Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SEJARAH

(SEJARAH ISLAM MASUK KE INDONESIA PADA ABAD KE


11)
Guru Sejarah: Al Sumarni. S.Pd.I

Oleh:
Kelompok II
Nama Anggota Kelompok
1. MUH. NUR.M
2. SAHRUL
3. REHAN PRATAMA
4. MODH.ALIF IKRAM BIN RAMA
5. RESKI JUMARDI
6. MUH.AHYAR.HASBULLAH
DAFTAR ISI
1. SAMPUL
2. DAFTAR ISI
3. KATA PENGANTAR
4. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

5. BAB II PEMBAHASAN
A. Bagaimana akulturasi budaya Jawa dan Islam
B. Bagaimana sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam
lewat budaya

6. BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur yang dalam kami ucapkan ke hadirat Tuhan


yang maha Esa karena berkat rahmatnya lah makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan .Dalam makalah ini,kami membahas mengenai
"ISLAM MASUK KE INDONESIA PADA ABAD KE
11"makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman
Islam di Indonesia.
Hanya kepada Tuhan Maha Kuasa jugalah kami memohon
doa sehingga bantuan dari berbagai pihak bernilai ibadah.kami
menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan sehingga hanya yang demikian
sajalah yang dapat kami berikan .
Kami juga sangat mengharapkan kritikan dan saran dari
para pembaca sehingga penulis dapat memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini, semoga bermanfaat bagi kita
semua .Aminn

Sidrap,17 February 2024

MUH. NUR M
PENULIS

BAB I

2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sebelum islam datang, masyarakat Jawa menganut agama


Budha dan Hindu. Kepercayaan masyarakat pada saat sebelum
datangnya islam ke Indonesia adalah kepercayaan terhadap
adanya dewa-dewa. Masyarakat nusantara sebelum datangnya
islam, merupakan masyarakat majemuk. Kontak antara agama
dengan agama dan antara agama dengan kepercayaan yang
telah ada sebelumnya mengakibatkan terjadinya saling
mempengaruhi bahkan terjadi pola sinkretisasi.Diskursus
mengenai kedatangan Islam di Nusantara sampai sekarang
diwarnai perdebatan panjang yang berpijak pada tiga hal
persoalan penting yaitu tempat asal kedatangan Islam, para
pembawa , dan waktu kedatangannya.

Begitu pula masuknya Islam ke Jawa sampai sekarang


masih belum bisa ditentukan dengan pasti. Ada kemungkinan
bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada abad ke-11 M, hal
tersebut dapat dibuktikan melalui temuan batu nisan dari Leran
Gresik yang bertuliskan huruf Arab, tertulis bahwa makam
tersebut merupakan makam seorang wanita muslim bernama
Fatimah Binti Maimunah dengan tahun 475 H atau 1082
M.Metamorfosa perkembangan Islam pada masa awal di
Indonesia selalu menarik untuk dikaji dan diteliti. Hal tersebut
dikarenakan Islam yang hadir di perairan Nusantara ini mampu
dengan cepat beradaptasi sehingga tidak memunculkan
benturan budaya dengan adat istiadat dan tradisi lokal yang
sudah ada sebelumnya.Hal tersebut merupakan usaha untuk
memperluas agama Islam, karena sebelumnya masyarakat
Indonesia menganut kepercayaan Hindu dan Budha. Setelah ada
kerajaan-kerajaan yang rajanya menganut agam Islam seperti di
Demak dan Mataram II, pada dasarnya yang memiliki peranan
dalam menyebarkan agama Islam adalah para wali yang
tergabung dalam wali sanga. Para wali benar-benar menjadi
penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Karena pulau itu menjadi
pusat pemerintahan dari keseluruhan kepulauan di Indonesia,
maka ketika Mataram II menjadikan agama Islam sebagai

3
agama kerajaan, dengan sendirinya penyebaran Islam itu secara
teratur tersiar ke daerah-daerah di seluruh kepulauan.

Para wali memiliki peranan yang sangat penting dalam


penyebaran Islam di Nusantara, khususnya di Jawa. Kegiatan
Islamisasi di Jawa sejak awal selalu mengahadapi benturan
dengan tradisi Jawa yang banyak dipengaruhi agama Hindu,
sehingga selalu terjadi ketegangan dan dialog yang panjang.
Penyebaran Islam di Jawa disesuaikan dengan budaya local.
Salah satu wali yang menggunakan pendekatan kebudayaan
dalam syiar agama Islam adalah Sunan Kalijaga. Sunan
Kalijaga mempunyai peranan yang sangat amat penting dalam
penyebaran agama Islam di Jawa. Beliau sangat aktif dalam
menyebarkan agama Islam dengan menggunakan kultur Jawa
sebagai medianya.Sunan Kalijaga adalah nama yang akrab
dikalangan Islam Jawa. Sebagai penyeru agama Islam, Sunan
Kalijaga termasyur ke mana-mana. Beliau adalah seorang wali
yang memiliki pengikut dari berbagai golongan. Banyak kaum
bangsawan dan cendekiawan yang tertarik padanya karena
dalam berdakwah ia sangat pandai menyesuaikan diri dengan
keadaan. Sunan Kalijaga berusaha menggabungkan adat istiadat
Jawa dengan kebudayaan Islam, dan menjadikannya sebagai
media untuk meluaskan syiar Islam.Dalam menyebarkan agama
Islam, Sunan Kalijaga melakukan pendekatan langsung dengan
masyarakat Jawa yang pada saat itu kebanyakan masyarakat
memeluk agama Hindu dan Budha. Sunan Kalijaga berdakwah
dengan cara bertahap dan perlahan-lahan, sehingga masyarakat
banyak yang tertarik untuk memeluk agama Islam dengan suka
rela. Sunan Kalijaga terkenal sebagai orang yang menciptakan
“pakaian takwa”, Grebeg Maulud, tembang-tembang Jawa dan
upacara Sekaten (syahadatain, mengucapkan dua kalimat
syahadat) yang dilakukan setiap tahun untuk mengajak orang
Jawa masuk Islam.

Salah satu karya besar dari Sunan Kalijaga adalah


menciptakan bentuk ukiran wayang kulit yang bentuknya
diubah sehingga tidak bertentangan dengan hukum Islam.
Tembang-tembang yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga
sebenarnya adalah ajaran mistis, ajaran makrifat dalam agama

4
Islam. Namun dari sekian banyak tembang yang telah
diciptakannya, hanya tembang ilir-ilir yang dikenal oleh
masyarakat Jawa.Pada saat ini tembang ilir-ilir, kesenian
wayang, upacara sekaten, dan grebeg maulud masih ditemukan
di masyarakat Jawa walaupun hanya sekedar sebagai hiburan
saja. Akibatnya seni dan budaya Jawa terutama kesenian
wayang yang bernuansa Islami tertinggal jauh dan mulai
tergerus oleh perkembangan media dan teknologi modern.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat berpengaruh
negative terhadap jiwa dan akhlak masyarakat terutama anak-
anak muda jaman sekarang, mereka sudah tidak mengenali
budayanya sendiri. Untuk itu kita harus melestarikan kembali
seni dan budaya tersebut dengan melalui pendekatan
pendekatan yang halus tanpa paksaan agar masyarakat menjadi
tertarik kembali. Dari uraian diatas, penulis sangat tertarik dan
berminat untuk melakukan studi secara mendalam mengenai
islamisasi seni budaya Jawa yang dilakukan oleh Sunan
Kalijaga. Penulis tertarik terhadap cara Sunan Kalijaga dalam
memasukkan nilai-nilai islam di dalam kesenian yang bercorak
Hindu Budha terutama kesenian wayang. Penulis ingin
mengetahui apakah di dalam kesenian wayang yang
diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga sebagai media dakwah
mengandung makna-makna tertentu untuk mensyiarkan agama.
Dan bagaimana kebudayaan yang diperkenalkan oleh Sunan
Kalijaga di era sekarang, apakah masih eksis atau sudah
tergerus oleh jaman.

B. Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini
adalah. Agar kajian ini lebih fokus maka akan dipandu melalui
pertanyaan-pertanyaan utama sebagai berikut:

1. Bagaimana akulturasi budaya Jawa dan Islam?


2. Bagaimana sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam lewat
budaya?

BAB II

5
PEMBAHASAN
A. Akulturasi Budaya Jawa dan Islam
Jika memandang esensinya, kepercayaan sangatlah identik
dengan Kebudayaan. Keduanya merupakan suatu pedoman
petunjuk dalam kehidupan manusia. Hanya saja bedanya,
kepercayaan merupakan petunjuk yangg berasal dari Tuhan
sedangkan Budaya merupakan petunjuk yangg berasal dari
manusia.Juga sebagaimana yangg kita ketahui bahwa dakwah
merupakan seruan alias rayuan untuk melakukan kebaikan dan
meninggalkan kemungkaran. Dalam seruan untuk membujuk
melakukan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran adalah
rayuan untuk membujuk kepada fitrahnya manusia. Sebab
manusia senantiasa menginginkan kebaikan dan juga senantiasa
tidak menginginkan keburukan alias kemungkaran agar
beruntung. Sehingga metode dakwah Sunan Kalijaga sangatlah
cemerlang tanpa menentang masyarakat dan
Tuhan.Sebagaimana yangg telah dibahas sebelumnya, bahwa
masyarakat Jawa sebelum Islam sangat kental bakal budaya
Hindu dan Buddha. Sehingga dalam metode dakwah yangg
digunakan Sunan Kalijaga sangat cerdas ialah dengan
memodifikasi budaya Jawa tersebut untuk disisipkan aliran dan
nilai nilai keislaman. Sebagai contoh kisah Mahabarata yangg
dia modifikasi secara islami. Sehingga karya karya unik jawa
beliau menjadi fenomenal yangg dikenal dan diterima luas oleh
masyarakat Jawa. Sebab beliau mengakulturasi budaya Jawa
dan Islam sehingga aliran Islam lebih mudah dipahami dan
diterima masyarakat Jawa pada waktu itu.Selain itu, Sunan
Kalijaga menurut para peneliti merupakan salah satu personil
Wali Songo yangg original berdarah Jawa. Mungkin perihal
inilah yangg sepertinya membentuk pribadi Sunan Kalijaga
sebagai orang Islam yangg dikenal sangat kental dengan budaya
Jawa. Bahkan semua pengaruh Sunan Kalijaga yangg kental
dengan budaya Jawa itu dapat kita lihat dari beberapa
peninggalan beliau, ialah di antaranya;Pertama, Serat Dewi
Ruci yangg merupakan karya sastra yangg berisi aliran ajaran
leluhur untuk melakukan kebaikan.Kedua, Serat Linglung
yangg merupakan sebuah perjalanan dan pencarian jati diri
sebagai manusia yangg mengemban sebuah amanah dalam
bumi ini. Seperti yangg dituliskan dalam suluk ini gimana

6
riwayat hidup Sunan Kalijaga secara garis besar.Ketiga,
Tembang Rumekso ing Wengi yangg merupakan tembang
yangg biasanya dipakai dan diajarkan untuk angan sebelum
tidur pada malam hari. Di dalamnya berisi kumpulan dari nama
nabi dan sahabatnya yangg telah diajarkan oleh Sunan Kalijaga.

B. Sunan Kalijaga Menyebarkan Agama Islam Lewat Budaya


Sunan Kalijaga juga membikin cerita pewayangan yangg di
dalamnya terdapat nilai keislaman. Di antaranya ada kisah
Punakawan yangg terdiri dari Semar, Petruk, Gareng, dan
Bagong.Selain pewayangan, Sunan Kalijaga juga membikin
beberapa tembang salah satunya tembang Lir-ilir. Model musik
gamelan yangg sampai saat ini tetap banyak digunakan oleh
sebagian masyarakat dan digunakan dalam aktivitas
kebudayaan seperti Sekaten yangg ada di Yogyakarta.Sejarah
Tembang Lir-ilir menurut beberapa sumber menyatakan bahwa
pembuat Tembang Lir-ilir ialah Sunan Kalijaga
menyebarluaskan kepada rakyat saat berbarengan mementaskan
wayang purwa. Sunan Kalijaga kerjasama dengan para wali
yangg lain, seperti Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan
Bonang ketika menciptakan wayang sebagai metode
menyebarkan kepercayaan Islam.Dalam pewayangan tersebut,
diciptakan wayang yangg berbentuk empat tokoh punakawan.
Sunan Ampel menciptakan tokoh Semar, Sunan Bonang
menciptakan Petruk, Sunan Giri menciptakan Gareng, dan
Sunan Kalijaga sendiri menciptakan tokoh yangg diberi nama
Bagong.Strategi dakwah dengan metode ini mengikuti prinsip
Wali Songo, ialah “Kenek iwake gak buthek banyune” ialah
terjemahannya “menangkap ikan kudu dilakukan tanpa
membikin air menjadi keruh.” Itulah filosofi yangg gunakan
Wali Songo dalam metode dakwahnya begitupun Sunan
Kalijaga dengan tembang Lir-ilir.Sunan Kalijaga pada masa itu
mencoba untuk membujuk masyarakat untuk memperbaiki
kualitas adab moral. Dimana upaya tersebut dikemas kedalam
sastra budaya agar tidak menimbulkan bentrok terhadap Raja
dan Nara Praja.
Ajaran Islam diajarkan pelan-pelan melalui budaya budaya
yangg ada oleh Sunan Kalijaga. Syariat Islam diajarkan tanpa

7
dikonfrontasikan dengan cara-cara berakidah yangg biasa
dilakukan oleh orang Jawa sehingga tidak memicu
konflik.Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir Abad ke-15
yangg mana membikin kehidupan sosial masyarakat pada waktu
itu menjadi sangat suram. Terjadinya kerusuhan, perampokan,
dan pembegalan dimana mana. Korupsi menjadi merajalela
sehingga aliran kepercayaan yangg telah terbangun sebelumnya
kehilangan substansinya.Hal ini kemudian dijadikan
kesempatan oleh Sunan Kalijaga untuk memupuk kembali
doktrin kepercayaan baru pada masyarakat kala itu. Sehingga
banyak Adipati yangg kemudian memeluk Islam yangg
kemudian diikuti oleh rakyat luas terutama di Kadipaten pesisir
utara Jawa.Pada awal abad ke-16 inilah yangg kemudian
disebut oleh Sunan Kalijaga sebagai situasi yangg terang dan
lapang yangg tersirat dalam bait “mumpung padhang
rembulange, mumpung jembar kalangane”. Maka Sunan
Kalijaga menyampaikan keadaan ini kepada segenap Adipati
bahwa ini sudah saatnya untuk memperbaiki prilaku dan moral
sesuai dengan hukum Islam. Sunan Kalijaga melakukan itu
dengan sarana seni budaya tembang lir-ilir hingga
berhasil.Alasan mendasar Sunan Kalijaga berceramah
menggunakan media tembang ialah tidak mau terjadi bentrok
yangg mencoba melawan arus budaya istiadat yangg sudah
lama berkembang ialah Hindu-Buddha.Dari perihal ini dapat
dipahami mempunyai makna tersirat yangg terkesan sederhana
bakal tetapi mengandung makna yangg sangat dalam andaikan
dipahami. Sampai saat ini hasil metode dakwah Sunan Kalijaga
terus diamalkan dari generasi ke generasi dan menjadi budaya
budaya sendiri yangg dikenal dengan Islam Kejawen.

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sunan Kalijaga memiliki peranan yang amat penting dalam
penyebaran agama Islam di Jawa. Beliau menggunakan kultur
Jawa sebagai medianya. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian
dalam menyebarkan agama Islam.
B. Saran
Demikian pembahasan dari makalah kami.kami berharap
semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi pembaca.Dan kami pun berharap pula kritikan
dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami
selanjutnya.sekian dan terma kasih.

Anda mungkin juga menyukai