Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pendidikan Pancasila

“UUD 1945 & Dinamika Amandemennya”

DOSEN PENGAMPU : Dra. Hj. SUTARTI, SE, MM

Disusun oleh:
KELOMPOK 5
KELAS C
1. Ika Bella Safitri ( 202111113 )
2. Anisa Tri Purnamasari ( 202111114 )
3. Ana Furoida ( 202111115 )
4. Pratama Jalu Kresna ( 202111125 )
5. Jovanda Bayu Pratama ( 202111128 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkah
rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya kepada kita semua, sholawat serta salam
kita haturkan kepada junjungan besar Nabi Agung Muhammad SAW.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat, taufik
serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah UUD 1945 &
DINAMIKA AMANDEMENNYA tanpa ada halangan suatu apapun. Makalah
ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila Tahun
Akademi 2021 / 2022.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Hj. SUTARTI, SE, MM. selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
2. Teman–teman dan semua pihak yang telah banyak membantu baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Demi kesempurnaan makalah kami, kami bersedia menerima kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Dan semoga makalah ini
dapat memberi manfaat kepada penulis dan pembaca pada umumnya. Amin.

Kudus, 18 September 2021

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................2
1.3 Tujuan Masalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................3
2.1 Kaitan Proklamasi & pembukaan UUD 1945.........................3
2.2 Kedudukan Pancasila pada UUD.............................................6
2.3 Amandemen UUD 1945..........................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................14
3.1 Kesimpulan.............................................................................14
3.2 Saran.......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Amandemen UUD 1945 telah membawa berbagai perubahan mendasar dalam praktik
ketatanegaraan di Indonesia. Salah satu hasil perubahan UUD 1945 yang mendasar
tersebut terdapat dalam pasal 1 ayat (2) yang menyatakan “kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”, dan menunjukkan bahwa
kedaulatan yang dianut dalam UUD 1945 adalah kedaulatan rakyat. Dari sisi pemahaman
kedaulatan rakyat, dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, yang dibatasi oleh
kesepakatan bersama yang mereka tentukan sendiri secara bersama-sama. Kesepakatan
tersebut dituangkan dalam aturan hukum yang berpuncak pada rumusan konstitusi sebagai
produk kesepakatan tertinggi dari seluruh rakyat.

Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD


1945) menjadi variabel bebas, yang menggerakkan konstruksi politik sangat kondusif bagi
bangkitnya demokratisasi politik tidak saja menyangkut relasi antara badan legislatif
terhadap kelembagaan suprastruktur politik lainnya. Perjalanan lahirnya perangat
pengaturan elemagaan politik dalam konteks demokratisasi, diarahkan dalam rangka usaha
menciptakan check and balances. Yang mempunyai arti mendasar dalam huungan antar
kelembagaan negara.

Proklamasi Kemerdekaan adalah pernyataan yang memberitahukan kepada diri kita


sendiri dan dunia luar bahwa pada saat itu kita telah merdeka, berdiri sebagai bangsa yang
merdeka lepas dari penjajahan seperti yang telah dialami sebelumnya.

Hubungan Proklamasi dengan UUD 1945 bahwa Proklamasi 1945 merupakan sebuah
Proclamation of Independence sedangkan UUD 1945 merupakan Declaration of
Independence. Proklamasi merupakan sebuah tonggak awal berdirinya Republik Indonesia
yang dituangkan dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia. Hubungan
Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari pernyataan kemerdekaan yang
dijabarkan lebih lanjut dalam UUD 1945. Sebagaimana yang pernah ditentukan dalam
ketetapan MPRS/MPR bahwa pembukaan UUD 1945 merupakan satu kesatuan dengan
proklamasi 17 Agustus 1945, oleh karena itu antara pembukaan dan proklamasi 17 Agustus
1945 tidak dapat di pisahkan.kebersatuan proklamasi dengan pembukaan UUD 1945

1
Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan UUD 1945
dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang menandaskan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Pancasila terdiri dari dua kata sansekerta.
Panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara Republik
Indonesia. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa
negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu terkandung arti bahwa negara harus
tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa Kaitan Proklamasi & Pembukaan UUD 1945?
1.2.2 Apa Kedudukan Pancasila pada UUD 1945?
1.2.3 Bagaimana Amandemen UUD 1945?

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN


1.3.1Untuk Mengetahui Kaitan Proklamasi & Pembukaan UUD 1945
1.3.2 Untuk Mengetahui Kedudukan Pancasila pada UUD 1945
1.3.3 Untuk Mengetahui Amandemen UUD 1945

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KAITAN PROKLAMASI & UUD 1945


Proklamasi Kemerdekaan adalah pernyataan yang memberitahukan kepada diri kita
sendiri dan dunia luar bahwa pada saat itu kita telah merdeka, berdiri sebagai bangsa yang
merdeka lepas dari penjajahan seperti yang telah dialami sebelumnya. Kepada bangsa lain
kita beritahukan bahwa kemerdekaan kita tidak boleh diganggu gugat dan dihalang-halangi,
tetapi harus dihormati sebagaimana mestinya. Pemberitahuan kepada diri kita sendiri
mengandung konsekuensi bahwa mulai saat itu kita telah siap untuk mempertahankan negara
kita dan siap pula mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-hal yang bermakna Perlu
diketahui bahwasanya proklamasi kemerdekaan dan pembukaan UUD 1945 termasuk dua
dokumen yang sangat begitu pentingnya bagi bangsa Indonesia sendiri. Keduanya tidak
hanya sebagai sesama dokumen penting saja bagi bangsa Indonesia, namun juga ada
hubungan yang sangat erat terhadap keduanya. Hubungan Proklamasi dengan UUD 1945 bahwa
Proklamasi 1945 merupakan sebuah Proclamation of Independence sedangkan UUD 1945 merupakan
Declaration of Independence. Proklamasi merupakan sebuah tonggak awal berdirinya Republik
Indonesia yang dituangkan dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia. Hubungan
Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari pernyataan kemerdekaan yang
dijabarkan lebih lanjut dalam UUD 1945. Sebagaimana yang pernah ditentukan dalam ketetapan
MPRS/MPR bahwa pembukaan UUD 1945 merupakan satu kesatuan dengan proklamasi 17 Agustus
1945, oleh karena itu antara pembukaan dan proklamasi 17 Agustus 1945 tidak dapat di
pisahkan.kebersatuan proklamasi dengan pembukaan UUD 1945.
Dalam ketetapan MPRS No.XX/MPR/1966 yang kemudian dinyatakan berlaku oleh
ketetapan MPR/ No.V/MPR/1973 dinyatakan dengan tegas hubungan antara Proklamasi &
Pembukaan UUD 1945 adalah: UUD sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang
mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan dan oleh karena itu tidak dapat
diubah oleh siapapun juga termasuk MPR hasil Pemilihan Umum (pemilu). Dengan demikian
UUD 1945 merupakan rangkaian yang tak dapat dipisahkan dari Proklamasi. Proklamasi
Kemerdekaan pada hakekatnya adalah pencetus segala perasaan-perasaan yang sedalam-
dalamnya yang terbenam dalam kalbu rakyat Indonesia. Proklamasi serta UUD 1945 telah
melukiskan pandangan hidup, tujuan hidup falsafah hidup, dan rahasia hidup kita sebagai
bangsa.

3
Hubungan Proklamasi dengan Pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari pernyataan
kemerdekaan yang dijabarkan lebih lanjut dalam UUD 1945, yaitu :
1. Pada alinea (1) berisi alasan pernyataan Proklamasi Kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan
adalah hak segala bangsa dan penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
2. Pada alinea (2) berisi perjuangan untuk kemerdekaan, diuraikan juga kebanggaan dan
kehormatan terhadap perjuangan dan adanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak bisa
dipisahkan dari keadaan sebelumnya.
3. Pada alinea (3) menjelaskan adanya motivasi moril dan material Bangsa Indonesia untuk
menyatakan kemerdekaan.

Hubungan Proklamasi dengan UUD 1945 bahwa Proklamasi 1945 merupakan sebuah
Proclamation of Independence sedangkan UUD 1945 merupakan Declaration of
Independence. Proklamasi merupakan sebuah tonggak awal berdirinya Republik Indonesia
yang dituangkan dalam UUD 1945 sebagai konstitusi Republik Indonesia.
Sebagaimana yang pernah ditentukan dalam ketetapan MPRS/MPR bahwa pembukaan UUD
1945 merupakan satu kesatuan dengan proklamasi 17 Agustus 1945, oleh karena itu antara
pembukaan dan proklamasi 17 Agustus 1945 tidak dapat di pisahkan.kebersatuan proklamasi
dengan pembukaan UUD 1945 tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Disebutkan kembali pernyataan kemerdekaan dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945
menunjukkan bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.
2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 bersama-sama
ditetapkannya UUD, Presiden, dan Wakil Presiden merupakan realisasi bagian kedua
Proklamasi.
3. Pembukaan UUD 1945 hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan yang lebih
terperinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang menjadi
semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan, dalam bentuk negara Indonesia merdeka,
berdaulat, bersatu., adil, dan makmur dengan berdasarkan asas kerohanian Pancasila.

Berdasarkan sifat hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi adalah :
a. Memberikan penjelasan terhadap dilaksanakan Proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945,
yaitu menegakkan hak kodrat dan hak setiap bangsa akan kemerdekaan dan demi ini

4
pulalah bangsa Indonesia berjuang terus-menerus sampai pada akhirnya mengantarkan
bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaannya. (Alinea I dan alinea II).
b. Memberikan penegasan terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945, yaitu
bahwa perjuangan gigih menegakkan hak kodrat dan hak moral atas kemerdekaan itu
adalah penjajahan
atas bangsa Indonesia yang tidak sesuai dengan perikeadilan dan perikemanusiaan. Bahwa
perjuangan bangsa Indonesia itu telah diridhoi oleh Tuhan yang Maha Esa sehingga pada
akhirnya berhasil memproklamirkan kemerdekaannya (Alinea I, II, dan III).
c. Memberikan pertanggungjawaban terhadap dilaksanakannya Proklamasi 17 Agustus 1945,
yaitu bahwa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diperoleh melalui perjuangan luhur,
disusun dalam suatu UUD Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Pancasila (Alinea IV).
Penyusunan UUD untuk dasar-dasar pembentukan pemerintah negara Indonesia dalma
melaksanakan tujuan negara, yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk mensejahterakan kesejahteraan umum , mencerdaskan kehidupapan
bangsa [tujuan kedalam]. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian
abadi dan keadilan social.[tujuan internasional]
Proklamasi pada hakikatnya merupakan persyaratan untuk tercapainya tujuan bangsa dan
negara,makna proklamasi memiliki makna yaitu:
1. Puncak perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia
Perjuangan panjang bangsa Indonesia menentang kaum penjajah telah memakan
banyak waktu, tenaga, dan pengorbanan. Kemerdekaan yang telah dicapai merupakan
tahap akhir dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajah.
2. Bebas dari penjajahan
Bangsa Indonesia memiliki kebebasan untuk menentukan nasib sendiri, bertanggung
jawab mandiri dalam hidup berbangsa dan bernegara.
3. Sebuah revolusi baru dimulai
Proklamasi kemerdekaan Indonesia bermakna dimulainya sebuah revolusi baru.
Dikatakan revolusi karena terjadi perubahan yang mendasar dan cepat.
Artinya pemindahan kekuasaan dari negara jajahan ke negara yang merdeka dan
berdaulat, diselenggarakan dalam tempo sesingkatsingkatnya.Setelah itu, dibentuk

5
badan-badan kelengkapan negara untuk menggantikan perangkat-perangkat
pemerintahan di zaman penjajahan.
4. Berkah Tuhan Yang Maha Kuasa
Proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 merupakan berkah Tuhan
Yang Maha Kuasa dan hasil perjuangan bangsa Indonesia. Jadi, kemerdekaan
Indonesia bukan hadiah dari Jepang sebagaimana yang dijanjikan.Kemerdekaan
Indonesia dicapai melalui perjuangan berat bangsa Indonesia dengan penuh
pengorbanan. Baik pengorbanan jiwa, raga, maupun harta.
5. Pintu gerbang menuju masyarakat adil dan makmur
Sebagai jembatan atau pintu gerbang bagi bangsa Indonesia untuk menuju masyarakat
adil dan Makmur, untuk meneruskan perjuangan ke fase berikutnya.Bangsa Indonesia
setelah memasuki jembatan emas harus dapat mempertahankan dan mengisinya
dengan berbagai kegiatan pembangunan.
Berpegang pada sifat hubungan antara Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD
1945 yang tidak hanya menjelaskan dan menegaskan tetapi juga mempertanggungjawabkan
Proklamasi sehingga hubungan itu tidak hanya bersifat fungsional-organis, tetapi tegas
bersifat monitis-organis, artinya bahwa antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945
merupakan amanat kesatuan yang bulat. Apa yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
merupakan amanat keramat Proklamasi 17 Agustus 1945.

2.2 KEDUDUKAN PANCASILA PADA UUD 1945


Pancasila ini terdiri dari dua kata sansekerta. Panca berarti lima dan sila berarti prinsip
atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara berarti ketatanegaraan pada
negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila.

Pancasila mengandung nilai-nilai yang hendaknya dapat diterapkan masyarakat. Sedangkan


UUD 1945 memuat dasar hukum yang bentuknya tertulis.
 
Menurut Winarno dalam buku Paradigma Baru Pendidikan Pancasila (2016) karya Winarno,
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, kedudukan pancasila sebagai dasar negara
bersifat kuat tetap dan tidak dapat diubah karena terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 pada
alinea ke empat. Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit

6
 
Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila (2019) karya Irawaty, Pembukaan UUD 1945
adalah pokok kaidah yang dijadikan landasan serta peraturan hukum tertinggi bagi bentuk
hukum lainnya, termasuk hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis.

Antara Pancasila sebagai dasar negara dan UUD 1945, khususnya bagian pembukaan,
sebagai dasar hukum, keduanya memiliki hubungan yang saling berkaitan atau tidak dapat
dipisahkan. Dapat digambarkan jika Pancasila adalah rohnya, sedangkan UUD 1945 adalah
raganya.
Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian
dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945, sebagai norma hukum dasar dalam
kehidupan bernegara dan berbangsa. 
Melansir dari buku Pendidikan Pancasila: Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai (2020) karya
Ardhamon Prakoso, Pancasila yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 berarti Pancasila
memiliki kedudukan yang kuat dan posisinya tidak dapat tergantikan. 
Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945.
Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai dengan nilai
Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan, sistem demokrasi, dan
lainnya.
Pancasila adalah bagian tidak terpisahkan dari Pembukaan UUD 1945, maka dengan
sendirinya tidak terdapat ruang secara konstitusional mengubah Pancasila sebagai dasar
negara. Pancasila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan
diyakini kebenarannya oleh Bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea ke-4
Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia.

Dalam kedudukannya, Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber
dari segala sumber hukum atau sumber hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai
ukuran dalam menilai, tercantum di dalam landasan yuridis yang termasuk dalam Ketetapan
MPR No. V/MPR/1973 serta Ketetapan MPR No. IX/MPR/1978.
Menurut pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa pancasila dapat dijadikan sebagai dasar
negara yang meliputi norma dasar negara, norma fundamental negara, norma pertama, pokok

7
kaidah negara yang fundamental, serta cita hukum. Maka dapat disimpulkan jika hubungan
antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang sifatnya formal.
Artinya Pancasila dijadikan dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebagai norma positif.
Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah. Sedangkan Pembukaan
UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.
Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material. Artinya
UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh unsur dan pokok
kaidahnya bersumber dari Pancasila. Maka dapat dikatakan jika Pancasila juga merupakan
tertib hukum Indonesia. 
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan
UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat Pembukaan UUD
1945 telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang
telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

Dengan syarat utama seluruh negara menurut Emest Renan kehendak untuk bersatu
dan memahami pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa pancasila merupakan
sebuah kompromi dan konsensus nasioanal karena memuat nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.

2.3 AMANDEMEN UUD 1945


Amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD 1945) telah dilakukan sebanyak empat kali (tahun 1999-2002), yang mengakibatkan
perubahan desain ketatanegaraan Indonesia. Salah satu perubahan desain ketatanegaraan
yang terjadi adalah perubahan fungsi dari lembaga negara. Sebelum Amandemen UUD
1945, Presiden memiliki peran strategis dalam proses pembentukan undang-undang.
Presiden diberi kekuasaan untuk membentuk undang-undang. Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) sebagai organ kekuasaan legislatif hanya memberikan
persetujuan rancangan undang-undang yang diajukan oleh Presiden, sehingga fungsi

8
kekuasaan legislatif sebelum Amandemen UUD 1945 dipegang dan didominasi oleh
Presiden.
Pasca-Amandemen UUD 1945 terjadi pergeseran kekuasaan legislatif dalam
menjalankan fungsinya, yakni membentuk undang-undang. Peran DPR RI sebagai organ
kekuasaan legislatif pascaamandemen lebih diperkuat lagi. DPR RI yang dulu hanya
diberikan kewenangan untuk memberikan persetujuan atas rancangan undang-undang yang
diajukan Presiden kini mulai diberikan kekuasaan untuk membentuk undang-undang.
Peralihan kekuasaan membentuk undang-undang kepada DPR RI sesuai dengan ketentuan
dalam Pasal 20 UUD 1945 pasca-amandemen yang semakin memperkuat fungsi DPR RI di
bidang legislasi, selain fungsi anggaran dan pengawasan yang sudah berjalan.
Kedudukan dan fungsi DPR RI yang semakin kuat pasca-Amandemen UUD 1945
tersebut membuat peran DPR RI semakin penting dalam penyelenggaraan negara. DPR RI
memiliki peran sentral dalam pembentukan hukum melalui fungsi legislasi yang dimiliki.
DPR RI juga berperan menentukan kebijakan pembangunan melalui fungsi anggaran yang
dimiliki sekaligus mengawasi kinerja pemerintah melalui fungsi pengawasan. Selanjutnya,
dengan penguatan fungsi DPR RI tersebut masyarakat berharap DPR RI dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya dengan baik, konsisten, dan bertanggung jawab sehingga memberikan
manfaat yang besar bagi rakyat sebagaimana diamanatkan Pasal 20A ayat (1) UUD
1945.Realitas menunjukkan DPR RI merupakan lembaga legislatif yang sering mendapat
perhatian serius dari masyarakat karena mengalami pasang surut dalam menjalankan tugas
dan fungsinya, terutama dalam fungsi legislasi yang dinilai oleh publik tidak mencapai target
sebagaimana direncanakan dalam Program Legislasi Nasional. Selain itu, tantangan yang
dihadapi juga akan semakin berat dan rakyat akan semakin kritis terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi DPR RI.Peningkatan peran parlemen inilah yang menjadi salah satu tujuan upaya
penguatan sistem ketatanegaraan sebagaimana tercermin dalam perubahan fungsi lembaga
permusyawaratan atau perwakilan rakyat yaitu MPR, DPR, DPD, dan DPRD dalam
perubahan keempat UUD 1945. Hal ini secara teknis dan implementatif bertujuan untuk
menciptakan lembaga perwakilan rakyat yang lebih profesional, akuntabel, dan demokratis.
Sebagai konsekuensi, perlu dilakukan perbaikan yang tidak hanya bertujuan untuk
mendukung kinerja anggota legislatif saja, melainkan perbaikan kinerja dalam sistem
pendukungnya yang meliputi pemisahan secara jelas dukungan pelaksanaan tugas teknis,
administratif, dan keahlian.

9
DPR RI sebagai lembaga perwakilan dalam menjalankan fungsi, tugas, dan
wewenangnya perlu mendapatkan dukungan dengan tata kelola yang baik. Oleh karena itu
unsur pendukung tata kelola DPR harus memberikan dukungan administrasi, teknis, dan
keahlian yang berkualitas yang disertai dengan integritas dan kinerja yang baik.Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (UU
MD3) dalam Pasal 413 telah menyatakan bahwa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
wewenang dan tugas DPR RI, terutama untuk mendukung tiga fungsi DPR RI yaitu fungsi
legislasi, anggaran, dan pengawasan dibentuk Badan Keahlian DPR RI. Dengan demikian,
pelaksanaan dukungan teknis dan administrasi kepada DPR RI sebagai lembaga perwakilan
dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal DPR RI, sementara dukungan yang bersifat keahlian
dan substantif dilaksanakan oleh Badan Keahlian (BK) DPR RI.BK DPR RI yang lahir dari
upaya penguatan kembali parlemen diharapkan dapat memenuhi harapan akan adanya
penguatan supporting system demi mendukung terwujudnya lembaga perwakilan rakyat
yang lebih profesional, akuntabel, dan demokratis. Dukungan keahlian yang bersifat
substansi diberikan kepada DPR RI dalam menjalankan tiga fungsi utamanya. Adapun
produk dukungan tersebut antara lain naskah akademik dan draf awal rancangan undang-
undang, analisis APBN dalam setiap pembahasan siklus APBN, kajian terhadap hasil
pengawasan Badan Pemeriksa Keuangan, serta pemantauan dan pelaksanaan undang-
undang. Selain itu dukungan keahlian juga dilaksanakan melalui berbagai penelitian dan
pengkajian dalam bentuk laporan penelitian, buku, jurnal, dan info singkat yang membahas
isu terbaru di dalam maupun luar negeri.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI, BK DPR RI mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan
wewenang dan tugas DPR RI di bidang keahlian. Peraturan Presiden tersebut merupakan
salah satu peraturan pelaksana atas UU MD3. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Sekretaris
Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Jenderal
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 tentang Perubahan atas

10
Peraturan Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dinyatakan bahwa tugas dan fungsi Badan Keahlian
DPR RI adalah mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas DPR RI. Dalam
rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Keahlian DPR RI tersebut dibentuk pusat-pusat,
yaitu:
1) Pusat Perancangan Undang-Undang dengan tugas pokok memberikan dukungan keahlian
pada perancangan undang-undang; 2) Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang
dengan tugas pokok memberikan dukungan keahlian pada pemantauan pelaksanaan undang-
undang dan pemberian keterangan DPR untuk persidangan Mahkamah Konstitusi; 3) Pusat
Kajian Anggaran dengan tugas pokok memberikan dukungan keahlian pada analisis
Anggaran; 4) Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara dengan tugas pokok memberikan
dukungan Keahlian pada analisis akuntabilitas keuangan negara; dan 5) Pusat Penelitian
dengan tugas pokok memberikan dukungan keahlian pada pelaksanaan fungsi legislasi,
anggaran, dan pengawasan melalui penelitian, pengkajian, dan pengembangan ilmu
pengetahuan.Pusat Perancangan Undang-Undang melaksanakan dukungan di bidang
perancangan Undang-undang, meliputi: 1) Penyiapan naskah Program Legislasi Nasional; 2)
Penyiapan Naskah Akademik RUU; 3) Penyiapan penyusunan RUU; dan, 4) Pendampingan
pembahasan RUU.
Pusat Pemantauan Pelaksanaan Undang-Undang melaksanakan dukungan di bidang
pengawasan pemantauan pelaksanaan undang-undang dan penanganan perkara pengujian
Undang-undang, meliputi:
1) Pemantauan pelaksanaan undang-undang; 2) Pemantauan peraturan pelaksanaan
undang-undang; 3) Penanganan perkara pengujian undang-undang terhadap Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan, 4) Pendampingan Tim
Kuasa DPR dalam persidangan di Mahkamah Konstitusi.
Pusat Kajian Anggaran melaksanakan dukungan di bidang anggaran, meliputi:
1) Rencana Kerja Pemerintah; 2) Kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan
fiskal; 3) Rencana kerja dan anggaran kementerian dan lembaga; 4) RUU tentang
APBN; 5) Laporan semester APBN; 6) RUU tentang Perubahan atas APBN; 7) RUU
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBN; 8) Pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah yang berkaitan dengan APBN; dan, 9) Pelaksanaan APBN.
Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara melaksanakan dukungan di bidang

11
Anggaran dalam pelaksanaan dan pengawasan anggaran, meliputi:
1) Hasil pemeriksaan atas LKPP; 2) Hasil pemeriksaan atas laporan keuangan; 3) Hasil
pemeriksaan kinerja; 4) Hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu; 5) Ikhtisar Hasil
Pemeriksaan Semester; 6) Ikhtisar hasil pemeriksaan 5 (lima) tahunan; 7) Hasil
Evaluasi atas Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan Publik terhadap Badan Usaha Milik
Negara; dan, 8) Hasil pertimbangan dan pengawasan Dewan Perwakilan Daerah
terhadap tindak lanjut hasil Pemeriksaan dan rekomendasi BPK.
Pusat Penelitian melaksanakan dukungan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi
DPR di bidang legislasi, pengawasan, dan anggaran serta diplomasi parlemen.
Dukungan Pusat Penelitian dilakukan melalui: 1) Penelitian perseorangan dan
penelitian kelompok; 2) Penerbitan buku; 3) Penerbitan jurnal ilmiah; 4) Pembuatan
kajian berupa: a) Kajian info singkat/policy paper secara periodik; b) Kajian kebijakan
secara periodik; c) Kajian khusus, baik atas prakarsa Puslit maupun permintaan Alat
Kelengkapan DPR dan Anggota DPR; 5) Penyelenggaraan diskusi,
workshop/lokakarya, serta seminar; 6) Pemberian dukungan dalam rangka perancangan
undang-undang, pemantauan Pelaksanaan undang-undang, kajian terhadap APBN,
kajian terhadap akuntabilitas Keuangan negara, dan pendampingan dalam pelaksanaan
fungsi DPR lainnya.

Berikut ini hasil Amandemen UUD 1945, yaitu:


1. Amandemen UUD 1945 yang Pertama
Amandemen UUD 1945 yang Pertama dilaksanakan pada sidang umum MPR 1999
tanggal 14-21 Oktober 1999. Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9
Pasal dan 16 ayat sebagai berikut:
- Pasal 5 ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
- Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden
- Pasal 9 ayat 1&2: Sumpah presiden dan wakil presiden
- Pasal 13 ayat 2&3: Pengangkatan dan penempatan duta
- Pasal 14 ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi
- Pasal 14 ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi
- Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain
- Pasal 17 ayat 2&3: Pengangkatan menteri

12
- Pasal 20 ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat
- Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan RUU
2. Amandemen UUD 1945 yang Kedua
Amandemen kedua dilaksanakan pada sidang tahunan MPR 2000 tanggal 7-18
Agustus 2000. Perubahan kedua ditetapkan pada 18 Agustus 2000. Hasil Amademen
UUD 1945 meliputi:
- Bab IV mengenai pemerintah daerah
- Bab VII mengenai DPD
- Bab IX A mengenai wilayah negara
- Bab X mengenai warga negara dan penduduk
- Bab X A mengenai HAM
- Bab XII mengenai pertahanan dan keamanan
- Bab XV mengenai bendera, bahasa, lambang negara, serta lagu
kebangsaan Indonesia
3. Amandemen UUD 1945 yang Ketiga
Amandemen ketiga dilaksanakan pada sidang tahunan MPR 2001 tanggal 1-9
November 2001. Perubahan ketiga ditetapkan pada tanggal 9 November 2001. Hasil
Amandemen meliputi 23 Pasal dalam 7 bab:
- Bab I mengenai bentuk dan kedaulatan
- Bab II mengenai MPR
- Bab III mengenai kekuasaan pemerintahan negara
- Bab V mengenai kementerian negara
- Bab VII A mengenai DPR
- Bab VII B mengenai PEMILU
- Bab VIII A mengenai BPK
4. Amandemen UUD 1945 yang Keempat
Amandemen dilaksanakan pada sidang tahunan 2001 tanggal 1-11 Agustus 2002.
Hasil Amandemen meliputi 19 Pasal yang terdiri dari 31 butir ketentuan serta 1 butir
yang dihapuskan:
- UUD 1945 sebagimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua,
ketiga, dan keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18 Agustus 1945
dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

13
- Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurnaMPR RI ke-9 pada
tanggal 18 Agustus 2000 pada sidang tahunan MPR RI dan mulai berlaku
pada tanggal ditetapkan.
- Bab IV tentang “Dewan Peetimbangan Agung” dihapuskan dan
pengubahan substansi Pasal 16 serta penempatannya pada Bab III
“Kekuasaan Pemerintaha Negara”

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: Hubungan
Proklamasi dengan UUD 1945 bahwa Proklamasi 1945 merupakan sebuah Proclamation
of Independence sedangkan UUD 1945 merupakan Declaration of Independence. Dan
kedudukan Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat pembukaan
UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR 9 juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik
Indonesia.
Setelah perubahan atau amandemen UUD NRI Tahun 1945, kewenangan MPR dalam
mengubah dan menetapkan UUD atau kewenangan konstitutif belum dapat dilaksanakan.
Padahal, tuntutan berbagai elemen masyarakat yang didasari ketidakpuasan terhadap
UUD NRI Tahun 1945 semakin banyak. Beberapa tuntutan yang bersifat fundamental
agar dilakukan amandemen ke V yaitu penguatan sistem presidensial, penguatan sistem
lembaga perwakilan, memperjelas status MPR dalam sistem kamar perwakilan dan
kebutuhan akan haluan Negara. Secara garis besar, dapat diklasifikasikan dua kelompok
yang menuntut agar MPR kembali melaksanakan kewenangan konstitutifnya, sebagai
berikut: Pertama, kelompok eksternal atau di luar lembaga MPR seperti Komisi
Konstitusi yang pada tahun 2004 menyerukan penyempurnaan kembali UUD NRI tahun
1945 hasil amandemen, SBY yang pada tahun 2008 mengusulkan pembentukan Komite
Konstitusi, kelompok penyelamat Pancasila yang menyerukan untuk kembali pada UUD
NRI Tahun 1945 yang asli serta segenap kelompok dan elemen masyarakat lainnya.
Kedua, kelompok Internal atau di dalam lembaga MPR yaitu DPD yang berkemauan kuat
agar MPR kembali melakukan amandemen.
3.2 SARAN
14
Dari permasalahan di atas dapat sarankan, sebagai berikut :
1. Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara kita yaitu
Pancasila karena pancasila merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan
negara.
2. Bersifat dan berjiwa pancasila serta mengikuti ajaran-ajaran yang ada didalam
pancasila dari sila pertama sampai sila kelima.
3. Perlu adanya konsistensi dari pelaksanaan UUD 1945
4. Kemakmuran penyempurnaan UUD 1945 harus selalu berwawasan deokrasi dengan
memperhatikan demokrasi sosial yang tengah berkembang, seperti pengaturan tentang
pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara lagsung,karena pemilihan kepala daerah
secara langsung merupakan bentuk pengakuan milik rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber:
Kaelan, 2016, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
http://satujam.com/pancasila-dan-lambangnya/
https://media.neliti.com/media/publications/17978-ID-hubungan-proklamasi-dengan-
pancasila-dan-pembukaan-undang-undang-dasar-1945.pdf
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repository.unissula.ac.id/
9572/3/BAB%2520I.pdf&ved=2ahUKEwjCtOKN-
IrzAhVJeH0KHWP_DJAQFnoECAYQAQ&usg=AOvVaw21g5Kk14D6eh83skwKVd-A
Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Lubis, Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI).
Yogyakarta: Samudra Biru.
Gesmi, Irwan & Yun Hendri.2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.
Maulana Arafat Lubis, 2018, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/ MI),
(Yogyakarta: Samudra Biru, hlm. 40-41.

15

Anda mungkin juga menyukai