Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI JAWA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Budaya Jawa
Dosen Pembimbing : Suroto Rosyd Setyanto, M.Hum.

Disusun oleh :
Nama : Erina Friesca Ariana
NIM : 193111091

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 3C


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2020
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI JAWA
Islam merupakan agama suci, turun dari Allah kepada nabi, dengan perantara
malaikat Jibril dengan kitab suci Al Qur’an sebagai sumber ajarannya. Sedangkan budaya
berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti hal yang menggunakan fikiran. Dalam
perkembangan agama terdapat akulturasi budaya antara Islam dan budaya Jawa, sehingga
masyarakat Jawa memiliki pandangan bahwa memaknai Islam dan budaya memiliki relasi
yang tak terpisahkan. Islam sendiri ada nilai universal dan absolut sepanjang zaman. Namun
demikian, Islam sebagai dogma berjalan luwes dalam menghadapi zaman dan perubahannya.
Islam masuk di Jawa tidak terlepas dengan sejarah Islam memasuki wilayah
nusantara. Dalam perkembangan Islam masuk Nusantara ada empat teori besar yakni:
1. Teori Gujarat
Islam di Indonesia dari benua India. Dikemukakan oleh G.W.J Drewes karena adanya
persamaan madzhab antara orang Arab yang menetap di Gujarat dan Malabar dengan
orang Gujarat dan Malabar yang menetap di Indonesia yang bermadzhab syafi’i. Dan
contoh lain adanya panggilan syeikh yang merupakan panggilan bagi orang berilmu
ataupun keturunan Nabi.
2. Teori Bengal
Dikemukakan oleh S.Q. Fatimi. Karena persamaan batu nisan Fatimah binti Maimun
di Leran Gresik dengan batu nisan yang ada di Bengal, namun teori ini lemah karena
Bengal menganut mahzhab Hanafi sedangkan Indonesia bermahzhab Syafi’i
3. Teori Malabar dan Colomader
Dikemukakan oleh Thomas W. Arnold dan Morrison. Karena Malabar dan Indonesia
sama-sama bermadzab syafi’i dan adanya makam Sultan Malikus Shaleh (1227 M).
4. Teori Arab
Karena adanya persmaan madzhab antara Indonesia dan Saudi Arabia
Sedangkan teori masuknya Islam di Jawa masih belum ada yang bisa dijadikan
patokan secara pasti ada. Para ahli sejarah sepakat bahwa Islam dating di Jawa pada masa
pemerintahan raja-raja Hindu . Buktinya ketika Islam datang di Jawa ditemukan makam
Fatimah binti Maimun bin Hibatallah di Leran, desa Pesucian, kecamtan Manyar, kabupaten
Gresik yang menunjukkan 475H atau 1082 M. Namanya sering dikaitkan dengan kisah
imigrasi yang dilakukan suku Lor asal Persia abad ke-10 M. Jadi kemungkinan Islam sudah
masuk jawa pada abad ke-11 M.
Juga ditemukan makan orang muslim Jawa di Trowulan(1268-1369M) dan
Troloyo(1376-1611M). Batu nisannya dekat dengan situs istana Majapahit yang beragama
Hindu-Budha. Batu itu menunjukka makan orang muslim tapi lebih banyak dengan angka
Caka India dengan angka Jawa Kuno daripada tahun Hijriyah Islam dengan angka Arab.
Tarikh Caka digunakan oleh istana-istana Jawa dari Jawa Kuno hingga tahun 1633M. Dengan
demikian bisa disimpulkan bahwa makam itu khusus untuk muslim jawa bukan muslim
asing. Hal ini dijadikan acuan bahwa Islam menyebar di Jawa sekitar abad 14 M.
Ada juga makam yang dikaitkan tentang kedatangan Islam ke Pulau Jawa yakni
Makam Maulana Malik Ibrahim. Batunisannya menunjukkan beliauwafat tahun 1419 M. Hal
ini dijadikan acuan bahwa Islam menyebar di Jawa sekitar abad 15 M.
Jadi kemungkinan Islam masuk ke Jawa adalah abad ke 11 M dengan ditemukannya
makam Fatimah binti Maimun, ataubisa juga abad ke 14 dengan adanya makam dri
Trowulan. Dan Islam bisa menyebar di Jawa abad ke 15 M dengan ditemukannya makam
Maulana Malik Ibrahim.
Faktor masuknya Islam di Jawa:
1. Runtuhnya politik Islam ditandai mundurnya dinasti Abbasiyah oleh serangan
Mongolia pada 1258 M, dan tersingkirkannya Dinasti Al-Ahmar
(Andalusia/Spanyol) oleh tentara Aragon dan Castellapada 1492 M.
2. Sikap toleran dan akomodatif masyarakat Jawa.
3. Kepercayaan masyarakat Jawa. Dibuktikan dengan pandangan agama ageing
aji(agama busana berharga) yang dimaknai bahwa agama ialah ajaran agar kehidupan
bahagia dan tentram sesuai norma dan nilai ketuhanan maupun kemanusiaan.
4. Peran para wali.
Jalur Islam masuk ke Jawa sebagai berikut:
1. Arab.
Karena ada persaman madzhab ataupun ada juga pendapat dari mereka bahwa Islam
masuk ke Jawa berasal dari Arab.
2. India.
Karena orang Islam di India Selatan ada hubungan perdagangan dengan nusantara.
3. Kamboja.
Adanya hubungan nusantara dengan Kerajaan Campa. Pada tahun 1471 kerajaan
tersebut kalah dari Vietnam Utara dan lari ke Malaka, dari sana bertemu pelabuhan
di Pantai Utara Jawa
4. Cina
Bersumber dari keterangan Serat Kandha yang menjelaskan bahwa Raden Patah ialah
anak perempuan Cina.
5. Berberapa jalur lain.
Yang menyebarkan agama Islam ke nusantara adalah Ulama Sufi yang berasal darii
berbagai negara yang melakukan perjalanan sutera.
Namun meskipun Islam diperkirakan masuk ke Jawa sekitar abad 11 M belum
banyak yang memeluknya dikarenakan menghadapi suasana dan kekuatan yang berkembang
seperti Hinduisme-Budhhisme yang dipertahankan oleh para cendekiawan dan penguasa
Jawa. Maka penyebaran Islam di Jawa behadapan dengan dua jenis kekuatan budaya yakni
animism-dinamisme dan hindu-budha. Akhirnya Islam lebih mudah diterima masyarakat
pesisir.
Dalam kesejarahan Islam tantangan tersebut teratasi dengan kepekaan intelektual
para walisongo (penyebar Islam generasi pertama di Jawa). Walisongo tersebut antara lain :
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat),Sunan Bonang
(Raden Makhdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qasim),Sunan Kudus (Ja’far Shadiq),
Sunan Giri (Raden Paku/Ainul Yaqin), Sunan Kalijaga (Raden Said), Sunan Muria (Raden
Umar Said), dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).Mereka menghadirkan Islam
dengan wajah santun , adaptif, dan tidak kontrantatif dengan budaya kejawen asli maupun
Jawa-Hindhu Budha.Islam dimunculkan dengan metode adaptasi kultural sehingga secara
sosiologis dapat lebih mudah diterima masyarakat Jawa.
Walisongo menggunakan metode mauidhoh hasanah wa mujadalah billati hiya
ahsan dalam berdakwah. Yakni metode pelajaran yang baik dan mendebat dengan cara baik.
Sehingga masyarakat tidak kaget karena para walisongo menghargai budaya dan
menyampaikan secara halus.
Dengan demikian fakta sejarah walisongo dianggap berhasil karena mampu
berkembang pesat di Jawa secara alamiah dan melalui proses kebudayaan yang didiskusikan
dengan baik. Para Da’i juga menggunakan logika dan tradisi yang telah berkembang di Jawa,
hingga Islam mudah diterima.
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang meruntuhkan
kekuatan politik Jawa-Hindu Majapahit. Demak dapat menyebarkan Islam secara kultural
dengan ciri mampunya para wali mengadaptasikan agama dengan budaya lokal(Jawa).
Kerajaan Demak tidak lama, pusat kekuasaan berpindah ke Pajang (Kartasura) namun
fondasi kultural Demak yang ditanamkan para wali tidak pernah berhenti.Pada masa
kasultanan Mataram Islam, telah muncul buku keagamaan bernaskah Jawa, baik gubahan
tulisan para Sufi maupun karya kreatif para wali di Jawa. Dalam tahap ini mampu
mengkombinasikan agama,budaya,dan corak tasawuf falsafi dari Sumatera dan corak
tasawuf ‘amali dari para Wali.Akhirnya Islam bisa masuk dan berkembang terus menerus
baik di Jawa ataupun daerah lainnya.

Referensi
Faishol, Abdullah dan Samsul Bakri. 2014. Islam dan Budaya Jawa. Sukoharjo : Pusat
Pengembangan Bahasa IAIN Surakarta.
Khadziq. 2009. Islam dan Budaya Lokal, Yogyakarta: Teras.
Subdi, Imam dkk. 2018. Islam dan Budaya Jawa. Solo : Ivorie.
Widodo, Aris. 2016. Islam dan Budaya Jawa. Sukoharjo :Fakultas Syariah IAIN Surakarta.
Chakim, Sulkhan. 2008. Dakwah dan Dialektika Budaya Jawa dalam Lintasan Sejarah.
Komunika, Vol. 2, No.1 diakses dari
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/komunika/article/view/809 tanggal 28
Agustus 2020 pukul 08.01 WIB

Anda mungkin juga menyukai