OLEH :
YUNDA
1215.21.0219
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan....................................................................................................13
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Sistem Ketatanegaraan indonesia
2. Untuk Mengetahuhi Kondisi Republik Indonesia dalam Menjalankan Sistem
Ketatanegaraannya
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Ketatanegaraan
Dari pengertian itu, maka secara harfiah Sistem Ketatanegaraan dapat diartikan
sebagai suatu bentuk hubungan antar lembaga negara dalam mengatur kehidupan
bernegara.
2
konstitusional sistem ketatanegaraan Indonesia pada masa pemerintahan
orde baru menggunakan UUD 1945. Secara prinsip terdapat lima kekuasaan
pemerintah Negara Republik Indonesia menurut UUD 1945, yaitu:
1) Kekuasaan menjalankan perundang-undangan Negara , disebut juga
kekuasaan eksekutif dilakukan oleh pemerintah ( dalam hal ini adalah
Presiden)
2) Kekuasaan memberikan pertimbangan kenegaraan kepada pemerintah ,
disebut juga kekuasaan konsultatif dilakukan oleh Dewan Pertimbangan
Agung
3) Kekuasaan membentuk Perundang-undangan Negara atau kekuasaan
legislative dilakukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat bersama dengan
Presiden
4) Kekuasaan mengadakan pemeriksaan keuangan Negara , disebut
kekuasaan eksaminatif atau kekuasaan inspektif, dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan
5) Kekuasaan mempertahankan perudang-undangan Negara atau
kekuasaan Yudikatif, dilakukan oleh Mahkamah Agung (C.S.T Kansil :
1978,83).
3
Memberikan mandate kepada presiden untuk melaksanakan Garis-Garis
Besar Halauan Negara (GBHN) dan putusan-putusan MPR lainnya.
Memberhentikan presiden sebelum habis masa jabatannya.
Menetapkan Undang-Undang Dasar dan Mengubah Undang- Undang
Dasar,
Meminta dan menilai pertanggung jawaban Presiden.
4
pemerintah. BPK memeriksa semua pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara dan hasil pemeriksaannya diberitahukan kepada DPR.
5
hak prerogatif (antara lain: memberi grasi, amnesti, abolisi dan rehabilitasi)
dan kekuasaan legislatif karena memiliki kekuasan membentuk Undang-
undang.
3. UUD 1945 mengandung pasal-pasal yang terlalu “luwes” dan “fleksibel”
sehingga dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran (multitafsir), misalnya
Pasal 7 UUD 1945 (sebelum di amandemen).
4. UUD 1945 terlalu banyak memberi kewenangan kepada kekuasaan Presiden
untuk mengatur hal-hal penting dengan Undang-undang. Presiden juga
memegang kekuasaan legislatif sehingga Presiden dapat merumuskan hal-hal
penting sesuai kehendaknya dalam Undang-undang.
b) Perubahan pada UUD 1945 setelah amandemen membawa perubahan pula
pada Sistem Ketatanegaraan yang dimana sebelumnya MPR memiliki
kekuasaan yang tidak terbatas dirubah menjadi kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
a) Kewenangan MPR setelah Amandemen UUD 1945 :
1) Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan
menetapkan Undang-undang Dasar.
2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil
Presiden.
3) Majelis permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatanya menurut
Undang-Undang Dasar.
4) Amandemen juga mencabut kekuasaan untuk membuat Undang -
Undang dari tangan Presiden dan memberikan kekuasaan untuk
membuat Undang - Undang tersebut kepada DPR. Sehingga jelas
bahwa amandemen ingin mempertegas posisi check and balances
antara presiden sebagai lembaga eksekutif dan DPR sebagai lembaga
legislatif.
b) Kewenangan DPR setelah Amandemen UUD 1945 :
1) Membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk
mendapatkan persetujuan bersama.
6
2) Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintahan
pengganti undang-undang.
3) Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dan mengikutsertakannya dalam
pembahasan.
4) Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan DPD.
5) Melaksanakan pengawasan terhadap UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah, dan sebagainya.
6) Pergeseran lain adalah terbentuknya lembaga perwakilan Dewan
Perwakilan Daerah Republik Indonesia sebagai utusan daerah yang
dipilih secara langsung melalui pemilihan umum.
c. Kewenangan DPD :
7
a) Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundangundangan di bawah undang-undang terhadap undang-
undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
b) Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
c) Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
f. Kewenangan KY :
8
b. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan
ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum. Berkedudukan di ibukota
negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.
Setelah amandemen kewenangan dan tugas Presiden lebih dipertegas
lagi tidak sama halnya pada masa sebelum amandemen.
9
B. Kondisi Republik Indonesia dalam Menjalankan Sistem
Ketatanegaraannya pada Saat ini
10
kekuasaan (separation of power) kepada 8 Lembaga Negara dengan kedudukan yang
sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi
Yudisial.
1. Lembaga Legislatif
Badan Legislatif atau Legislature mencerminkan salah satu fungsi badan itu yaitu
legislate, atau membuat undang-undang. Nama lain yang dipakai ialah Assembly. Nama
lain lagi adalah Parliament.
Menurut teori, rakyatlah yang berdaulat; rakyat yang berdaulat ini mempunyai
suatu “kehendak”. Karena itu keputusan-keputusannya, baik yang bersifat kebijakan
maupun undang-undang mengikat seluruh masyarakat.
a) MPR Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa perubahan
wewenang MPR adalah Lembaga tinggi negara sejajar kedudukannya dengan lembaga
tinggi negara lainnya seperti Presiden, DPR, DPD, MA, MK, BPK.
11
b) DPR Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa tugas dan
wewenang DPR, antara lain:
c) DPD Dari pengklasifikasian isi UUD 1945 dapat diketahui bahwa DPD merupakan
wakil-wakil daerah provinsi dan dipilih melalui pemilihan umum yang memiliki
fungsi:
2. Lembaga Eksekutif
Berdasarkan UUD 1945 lembaga eksekutif di Indonesia terdiri dari atas seorang
presiden, wakil presiden, beserta menteri-menteri. Dari pengklasifikasian isi UUD 1945
dapat diketahui bahwa kekuasaan eksekutif mencakup beberapa bidang:
12
Diplomatik, yakni menyelenggarakan hubungan diplomatik dengan negara lain.
3. Lembaga Yudikatif
Dalam tiap negara hukum badan yudikatif haruslah bebas dari campur tangan
badan eksekutif demi penegakan hukum dan keadilan serta menjamin hak-hak asasi
manusia. Lembaga yudikatif dilaksanakan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah
Konstitusi, Komisi Yudisial, dan BPK
13
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang putusannya bersifat final.
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
d. BPK
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional,
merupakan bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan
presiden dibatasi oleh UUD atau konstitusi. Presiden Republik Indonesia
memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala
pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.”
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD
memberikan pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 8 Lembaga
Negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Presiden, Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Mahkamah
Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), dan Komisi Yudisial.
Setiap lembaga-lembaga legislatif, eksekutif maupun yudikatif
mempunyai tugas, kewajiban dan wewenangan masing-masing dalam posisinya
berdasarkan UUD 1945
15
DAFTAR PUSAKA
Hartati, A. dan Sarwono. (2011). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Kementrian Pendidikan Nasional.
Kansil, Cst, Drs.SH, PANCASILA dan UUD 1945, Ind-Hil-Co, Jakarta 1992.
16