Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  yang
berjudul “sistem pemerintahan”.

penulis menyadari, bahwa makalah yang penulis buat ini masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.

Semoga makalah  ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Ruteng, 03 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1. Latar belakang masalah........................................................................

2. Rumusan masalah.................................................................................

3. Tujuan penelitian..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

1. Pengertian pemerintah..........................................................................

2. Organisasi pemerintah..........................................................................

3. Macam-macam sistem pemerintah.......................................................

4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer...........................................

5. Kelebihan sistem pemerintahan parlementer........................................

6. Kekurangan sistem pemerintahan parlementer.....................................

7. Sistem pemerintahan Indonesia............................................................

8. Kelebihan sistem pemerintah................................................................

9. Kelemahan sistem pemerintah..............................................................

10. Sistem pemerintaha daerah Indonesia..................................................

11. Sistem pemilihan umum di Indonesia...................................................

BAB III PENUTUP.........................................................................................


a. Kesimpulan...........................................................................................

b. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

     Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga suatu

kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan

separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat

ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat

dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunya

sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-

lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut.

     Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,

menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi

pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan

sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontiniu dan demokrasi dimana

seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem

pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa

mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh.

     Secara sempit,Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk

menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu

relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis

memberi judul“ SISTEM  PEMERINTAHAN  INDONESIA‘’.

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang

lingkup masalah Sistem Pemerintahan ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian Sistem Pemerintahan.

2. Organisasi Sistem Pemerintahan Negara.

3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.

4. Ciri-ciri Pemerintahan Parlementer dan Presidensial.

5. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensial.

6. Kekurangan Sistem Parlementer dan Presidensial.

7. Sistem Pemerintahan Indonesia.

8. Kelebihan dan kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

9. Lembaga-lembaga Negara

10. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia

11. Sistem Pemilihan Umum Indonesia

           

3. Tujuan Penelitian

1. Sebagai salah satu tugas dalam mata pelajaran PKN.

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem Pemerintahan

3. Pengelompokkan Sistem Pemerintahan

4. Mengetahui Pelaksanaan Sistem pemerintahan Negara Indonesia.


5. Mengetahui Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

6. Mengetahui Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

7. Mengetahui Lembaga-lembaga Negara

8. Mengetahui Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia

9. Mengetahui Sistem Pemilihan Umum Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pemerintahan

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang

mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam

usaha ilmiah sistem adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur

yang terdiri dari bagian-bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan

lainnya secara teratur dan terencana untuk mencapai suatu tujun. Maka dalam arti

yang luas, pemerintahan adalah segala bentuk kegiatan atau aktifitas

penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-organ negara yang

mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan. Pengertian

pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara

yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dalam arti yang

sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh

fungsi eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi

yang paling rendah tingkatannya. Dari dua pengertian tersebut, maka dalam

melakukan pembahasan mengenai pemerintahan negara titik tolak yang

dipergunakan adalah dalam konteks pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi

pembagian kekuasaan dalam negara, hubungan antar alat-alat perlengkapan

negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.


Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan

pengertian sistem, maka yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah suatu

tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari

organ-organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan

hubungan fungsional di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun

horisontal untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki.  Jadi, sistem

pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga negara, hubungan

antar lembaga negara, dan bekerjanya lembaga negaradalam mencapai tujuan

pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada

umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara. Misalnya, tujuan

pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

2. Organisasi pemerintah                                                                                 

A. Organisasi Pemerintahan Dalam Garis Horizontal  

Menurut konsep trias politica kekuasaan didalam negara dapat dibagi

menjadi tiga cabang kekuasaan utama, yaitu:

a) kekuasaan legislatif : kekuasaan untuk membentuk undang-undang

b) kekuasaan eksekutif : kekuasaan untuk menjalankan undang-undang

c) kekuasaan yudikatif : kekuasaan untuk melaksanakan peradilan


Kekuasaan ini dilakukan oleh badan-badan peradilan dengan susunan bertingkat-

tingkat sesuai dengan kewenangan masing-masing tingkat dan berpuncak pada

Mahkamah Agung.

B. Organisasi Sistem Pemerintahan Dalam Garis Vertikal

Menurut Kranenburg kedua satuan pemerintahan yang lebih rendah dibawah

pemerintah pusat, baik yang terdapat di negara kesatuan maupun serikat, masing-

masing mempunyai ciri-ciri yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain

bedasarkan hukum positif, yaitu :

a) negara bagian yang terdapat di dalam Negara Serikat memiliki wewenang

untuk membentuk UUD sendiri serta mempunyai wewenang untuk membentuk

organisasi sendiri dalam rangka dan batas-batas konstitusi federal. Sedangkan

dalam negara Kesatuan organisasi bagian-bagian negara (pemerintah daerah)

secara garis besar telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.

b) dalam negara federal (serikat), wewenang membentuk Undang-undang Pusat

untuk bidang tertentu telah diperinci satu persatu dalam konstitusi federal.             

3. Macam-macam Sistem Pemerintahan Negara.

                 Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

1. Sistem pemerintahan parlementer.

                 Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan

pada hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan legeslatif.

Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem pemerintahan dalam arti paling

luas yakni morankhi. Dikatakan demikian karena kepala negara apapun sebutanya
mempunyai kedudukan yang tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan

penyelenggara pemerintah sehari-hari diserahkan kepada menteri.

2.Sistem pemerintahan Presidensial

                  Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif

memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan

secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih

oleh rakyat secara terpisah.

4. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :

1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya

dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki

kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang

memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan

umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar

di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri

sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk

melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada

pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya

berasal dari parlemen.


4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang

mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-

waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen

menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala

pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden

dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak

memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan

dan keutuhan negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja

atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya,

diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

Ciri-ciri dari sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara

sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih

langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab

kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan

presiden tidak dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.


5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.

Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana

kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung

jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden

karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala

pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.

                                                          

5. Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

 Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi

penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan

eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

 Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik

jelas.

 Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga

kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :

 Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada

parlemen.
 Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.

Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden

Indonesia adalah lima tahun.

 Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu

masa jabatannya.

 Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena

dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

6. Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :

 Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas

dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh

parlemen.

 Kelangsungan kedudukan kabinet tidak bisa ditentukan berakhir sesuai

dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.

 Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para

anggota kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas.

Karena pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat

mengusai parlemen.

 Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.

Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal

penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :


 Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat

menciptakan kekuasaan mutlak.

 Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.

 Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-

menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak

tegas dan memakan waktu yang lama.

7. Sistem Pemerintahan Indonesia

1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah

Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah

Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem

pertanggung jawaban menteri.

2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950

UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti

yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah,

baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya

sendiri-sendiri.
3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

2. DPR sebagai pembuat UU.

3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

6. BPK pengaudit keuangan.

4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen

1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih

oleh rakyat.

3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik

adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang

kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di

tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

8. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.

2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak


dibayangi krisis kabinet.

3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di

tangan Presiden.

2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.

3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.

4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.

9. Lembaga-Lembaga Negara

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

MPR tugas wewenangnya adalah mengubah dan menetapkan UUD 1945,

disamping itu wewenang dan tugas lainnya adalah melantik Presiden dan Wakil

presiden berdasar hasil pemilu.            

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan rakyat. DPR terdiri atas anggota

partai politik peserta pemilihan umum yang dipilih melalui pemilihan umum.

DPR dianggap sebagai salah satu lembaga yang paling korup di Indonesia.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

Sebelum 2004 disebut Utusan Daerah, adalah lembaga tinggi negara dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia yang anggotanya merupakan perwakilan dari setiap


provinsi yang dipilih melalui Pemilihan Umum.

DPD memiliki fungsi:

a. Pengajuan usul, ikut dalam pembahasan dan memberikan pertimbangan yang

berkaitan dengan bidang legislasi tertentu

b. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang tertentu.

4. Presiden dan Wakil Presiden

Sebagai konsekuensi dari sistem pemerintahan Indonesia yang menganut

presidensiil , maka presiden memiliki dua kekuasaan sekaligus yaitu sebagai

kepala pemerintahan (eksekutif) dan sebagai kepala negara.

Wewenang, kewajiban, dan hak Presiden antara lain:

a. Sebagai kepala pemerintahan (UUD 1945 pasal 4 ayat 1)

b. Mengangkat menteri

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

BPKadalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang

memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan lembaga yang bebas dan mandiri.

Anggota BPK dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan

pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah, dan diresmikan oleh Presiden.

Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD.

6. Mahkamah Agung (MA)

Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama


dengan Mahkamah Konstitusi dan bebas dari pengaruh cabang-cabang kekuasaan

lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan

peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer,

lingkungan peradilan tata usaha negara. Menurut Undang-Undang Dasar 1945,

kewajiban dan wewenang MA adalah:

a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-

undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang

diberikan oleh Undang-Undang

b. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi

c. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberikan grasi dan

rehabilitasi.

7. Komisis Yudisial (KY)

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22

tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama

calon hakim agung. Komisi Yudisial berwenang mengusulkan pengangkatan

hakim agung dan wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.

Tugas Komisi Yudisial = Mengusulkan Pengangkatan Hakim Agung, dengan

tugas utama:

a. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung

b. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung

c.  Menetapkan calon Hakim Agung


d.  Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR

e.  Menjaga dan Menegakkan Kehormatan, Keluhuran Martabat Serta Perilaku

Hakim.

8. Mahkamah Konstitusi

Mahkamah Konstitusi adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama

dengan Mahkamah Agung. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 menyatakan, Kekuasaan

kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang

berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan

agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan

oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Dengan demikian, Mahkamah Konstitusi

adalah suatu lembaga peradilan, sebagai cabang kekuasaan yudikatif, yang

mengadili perkara-perkara tertentu yang menjadi kewenangannya berdasarkan

ketentuan UUD 1945.

9. Bank Sentral

Bank Sentral Indonesia adalah Bank Indonesia (BI), yang merupakan lembaga

negara independent, bebas dari campur tangan pemerintah dan pihak lain dalam

menjalankan tugasnya.  Tujuan Bank Sentral adalah mencapai dan menjaga

kestabilan nilai rupiah. BI memiliki wewenang :

a) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan laju inflasi

b) Melakukan pengendalian moneter


c) Melaksanakan kebijakan nilai tukar

d) Mengelola cadangan devisa

10. Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Lembaga ini berfungsi sebagai penyelenggara pemilihan umum, bersifat nasional,

tetap, dan mandiri. Terdiri dari KPU pusat, KPU provinsi, dan KPU kota.

Anggota KPU pusat sebanyak 7 orang, KPU provinsi 5 orang, dan KPU

kabupaten juga 5 orang. Masa jabatan KPU semua jenjang 5 tahun terhitung sejak

mengucapkan sumpah atau janji. 

10. Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah daerah-daerah provinsi.

Daerah provinsi dibagi lagi atas daerah kabupaten dan daerah kota. Setiap daerah

provinsi, daerah kabupaten, dan daerah kota mempunyai pemerintahan daerah

yang diatur dalam undang-undang.

Jadi Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang

dilakukan oleh pemerintah daerahdan DPRDmenurut asa otonomi dan tugas

pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip

NKRI sebagai yang dimaksud dalam UUD 1945. Pemerintahan Daerah Provinsi

terdiri atas Pemerintah Daerah Provinsi dan DPRD Provinsi, dan Pemerintah

Daerah kabupaten/kota terdiri atas Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan DPRD

kabupaten/kota. Pimpinan pemerintah daerah provinsi adalah gubernur, kabupaten

bupati, dan kota adalah wali kota.

11. Sistem Pemilihan Umum di Indonesia


Pemilu di Indonesia sejak pertama kali diadakan pada tahun 1995 adalah untuk

memilih anggota legislatif untuk memilih anggota legislatif, yang sekarang

disebut pemilu legislatif untuk memilih anggota DPR,DPD, dan DPRD, baik

DPRD provinsi kabupaten maupun kota. Sejak tahun 2004 pemilu dilakukan

untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dan beberapa tahun kemudian

pemilu juga untuk memilih Gubernur, Bupati, dan wakil walikota. Pemilu inilah

kemudian disebut dengan pemilu eksekutif

Tahapan Penyelenggara pemilu legislatif sebagaimana diatur UU. No. 10 Tahun

2008 meliputi :

1. Pemuthakiran data dan penyusunan daftar pemilih

2. Pendaftaran peserta pemilu

3. Penetapan peserta pemilu

4. Penetapan jumlah kursi dan daerah pemilihan

5. Pencalonan anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah

6. Masa kampanye

7. Masa tenang

8. Pemungutan dan penghitungan suara

9. Penetapan hasil pemilu

10. Pengucapan janji anggota DPR, DPD, DPRD provinsi atau daerah

                         
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga

yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya

tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem

politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan

yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen,

pemilu, dan dewan menteri.

Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu

presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan

presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan

eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat

pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada

diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.

Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebaga-lembaga negara itu berjalan

sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan

negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, makalah ini mempunyai banyak

kekurangan dan jauhnya dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritik dan

saran  yang bersifat membangun sangat lah penulis harapkan terutama dari bapak

dosen pembimbing dan rekan pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini

dimasa mendatang, semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan

menambah wawasan kita.

                                              
DAFTAR PUSTAKA

Muthali’in, Achmad 2012 Bahan Ajar PLPG Pendalaman Materi Bidang Studi

PKN SD Surakarta

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan

http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html

http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay

Anda mungkin juga menyukai