Anda di halaman 1dari 17

BAB 6

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN:
GERAKAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN DEVELOPMENTALISME
A.ORIENTASI UMUM
1.Batasan
a.Developmentalisme merupakan perkembangan lebih
lanjut Naturalisme Romantik dari Rosseau, yang me-
nganjurkan pendidikan alam dalam arti:
1) Pendidikan sesuai dengan alam, yaitu pendidikan
yang mengembangkan pembawaan atau bakat anak
yang pada dasarnya adalah baik.
2) Pendidikan negatif, yaitu pendidikan yang tidak
ditujukan untuk mempersiapkan hidup dalam
masyarakat yang ada, tetapi mempersiapkan diri untuk
menghadapi kondisi-kondisi masyarakat yang tidak
menguntungkan, tetapi harus berpar-tisipasi di
dalamnya.
3) Pendidikan yang berlangsung dalam alam, yaitu
pendidikan yang dilaksanakan di dalam kehidup-an fisik
dan sosial yang wajar, tidak dibuat-buat.
b.(Developmentalisme adalah paham yang mencoba
menerapkan prinsip-prinsip naturalisme Romantik
Rousseau atau pendidikan alam di sekolah, dengan
memberikan peranan yang lebih positifdari pendidik di
dalam mengawal dan melancarkan proses pengem-
bangan yang wajar dari kemampuan-kemampuan
bawaan yang terkandung dalam diri setiap individu.
2. Karakteristik
a. (Pendidikan adalah pengembangan pembawaan (na-
ture) yang disertai oleh asuhan yang baik (nurture).
b. Pendidikan didasarkan pada studi tentang
karakteris-tik perkembangan anak melalui observasi
dan ekspe-rimen.
c. Perbaikan pendidikan lebih ditekankan pada
metode-metode mengajar, pendidikan guru dan
pemahaman tentang karakteristik proses pendidikan
yang lebih baik.
d. Pengembangan pendidikan mengutamakan perbaik-
an pendidikan dasar.
e. Pengembangan pendidikan mengutamakan pada
pe-ngembangan pendidikan universal.
B. PESTALOZZI DAN PESTALOZZIANISME
1. Tokoh Pestalozzi(1746-1827)
a. Pestalozzi adalah tokoh pertama yang dipengaruhi
oleh Rousseau yang mencoba, ia katakan sendiri,
mempsikologikan pendidikan (to psychologize educa-
tion).
2. Dasar Filosofis
a. Naturalisme
Ia menyatakan bahwa manusia didorong oleh kebu-
tuhan-kebutuhannya, dapat menemukan jalan menuju
kebenaran tidak di mana pun juga, tetapi di dalam khu-
luknya sendiri.
3. Teori Pendidikan
a. (Fungsi Pendidikan
1) Pendidikan adalah alat untuk mengadakan refor-
masi masyarakat.
2) Fungsi pendidikan adalah menghilangkan segala
sumber penderitaan rakyat, yang berupa:
a) Raja yang kurang memperhatikan rakyatnya,
b) Orang makin menjauhkan diri dari agama,
c) Makin suburnya verbalisme.
BAB 7

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN:
GERAKAN PEMBAHARUAN
PENDIDIKAN PROGRESIVISME DAN
REKONSTRUKSIONALISME

A.PROGRESIVISME
1. Orientasi Umum
a. Batasan
Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang me-
ngutamakan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
berpusat pada anak (child-centered),sebagai reaksi ter-
hadap pelaksanaan pendidikan yang masih berpusat
pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran
(subject-centered).
C. Metode Pendidikan
1) Metode Belajar Aktif
Metode Pendidikan Progresiflebih berupa penye-diaan
lingkungan dan fasilitas yang memung-kinkan
berlangsungnya proses belajar secara bebas pada
setiap anak untuk mengembangkan bakat dan
minatnya.
2) Metode Memonitor Kegiatan Belajar
Mengikuti proses kegiatan-kegiatan anak belajar
sendiri, sambil memberikan bantuan-bantuan ter-tentu
apabila diperlukan yang sifatnya memper-lancar proses
berlangsungnya kegiatan-kegiatan belajar tersebut.
Bantuan-bantuan yang diberikan sebagai campur
tangan dari luar diusahakan se-sedikit mungkin.
3) Metode Penelitian Ilmiah
Pendidikan Progresif merintis digunakannya metode
penelitian ilmiah yang tertuju pada pe-nyusunan
konsep, sedangkan metode pemecahan masalah lebih
tertuju pada pemecahan masalah-masalah kritis.

B. REKONSTRUKSIONALISME SOSIAL
1. Orientasi Umum
a. Batasan
Rekonstruksionalisme dipelopori oleh John Dewey,
yang memandang pendidikan sebagai rekonstruksi
pengalaman-pengalaman yang berlangsung terus da-
lam hidup. Sekolah yang menjadi tempat utama ber-
langsungnya pendidikan haruslah merupakan gam-
baran kecil dari kehidupan sosial di masyarakat. Per-
kembangan lebih lanjut dari Rekonstruksionalisme
Dewey adalah Rekonstruksionalisme Radikal, yang
memandang pendidikan sebagai alat untuk mem-
bangun masyarakat masa depan.

2. Teori Pendidikan
a. Tujuan Pendidikan
1)(Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi se-bagai
lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial,
ekonomi, dan politik dalam masyarakat.
2)Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah
mengembangkan “insinyur-insinyur' sosial, war-ga-
warga negara yang mempunyai tujuan meng-ubah
secara radikal wajah masyarakat masa kini.
3) Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah mem-
bangkitkan kesadaran para peserta didik tentang
masalah sosial, ekonomi, dan politik yang diha-dapi
umat manusia dalam skala global, dan menga-jarkan
kepada mereka keterampilan-keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi masalah ter-sebut.
BAB 8
ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN: GERAKAN
PEMBAHARUAN PENDIDIKAN
ESENSIALISME DAN PERENNIALISME

A. ESENSIALISME
1. Orientasi Umum
a. Batasan
(Esensialisme modern dalam pendidikan adalah gerak.
an pendidikan yang memprotes terhadap skeptisisme
dan sinisme dari gerakan Progresivisme terhadap nilai-
nilai yang tertanam dalam warisan budaya/sosial,
Menurut Esensialisme, nilai-nilai yang tertanam dalam
warisan budaya/sosial adalah nilai-nilai kemanusiaan
yang terbentuk secara berangsur-angsur dengan me-
lalui kerja keras dan susah payah selama beratus
tahun, dan di dalamnya berakar gagasan-gagasan dan
cita-cita yang telah teruji dalam perjalanan waktu.
b. Karakteristik
Ciri-ciri Filsafat Pendidikan Esensialisme, yang disa-
rikan oleh William C.Bagley adalah sebagai berikut:
1) Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering tum
buh dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau
menarikperhatian bukan karena dorongan Konsep-
konsep Dasar Pendidikan Pada Umumnya 161
dari dalam diri siswa.
2) Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang
yang belum dewasa adalah melekat dalam masa balita
yang panjang atau keharusan ketergan-tungan yang
khusus pada spesies manusia.
3) Oleh karena kemampuan untuk mendisiplin diri
harus menjadi tujuan pendidikan, maka mene-gakkan
disiplin adalah suatu cara yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut.
4) (Esensialisme menawarkan sebuah teori yang ko-koh
kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah
pesaingnya (progresivisme) memberikan sebuah teori
yang lemah.

3.Dasar Filosofis
Esensialisme merupakan gerakan pendidikan yang ber-
tumpu pada mazhab filsafat Idealisme dan Realisme.
Mes. kipun kaum Idealis dan kaum Realis berbeda
pandangan filsafatnya, mereka sepaham bahwa:
a.Hakikat manusia yang mereka anut memberi makna
pendidikan bahwa anak harus menggunakan kebe.
basannya, dan ia memerlukan disiplin orang dewasa
untuk membantu dirinya sebelum dia sendiri dapat
mendisiplinkan dirinya; dan
b. Manusia dalam memilih suatu kebenaran untuk
diri-nya sendiri dan lingkunganhidupnya mengandung
makna pendidikan bahwa generasi muda perlu belajar
untuk mengembangkan diri setinggi-tingginya dan ke-
sejahteraan sosial.

B. PERENNIALISME
1. Orientasi Umum
a. Batasan
Perennialisme adalah gerakan pendidikan yang mem-
protes terhadap gerakan Pendidikan Progresivisme
yang mengingkari supernatural. Perennialisme adalah
gerakan pendidikan yang mempertahankan bahwa
nilai-nilai universal itu ada, dan bahwa pendidikan
hendaknya merupakan suatu pencarian dan
penanaman kebenaran-kebenaran dan nilai-nilai
tersebut.
b. Karakteristik
Robert M. Hutchins merangkum tugas pendidikan
sebagai berikut: Pendidikan mengandung mengajar.
Mengajar mengandung pengetahuan. Pengetahuan
adalah kebenaran. Kebenaran, dimana pun adalah
sama. Karena itu pendidikan di mana pun seharusnya
sama.
BAB 9
PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP

A.ORIENTASI UMUM:KARAKTERISTIK DAN FAKTOR-


FAKTOR YANG MENDORONG PERLUNYA PENDIDIKAN
SEUMUR HIDUp
1. Batasan
(Pendidikan Seumur Hidup (PSH) adalah sebuah sistem
konsep-konsep pendidikan yang menerangkan
keseluruh-an peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-
mengajar yang ber-langsung dalam keseluruhan
kehidupan manusia.)
2. Karakteristik
a. (Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan
tiga istilah pokok yang menentukán lingkup dan makna
pendidikan seumur hidup.
b. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya
masa sekolah, tetapi merupakan sebuah proses yang
berlang-sung sepanjang hidup.
e.Rumah memainkan peranan pertama,peranan yang
paling halus dan sangat penting dalam memulai proses
belajar seumur hidup.
q.Tujuan akhir pendidikan seumur hidup adalah
mempertahankan dan meningkatkan mutu hidup.
r.Ada tugas prasyarat utama bagi pendidikan seumur
hidup,yaitu: kesempatan, motivasi,dan edukabilitas.

3.Perlunya PSH
a.Keterbatasan Kemampuan Pendidikan Sekolah
Pendidikan sekolah ternyata tidak memenuhi harapan
masyarakat.Terlihat antara lain dalam:
1) Banyak lulusan yang tidak dapat di serap dalam
dunia kerja, yang antara lain karena mutunya yang
rendah.
2) Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih
rendah, karena pelajar tidak dapat belajar optimal.
3) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efisien
sehingga terjadi penghamburan pendidikan
(educational wastage)
BAB 10
KARAKTERISTIK SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL INDONESIA:NASIONALISME
SEBAGAI LANDASAN PENDIDIKAN

A. NASIONALISME DAN PENDIDIKAN NASIONAL


1. Karakteristik Nasionalisme
a.batasan

1) Nasionalisme
Hans Kohn memandang kemauan hidup bersama
sebagai nasionalisme, yaitu suatu paham yang memberi
ilham kepada sebagian terbesar pendu-duk dan
mewajibkan dirinya untuk mengilhami anggota-
anggotanya. Nasionalisme menyatakan bahwa negara-
kebangsaan adalah cita dan satu-satunya bentuk sah
organisasi politik dan bahwa bangsa adalah sumber dari
tenaga kebudayaan kreatif dan kesejahteraan ekonomi.
2) Perkembangan Nasionalisme
Hans Kohn melukiskan garis besar sejarah
perkembangan kembangan nasionalisme sebagai
berikut:
Nasionalisme adalah salah satu dari kekuatan yang
menentukan dalam sejarah modern. Ia berasal dari
Eropah Barat abad 18; selama abad 19 ia telah tersebar
di seluruh Eropa dan abad 20 ia telah men-jadi suatu
pergerakan sedunia.

4) Tipe Nasionalisme
Hans Kohn membedakan nasionalisme dalam tiga
kelompok,yaitu:
a)Nasionalisme liberal, yang memperjuangkan
kemerdekaan perseorangan dari kekuasaan kolektif.
b)Nasionalisme kerakyatan, nasionalisme per-satuan,
yang memperjuangkan kebebasan kolektif yang
berkembang menuju pada ke-setiaan kepada persatuan
rakyat mengatasi kesetiaan kepada perseorangan.
c) Nasionalisme totaliter, nasionalisme intes. ral,yaitu
yang mengedepankan kekuasan dan keutamaan mutlak
masyarakat nasional daripada individu, dan
menyatakan perlu ada. nya aksi yang tegas oleh suatu
barisan pelopor yang bersatu-padu, berdisiplin dan
cukupper-senjataannya, terhadap suatu elit yang pada
suatu saat menentukan akan merebut kekuasan.
b.(Pendidikan Nasional sebagai Perwujudan Nasi-
onalisme)
1) Hak menentukan nasib diri sendiri dari setiap
bangsa. Nasionalisme mencita-citakan negara-ke-
bangsaan,dan gerakannya dalam sejarah modem
melahirkan bangsa- bangsa modern dengan mem-
bentuk negara- kebangsaan yang memiliki karak teristik
yang berbeda- beda.
2)(Hak menentukan nasib diri sendiri diperkenalkan
oleh Mancini,1851,dan kemudian dipertegas oleh
Woodrow Wilson,1918,dan akhirnya menjadi dasar
pokok dari Piagam Perserikatan Bangsa-
Bangsa,1945.
3)Hak setiap negara-kebangsaan menentukan nasib diri
sendiri dilaksanakan dengan jalan menyusun dan
melaksanakan sistem-sistem kehidupan bernegara-
kebangsaan.

B.KARAKTERISTIK SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


INDONE-SIA(SPNI)
1.Karakteristik Sosial Budaya
a. (Sistem Pendidikan Nasional Indonesia berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia (UU No 2 Th 1989, pa-sal
1,ayat(2)), yaitu kebudayaan yang timbul sebagai usaha
budinya rakyat Indonesia.
b.Sistem Pendidikan Nasional Indonesia berakar pada
kebinekaan yang satu atau Bhineka Tunggal Ika.Sis-tem
Pendidikan Nasional Indonesia harus menyerap dan
mengembangkan karakteristik geografis,
demografis,sosial budaya sosial politik,dan sosial
ekonomi.
3.Karakteristik Tujuan
Pendidikan Nasional bertujuan:
a. (Mencerdaskan kehidupan bangsa. Kehidupan
bangsa yang cerdas adalah kehidupan bangsa
dalam segala sektornya, politik, ekonomi,
keamanan, kesehatan, dan sebagainya, yang makin
menjadi kuat dan berkembang dalam memberikan
keadilan dan kemakmuran bagi setiap warga
negara dan negara, sehingga mampu menghadapi
gejolak apa pun, baik yang bersifat domestik
maupun internasional.
b. Mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya,yaitu manusia yang:
1) Beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi luhur,
2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
3) Memiliki kesehatan jasmani dan rohani,
4) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Konsep-konsep Dasar Pendidikan Indonesia
201
sebagai dasar negara; pandangad hidup bangsa dan"
ideologi bangsa dan negara;dan
i. Pendidikan Nasional memberikan kemudahan bagi
pe- serta didik untuk memperoleh pendidikan yang
sesuai dengan bakat, minat, dan tujuan yang hendak
dicapai serta memudahkan satuan-satuan dan
kegiatan-kegiat- an pendidikan untuk menyesuaikan
diri dengan peru- bahan lingkungan.
C. KARAKTERISTIK PENDIDIKAN
(Menurut UU No 2 Tahun 1989,Pasal
1,ayat(1),“Pendidik-an adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang.”

Anda mungkin juga menyukai