan (pembelajaran) yang nyata (rill) adalah
masalah yang problematic, karena: pemecahan masalah tersebut kurang
mendapat dukungan literature / sarana prasarana, pemecahan masalah
belum mendesak dilaksanakan, dan ternyata guru tidak mempunyai
wewenang penuh untuk memecahkan. Hanya saja pasti akan lebih
maksimal jika penyelesaian masalah mendapat dukungan dari guru-guru
yang lain. Misalnya, siswa kelas X MA An-Nur kurang dapat membaca al-
Qur’an dengan makhraj dan tajwid yang benar. Permasalahan ini riil dan
problematik, tetapi hanya khusus bagi guru Qur’an Hadits di kelas tersebut.
3. Masalah harus memberi manfaat yang jelas, artinya pemecahan masalah
tersebut akan member manfaat yang jelas atau nyata. Untuk itu, pilihlah
masalah penelitian yang memiliki asa manfaat secara jelas. Apa yang akan

terjadi, apabila masalah tersebut dilontarkan beberapa pertanyaan tersebut


dipecahkan: (a) apa yang akan terjadi apabila masalah tersebut dipecahkan?
(b) apa resiko terburuk apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan,
dan (c) tujuan pendidikan mana yang tidak tercapai, apabila masalah
tersebut tidak segera dipecahkan? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tersebut dapat membimbing pada penemuan masalah-masalah penelitian
yang mendesak untuk dipecahkan.
4. Masalah PTK harus feasible (dapat dipecahkan atau ditangani). Dilihat dari
sumber daya peneliti (waktu, dana, dukungan,dan seterusnya) masalah
tersebut dapat dipecahkan. Dengan kata lain, tidak semua penelitian yang
sudah rill problematic dan manfaatnya jelas, selalu feasible. Untuk itu harus
dipilih masalah – masalah yang feasible dengan pertimbangan faktor-faktor
pendukung di atas. Misalnya, siswa selalu mogok berangkat sekolah jika
musim tanam tiba, karena mereka harus membantu orang tuanya bercocok
tanam.
b. Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya

Langkah selanjutnya yaitu peneliti harus mencari akar dari masalah


yang telah ditemukan, dengan kata lain peneliti harus mencari penyebabnya.
Analisis terhadap masalah juga dimaksudkan untuk mengetahui proses tindak
lanjut perbaikan atau solusi yang akan diambil. Jika kita tidak mengetahui apa
yang menjadi penyebab suatu masalah pembelajaran, maka mustahil seorang
peneliti mampu mencari bagaimana solusi yang tepat dalam penyelesaiannya.
Setelah teridentifikasi, masalah dapat dirumuskan ke dalam kalimat
pertanyaan dengan memerhatikan kata tanya 5W+1H. Melakukan analisis
terhadap penyebab adanya masalah akan dijadikan landasan berpikir untuk
mencari alternative suatu tindakan yang dapat dikembangkan sebagai bentuk
solusi atau pemecaan masalah.
c. Ide untuk Memecahkan Masalah

Akar masalah menjadi tumpuan bagi rencana tindakan untuk mengatasi


masalah. Maka dari itu peneliti harus mempunyai ide dalam pemecahan
masalah tersebut. Dalam mencari solusi, peneliti harus mengembangkan ide
atau pemikirannya. Hal ini dilakukan guna mendapatkan banyak alternatif
sebagai pengayaan tindakan. Setelah mendapatkan berbagai alternatif
pemecahan masalah, peneliti juga harus mengetahui kelebihan dan kekurangan
dari masing-masing alternatif, sehingga penelitian tindakan kelas dapat optimal.
Sebagai contoh: jika akar penyebabnya adalah mut proses belajar mengajar,
melalui kolaborasi perlu dikembangkan berbagai kemungkinan (alternative)
rencana tindakan seperti: menggunakan metode diskusi,
menggunakan pendekatan cooperative learning, peningkatan metode
bervariasi, peningkatan mutu pelajaran tugas senester,dan seterusnya. Dari
berbagai alternative tersebut, disaring kembali berdasarkan faktor-faktor
pendukung yang ada, yaitu: waktu, biaya, dukungan sarana / prasarana,
dukungan lembaga, dan lain lain.
Dari penjabaran yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa
dalam perencanaan terlebih dahulu kita harus melakukan identifikasi masalah.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri
sendiri tentang pembelajaran yang dikelola kemudian menganalisisnya dengan
memilih masalah yang paling mendesak dan penting untuk dipecahkan.
Setelah masalah dijabarkan, langkah beriktnya adalah mencari cara
perbaikan atau pencarian solusi. Berdasarkan ini, pengembangan cara
perbaikan atau tindakan harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru,
kemampuan siswa, sarana dan fasilitas yang tersedia, iklim belajar dan iklim
kerja disekolah.
Dalam proses perencanaan, Mulyasa mengemukakan pendapat yang
sedikit berbeda. Perencanaan pelaksanaan PTK antara lain mencakup kegiatan
sebagai berikut.
1. Tim peneliti melakukan analisis standar isi untuk mengetahui Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) yang akan diajarkan kepada
peserta didik.
2. Mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
memperhatikan indikator-indikator hasil belajar.

3. Mengembangkan alat peraga, alat bantu, atau media pembelajaran yang


menunjang pembentukkan SKKD dalam rangka implementasi PTK.
4. Menganalisis berbagai alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan
kondisi pembelajaran.
5. Mengembangkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
6. Mengembangkan pedoman atau instrumen yang digunakan dalam siklus
PTK.
7. Menyusun alat evaluasi pembelajaran sesuai dengan indikator hasil belajar.

2. Acting (pelaksanaan tindakan)


Acting atau pelaksanaan tindakan yaitu sebuah rangkaian proses mengenai
aktualisasi ide-ide atau penerapan suatu rancangan mengenakan tindakan kelas .
Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan merupakan tindakan pokok dalam siklus
penelitian tindakan. Dalam langkah pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan
sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada langkah sebelumnya. Peneliti
harus memahami benar apa dan bagaimana ia melakukan tindakan guna
mendapatkan solusi atas permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Suatu pelaksanaan atau tindakan penelitian bisa jadi juga akan mendapatkan
hasil yang kurang ataupun sangat memuaskan. Terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan sebuah tindakan berhasil atau sebaliknya menjadi gagal.
a. Perencanaan yang matang
Faktor yang mempengaruhi optimalisasi hasil PTK adalah adanya perencanaan
yang matang. Sebelumnya guru/peneliti melakukan tindakan, guru/peneliti harus
memastikan perencanaan sudah lengkap dan sudah jelas dilaksanakan. Perencanaan
yang matang meliputi tiga hal :
1. Adanya prosedur pelaksanaan yang jelas dan sesuai dengan langkah-
langkah,
2. Adanya RPP untuk melakukan kegiatan,
3. Serta ketersediaan berbagai instrument yang diperlakukan dalam
melaksanakan pengamatan/perekam data.

b. Pemahaman yang cukup mengenai tindakan


Rancangan/perencanaan yang kita susun tentunya akan bermanfaat apabila
pada saat melaksanakan tindakan guru/peneliti memiliki pemahaman yang cukup
mengenai tindakan yang akan dilakukan. Kurangnya pemahaman guru mengenai
tindakan akan membuat pelaksanaan tindakan menjadi tidak terarah dan kurang
optimal. Hal ini akan menyebabkan capaian hasil dalam PTK menjadi bias.
3. Observing (pengamatan)
Observasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data berdasarkan
pengalaman dan pencatatan yang tersusun secara sistematis terhadap kejanggalan-
kejanggalan yang ada dalam proses penelitian.
Prof. Supardi menyatakan bahwa observasi yang dimaksud pada tahap III
adalah pengumpulan data. Dengan kata lain, observasi adalah alat yang digunakan
untuk memotret seberapa jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Pada
tahap ini peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan dan alat atau instrument pengumpulan data. Jika guru sebagai
peneliti dapat melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan
dan terjadi selama pelaksanaan berlangsung.
Dalam tahap observing ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Pengumpulan Data
Prinsip pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas tidak jauh
berbeda dengan prinsip pengumpulan data pada jenis penelitian yang lain.
Dengan kata lain, prinsip pengumpulan data pada penelitian formal dapat
diterapkan pada penelitian tindakan kelas. Untuk mendapatkan data yang akurat
perlu disusun suatu instrument yang valid dan reliable.
b. Sumber Data
Data yang baik adalah data diambil dari sumber yang tepat dan akurat.
Siapa/apa yang dapat dijadikan sumber data yang tepat? Jika akan mengungkap
minat siswa maka yang tepat untuk dilakukan adalah langsung wawancara atau
member angket pada siswa, disamping siswa, ada beberapa sumber yang lain
yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu : buku harian,

dokumen/catatan tentang hasil belajar, learning logs , jurnal, poto, laporan


pengamatan, hasil angket, dan test hasil belajar.
c. Critical Friend Dalam Penelitian Tindakan Kelas
Teman atau yang mungkin dijadikan kolaborator oleh peneliti,
memainkan peran yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Critical
Friend merupakan pihak ketiga yang dapat meningkatkan kualitas hasil
penelitian tindakan. Mereka seorang kritikus yang mampu dan bersedia
memberikan saran positif dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
d. Analisis Data
Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data. kegiatan
pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian
tindakan, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam kegiatan
penelitian. Untuk itu, seorang peneliti perlu memahami teknik analisis data
yang tepat agar manfaat penelitiannya memiliki nilai nilai ilmiah yang tinggi.
Analisis data kuantitatif dapat berupa sekumpulan data berupa tabel atau
grafik, atau hasil penghitungan rerata. Analisis data kualitatif dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis.
4. Reflecting (refleksi)
Refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah memantul. Dalam hal ini,
peneliti seolah memantulkan pengalamannya ke cermin, sehingga tampak jelas
penglihatannya, baik kelebihan dan kekurangannya.
Dalam PTK refleksi adalah kegiatan melihat dan mengamati kekurangan-
kekurangan yang guru lakukan dalam tindakan. Refleksi dilakukan dengan
mengadakan kerjasama dan diskusi dengan observer yang biasa dilakukan oleh
sesama teman. Dari hasil refleksi, jika ada kekurangan-kekurangan maka guru
dapat menjadikan kekurangan itu sebagai dasar dalam penyusunan rencana ulang.25
Melalui proses refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap
dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai
akibat adanya tindakan (intervensi) yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan.
Dalam melakukan refleksi langkah pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian tindakan kelas meliputi
beberapa kegiatan:27
a. Kegiatan pertama adalah menggolongkan berbagai macam data yang ada
kepada kategori-kategori tertentu. Dalam PTK, kategori dapat mengacu
pada indikator keberhasilan, baik proses maupun hasil.
b. Kegiatan kedua adalah menyusun berbagai data dalam tiap kategorinya
sehingga memberikan informasi yang berharga mengenai indikator
keberhasilan. Penyusunan data ini dapat dilakukan melalui tabulasi data
(data kuantitatif) atau melakukan reduksi data (data kualitatif).

Dari prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, dapat


disimpulkan bahwa langkah-langkah PTK meliputi empat langkah yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Akan tetapi Wijaya Kusumah &
Dedi Dwitagama mengemukakan dengan penjelasan yang lain mengenai langkah-
langkah dalam PTK, yaitu:28

1. Adanya Ide Awal


Pada umumnya ide awal yang menggayut di PTK ialah terdapatnya
permasalahan yang berlangsung di dalam suatu kelas.
2. Prasurvei
Prasurvei dimaksudkan untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat
di kelas yang akan diteliti.
3. Diagnosis
Peneliti dari luar lingkungan kelas/sekolah perlu melakukan diagnosis atau
dugaan- dugaan sementara mengenai timbulnya suatu permasalahan yang muncul
di dalam suatu kelas.
4. Perencanaan
Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dan juga dapat dimasukkan ke dalam silabus mata pelajaran yang bersangkutan.

5. Implementasi Tindakan
6. Pengamatan
7. Refleksi
8. Penyusunan Laporan PTK

Secara umum, langkah-langkah PTK meliputi empat langkah yaitu,


perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat langkah tersebut dapat
disebut dengan satu siklus. Setelah melakukan refleksi segala kekurangan pada
tindakan sebelumnya, peneliti harus melakukan perencanaan kembali guna
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

Dalam kata lain, jika masalah yang diteliti belum tuntas atau belum
memuaskan, maka PTK harus dilanjutkan pada siklus ke-2 dengan prosedur yang sama
seperti pada siklus ke-1. Jika pada siklus ke-2 ini permasalahannya sudah terselesaikan
maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3. Namun jika pada siklus ke-2
masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke-3 dan
seterusnya.29

Siklus adalah putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan hingga pada evaluasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
siklus dalam PTK adalah satu putaran penuh tahapan-tahapan PTK. Jadi, satu siklus
adalah kegiatan penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi.30

2.2 Pelaksanaan Siklus Kedua pada PTK


Seperti yang telah dijelaskan, jika dalam penelitian tindakan kelas peneliti
belum mendapatkan hasil atau dalam kata lain belum maksimal maka peneliti harus
melakukan perencanaan ulang. Perencanaan ulang inilah langkah awal yang harus
dilakukan dalam siklus kedua. Berikut penjelasan mengenai penyelenggaraan siklus
kedua dalam PTK31
A. Perbaikan perencanaan (Revised plan) Siklus kedua
Hasil dari refleksi yang akan dilakukan pada siklus pertama dijadikan dasar
untuk melakukan perbaikan pada siklus berikutnya. Untuk lebih jelasnya
bagaimana menyusun rencana tindakan pada siklus kedua, dapat kita perhatikan
contoh berikut ini :
Berdasarkan refleksi siklus I didapatkan kesimpulan bahwa target
perubahan belum tercapai, dengan demikian PTK harus dilanjutkan pada siklus II.
Dalam siklus II perencanaan yang disususn mengalami perbaikan, yaitu sebagai
berikut:

1. Agar siswa terlibat pada diskusi, guru harus berkeliling dan ikut terlibat dalam
diskusi pada setiap kelompok.
2. Guru harus menjelaskan aturan main dalam kuis.
3. Guru perlu menegaskan nilai yang akan siswa peroleh apabila dapat menjawab
pertanyaan dan apa dampaknya apabila siswa tidak menjawab.
B. Pelaksanaan tindakan (action) dan pengamatan (observing)
Setelah kita merencanakan tindakan pada siklus II, maka langkah
selanjutnya adalah melaksanakan tindakan. Pelaksanaan tindakan tentunya diiringi
dengan perekaman terhadap data yang akan menjadi dasar menentukan
keberhasilan tindakan. Data yang berhasil direkam pada pelaksanaan siklus II ini,
kemudian dipaparkan kembali, baik data proses maupun data hasil.
C. Refleksi siklus II
Refleksi siklus II dilakukan setelah selesai implementasi satu paket
tindakan (satu siklus) dengan mengumpulkan semua data hasil pengamatan,
wawancara dan angket, serta hasil mindmap siswa.

Berikut adalah contoh permasalahan dalam PTK32

1. Perencanaan; Ide Awal Memperbaiki dan meningkatkan kualitas


pembelajaran X
Temuan Awal Saat ini; Pembelajaran tersebut berisi konsep dan
prinsip yang harus dihafal siswa, guru ‘’melupakan’’
latar belakang dan hakikat pembelajar, metode
mengajar ceramah, pengajaran berpusat pada guru,
siswa pasif dan lain-lain.
Diagnosa (hipotesis) Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas
ditambah dengan diskusi dengan pendekatan
konstruktivistik dan kontekstual dapat meningkatkan
kualitas siswa.
Perencanaan Dirancang penerapan metode tugas dan diskusi
dalam pembelajaran X untuk pokok bahasan; A, B,
C, dan D.
Format tugas; pembagian kelopok kecil sesuai
dengan jumlah pokok bahasan, dipilih ketua,
sekretaris, dan lain-lain oleh dan dari anggota
kelompok, bagi topik bahasan untuk kelompok
secara random, yang dilakukan dengan cara
menyenangkan.
Kegiatan kelompok; mengumpulkan bacaan, melalui
diskusi anggota kelompok belajar memahami materi,
menuliskan hasil diskusi untuk persiapan presentasi.
Presentasi dan diskusi pleno; masing-masing
kelompok menyajikan hasil kerjanya dalam pleno
kelas, guru bertindak sebagai moderator, lakukan
diskusi, ambil kesimpulan sebagai hasil
pembelajaran.
Jenis data yang dikumpulkan; makalah kelompok,
lembar hasil kerja kelompok, siswa aktif dalam
diskusi dan lain-lain.
Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai scenario
Pengamatan Mengumpulkan data
Refleksi Menggunakan data dilakukan evaluasi dan refleksi
untuk membuat revisi perbaikan pada tindakan di
siklus-siklus berikutnya.
Siklus II, III, dan
seterusnya
Penulisan laporan
penelitian
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara umum, langkah-langkah PTK meliputi empat langkah yaitu, perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Setiap langkah PTK, terdapat sub-sub kegiatan yang
dapat menunjang tercapainya proses penelitian. Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga
kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.
Langkah berikutnya adalah tindakan atau pelaksanaan. Dalam langkah
pelaksanaan, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada
langkah sebelumnya. Peneliti harus memahami benar apa dan bagaimana ia melakukan
tindakan guna mendapatkan solusi atas permasalahan yang telah diidentifikasi
sebelumnya. Dalam pelaksanaan PTK, peneliti dapat melakukan observasi (pengamatan).
Observasi dapat diartikan sebagai suatu cara pengumpulan data berdasarkan pengalaman
dan pencatatan yang tersusun secara sistematis terhadap kejanggalan-kejanggalan yang ada
dalam proses penelitian. Dalam tahap observing ini terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu pengumpulan data, sumber data, critical friend dalam penelitian
tindakan kelas, analisis data.
Langkah terkahir adalah refleksi. Dalam PTK refleksi adalah kegiatan melihat dan
mengamati kekurangan-kekurangan yang guru lakukan dalam tindakan. Refleksi dilakukan
dengan mengadakan kerjasama dan diskusi dengan observer yang biasa dilakukan oleh
sesama teman. Dari hasil refleksi, jika ada kekurangan-kekurangan maka guru dapat
menjadikan kekurangan itu sebagai dasar dalam penyusunan rencana ulang. Rencana ulang
inilah yang akan menjadi siklus kedua dengan tahap perencanaan yang nantinya juga akan
melewati prosedur yang telah dilakukan pada siklus pertama.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat
mengetahui apa itu penelitian tindakan kelas dan bagaimana pelaksanaan penelitian
tindakan kelas itu. Sebagai calon pendidik, hendaklah mampu mengidentifikasi segala
permasalahan yang muncul di kelas dan berusaha untuk memperbaiki permasalahan
tersebut sehingga proses pembelajaran dapat dengan efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Amirul, Haryono. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.


Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK.
Bandung: CV. Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Badrujaman, Aip dan Dede Rahmat Hidayat. 2010. Penelitian Tindakan Kelas Untuk
Guru Mata Pelajaran Dan Guru Kelas. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta:
Gava Media.
Kusumah, Wijaya & Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi
Kedua. Jakarta: Indeks.
Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung; Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Perdana Media Group.
Sukarno. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Surakarta: Media Perkasa.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
Suwandi, Sarwiji. 2010. Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Suyadi. 2011. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Diva Press: Jogjakarta.
Tahir, Muh. 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan. Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar.

Anda mungkin juga menyukai