Anda di halaman 1dari 2

Lembar jawaban UTS Kurikulum dan Buke Tes

Nama: Robintang Sirait


Nim: 3193321023
Kelas: C Reguler 2019

1. Sejarah merupakan subjek yang bersifat fundamental dan sangat penting untuk
diajarkan di setiap jenjang pendidikan. Dengan melihat sejarah setiap generasi bangsa
dapat mengenali hakikat suatu bangsa termasuk jatidirinya sebagai bagian dari suatu
bangsa. Oleh arena itu, seharusnya sejarah menjadi mata pelajaran/subjek yang wajib
untuk diajarkan disetiap jenis dan jenjang pendidikan. Di tingkat SMA, secara umum
pembelajaran sejarah bertujuan untuk Mendorong peserta didik berpikir kritis-analitis
dalam memanfaatkan Pengetahuan tentang masa lampau untuk memahami kehidupan
masa kini dan Kehidupan ke depannya yang wujud dalam kehidupan sehari-hari, serta
mengembangkan kemampuan intelektual, keterampilan untuk memahami Proses
perubahan yang keberlanjutan dalam masyarakat. Tujuan khusus, agar Peserta didik
mampu memiliki pengetahuan tentang masa lalu untuk memahami Dan menjelaskan
proses perkembangan dan perubahan masyarakat, serta Keragaman sosial budaya
dalam rangka menemukan dan menumbuhkan jati diri Bangsa di tengah-tengah
masyarakat dunia. Selain itu dapat menyadari adanya Keberagaman hidup pada
masing-masing masyarakat dan adanya cara pandang Yang berbeda terhadap masa
lalu, untuk memahami masa kini dan membangun Pengetahuan dan pemahaman
dalam menghadapi masa yang akan datang. ( Abdul Haris Nasution,Flores Tanjung.
2020. Kurikulum dan Pembelajaran Sejarah: Yayasan kita menulis)
2. Bila dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional, pembelajaran sejarah sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yaitu; membangkitkan, mengembangkan, dan memelihara
semangat kebangsaan, membangkitkan hasrat mewujudkan cita-cita kebangsaan dan
mempelajarinya sebagai bagian dari sejarah dunia, menyadarkan peserta didik tentang
cita-cita nasional dan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita nasional sepanjang
masa. Untuk itu, pemahaman akan tujuan pembelajaran sejarah dilakukan untuk
membangun semangat kebangsaan, jiwa nasional, dan memperjuangkan tujuan
bersama sebagai bangsa dengan mempertahankan ke-bhinnekatunggal-ika-an melalui
pembinaan rasa persatuan dan kesatuan bangsa dalam semangat pluralisme dan
toleransi antar warga, suku, ras, dan pemeluk agama yang berbeda. Pembelajaran
sejarah diharapkan dapat menyadarkan peserta didik akan adanya Proses perubahan
dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu. Untuk Itu, proses
pembelajarannya bertitik tolak dari fakta melalui penyampaian Informasi, data,
peristiwa yang mudah dipahami para peserta didik dengan menggunakan sumber
belajar tertentu seperti sumber tertulis, benda-benda Bersejarah misalnya prasasti,
candi, museum, dan lain-lain. ( Abdul Haris Nasution,Flores Tanjung. 2020.
Kurikulum dan Pembelajaran Sejarah: Yayasan kita menulis)
3. Menurut saya pribadi kurikulum 2013memang cukup berat dari sisi pengajarannya
dan yang pasti kurikulum 2013 tuh jam pelajarannya lebih padat dari kurikulum yang
sebelumnya. Karena, disini kita sebagai murid juga dituntut untuk belajar lebih keras
lagi. Padahal setiap pola pikir atau daya tangkap masing-masing anak tuh berbeda,
pastinya hasil dari pengajaran tersebut tidak maksimal. Memang baik sih dalam
kurikulum 2013 ini karena siswa juga lebih aktif dan yang pasti mandiri dalam
memecahkan suatu hal. Tetapi tidak sedikit pula orang yang mengeluhkan tentang
kurikulum 2013 ini. Banyak anak yang se-angkatan dengan saya pun belum mengerti
tentang kurikulum 2013 bagi kami seharusnya apa yang kami minati atau murid
seharusnya mempelajari dibidang yang seharusnya mereka minati masing-masing
pelajarannya. Sedangkan murid bersekolah mempelajari 8 pelajaran bahkan lebih,
padahal kita hanya diujikan untuk Ujian Kelulusan (UN) hanya setengah dari
pelajaran yang setiap hari kami pelajari.
4. Pertama, pengalaman langsung atau pengalaman nyata. Dalam kegiatan Pembelajaran
tipe ini, pembelajaran didasarkan pada pengalaman kehidupan Sehari-hari secara
langsung atau pengalaman praktis. Pembelajaran model ini Akan menghasilkan
pengertian dan pemahaman yang mendalam serta tidak Mudah dilupakan, karena
kegiatan langsung melibatkan seluruh potensi indera Dan akal. Pengalaman nyata
merupakan proses wajar dan memuaskan dalam Proses cara belajar.
Kedua, pengalaman pengganti. Bila pengalaman nyata atau langsung tidak Mungkin
dilaksanakan pengalaman atau pengamatan pengganti sebagai Representasinya.
Pengamatan pengganti dapat dilaksanakan dengan berbagai Media, misalnya film,
agar dapat diamati bentuk, gerak dan dapat didengar Suaranya. Tentu saja jangkauan
perekaman film juga sangat terbatas, hingga Masa perlu dilengkapi dengan informasi-
informasi lainnya secara verbal.

Anda mungkin juga menyukai