Soal:
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
1
Yasmis. "Sarikat Islam Dalam Pergerakan Nasional Indonesia (1912-1927)."
Jurnal Sejarah Lontar Vol. 6 No. 1, 2009: 24-32.
2
Usman, Ismail. "Sarekat Islam (SI) Gerakan Pembaruan Politik Islam." JURNAL
POTRET-- Jurnal Peneltian dan Pemikiran Islam Vol 21, No 1, 2017: 46-54.
1
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
3
Yasmis. 2009. Op., Cit
2
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
Semesta, 2008
5
Kurasawa, Aiko. Seri Pengkajian Kebudayaan Jepang, Mobilisasi dan
Kontrol: Studi Tentang Perubagan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945. Jakarta:
PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 1993.
6
Pusat Sejarah ABRI. Ikhtisar Sejarah Perang Kemerdekaan Di Sumatera (1945-
1949). Jakarta: Pusjarah ABRI, 1998.
3
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
4
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
Jawab:
Selama periode revolusi (1945-1949) ada tiga kekuatan politik
Indonesia.
1) Kekuatan politik pertama ialah partai-partai. Hal ini sudah sangat
wajar karena pada saat itu, Indonesia didirikan sebagai negara
demokrasi, sehingga kekuatan politik utama dalam sistem
pemerintahan demokrasi ialah partai-partai. Munculnya partai-partai
ini tidak lepas dari peran serta Jepang yang memberikan angin
segar bagi tumbuhnya organisasi-organisasi dan
mempropagandakannya sebagai salah satu konsep pembentuk
Indonesia.
2) Kekuatan politik yang kedua ialah Soekarno sendiri. Figur Soekarno
muncul sebagai kekuatan politik karena reputasinyayang panjang
sebagai tokoh perjuangan dan pergerakan kemerdekaan. Bahkan
banyak orang sudah mengenalnya sebagai seorang pejuang sejati
yang menanggung konsekuensi atas perjuangannya dengan
dipenjara, dibuang/diasingkan ke berbagai tempat, dll. Oleh karena
itu, sosok Soekarno mendapatkan pengakuan dari masyarakat
bahwa dirinya dianggap sebagai pemimpin. Bahkan, pada zaman
Jepang, Soekarno sudah dianggap sebagai pemimpin atau
representasi dari pihak Indonesia. Latar belakang Soekarno ialah
Ketua PNI –meski saat itu sudah tidak lagi menjadi Ketua Partai.
Maka tidak mengherankan, pasca Proklamasi Kemerdekaan, para
tokoh bangsa tidak ribut dan bertengkar untuk memilih Presiden.
Secara otomatis, Soekarnolah yang dianggap sebagai pemimpin
bangsa, dan akhirnya diresmikan menjadi Presiden. Reputasinya
sudah dikenal, baik di antara kawan dan lawan-lawannya. Selain
itu, Soekarno pun dianggap sebagai pribadi yang berkharisma atau
tokoh kharismatis. Dalam hal ini, sebutan “Presiden” masih asing
dalam sejarah peradaban bangsa Indonesia saat itu. Oleh karena
itu, banyak yang menganggap bahwa pemimpin atau Presiden itu
adalah raja. Tidak mengherankan jika Soekarno sebagai Presiden
5
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
6
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
10
DosenSosiologi.com. 2020. Pengertian Trias Politika, Teori, Fungsi, dan
Tujuannya. Diakses di https://dosensosiologi.com/trias-politika/. Diakses pada 18 Juni
2021, Yulistyowati E, Pujiastuti E, Mulyani T. 2016. Penerapan Konsep Trias Politica
Dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia : Studi Komparatif Atas Undang–
Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, Volume 18, Nomor 2
11
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2005), halaman 152
12
DosenSosiologi.com. 2020. Pengertian Trias Politika, Teori, Fungsi, dan
Tujuannya. Diakses di https://dosensosiologi.com/trias-politika/. Diakses pada 18 Juni
2021,
13
W. E. Nugroho, "Implementasi Trias Politica dalam Sistem Pemerintahan di
Indonesia," Gema Keadilan, vol. 1, no. 1, pp. 49-54, Oct. 2014. https://doi.org/10.3592/2
7
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
8
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
18
Yulistyowati E, Pujiastuti E, Mulyani T. 2016. Penerapan Konsep Trias Politica
Dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia : Studi Komparatif Atas Undang–
Undang Dasar Tahun 1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen. Jurnal Dinamika Sosial
Budaya, Volume 18, Nomor 2
9
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
10
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
11
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
12
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
13
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
2) Setelah Amandemen
Sedangakan lembaga negara atau lembaga pemerintah
dalam sistem pemerintahan republik Indonesia berdasarkan
Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Sesudah Amandemen ada
7 (tujuh) yaitu: MPR, DPR, DPD, Presiden, BPK, MA dan MK.
Lembaga-lembaga tersebut memegang kekuasaan negara
masingmasing. Berdasarkan ajaran Trias Politica yang
membagi kekuasaan negara menjadi 3 (tiga) yaitu Legislatif,
14
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
15
Ujian Tengah Semester II
Asymmetric Warfare in Global Perspectives (AWGP)
U
U
Trias Politca
(Montesquieu)
16