Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

METODE PEMISAHAN KIMIA


PERCOBAAN KE-VIII
DESTILASI UAP

Disusun Oleh :
Nama Praktikan : Mira Rustanti
NIM : 19303241037
Kelas : Pendidikan Kimia C

LABORATORIUM KIMIA ANALITIK


JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021
A. TUJUAN
Setelah melakukan percobaan, diharapkan praktikan terampil memisahkan suatu
senyawa organik dalam suatu sampel.

B. DASAR TEORI
Prinsip destilasi yaitu dengan penguapan cairan dan pengembunan kembali uap
tersebut yang dilakukan pada suhu titik didih. Titik didih yang dimiliki suatu cairan
merupakan suhu pada saat tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali biasanya disebut dengan destilat. Destilasi dilakukan dengan tujuan
memurnikan zat cair pada titik didihnya dan memisahkan cairan tersebut dari zat padat
yang terlarut atau zat cair lain yang memiliki perbedaan titik didih dari cairan murninya.
Pada senyawa murni, suhu yang ditunjukkan termometer yang diletakkan pada tempat
terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilatnya [ CITATION Har95 \l
1033 ].
Destilasi uap digunakan untuk memurnikan zat atau senyawa cair yang tidak larut di
dalam air dan titik didihnya tinggi. Saat destilasi berlangsung, sebelum zat cair tersebut
mencapai titik didihnya, zatcair tersebut sudah terurai, teroksidasi, atau mengalami reaksi
pengubahan. Oleh karena itu, zat cair tersebut harus didestilasi dengan metode destilasi
uap. Destilasi uap merupakan metode yang digunakan pada destilasi campuran air dengan
senyawa yang tidak dapat larut dalam air. Proses destilasi uap yaitu mengalirkan uap air
ke dalam campuran tersebut yang kemudian bagian yang dapat mengalami penguapan
akan berubah menjadi uap pada temperature yang lebih rendah dibandingkan dengan
pemanasan langsung. Pada destilasi uap, labu yang digunakan untuk menampung
senyawa yang akan dimurnikan dihubungkan dengan labu pembangkit uap [ CITATION
Cah91 \l 1033 ].
Metode destilasi uap biasanya digunakan pada campuran senyawa yang titik didihnya
mencapai 200°C atau lebih. Dengan menggunakan destilasi uap, campuran senyawa
tersebut dapat diuapkan dengan suhu mendekati 100°C pada tekanan atmosfer
menggunakan uap amaupun air mendidih. Destilasi uap mempunyai sifat fundamental
yaitu mampu mendestilasi senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Destilasi uap juga bisa digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam
air pada semua temperatur, akan tetapi dapat dilakuka destilasi dengan air [ CITATION
Cah91 \l 1033 ].
Destilasi uap merupakan metode untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa.
Destilasi uap tersebut dapat digunakan untuk memisahkan :
1. Senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak dikehendaki.
2. Campuran berair yang mengandung garam-garam anorganik terlarut.
3. Senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air.
4. Hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap air.
Uap yang keluar setelah mengalami kontak dengan bahan yang didestilasi adalah
campuran uap dari masing-masing komponen yang sebanding dengan volumenya
[ CITATION Soe055 \l 1033 ].
Apabila komponen A dan B membentuk suatu campuran yang tidak dapat larut, maka
tekanan uap totalnya sama dengan jumlah tekanan uap masing-masing dengan rumus :
Ptotal = PA + PB.
Komposisi uapnya akan berbanding lurus dengan tekanan uap masing-masing, dengan
penjabaran rumusnya adalah :
PA nA
=
PB nB
WA
PA MA
PB
= WB
MB
WA MA . PA
=
WB MB . PB
Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui bahwa :
1. Berat relatif komponen dalam fasa uap akan identik dengan berat relatif dalam
destilat.
2. Berat zat cair yang tertampung di dalam penampung destilat berbanding langsung
dengan tekanan uap komponen-komponennya dikalikan dngan massa molekul
relatifnya masing-masing [ CITATION Ibn04 \l 1033 ].
Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak atsiri
juga dikenal sebagai minyak eteris, minyak menguap, atau minyak esensial karena pada
suhu kamar minyak ini dapat menguap dengan mudah jika dibiarkan dalam udara terbuka.
Sedangkan istilah esensial digunakan karena minyak atsiri memiliki bau yang sama
dengan tanaman asalnya. Minyak atsiri biasanya tidak berwarna jika dalam keadaan segar
dan murni tanpa pencemar. Akan tetapi jika disipan terlalu lama, minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin, serta warnanya akan berubah menjadi lebih gelap.
Destilasi pada tanaman aromatik secara sederhana menggunakan metode penguapan atau
membebaskan minyak dari membran sel tanaman dengan adanya kelembaban, dengan
menerapkan suhu yang tinggi dan kemudian mendinginkan campuran uap untuk
memisahkanminyak dari air berdasarkan ketidakcampuran dan densitas minyak esensial
dengan air [ CITATION Irw14 \l 1033 ].

C. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Corong
2. Kaki tiga dan kasa
3. Statif dan klem
4. Labu pembangkit uap
5. Selang penghubung
6. Adaptor
7. Labu destilat
8. Pendingin
9. Erlenmeyer
10. Kaca arloji
11. Neraca analitik
Rangkaian alat :
Bahan :
1. Daun sereh
2. Akuades

D. CARA KERJA

Menyiapkan bahan yaitu dengan memotong batang dan daun sereh sesuai dengan
ukuran lubang labu agar mudah dimasukkan.

Memasukkan potongan sereh ke dalam labu destilat.

Merangkai alat destilasi uap.

Menyalakan pemanas dengan suhu sekitar 100°-120°C dan menunggu sampai 1-2
jam.

Setelah mendapatkan minyak atsiri, selanjutnya memisahkannya menggunakan


corong pisah.

E. DATA PENGAMATAN
Massa sereh = 50 gram
Massa minyak sereh = 1 gram

F. PERHITUNGAN DAN REAKSI YANG TERJADI


Diketahui :
Massa sereh = 50 gram
Massa minyak sereh = 1 gram

Massaminyak sereh
Rendemen = x 100%
Massa sereh
1 gram
= x 100%
50 gram
= 2%

G. PEMBAHASAN
Pada hari Kamis, 22 April 2021 telah dilakukan praktikum untuk percobaan VIII yang
berjudul “Destilasi Uap”. Percobaan dilakukan dengan tujuan setelah melakukan
percobaan, diharapkan praktikan terampil memisahkan suatu senyawa organik dalam
suatu sampel. Alat-alat yang digunakan di antaranya adalah corong, kaki tiga dan kasa,
statif dan klem, labu pembangkit uap, selang penghubung, adaptor, labu destilat,
pendingin, erlenmeyer, kaca arloji, dan neraca analitik. Sedangkan bahan-bahan yang
digunakan adalah daun sereh dan akuades.
Percobaan dilakukan dengan menggunakan metode destilasi uap. Destilasi uap
merupakan proses untuk memurnikan zat atau senyawa cair yang tidak larut di dalam air
dan titik didihnya tinggi. Pada percobaan, destilasi uap digunakan untuk memisahkan
senyawa organik berupa minyak atsiri dari daun dan batang sereh dengan mengalirkan
uap panas. Minyak atsiri biasanya juga disebut sebagi minyak eteris dan juga minyak
terbang yang diperoleh dari tanaman aromatis. Minyak yang dihasilkan akan mudah
menguap pada suhu kamar, memiliki bau yang sama dengan bau tanaman yang
digunakan, serta mengandung resin dan lilin dalam jumlah kecil yang merupakan
komponen tidak mudah menguap.
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan adalah dengan memotong batang
dan daun sereh sesuai dengan ukuran lubang labu. Langkah pemotongan ini dimaksudkan
agar ukuran tanaman sereh semakin kecil, sehingga luas permukaan sereh yang akan
didestilasi semakin besar, begitu juga luas permukaan transfer massa pelarut ke dalam
sereh. Akibatnya laju difusi pelarut (akuades) ke dalam sereh menjadi lebih besar,
sehingga akan mempercepat proses ekstraksi. Pemotongan batang dan daun sereh juga
berguna untuk memecahkan struktur dinding sel yang menjadi penghalang (tahanan)
terhadap proses difusi pelarut ke dalam sereh. Sementara itu, ukuran sereh juga tidak
boleh terlalu kecil karena jika ukurannya terlalu kecil atau terlalu halus, maka akan
mengakibatkan proses pemisahan ampas dari ekstrak yang diperoleh menjadi sulit. Massa
sereh yang digunakan dalam praktikum adalah sebesar 50 gram. Langkah selanjutnya
adalah memasukkan potongan-potongan batang dan daun sereh ke dalam labu destilat
serta merangkai alat destilasi uap. Pada destilasi up aini digunakan pelarut berupa
akuades karena sifatnya yang murni, tidak berbahaya, tidak merusak solute atau residu,
serta memiliki titik didih relatif rendah.
Langkah selanjutnya adalah menyalakan pemanas dengan suhu sekitar 100°-120°C
dan menunggu proses selama 1-2 jam. Pemanasan dilakukan untuk menguapkan air,
sehingga uap air tersebut mampu membawa minyak atsiri yang terkandung di dalam
potongan batang dan daun sereh. Sedangkan lamanya proses destilasi bergantung pada
tekanan uap yang digunakan serta kadar air pada sereh yang digunakan. Selain itu,
dengan adanya uap air minyak atsiri akan menguap pada suhu lebih rendah dari 100°C
pada tekanan atmosfer (1 atm). Campuran uap yang diperoleh dari proses ini adalah uap
air dan uap minyak atsiri dari sereh yang kemudian mengalir menuju kondensor untuk
dicairkan kembali dengan adanya sistem pendingin yang dialirkan dari kran air. Pada
proses destilasi dapat diperoleh uap minyak atsiri dan air secara bersamaan meskipun
keduanya memiliki perbedaan titik didih yang tinggi. Hasil yang keluar ditampung dalam
erlenmeyer, sehingga hasil akhir yang diperoleh berupa cairan minyak atsiri dari sereh
dan air. Langkah terakhir pada percobaan adalah memisahkan kedua cairan menggunakan
corong pisah. Minyak atsiri tidak larut dalam air, sehingga dapat dipisahkan. Hal tersebut
disebabkan oleh perbedaan kepolaran, minyak atsiri bersifat non-polar dan air yang
bersifat polar. Pada umumnya minyak atsiri lebih ringan dibandingkan dengan air,
sehingga akan menempati lapisan bagian atas (massa jenis minyak atsiri < massa jenis
air).
Massa minyak sereh yang diperoleh dari 50 gram sereh adalah sebesar 1 gram.
Setelah diketahui massa minyak sereh tersebut dapat dihitung besarnya rendemen yang
diperoleh yaitu sebesar 2%, menggunakan rumus sebagai berikut :
Massaminyak sereh
Rendemen = x 100%
Massa sereh
1 gram
= x 100%
50 gram
= 2%
Hasil tersebut menunjukkan rendemen yang diperoleh kecil. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kecilnya rendemen yang diperoleh, di antaranya yaitu
1. Pengaturan suhu destilasi yang kurang tepat, karena minyak memiliki titik didih yang
lebih rendah dari air.
2. Proses destilasi kurang maksimal dan kurang lamanya proses destilasi.
3. Adanya destilat yang menguap pada saat proses penampungan pada Erlenmeyer,
sehingga minyak sereh yang dihasilkan berkurang jumlahnya.
4. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester, akan terhidrolisis karena adanya air dan
panas.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa destilasi uap
dapat digunakan untuk memisahkan senyawa organik pada sereh berupa minyak atsiri.
Dari 50 gram sereh yang digunakan diperoleh massa minyak sereh sebesar 1 gram dan
rendemennya sebesar 2%.

I. JAWABAN TUGAS
1. Hitung rendemen minyak sereh hasil destilasi.
Jawab :
Massaminyak sereh
Rendemen = x 100%
Massa sereh
1 gram
= x 100%
50 gram
= 2%

J. DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. 1991. Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik. Semarang:
UNDIP Press.
Harizul, R. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: UI Press.
Ibnu, M. S., & dkk. 2004. Kimia Analitik I. Malang: UM press.
Irwandi, D. 2014. Experiment's of Organic Chemistry. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
P.IPA-FITK Press.
Soebagio, & dkk. 2005. Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai