DISUSUN
OLEH :
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kliping ini yang berjudul
“SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SETELAH PROKLAMASI
SAMPAI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN”.
Penyusunan tugas Kliping ini merupakan salah tugas yang diberikan pada
bidang study Sejarah Indonesia Kelas XII.IPS.2 MA Alif Al-Ittifaq Bandung. Dalam
penyusunan tugas kliping ini, saya merasa masih banyak kekurangan baik dalam
materi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak
sangat saya harapkan untuk kesempurnaan tugas ini kedepannya.
Dalam penyusunan tugas Kliping ini saya menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu meyelesaikan
tugas kliping ini, dan tidak lupa pula saya sampaikan terima kasih kepada keluarga
yang telah memberikan dukungan serta pengertian yang besar kepada saya
dalam menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata saya berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal „Alamiin.
SINDI RAMDANI
i
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SETELAH
PROKLAMASI SAMPAI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN ....... 1
A. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1945-1949 ............................ 1
B. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1949-1950 ............................ 2
C. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1950-1959 ............................ 4
D. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1959-1966 (Orde Lama)....... 6
PENUTUP .............................................................................................................. 9
A. Kesimpulan ......................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................... 9
ii
PEMBAHASAN
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA SETELAH
PROKLAMASI SAMPAI MASA DEMOKRASI TERPIMPIN
1
bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk.
Sehingga pada tanggal 14 November 1945 dibentuklah Kabinet Semi-Presidensiel
(“Semi-Parlementer”) yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan
sistem pemerintahan agar dianggap lebih demokratis.
Dari segi sejarah sistem pemerintahan yang berlaku di masa ini adalah sistem
pemerintahan presidensil, namun terhitung sejak tanggal 14 November 1945, Soekarno
sebagai kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir, dengan kata lain
sistem pemerintahannya pun berubah ke parlementer. Alasan politis untuk mengubah
sistem pemerintahan dari Presidensiil menjadi Parlementer dipicu karena seminggu
sebelum perubahan pemerintahan itu, Den Haag mengumumkan dasar rencananya.
Soekarno menolak hal ini sedangkan Sjahrir mengumumkan pada tanggal 4 Desember
1945 bahwa pemerintahnya menerima tawaran ini dengan syarat pengakuan Belanda
atas Republik Indonesia.
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945, adalah Badan yang menyusun rancangan UUD
1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei sampai dengan
tanggal 1 Juni 1945 Ir.Sukarno menyampaikan gagasan tentang “Dasar Negara” yang
diberi nama Pancasila. Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8
orang untuk menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38
anggota BPUPKI membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk
merancang Piagam Jakarta yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945. Setelah
dihilangkannya anak kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” maka naskah Piagam Jakarta menjadi naskah Pembukaan UUD
1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945.
Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun pada masa Sidang Kedua Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK). Nama Badan ini tanpa kata
“Indonesia” karena hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Di Sumatera ada
BPUPK untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Tanggal 18
Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.
2
Bentuk pemerintahan ini merupakan serikat dengan konstitusi dengan RIS,
sehingga sistem pemerintahan yang digunakan adalah parlementer. Namun karena
sistem yang diterapkan tidak secara keseluruhan atau bersifat semu maka sistem
pemerintahan pada saat itu disebut dengan Quasi Parlementer.
3
C. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1950-1959
4
1. Pembubaran secara resmi negara RIS yang berbentuk federasi;
2. Pembentukan NKRI yang meliputi seluruh daerah Indonesia dengan UUDS
yang mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.
UUDS ini merupakan adopsi dari UUD RIS yang mengalami sedikit perubahan,
terutama yang berkaitan dengan perubahan bentuk negara dari negara serikat ke negara
kesatuan.
Antara 1950 – 1959 Indonesia menggunakan sistem pemerintahan parlementer
yang dalam waktu 4 tahun telah terjadi 33 kali pergantian kabinet (Feith, 1962 dan
Feith, 1999). Setelah unitary dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Indonesia mulai menganut sistem Demokrasi
Liberal dimana dalam sistem ini pemerintahan berbentuk parlementer sehingga perdana
menteri langsung bertanggung jawab kepada parlemen (DPR) yang terdiri dari
kekuatan-kekuatan partai. Anggota DPR berjumlah 232 orang yang terdiri dari
Masyumi (49 kursi), PNI (36 kursi), PSI (17 kursi), PKI (13 kursi), Partai Katholik (9
kursi), Partai Kristen (5 kursi), dan Murba (4 kursi), sedangkan sisa kursi dibagikan
kepada partai-partai atau perorangan, yang tak satupun dari mereka mendapat lebih dari
17 kursi. Ini merupakan suatu struktur yang tidak menopang suatu pemerintahan-
pemerintahan yang kuat, tetapi umumnya diyakini bahwa struktur kepartaian tersebut
akan disederhanakan apabila pemilihan umum dilaksanakan.
Pada Masa Demokrasi Liberal, banyak partai politik ikut serta dalam perebutan Parlemen
Indonesia. Hal ini yang menjadi faktor keributan politik pada era ini
5
D. Sistem Pemerintahan Indonesia Tahun 1959-1966 (Orde Lama)
6
membentuk MPRS dan DPRS. Sistem yang diberlakukan pada masa ini adalah sistem
pemerintahan presidensil.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 ialah dekrit yang mengakhiri masa parlementer dan
digunakan kembalinya UUD 1945. Masa sesudah ini lazim disebut masa Demokrasi
Terpimpin. Isinya ialah:
1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
2. Pembubaran Konstituante
3. Pembentukan MPRS dan DPAS
Pada masa Demokrasi Terpimpin juga terkenal dengan pemasyarakatan ajaran
Nasakom. Nasionalisme, Agama dan Komunis adalah paham yang menonjol pada
rentan waktu tersebut. Demi menjaga stabilitas negera, presiden kemudian menyatukan
paham tersebut. Pemasyarakatan Nasakom menimbulkan pro dan kontra semisal pada
bidang seniman. Para seniman yang setuju dengan Nasakom tergabung dalam LEKRA,
sedangkan yang kontra membentuk Manifesto Kebudayaan (Manikebu). Pada persatuan
guru, terpecah menjadi dua yakni PGRI Non-Vaksentral yang pro PKI, dan PGRI
Vaksentral yang menolak PKI.
7
dari PBB. Pada masa Demokrasi Terpimpin
juga dilakukan upaya pengembalian Irian Barat
dengan membeli persenjataan dari Uni Soviet
(misi A.H Nasution).
Era Demokrasi Terpimpin adalah
kolaborasi antara kekuasaan kaum borjuis
dengan komunis itu ternyata gagal dalam
memperbaiki sistem perekonomian Indonesia,
malahan yang terjadi adalah penurunan cadangan devisa, inflasi terus menaik tanpa
terkendali, korupsi kaum birokrat dan militer merajalela, sehingga puncaknya adalah
pemberontakan PKI yang dikenal dengan pemberontakan G 30 S/ PKI.
8
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya
tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem
politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan
yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu,
dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif
dan legislatif.
Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat pengawasan langsung
dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif berada diluar pengawasan
legislatif maka sistem pemerintahannya adalah presidensial.Dalam sistem
pemerintahan negara republik, lembaga-lembaga negara itu berjalan sesuai dengan
mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan negara monarki,
lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.
Sistem pemerintahan suatu negara berbeda dengan sistem pemerintahan
yang dijalankan di negara lain. Namun, terdapat juga beberapa persamaan antar
sistem pemerintahan negara itu. Misalnya, dua negara memiliki sistem
pemerintahan yang sama.Perubahan pemerintah di negara terjadi pada masa
genting, yaitu saat perpindahan kekuasaan atau kepemimpinan dalam negara.
Perubahan pemerintahan di Indonesia terjadi antara tahun 1997 sampai 1999. Hal
itu bermula dari adanya krisis moneter dan krisis ekonomi.
B. Saran
Semua hal yang telah dibahas diatas sudah berlalu, harusnya pemerintah
Indonesia dapat mempelajari kesalahan-kesalahan pada setiap sistem demokrasi,
dan dapat mengambil kelebihannya agar dapat digunakan pada masa sekarang.
Selain itu baik dalam bidang ekonomi maupun politik pemerintah Indonesia juga
dapat memikirkan metode yang diyakini dapat membawa Indonesia menjadi negara
yang lebih baik dan juga memikirkan rakyatnya.
9
LEMBAR KOMENTAR
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
B. Masa RIS
Menurut saya Perjanjian KMB yang dilakukan di Den Haag, Belanda, pada
tanggal 23 Agustus sampai tanggal 2 November 1949 saat itu sangat penting bagi
Indonesia. Salah satunya adalah kembalinya kedaulatan Indonesia seutuhnya setelah
Belanda berusaha untuk menguasai Indonesia lagi. KMB juga menjadi babak baru
sistem pemerintahan Indonesia.
Saat itu Indonesia menjadi salah satu negara federasi yang secara langsung
memiliki hubungan dengan Kerajaan Belanda. Makanya, Indonesia juga
menggunakan nama baru, yaitu Republik Indonesia Serikat (RIS). Sistem
kepemimpinan dan pemerintahannya juga jadi berubah. Indonesia terbagi menjadi
beberapa negara bagian.
Namun sistem ini sebenarnya malah akan membuat posisi Indonesia jadi
lemah, tapi pada saat itu pemerintah Indonesia tidak memiliki cara lain. Hanya
10
inilah satu-satunya cara yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia untuk mengusir
Belanda dari bumi Indonesia. Coba, kita bayangkan. Wilayah Indonesia yang sangat
besar dipecah-pecah menjadi beberapa negara bagian seperti Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara Pasundan, Negara Jawa Timur, Negara
Madura, Negara Sumatera Timur, dan Negara Sumatera Selatan. Setiap negara
bagian tersebut memiliki pimpinannya masing-masing.
11