Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH IPA

ZAT ADITIF DAN ZAT ADIKTIF

UNTUK MELENGKAPI TUGAS UJIAN PRAKTIKULUM IPA

DISUSUN OLEH:
NAMA : HOLIFAH
KELAS : IX H
NO PESERTA : 01-0019-
RUANG :

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


SMP N 16 KOTA SERANG
Jl. Masjid Priyayi Kec. Kasemen Kota Serang
TAHUN AJARAN 2018 – 2019
Pengertian Zat Adiktif dan dampaknya
Sudah tahukah anda bahwa zat adiktif masuk dalam kategori narkoba? Definisi dari narkoba
sendiri ialah zat yang apabila dikonsumsi dan masuk pada bagian tubuh manusia, baik dengan
menggunakan cara diminum langsung, dihirup, atau pun injeksi, dampaknya akan membuat
pikiran, perasaan, dan juga tingkah laku seseorang menjadi mengalami perubahan. Zat ini
bisa menimbulkan suatu ketergantungan dari segi fisik dan juga psikologis.

Zat Adiktif

yakni beku, lumpuh, dan juga dungu. Nama narkotika berasal dari bahasa Inggris yakni
narcotics yang mempunyai arti obat bius.

Narkotika merupakan suatu zat atau obat yang asalnya dari tumbuh-tumbuhan dan ada juga
non tumbuhan, baik itu berbentuk sintetis atau pun semi sintetis yang bisa mengakibatkan
proses menurunnya tingkat kesadaran, menghilangnya rasa nyeri, dan juga bisa membuat
ketergantungan. (baca juga : sistem peredaran darah manusia)

Yang tergolong dalam jenis narkotika yakni meliputi tanaman papaver, opium, morvin,
kokain, ekgonin, opium mentah, opium masak, tumbuhan ganja, dan juga damar ganja. Zat
adiktif yang ada biasanya digunakan sebagai zat pengganti seperti halnya morfin dan juga
kokain yang dampaknya bisa mengganggu kinerja sistem saraf pusat. (baca juga : sistem
gerak pada manusia)

Yang tergolong dalam dalam kategori zat adiktif ini yakni meliputi rokok, minuman keras,
atau pun alkohol yang di dalamnya terdapat kandungan etil etanol, bahan pelarut dalam
bentuk zat organik yang bisa menimbulkan efek yang dikatakan sama dengan yang dihasilkan
oleh suatu minuman-minuman yang dikategorikan beralkohol. (baca juga : proses
pembentukan urine)
Dampak Negatif Dari Zat Adiktif
Pada umumnya kebanyakan korban yang melakukan penyalahgunaan suatu zat adiktif yakni
mereka-mereka yang masih tergolong dalam usia remaja sekitar usia 15 sampai 19 tahun
karena cenderung masih emosional dan labil. Hal tersebut bisa terjadi karena diakibatkan
kurang pahamnya mereka-mereka terhadap dampak negatif yang ditimbulkan di kemudian
hari. Untuk itu, supaya kalian bisa terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif, yuk kita simak
bersama-sama! (baca juga : sistem peredaran darah pada manusia)

 Dampak Negatif Dari Asap Rokok

Sudah tahukah anda apa saja zat-zat yang terkandung di dalam rokok sehingga asap yang
dihasilkan bisa membahayakan bagi orang yang menghirupnya (perokok pasif)? Ternyata
setelah dilakukan penelitian di dalam asap rokok terkandung kira-kira 3800 zat kimia. (baca
juga : peran bakteri yang menguntungkan)

Dari 3800 zat kimia tersebut, 40 nya merupakan zat kimia yang tergolong dalam senyawa
racun dan juga karsinogenik atau sering disebut sebagai pemicu munculnya kanker. Bahan-
bahan kimia yang terkandung di dalam rokok meliputi nikotin, karbon monoksida, senyawa
kimia yang ada dalam tar, senyawa yang tergolong dalam alkohol, dan juga senyawa yang
tergolong dalam amina. (baca juga : peranan virus bagi kehidupan manusia)

ikotin adalah tergolong dalam zat insektisida yang cukup berbahaya bagi tubuh kita. Di dalam
satu batang rokok terkandung kadar dari nikotin sekitar 8 mg sampai 12 gram nikotin. Jika
anda menggunakan nikotin dalam kadar yang relatif rendah akan mengakibatkan kondisi
tekanan darah menjadi naik, sakit kepala, memicu meningkatnya sekresi yang terjadi pada
getah lambung sehingga berdampak seperti sakit maag, muntah-muntah, dan terkadang
disertai diare. (baca juga : sistem muskuloskeletal)

Sedangkan penggunaan nikotin dalam jumlah dosis yang terlalu tinggi akan mengakibatkan
keracunan, kejang-kejang, mengalami kesulitan saat bernafas, dan yang buruknya lagi kerja
jantung menjadi terhenti. Nikotin merupakan salah satu zat kimia yang membuat pemicu
kerusakan pada jantung, sirkulasi darah dan juga menjadikan pemakainya mengalami
kecanduan. (baca juga : metabolisme seluler)

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan selama ini memang merokok dapat
mengakibatkan seperti halnya :

 kanker pada saluran pernapasan dan juga pada paru-paru.


 Menyempitnya bagian dari pembuluh darah.
 Menyebabkan penyakit jantung koroner.
 Naiknya kadar gula secara drastis.
 Kerusakan yang terjadi pada bagian sel reproduksi laki-laki dan perempuan sehingga
mengakibatkan kemandulan dan juga bisa impoten.
 Meningkatnya kadar lemak yang ada dalam tubuh.
 Meningkatnya kelahiran prematur.
Nah, bisa disimpulkan bahwa asap rokok memang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bukan
hanya bagi pemakainya (perokok aktif), namun orang lain pun juga bisa terkena dampaknya
(perokok pasif).

 Dampak Negatif Dari Minuman Keras

Minuman keras pada umumnya memang mempunyai dampak yang buruk bagi kesehatan
seperti halnya kesehatan jasmani dan juga rohani. Kandungan alkohol yang ada di dalam
minuman keras mengakibatkan munculnya rasa ketagihan dan juga ketergantungan. (baca
juga : pewarisan sifat)

Definisi dari alkohol merupakan suatu senyawa organik yang mempunyai kandungan satu
atau pun bisa lebih dari gugus hidroksida yang ada pada setiap molekulnya. Alkohol yang
biasanya ada dalam minuman keras yakni etanol. Pembuatan alkohol sendiri dilakukan
melalui suatu proses fermentasi dari berbagai macam dan jenis bahan yang mempunyai
kandungan gula seperti halnya buah-buahan seperti anggur, biji-bijian seperti beras atau pun
gandum, dan juga umbi-umbian seperti singkong. Dan jika ingin memperoleh kadar alkohol
yang sangat tinggi, maka bisa dilakukan suatu proses penyulingan. (baca juga : sistem rangka
manusia)

Dampak Positif Dari Zat Adiktif


Biasanya zat adiktif bermanfaat dan banyak digunakan khususnya di bidang kesehatan.
Namun penggunaannya pun masih dikategorikan dalam dosis yang masih wajar disesuaikan
dengan pengobatan yang dibutuhkan. Sehingga zat adiktif tidak hanya mempunyai pengaruh
negatif saja, ternyata pengaruh positifnya juga ada. (baca juga : sistem saraf pada manusia)

 Zat Stimulan

Definisi dari zat stimulan yakni zat yang bisa merangsang suatu fungsi tubuh sehingga akan
meningkatkan gairan dan juga kesadaran seseorang untuk melakukan suatu aktivitasnya
selama jangka waktu tertentu. Zat yang tergolong dalam stimulan meliputi kafein, kokain,
dan juga amfetamin. Sedangkan contoh dari zat stimulan yang saat ini seringkali
disalahgunakan ialah sabu-sabu atau pun ekstasi. (baca juga : sistem hormon pada manusia)

 Zat Depresan

Jika pada bidang ilmu kedokteran, zat depresan merupakan suatu zat yang bisa digunakan
untuk menekan sistem saraf pusat dan bisa juga digunakan untuk mengurangi suatu aktivitas
fungsional dalam anggota tubuh sehingga penggunanya akan merasakan ketenagan, bahkan
dengan dosis yang tinggi akan membuat penggunanya menjadi tertidur serta bisa menjadi
tidak sadar. (baca juga : sistem endokrin pada manusia)

Dosis yang melampaui batas akan menimbulkan kematian. Yang tergolong dalam zat adiktif
depresan meliputi opioda dan juga berbagai turunnya antara lain morfin dan juga heroin.
Contoh yang sangat terkenal dan tidak asing di masyarakat adalah putaw. (baca juga : tulang
penyusun rangka manusia)
 Zat Narkotika

Pada bidang ilmu kedokteran, zat ini biasa dipakai untuk zat analgesik yang kuat, yang
memiliki fungsi dalam upaya membantu menghilangkan rasa nyeri yang timbul pada saat
proses pembedahan berlangsung. Zat yang tergolong dalam zat narkotika yakni meliputi
ganja, opium, dan juga kokain. (baca juga : pengertian jaringan ikat)

 Alkohol

Pada bidang ilmu kesehatan, alkohol biasa dipakai untuk zat disinfektan. Definisi dari zat
disinfektan sendiri merupakan suatu zat yang dimanfaatkan sebagai pembunuh kuman dan
juga bakteri. Selain itu alkohol juga dimanfaatkan untuk melakukan pencucian alat-alat
kedokteran kebanyakan. (baca juga : enzim arginase)
Pengertian Zat Aditif Sifat, Macam & Dampaknya

Pengertian Zat Aditif Pada Makanan, Sifat, Macam & Dampaknya – Pada pembahasan
kali ini kami akan menjelaskan tentang zat aditif pada makanan. Yang meliputi pengertian zat
aditif pada makanan, sifat zat aditif, macam-macam aditif, dampak penggunaan zat aditif
dengan lengkap dan ringan. Untuk lebih detailnya silakan simak ulasan dibawah ini dengan
seksama.

Pengertian Zat Aditif, Sifat, Macam & Dampaknya

Pengertian Zat Aditif

Zat aditif makanan merupakan zat-zat kimia yang ditambahkan ke dalam makanan yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitasanya yang meliputi rasa, penampilan, warna,
keawetan dan lain-lain.

Ada beberapa jenis makanan yang kita konsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Pada zaman
dahulu, ketika teknologi pangan belum berkembang, makanan dan minuman olahan belum
banyak berkembang. Misalny adalah, ketika dulu orang membuat roti cukup dengan bahan
dasar terigu, ragi, dan air. Tetapi pada jaman sekarang tidak cukup hanya dengan bahan
utama itu saja, karena masih membutuhkan bahan tambahan lainnya, seperti perasa atau
flavor (bahan tambahan untuk membuat rasa dan aroma tertentu) dan juga bahan pewarna.
Sehingga ketika makanan olahan diproses ke dalam makanan tersebut sudah ditambahkan
zat-zat kimia dengan tujaun tertentu.

Banyak zat aditif untuk makanan pada saat ini digunakan oleh para produsen di setiap
produknya. Hal ini tentu saja membuat kita sebagai konsumen semakin sulit dalam memilih
makanan atau bahan makanan yang terbebas dari zat aditif makanan.

Perlu kita ketahui bahwa penggunaan zat aditif di makanan tidak pernah bisa dihindari karena
dalam beberapa hal fungsinya sangat dibutuhkan dalam proses pembuatan bahan makanan
tersebut. Dan juga, tidak semua zat aditif pada makanan berbahaya atau tidak memiliki nilai
gizi.

Ada sebagian zat aditif tersebut memiliki manfaat untuk tubuh kita karena kandungan vitamin
atau bisa mencegah kanker. Tetapi, pemakaian zat aditif makanan yang berlebih dapat
merugikan kesehatan. Maka dari itu, penggunaannya harus selalu terkendali sehingga dampak
negatifnya bisa diminimalkan.

Hingga sekarang zat aditif di makanan digunakan dengan tujuan yang lebih beragam sesuai
dengan perkembangan teknologi pengolahan pangan. Meskipun begitu, pemakaian zat aditif
makanan pada produk pangan tunduk pada norma-norma yang harus dipatuhi secara moral.
Zat aditif yang digunakan pada makanan harus mempunyai sifat-sifat antara lain sebagai
berikut:

1. Tidak mengurangi zat-zat esensial pada makanan


2. Bisa mempertahankan nilai gizi makanan tersebut
3. Menarik untuk konsumen, tetapi tidak termasuk suatu penipuan
4. Memperbaiki atau mempertahankan mutu dari makanan

Dengan mengetahui tentang fungsi zat aditif di makanan, sepertinya memang lebih sulit
untuk bebas dari pemakaiannnya. Walaupun begitu biasanya terjadi kasus yang merugikan
yakni ketika zat aditif pada makanan digunakan di situasi yang seharusnya tidak dibutuhkan,
pemakaian yang berlebih, menyalahi spesifikasi, atau sengaja dipakai bahan-bahan terlarang.
Seperti misalny pada penggunaan boraks dan formalin pada produk-produk makanan atau
minuman olahan seperti susu, tahu, bakso. Untuk itu, sebaiknya kita mengetahui beberapa
macam zat aditif pada makanan secara lebih lengkapnya.

Macam-Macam Zat Aditif Makanan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 235 (1979), tentang zat aditif makanan bisa
dikelompokkan menjadi 14 menurut fungsinya, antara lain:

1. Antioksidan dan antioksidan sinergis


2. Pengasam, penetral dan pendapar
3. Anti kempal
4. Enzim
5. Pemutih dan pematang
6. Pemanis buatan
7. Penambah gizi
8. Pengawet
9. Pengeras
10. Pengemulsi, pemantap, dan pengental
11. Pewarna alami dan sintesis
12. Sekuestran
13. Penyedap rasa dan aroma
14. Zat aditif makanan lain

Zat aditif makanan didapatkan dari ekstrak bahan alami, dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi
tertentu. Dengan demikian, dikenal sebutan zat aditif makanan alami dan zat aditif makanan
buatan (artifisal).

1. Pewarna Makanan

Pemberian pewarna di makanan memiliki tujuan hanya untuk memperbaiki penampilan


makanan supaya lebih menarik perhatian. Di Indonesia sudah banyak dikenal bahan pewarna
alami, seperti daun suji dan daun pandan (warna hijau), kunyit (warna kuning), warna telang
(warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing
sayur (warna merah).

Pewarna alami ini sangat aman untuk kesehatan manusia, tetapi pengetahuannya kurang
maksimal karena masih adanya rasa atau aroma yang dapat mengganggu rasa dan aroma
makanan aslinya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, sekarang sudah banyak dibuat pewarna makanan
sintesis. Misalnya: sunset yellow FCF (warna oranye), violet GB (warna ungu), tartazine
(warna kuning), indigo carmine (warna biru). Tetapi, harga pewarna makanan sintesis ini
lebih mahal, sehingga ada orang yang tidak bertanggung jawab yang menggantinya dengan
pewarna tekstil dengan harga yang lebih murah tetapi sangat berbahaya untuk kesehatan.

Pewarna tekstil sering disalahgunakan untuk pewarna makanan, seperti rhodamine B (warna
merah), metanil yellow (warna kuning). Bahan-bahan ini bisa menjadi pemicu penyakit
kanker.

2. Pemanis Makanan

Gula putih dan gula merah adala pemanis alami yang seringkali digunakan. Tetapi, pada
penderita diabetes (kencing manis) dan obesitas (kegemukan) tidak disarankan memakai
pemanis alami ini karena dapat meningkatkan kadar gula dan menambah berat badan.

Untuk itu telah tersedia pemanis sintetis rendah kalori seperti siklamat dan sakarin. Namun,
sejak tahun 70-an pemakaian siklamat dan sakarin sudah dilarang di negara Amerika Serikat
karena diduga dapat mengakibatkan kanker.

Sebagai penggantinya, tahun 1981 dibuatlah aspartam sebagai pemanis sintetis yang tingkat
kemanisannya sekitar 160 kali gula putih. Sorbitol adalah salah satu jenis pemanis sintetis
yang tidak terurati dalam mulut sehingga tidak merusak gigi, tetapi penggunaannya yang
berlebih dapat menyebabkan diare.

Sekarang ini telah diteukan pemanis sintetis generasi terkini, yaitu neotam. Pemanis ini
adalah turunana dari aspartam yang kemanisannya 7.000 – 13.000 kali tingkat kemanisan
gula. Tidak kurang dari seratus penelitian telah membuktikan bahwa neotam aman
dikonsumsi oleh semua kalangan, baik pada anak-anak, wanita hamil ataupun penderita
diabetes. Berikut ini tabel tingkat kemanisan relatif pemanis sintetis terhadap gula (sukrosa)

3. Pengawet Makanan

Kerusakan makanan utamanya yang disebabkan karena terdapat mikroba (bakteri, jamur dan
ragi). Untuk mengawetkan makanan, kita harus membunuh mikroba tersebut atau menyimpan
makanan pada kondisi dimana mikroba tidak dapat berkembang biak dengan baik.

Gula dan garam adalah pengawet alami yang telah digunakan sejak zaman dahulu, seperti
pada manisan, asinana, telur asin, ikan asin dan lain-lain. Jika mikroba kontak dengan lauran
gula atau garam yang pekat maka air akan mengalir dari mikroba ke larutan melalui membran
selnya. Sehingga mikroba mengalami dehidrasi (kekurangan air) dan mati sehinga makanan
tersebut tidak busuk. Tetapi pemakaian gula dan garam sebagai pengawet dapat
mengakibatkan makanan terasa terlalu manis atau asin.

Asam cuka adalah pengawet alami yang efektif karena mikroba tidak dapat tumbuh dengan
baik pada kondisi asam. Asam cuka sering digunakan sebagai bahan pengawet untuk
mentimun, bawang, cabe dan lain-lain:
1. Asam benzoat/natrium benzoat, dipakai sebagai pengawet makanan dan minuman,
sambal, jus buah, saos, dan kecap. Asam benzoat / natrium benzoat dapat
menghambat pertumbuhan bakteri dan radi yang merusak makanan.
2. Natrium Nitrit, dipakai sebagai pengawet dalam burger, sosis dan daging kaleng.
Natrium nitrit dapat menghambat tumbuhnya bakteri seperti Clostridium botulinium
yang menyebabkan keracunan makanan.
3. Asam propinat / natrium propinat, dipakai sebagai pengawet roti dan keju. Asam
propinat/natrium propinat bisa menghambat pertumbuhan jamur dan ragi.

Pemakaian zat pengawet diatas harus selalu dikontrol karena penggunaan yang berlebih dapat
merugikan kesehatan. Seperti, natrium nitrit dapat mengakibatkan kanker, sedangkan natrium
benzoat dapat mengakibatkan gangguan syaraf dan alergi.

4.Penyedap Makanan

Penambahan penyedap rasa bertujuan untuk memperkaya rasa pada makanan dan memberi
rasa pada makanan yang tidak mempunyai rasa, seperti es krim dan jelly. Penyedap rasa
alami sudah dipakai sejak zaman dahulu, misalnya adalah garam, gula, bumbu, cuka, rempah-
rempah, bawang dan lain-lain.

Untuk menguatkan atau mempertegas rasa sebagian bahan makanan, misalnya daging, sayur,
mie, ikan, dan juga hidangan lainnya dipakai penyedap rasa sinteteis seperti MSG
(monosidium glutamate) atau vetsin. Pemberian 0,1% MSG sudah bisa meningkatkan rasa
suatu makanan menjadi lebih sedap. Pemakaian MSG yang berlebih dapat mengakibatkan
sesak nafas, pusing sakit dada, dan mudah letih. Gejala penyakit ini dsebut dengan Chinese
Restaurant Syndrome.

Anda mungkin juga menyukai