KELOMPOK II :
Aulia Abdurrahman
Deni Eko Prasetyo
Dhea Nurna Ningsih
Dzikrul Nahla Hutama
Hani Partiyansah
M. Rama Dharmawan
Miftahul Rizki Fadlilah
M. Ihza Rahmadi Darbi
Ridha Zain Azizah
Siti Karlina
Guru Pembimbing :
Hubungan yang sudah terlalu lama inilah yang melahirkan asimilasi keturunan
arab-aceh di sekitar pesisir ujung pulau sumatra, telah memudahkan penyiaran
agama. Orang yang menyebarkan islam di daerah ini adalah Abdullah Arif, seorang
mubaligh dari arab.
Dengan kesopanan dan keramahan orang arab yang berdakwah itu, maka
penduduk bahkan raja dan pemimpin negeri pun ikut masuk islam. Salah satu
kerajaan islam di sumatra yaitu sumatra pasai, masyarakat pasai sangat giat belajar
agama, malahan dari kalangan anak raja sengaja diutus menuntut agam islam di
mekah.
Antara tahun 1400-1500 M(abad ke 15) islam telah masuk dan berkembang
pesat di maluku, dibawa oleh para pedgang muslim dari pasai, malaka, dan jawa.
Mereka yang sudah beragama islam banyak yang pergi ke pesantren-pesantren di
Jawa Timur untuk mempelajari agama islam.
Masuknya islam di papua di yakini telah ada sebelum agama nasrani masuk namun
hinggan saat ini belum ditentukan secara persis kapan hal itu terjadi, saksi bisu
sejarah itu adalah masjid patim burak di distrik kokas, fakfak. Islam masuk di papua
sangat lambat, islam masuk karena ada pengaruh raja-raja maluku.
Pada tahun 1540, agama islam masuk ke Nusa Tenggara dibawa oleh para
mubaligh dari Bugis (Sulawesi Selatan) dan dari Jawa seperti Sunan Perapen (putra
Sunan Giri) yang memperkenalkan Islam di Lombok. Selain itu Islam masuk ke Nusa
Tenggara melalui jalur dagang dan diplomatik para saudagar muslim.
Agama Islam masuk ke Pulau Jawa kira-kira pada abad ke-11 M di daerah-daerah
pesisir utara Jawa Timur oleh para pedagang Arab dan para mubaligh dari Pasai.
Di Pulau Jawa, Islam disebarkan oleh 9 wali yang lebih kita kenal sekarang sebagai
“Wali Songo”. Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam
mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana dalam
kerajaan Islam. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya
seseorang naik tahta. Mereka juga sebagai penasihat sultan. Maka dari itu para wali
ini diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi).
a. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), ia adalah wali yang pertama datang ke
Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di Gresik, Jawa Timur.
b. Sunan Ampel (Raden Rahmat), ia wali yang menyebarkan Islam di Ampel,
Surabaya, Jawa Timur. Hasil karya rancangan Sunan Ampel yang masih dapat
kita nikmati yaitu masjid Demak.
c. Sunan Bonang (Makdum Ibrahim), merupakan anak dari Sunan Ampel yang
menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan Bonang dikenang
sebagai sunan yang sangat bijaksana.
d. Sunan Kalijaga (Raden Mas Said), Ia merupakan murid dari Sunan Bonang. Ia
menyiarkan agama Islam di Jawa Tengah dengan cara menyeseuaikan diri
dengan lingkungan setempat (adaptasi). Ia dikenang sebagai seorang pemimpin,
pujangga, dan filosof.
e. Sunan Giri (Raden Paku), ia menyiarkan agama Islam di Jawa dan di luar Pulau
Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, da Maluku. Sunan Giri menyiarkan
agama dengan metode bermain.
f. Sunan Drajad (Syarifudin), ia anak dari Sunan Ampel. Ia sosok sunan yang sangat
berjiwa sosial dan menyiarkan agama di sekitar Surabaya.
g. Sunan Kudus (Jafar Sodiq), Ia seorang ahli seni bangunan yang karyanya masih
terjaga sampai sekarang yaitu Masjid dan Menara Kudus. Sesuai julukannya, ia
menyiarkan agama Islam di Kudus, Jawa Tengah.
h. Sunan Muria (Raden Umar Said), Ia sangat dekat dengan rakyat jelata. Ia juga
menyiarkan agama Islam di Lereng Gunung Muria (antara jepara dan Kudus),
Jawa Tengah.
i. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), ia sosok pemimpin yang berjiwa besar
dan menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa dan Cirebon.
D. Kerajaan Islam
1. Samudra Pasai
Kerajaan Aceh terletak di Aceh Besar yang didirikan pada 1514 oleh Sultan
Ibrahim (Ali Magayat Syah). Ia memerintah selama 10 tahun menurut prasasti
peninggalan kerajaan Aceh. Pada tahun 1528, Sultan Ali Mugayat Syah
meninggal, ia kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Salahuddin (1528-1537) yang kemudian digantikan oleh adiknya yang bernama
Sultan Alauddin Ri’ayat Syah (1537-1568).
Pada pertengahan abad ke-16, kerajaan Aceh menduduki daerah-daerah di
Semenanjung Malaka. Karena Kegagahan dan keberhasilannya menguasai
wilayah-wilayah yang luas, Sultan Alauddin Ri’ayat Syah diberi gelar Al Qahhar
yang berarti gagah perkasa.
Tahun 1607, Sultan Alauddin Ri’ayat Syah digantikan Darmawangsa Tun Pangkat
yang bergelar Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636.. Pada
masa pemerintahannya kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan.
Peninggalan kerajaan Aceh yaitu Masjid Raya Baiturrahman, Benteng indrapatra,
Gunongan, makam Sultan Iskandar Muda, Meriam kerajaan Aceh, dan uang
emas kerajaan Aceh.
3. Kesultanan Demak
Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan oleh Raden
Patah pada tahun 1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau
Jawa. Demak menjadi pusat kegiatan Wali Songo. Pada saat itu ulama
memegang peranan sangat penting dalam pemerintahan misalnya diangkatnya
Sunan Kalijaga dan Ki Wanalapa sebagai penasihat kerajaan. Pada tahun 1507
Raden Patah digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus.. Pada masa Pati Unus
masih banyak mengalami kegagalan. Namun, karena keberanian Pati Unus untuk
menyerang Portugis yang berada di Malaka, maka Pati Unus dijuluki sebagai
Pangeran Sabrang Lor.
Pada tahun 1521 Pati Unus Wafat dan digantikan oleh adiknya bernama
Trenggana, dan mengalami masa kejayaan. Kerajaan Demak mengalami
kehancuran karena terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta di
Kerajaan Demak.
Contoh peninggalan bersejarah Kerajaan Demak adalah Masjid Agung Demak,
Pintu Bledek, Soko Tatal dan Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu,
Makrusah, Dampar Kencana, dan Piring Campa.
4. Kerajaan Panjang
Kerajaan Panjang didirikan oleh Sultan Adiwijoyo atau Jaka Tingkir pada tahun
1568. Sultan Adi Wijaya berhasil mengalahkan Arya Penangsang dan
memindahkan kerajaan Demak ke daerah panjang, dan inilah awal mula
berdirinya kerajaan Islam Panjang. Setelah Sultan Adi Wijaya wafat pada tahun
1582 dan digantikan oleh putranya yaitu Pangeran Benowo. Tetapi Pangeran
Arya Pangiri dari Demak mencoba untuk merebut kekuasaan di kerajaan Islam
Panjang dari tangan Pangeran Benowo tapi mengalami kegagalan. Lalu Pangeran
Benowo menyerahkan tahta kepada saudara angkatnya bernama Sutowijoyo.
Namun Sutowijoyo memindahkan Kerajaan Islam Panjang ke daerah Mataram
dan menjadi awal kehancuran kerajaan Islam Panjang.
Kerajaan Islam Mataram didirikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Kerajaan
Islam Mataram terletak di Kotagede, sebelah tenggara kota Yogyakarta. Pada
tahun 1601 Sutowijoyo wafat dan digantikan oleh Mas Jolang atau Penembahan
Seda ing Krapyak. Pada masa Mas Jolang ini banyak terjadi pemberontakan. Lalu
Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak mengirimkan pasukan tentara
untuk melawan pemberontakan itu. Sayangnya sebelum selesai untuk
menumpas pemberontakan, Mas Jolang wafat terlebih dahulu. Lalu Mas Jolang
digantikan oleh Adipati Martapura, tetapi akhirnya Martapura wafat karena
sakit-sakitan. Setelah itu digantikan oleh Mas Rangsang sebagai raja yang lebih
terkenal dengan sebutan Sultan Agung.
Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Mataram yaitu Sastra Gendhing
karya dari Sultan Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo,
Batu Datar, Pakaian kyai Gundhil,dan Gapura Makan Kotagede.
Pada tahun 1522 berdiri Kerajaan Islam Cirebon dengan pendiri dan menjadi
rajanya bernama Raden Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa
Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan.
Daerah kekuasaannya bertambah luas, dan kerajaan Islam Cirebon menjalin
hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Mataram. Pada tahun 1570 Raden
Fatahillah wafat dan selanjutnya digantikan oleh putranya bernama Pangeran
Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam
Cireboin dibagi menjadi dua kerajaann yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Pada masa itu pula VOC ingin menduduki daerah Cirebon, maka VOC
menggunakan siasat Devide Et Impera dan membagi Kerajaan Islam Cirebon
yang semula telah terbagi dua menjadi tiga yaitu Kasepuhan, Kanoman, dan
Kacirebonan. Keadaan ini menyebabkan kerajaan Islam Cirebon semakin
terpuruk. Maka pada abad ke-7 kerajaan Islam Cirebon dikuasai VOC.
Peninggalan bersejarah dari kerajaan Islam Cirebon adalah Keraton Kasepuhan,
Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, Masjid Sang Cipta Rasa, Masjid Jami
Pakuncen, dan Benda Pusaka.
7. Kerajaan Islam Banten
Daerah Banten di-Islamkan oleh Sunan Gunung Jati. Sejarah kerajaan Banten
merupakan kerajaan Islam yang terletak di Propinsi Banten. Mulanya, kerajaan
Banten berada dibawah kekuasaan Kerajaan Demak. Namun, Banten berhasil
melepaskan diri ketika mundurnya Kerajaan Demak. Pemimpin Kerajaan
Banten pertama adalah Sultan Hasanuddin yang memerintah pada tahun 1522-
1570. Sultan Hasanuddin berhasil membuat Banten sebagai pusat perdagangan
dengan memperluas sampai ke daerah Lampung, penghasil lada di Sumatera
Selatan. Tahun 1570 Sultan Hasanuddin meninggal kemudian dilanjutkan
anaknya, Maulana Yusuf (1570-1580) yang berhasil menakhlukkan Kerajaan
Pajajaran pada tahun 1579. Setelah itu, dilanjutkan oleh Maulana Muhammad
(1585-1596) yang meninggal pada penakhlukkan Palembang sehingga tidak
berhasil mempersempit gerakan Portugal di Nusantara. Kerajaan Banten
mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-
1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta
memberi upah kepada pekerja Eropa. Kerajaan Banten mengalami
kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng dengan putranya,
Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan oleh VOC
dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua
putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa
mundur dan pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683
Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14
Desember 1683, Syekh Yusuf juga berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran
purbaya akhirnya menyerahkan diri.
Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan yaitu Goa dan Tallo.
Kedua Kerajaan itu bersatu dengan nama Goa Tallo. Makassar dengan ibu kota
di Somba Opu, dan dikenal sebagai kerajaan islam Pertama di Sulawesi. Raja
Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja
Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 –
1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi
bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar
berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa
pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653). Selanjutnya kerajaan
Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan
Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil
memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah
yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan
Makasar. keruntuhan kerajaan ini ketika Raja Bone Aru Palaka meminta bantuan
Belanda untuk menyerang Hasanuddin karena wilayahnya dikuasai Gowa Tallo,
maka dengan cepat Belanda menyambutnya. Belanda menyerang dari laut,
sedangkan Aru Palaka menyerang dari darat. Dengan tekanan yang demikian
berat akhirnya Belanda mempu memaksa Gowa Tallo menandatangani
Perjanjian Bongaya (1667).
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa
menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku
yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate
yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang
dipimpin oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan
Sarajati, dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada
masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar
sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan
Tidore yang terletak di sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua
kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam
Secara garis besar ada dua bentuk gerakan pembaruan islam di indonesia, yaitu:
a. Sekolah Thawalib
b. Jamiat Khair
jamat khair didirikan di jakarta oleh masyarakat arab indonesia pada tanggal 17 juli
1905.pendirinya adalah sayid muhammad al-fachir bin syahib,sayid idrus bin ahmad
bin syihab dan sayid sjehan bin shihab.semuanya termasuk golongan sayyid,yaitu
kaum ningrat/bangsawan arab.ada dua program yang diperhatikan jamiat khair,yaitu
mendirikan dan membina sekolah dasar serta mengeleksi dan mengirim para pelajar
untuk mengikuti pendidikan di turki.tidak hanya menerima murid keturunan
arab,jamiat khair juga menerima murid umum
c. Al-Irsyad
kaum ini didirikan oleh kaum peagang arab dijakarta .al-irsyad memusatkan
perhatiannya pada bidang pendidikan dengan mendirikan sekolah dan
perpustakaan.sekolah al-irsyad juga terdiri dari sekolah tingkat dasar,sekolah guru
dan program takhassus memperdalam agama dan bahasa asing. Al-irsyad lebih
dinamis dari pada jamat khair,walaupun keduanya sama-sama didirikan oleh
masyarakat arab.jika jamat khair dikuasai oleh golongan ningrat/sayyid.sebaliknya,al-
irsyad menolak adanya perbedaan/diskriminasi kaum elit dengan golongan kecil.
d. Persyarikatan Islam
e. Nahlatul Ulama ( NU )
didirikan pada tahun 16 rajab 1344H(31 januari 1926).organisasi ini dipimpin oleh
K.H.kasyim asy’dri sebagai rais akbar.untuk menegaskan prinsip-prinsip dasar
organisasi ini,maka K.H.hastim asy’ari merumuskan kitab qanun asasi(prinsip
dasar),kemudian kitab i”tiqad ahlusunnah wal jama’ah.yang dijadikan sebagai dasar
dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang
sosial,keagamaan,dan politik.organisasi ini bertujuan untuk menegaskan ajaran islam
menurut paham kitab i”tiqad ahlusunnah wal jama’ah deitengah-tengah kehidupan
masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut,NU menempuh berbagai macam usaha
dalam bidang,antara lain :
1.keagamaan
2.pendidikan
3.sosial budaya
4.ekonomi
f. Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan di yogya karta pada tanggal 18 november 1912 oleh
K.H.ahmad dahlan.kegiatan muhammadiyah yang dipusatkan dalam bidang
pendidikan,dakwah,dan amal sosial.muhammadiyah merupakan ormas islam besar
yang memiliki satuan-satuan pendidikan sejak dari taman kanak-kanak hingga
program pasca sarjana.dalam bidang amal sosial,ormas islam ini memiliki antara lain
berapa puluh rumah sakit,balai kesehatan ibu dan anak(BKIA)adn panti
asuhan,gerakan dakwah muhammadiyah sangat menekan kemurnian aqidah,dan
menentang takhayul,khurafat,dan perbuatan bid’ah.muhammadiyah,menekankan
pentingnya membuka pintu ijtihad dalam bidang hukum islam agar umat islam
terbebas dari taqlid buta serta menolak tradisi bermazhab dalam
fiqih.muhammadiyah sebagaimana umumnya kaum pembaharu,menentang
tarekat,karan penuh dengan perbuatan bid’ah
2. Gerakan Politik