Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang berlimpah,
kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa
pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah
ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga bagi mahasiswa STMIK
Swadharma.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna
dan tidak luput dari kekurangan yang disebabkan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang sifatnya konstuktif dan kondusif
penulis menerima dengan kerendahan hati.
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua.
Amin-amin yarabbal alamin.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Jakarta, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah.............................................................................1
1.2 Perumusan masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan penelitian.......................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1. Sejarah UUD 1945.....................................................................................3
2.2. Perubahan UUD 1945................................................................................9
2.3. Alasan dan Tujuan Perubahan UUD 1945.................................................11
2.4. Addendum atau Amandemen..............................................................................12
BAB III
PENUTUP.............................................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................13
3.2. Saran..........................................................................................................14
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam proses hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang
melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Amandemen tidak
dimaksudkan untuk mengganti UUD 1945, tetapi amandemen merupakan suatu prosedur
penyempurnaan terhadap UUD 1945, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian
yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD 1945.
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 didasarkan pada kenyataan sejarah selama
orde lama dan orde baru, bahwa penerapan pasal terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat
multi interpretable atau dengan kata lain berwayuh arti sehingga mengakibatkan adanya
sentralisasi kekuasaan kepada persiden.
Hal yang mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 tidak adanya sistem
kekuasaan dengan check and balances terhadap kekuasaan eksekutif. Amandemen terhadap
UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, amandemen pertama
dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap 9 pasal UUD 1945.
Amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga pada tahun 2001, dan
amandemen terakhir dilakukan pada tahun 2002 dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Demikianlah bangsa Indonesia memasuki suatu babakan baru dalam kehidupan
ketatanegaraan yang diharapkan membawa kearah perbaikan tingkat kehidupan rakyat. UUD
1945 hasil amandemen 2002 dirumuskan dengan melibatkan partisipasi rakyat dalam
mengambil keputusan politik, sehingga diharapkan struktur kelembagaan Negara yang lebih
demokratis, akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
1.2. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah UUD 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, atau disingkat UUD
1945 atau UUD'45, adalah hukum
law), konstitusi
pemerintahan
negara Republik Indonesia saat ini. UUD 1945 disahkan sebagai undang-undang dasar negara
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember 1949, di Indonesia
berlaku Konstitusi RIS, dan sejak tanggal 17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS
1950. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan
secara aklamasi oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan
(amandemen), yang mengubah susunan lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan
Republik Indonesia ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999 Perubahan Pertama UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000 Perubahan Kedua UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001 Perubahan Ketiga UUD 1945
Sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-11 Agustus 2002 Perubahan Keempat UUD
1945
Sebelum dilakukan Perubahan, UUD 1945 terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16
bab, 37 pasal, 65 ayat (16 ayat berasal dari 16 pasal yang hanya terdiri dari 1 ayat dan 49 ayat
berasal dari 21 pasal yang terdiri dari 2 ayat atau lebih), 4 pasal Aturan Peralihan, dan 2 ayat
Aturan Tambahan), serta Penjelasan.
Namun, setelah dilakukan 4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 20 bab, 37 pasal, 194
ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Dalam Risalah Sidang Tahunan MPR Tahun 2002, diterbitkan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah, Sebagai Naskah Perbantuan dan
Kompilasi Tanpa Ada Opini.
Bahwasannya konstitusi atau Undang-Undang Dasar dianggap memegang peranan
yang penting bagi kehidupan suatu negara, terbukti dari kenyataan sejarah ketika Pemerintah
Militer Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Rakyat Indonesia. Sesuai janji
Perdana Menteri Koiso yang diucapkan pada tanggal 7 September 1944, maka dibentuklah
badan yang bernama Dokuritsu Zyunbi Choosakai (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI) pada tanggal 29 Arpil 1945 yang diketuai oleh Dr.
Radjiman Wedyodiningrat dan Ketua Muda R.P. Soeroso, yang tugasnya menyusun Dasar
Indonesia Merdeka (Undang-Undang Dasar). Niat Pemerintah Militer Jepang tersebut
dilatarbelakangi kekalahan balatentara Jepang di berbagai front, sehingga akhir Perang Asia
Timur Raya sudah berada di ambang pintu. Janji Jenderal Mc Arthur I shall return ketika
meninggalkan Filipina (1942) rupanya akan menjadi kenyataan.
Para anggota BPUPKI yang dilantik pada tanggal 28 Mei 1945 bersidang dalam dua
tahap: pertama, dari tanggal 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 untuk menetapkan dasar
negara dan berhasil merumuskan Pancasila yang didasarkan pada pidato anggota Soekarno
pada 1 Juni 1945, kedua, dari tanggal 10 sampai dengan 17 Juli 1945 yang berhasil membuat
Undang-Undang Dasar (Harun Al Rasid, 2002). Pada akhir sidang pertama, ketua sidang
membentuk sebuah panitia yang terdiri dari 8 orang dan diketuai oleh Ir. Soekarno, yang
disebut Panitia Delapan. Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan pertemuan antara gabungan
paham kebangsaan dan golongan agama yang mempersoalkan hubungan antara agama
dengan negara. Dalam rapat tersebut dibentuk Panitia Sembilan, terdiri dari Drs. Moh. Hatta,
Mr. A. Subardjo, Mr. A. A. Maramis, Ir. Soekarno, KH. Abdul Kahar Moezakir, Wachid
Hasyim, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, dan Mr. Muh. Yamin. Panitia Sembilan
berhasil membuat rancangan Preambule Hukum Dasar, yang oleh Mr. Muh. Yamin disebut
dengan istilah Piagam Jakarta.
Pada tanggal 14 Juli 1945 pada sidang kedua BPUPKI, setelah melalui perdebatan
dan perubahan, teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks Pembukaan UUD 1945 diterima
oleh sidang. Teks Pernyataan Indonesia Merdeka dan teks Pembukaan UUD 1945 adalah
hasil kerja Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Prof. Soepomo. Setelah selesai
melaksanakan tugasnya, BPUPKI melaporkan hasilnya kepada Pemerintah Militer Jepang
disertai usulan dibentuknya suatu badan baru yakni Dokutsu Zyunbi Linkai (Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia/PPKI), yang bertugas mengatur pemindahan kekuasaan
(transfer of authority) dari Pemerintah Jepang kepada Pemerintah Indonesia. Atas usulan
tersebut maka dibentuklah PPKI dengan jumlah anggota 21 orang yang diketuai oleh Ir.
Soekarno dan Wakil Ketuanya Drs. Moh. Hatta. Anggota PPKI kemudian ditambah 6 orang.
tetapi lebih kecil daripada jumlah anggota BPUPKI, yaitu 69 orang.
Menurut rencana, Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Rakyat Indonesia
pada tanggal 24 Agustus 1945. Namun terdapat rakhmat Allah yang tersembunyi (blessing in
disguise) karena, sepuluh hari sebelum tibanya Hari-H tersebut, Jepang menyatakan
kapitulasi kepada Sekutu tanpa syarat undconditional surrender).
Dalam tiga hari yang menentukan, yaitu pada tanggal 14, 15, dan 16 Agustus 1945
menjelang Hari Proklamasi, timbul konflik antara Soekarno-Hatta dengan kelompok pemuda
dalam masalah pengambilan keputusan, yaitu mengenai cara bagaimana (how) dan kapan
(when) kemerdekaan itu akan diumumkan. Soekarno-Hatta masih ingin berembuk dulu
dengan Pemerintah Jepang sedangkan kelompok pemuda ingin mandiri dan lepas sama sekali
dari campur tangan Pemerintah Jepang.
Pada hari Kamis pagi, tanggal 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta dibawa (diculik) oleh para
pemuda ke Rengasdengklok, namun pada malam harinya dibawa kembali ke Jakarta lalu
mengadakan rapat di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta. Pada
malam itulah dicapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan di Jalan
Pegangsaan Timur 56, yaitu rumah kediaman Bung Karno, pada hari Jumat 17 Agustus 1945
(9 Ramadhan 1364), pukul 10.00 WIB.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 petang hari datanglah utusan dari Indonesia bagian
Timur yang menghadap Drs. Moh. Hatta dan menyatakan bahwa rakyat di daerah itu sangat
berkeberatan pada bagian kalimat dalam rancangan Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:
Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Dalam menghadapi masalah tersebut dengan disertai semangat persatuan, keesokan harinya
menjelang sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dapat diselesaikan oleh Drs. Moh. Hatta
bersama 4 anggota PPKI, yaitu K.H. Wachid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Kasman
Singodimedjo, dan Teuku M. Hasan. Dengan demikian tujuh kata dalam pembukaan UUD
1945 tersebut dihilangkan.
Periode berlakunya UUD 1945 18 Agustus 1945- 27 Desember 1949
Dalam kurun waktu 1945-1950, UUD 1945 tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya
karena Indonesia sedang disibukkan dengan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Maklumat
Wakil
Presiden
Nomor
pada
tanggal 16
bahwa KNIP diserahi kekuasaan legislatif, karena MPR dan DPR belum terbentuk.
memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar, menggantikan UndangUndang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu itu.
Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, di antaranya:
Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara
MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia
Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", di antara
melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan
untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu
harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Periode 21 Mei 1998- 19 Oktober 1999
Pada masa ini dikenal masa transisi. Yaitu masa sejak Presiden Soeharto digantikan
oleh B.J.Habibie sampai dengan lepasnya Provinsi Timor Timur dari NKRI.
Periode UUD 1945 Amandemen
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)
terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada
masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di
tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu
"luwes" (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
tentang semangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
2.2. Perubahan UUD 1945
Salah satu keberhasilan yang dicapai oleh bangsa Indonesia pada masa reformasi
adalah reformasi konstitusional (constitutional reform). Reformasi konstitusi dipandang
merupakan kebutuhan dan agenda yang harus dilakukan karena UUD 1945 sebelum
perubahan dinilai tidak cukup untuk mengatur dan mengarahkan penyelenggaraan negara
sesuai harapan rakyat, terbentuknya good governance, serta mendukung penegakan
demokrasi dan hak asasi manusia.
Perubahan UUD 1945 dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda
Sidang MPR dari 1999 hingga 2002[1]. Perubahan pertama dilakukan dalam Sidang Umum
MPR Tahun 1999. Arah perubahan pertama UUD 1945 adalah membatasi kekuasaan
Presiden dan memperkuat kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga
legislatif.
Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR Tahun 2000. Perubahan
kedua menghasilkan rumusan perubahan pasal-pasal yang meliputi masalah wilayah negara
Presiden
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi
dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan di antaranya tidak mengubah
Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (staat structuur) kesatuan
atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta
mempertegas sistem pemerintahan presidensiil.
2.4 Addendum v.s Amandemen
maupun
pengurangan/penghilangan
ketentuan
tertentu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah badan
yang menyusun UUD 1945, yang kemudian disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam perkembangan pemberlakuannya,
UUD 1945 mengalami beberapa periodisasi, meliputi periode berlakunya UUD 1945 (18
Agustus 1945 - 27 Desember 1949), periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (27
Desember 1949 - 17 Agustus 1950), periode UUDS 1950 (17 Agustus 1950 - 5 Juli 1959),
dan periode kembalinya ke UUD 1945 (5 Juli 1959 - 1966).
Amandemen UUD 1945 adalah semangat menyempurnakan,
memperjelas,
memperbaiki kesalahan, dan melakukan koreksi terhadap pasal-pasal yang ada, tanpa
harus melakukan perubahan terhadap hal-hal yang mendasar dalam UUD 1945 itu sendiri.
Tercatat telah terjadi empat kali amandemen UUD 1945, yaitu sebagai berikut :
1. Amandemen yang pertama kali ini disahkan pada tanggal 19 Oktober 1999 atas dasar SU
MPR 14-21 Oktober 1999. Amandemen yang dilakukan terdiri dari 9 Pasal.
2. Amandemen yang kedua disahkan pada tanggal 18 Agustus 2000 dan disahkan melalui
sidang umum MPR 7-8 Agustus 2000. Amandemen dilakukan pada 5 Bab dan 25 Pasal.
3. Amandemen ketiga disahkan pada tanggal 10 November 2001 dan disahkan melalui ST
MPR 1-9 November 2001. Perubahan yang terjadi dalam amandemen ketiga ini terdiri dari
3 bab dan 22 Pasal.
4. Amandemen keempat disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002 melalui ST MPR 1-11
Agustus 2002. Perubahan yang terjadi pada amandemen ke-4 ini terdiri dari 2 Bab dan 13
Pasal.
Tujuan dari amandemen UUD 1945 ialah untuk menyempurnakan UUD yang sudah
ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
www.google.com
www.kamusbebas.com
https://id.wikipedia.org/wiki/UndangUndang_Dasar_Negara_Republik_Indonesia_Tahun_1945
http://tiarameilita.blogspot.co.id/2012/02/makalah-uud-1945.html
https://www.facebook.com/permalink.php?
story_fbid=155965524564644&id=556439677720174
http://nikolasaldian.blogspot.co.id/2014/03/makalah-pancasila-uud-1945-danamandemen.html