Anda di halaman 1dari 12

TES AKHIR SEMESTER

MK. WAWASAN PENDIDIKAN


NAMA : I Ketut Indrayoana
NIM : 1717011058
KELAS : 2C/PENDIDIKAN EKONOMI
E-MAIL : yoanaindra28@gmail.com

1) Ilmu Pendidikan
Konsep dasar dari ilmu pendidikan adalah pengetahuan yang membicarakan masalah-
masalah yang berhubungan dengan pendidikan yang memiliki konsep dasar
persyaratan pendidikan sebagai ilmu yaitu : memiliki objek studi, baik objek material
maupun objek formal; memiliki sistematika; dan memiliki metode.
Penerapan ilmu pendidikan adalah melalui proses ilmu pendidikan yaitu melakukan
kegiatan memobilisasi segenap komponen pendidikan oleh pendidik terarah kepada
pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimana proses ilmu pendidikan itu dilaksanakan
sangat menentukan kualitas hasil pencapaian tujuan pendidikan. Kualitas proses ilmu
pendidikan terdiri dari dua segi yaitu kualitas komponen dan kualitas pengelolaannya.
Manfaat ilmu pendidikan bagi pendidikan di Indonesia membantu perkembangan
jasmani dan rohani peserta didik dan mengembangkan pribai/warga negara,
kebudayan dan pengembangan bangsa. Pendidikan selalu diarahkan untuk
pengembangan nilai-nilai kehidupan.
2) Wawasan makro pendidikan
Pendidikan Makro
Pendidikan dalam ruang lingkup makro, mengkaji tentang pendidikan yang
dilaksanakan dalam skala besar atau luas. Cakupan pendidikan dalam lingkup makro yaitu:
1. Masyarakat Nasional
Kaitan antara masyarakat nasional dengan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi, yakni:
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur
sekolah), maupun yang tidak dilembagakan (luar sekolah).
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan/atau kelompok sosial di masyarakat, baik
langsung maupun tidak langsung ikut mempunyai peran edukatif.
c. Dalam Masyarakat, terdapat berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun
yang dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup
sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu
untuk menigkatkan dirinya.
2. Masyarakat Internasional
Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh globalisasi.
Pengaruh perkembangan teknologi turut mengiringi perkembangan pendidikan itu
sendiri. Saat ini pemanfaatan teknologi tidak hanya terbatas untuk industri atau
kepentingan bisnis saja, namun juga pendidikan. Misalnya adalah peran internet yang
dapat digunakan sebagai bahan pengumpul informasi belajar bagi siswa. Sehingga
sumber belajar tidak hanya diperoleh dari buku atau guru, namun sumber belajar dapat
diperoleh dari berbagai belahan dunia. Selain itu penggunaan multimedia portable seperti
laptop semakin sering dijumpai dalam praktik penyelenggaraan pendidikan di
Indonesia.Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa IPTEK dapat menunjang
terselenggaranya pendidikan terutamanya di Indonesia agar lebih berkualitas dan
berkembang. Dari sinilah menunjukkan bahwa pendidikan merupakan agenda
kebangsaan yang sangat penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi untuk dikembangkan
seoptimal mungkin. Tentunya agar hal tersebut dapat dicapai dibutuhkan kerja sama dari
semua elemen pendidikan yang diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni di
bidangnya, agar pada pelaksanaannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3) Teori pendidikan klasik


Nama Teori : Teori Pendidikan Naturalisme
Isi :anak itu lahir dengan “nature”nya sendiri-sendiri dengan “sifat-
sifat”nya sendiri, sesuai dengan “aliran”nya sendiri. Aliran ini juga berpendapat
bahwa pendidikan dan lingkungan adalah bersifat negatif, yang hanya akan merusak
saja. Maksudnya, pada hakekatnya semua anak (manusia) sejak dilahirkan adalah
baik. Bagaimana hasil perkembangannya kemudian sangat ditentukan oleh pendidikan
yang diterima atau yang mempengaruhinya. Jika pengaruh atau pendidikan itu baik,
maka akan menjadi baiklah ia, akan tetapi bila pengaruh atau pendidikan itu jelek,
akan jelek pula hasilnya. Terkenal dengan ucapan Rousseau “ Manusia adalah baik
waktu dilahirkan, tapi manusia menjadi rusak karena masyarakat”. Maksudnya semua
anak adalah baik pada waktu datang dari sang Pencipta, tetapi semua rusak di tangan
manusia Tokoh : J.J Rousseau
Teori pendidikan modern
Nama teori : Teori belajar kognitif
Isi : bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap
perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan
untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi
dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya
banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan
lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan
Tokoh : Piaget
Persamaan dan perbedaan teori pendidikan klasik dan teori pendidikan modern
Persamaan :
1 Punishment and berupa himbauan dan Berupa himbauan dan
Reward. apresiasi sesuai dengan apresiasi sesuai dengan
kompetensi peserta didik. kompetensi peserta didik.

Perbedaan :
No Faktor Pembanding Pendidikan Modern Pendidikan Klasik

1 Pendidikan Moral Penanaman Humanisme Penanaman Humanisme


dengan cara Anti Kekerasan dengan menggunakan
Kekerasan dalam taraf
wajar.
2 Fungsi Guru Sebagai Motivator dan Pusat segala aktivitas
Fasilitator. pendidikan baik di
lingkungan sekolah
maupun luar sekolah.
3 Penerapan Etika Tergantung pada masing- Wajib diterapkan di dalam
masing individu peserta maupun luar lingkungan
didik. sekolah.

4) Filsafat sistem Positivisme


Kata Positivisme merupakan turunan dari kata positive. John M. Echols mengartikan
positive dengan beberapa kata yaitu positif (lawan dari negatif), tegas, pasti,
meyankinkan. Dalam filsafat, positivisme berarti suatu aliran filsafat yang berpangkal
pada sesuatu yang pasti, faktual, nyata, dari apa yang diketahui dan berdasarkan data
empiris. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, positivisme berarti  aliran filsafat yang
beranggapan bahwa pengetahuan itu semata-mata berdasarkan pengalaman dan ilmu yang
pasti. Sesuatu yang maya dan tidak jelas dikesampingkan, sehingga aliran ini menolak
sesuatu seperti metafisik dan ilmu gaib dan tidak mengenal adanya spekulasi. Aliran ini
berpandangan bahwa manusia tidak pernah mengetahui lebih dari fakta-fakta, atau apa
yang nampak, manusia tidak pernah mengetahui sesuatu dibalik fakta-fakta.
Pada dasarnya positivisme adalah sebuah filsafat yang meyakini bahwa satu-satunya
pengetahuan yang benar adalah yang didasarkan pada pengalaman aktualfisikal.
Pengetahuan demikian hanya bisa dihasilkan melalui penetapan teori-teori melalui
metode saintifik yang ketat, yang karenanya spekulasi metafisis dihindari. Begitu pula
yang dikemukakan oleh Prof. Dr. R. F. Beerling (1961:84), bahwa akar utama dalam neo-
positivisme terletak dalam perkembangan ilmu pasti dan ilmu alam modern.
Perkembangan ini memperlihatkan kecenderungan ke arah ketelitian logika dan
pendasaran dengan aksioma-aksioma.
Positivisme mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empiris yang
terukur melalui  metode ilmiah (scientific method) dengan memasukkan eksperimen dan
ukuran-ukuran. “Terukur” inilah sumbangan penting positivisme. Misalnya, mengenai
panas. Positivisme mengatakan bahwa air mendidih adalah 100 derajat celcius, besi
mendidih 1000 derajat celcius, dan yang lainnya misalnya tentang ukuran meter, ton, dan
seterusnya. Ukuran-ukuran tadi adalah operasional, kuantitatif, dan tidak memungkinkan
perbedaan pendapat.
5) Kajian yuridis sistem pendidikan
a) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003
merupakan undang-undang yang mengatur sistem pendidikan yang ada di
Indonesia. Dalam UU ini, penyelengaraan pendidikan wajib memegang
beberapa prinsip antara lain pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilann serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi nilai hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa
dengan satu kesatuan yang sistematis dengan sistem terbuka dan multimakna.
Selain itu, dalam penyelenggaraannya sistem pendidikan juga harus dalam
suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan (niat,
hasrat), dan mengembangkan kerativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran melalui mengembangkan budaya membaca, menulis, dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat dan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
b) (SNP) merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam
pelaksanaan sistem pendidikan nasional dan harus dipenuhi oleh
penyelenggara dan/atau satuan pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor
pendidikan dengan sektor pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu
skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di
berbagai sektor pekerjaan. Keterkaitan antara SNP dan KKNI adalah dalam
mencapai penjejangan kualifikasi sumber daya manusia melalui sektor
pendidikan, sektor pelatihan dan pengalaman kerja harus bisa memenuhi
kriteria minimal yang ditetapkan oleh UU Pendidikan.
c) Contoh penerapan 8 Standar Nasional Pendidikan di Indonesia
Standar Isi
1. Komponen Muatan KTSP
2. Penentuan KKM 
3. Kriteria Kenaikan kelas dan kelulusan

1. Bahasa Arab
2. ....................
3. ....................

Standar Proses
1. Proses pengembangan selalu
2. RPP yang memenuhi prinsip penyusunan
3. Supervisi proses pembelajaran

1. Selalu akan dikembangkan sendiri


2. Work shop Mapel sain
3. ....................

Standar Kompetensi Lulusan


1. Peningkatan Mutu mapelnas
2. Rata-rata nilai ketuntasan belajar kelompok maple iptek kurang dari 6,00
3. Memperkembangkan percaya diri

1. Rata –rata mapelnas IPTEK 7,50 atau lebih


2. ....................f
3. ....................

Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan


1. Kualifikasi guru S1
2. Keberadaan tenaga adminstrasi
3. Keberatan petugas layanan khusus

1. ....................
2. Tenaga laborat dan administrasi sesuai jalur
3. ....................

Standar Sarana dan prasarana


1. Pengadaan lahan sekolah
2. Pengadaan sanitasi
3. Pengelolaan perpustakaan

1. ....................
2. ....................
3. ....................

Standar Pengelolaan
1. Keberadaan visi dan misi
2. Kepemilikan dokumen kegiatan kurikulum dan pembelajaran
3. ....................

1. .................... 
2. ....................
3. ....................

Standar Pembiayaan
1. Keberadaan RABS dimusyawarahkan Kepala Sekolah,Komite
sekolah,pengurus ranting
2. Biaya Operasional sekolah dan laporan SPJ
3. Biaya perawatan

1. ....................
2. .......................
3. .......................

Penilaian Pendidikan
1. Sosialisasi rancangan dan kriteria penilaian kepada siswa
2. Tehnik penilaian yang digunakan oleh guru
3. Guru memperluas menganalisis hasil penilian untuk mengetahui
kemampuan dan ketelitian belajar siswa

1. Semua guru untuk menganalisis kemajuan dan kesulitan belajar siswa


2. .......................
3. .......................
6) Tabel Sejarah Perkembangan Pendidikan di Indonesia
Masa Perkembangannya
Zaman Penjajahan pemerintah Kolonial Belanda mendirikan pula ELS
(Eropesch Lagere School) sebagai sekolah dasar untuk
anak-anak eropa dan China Lagere School bagi anak-
anak keturunan Tionghoa. Sekolah ini jelas bukan milik
kaum pribumi yang secara sosial berada di bawah posisi
orang Eropa dan China. Di tingkat lanjut, pemerintah
Kolonial Belanda mendirikan MULO yang setingkat
SMP jaman sekarang. Kurikulum yang dipergunakan
semakin lengkap. Bahasa Belanda tetap menjadi bahasa
pengantar. Selain itu diajarkan bahasa Perancis dan
Inggris. Tidak setiap anak bangsa bisa memperoleh
pendidikan tingkat ini. Banyak kendala rasialis dan sosial
yang menghalangi anak bangsa untuk memperoleh
kesempatan ini. Jika dibandingkan jaman sekarang
lulusan MULO sebanding kualitasnya dengan lulusan S-1
sekarang. Bagi lulusan MULO maka ia berhak
mendapatkan tempat pekerjaan di struktur kepegawaian
negeri maupun militer pemerintah Kolonial Belanda.

Pendidikan Dasar (Kokumin Gakko / Sekolah


Rakyat). Lama studi 6 tahun. Termasuk SR adalah
Sekolah Pertama yang merupakan konversi nama
dari Sekolah dasar 3 atau 5 tahun bagi pribumi di
masa Hindia Belanda. v Pendidikan Lanjutan.
Terdiri dari Shoto Chu Gakko (Sekolah Menengah
Pertama) dengan lama studi 3 tahun dan Koto Chu
Gakko (Sekolah Menengah Tinggi) juga dengan
lama studi 3 tahun. v Pendidikan Kejuruan.
Mencakup sekolah lanjutan bersifat vokasional
antara lain di bidang pertukangan, pelayaran,
pendidikan, teknik, dan pertanian. Pendidikan
Tinggi.

Zaman Kemerdekaan  Perkembangan Pendidikan Indonesia Tahun


1950-1959 (Demokrasi Liberal)
Pada saat demokrasi liberal di awal tahun 1950
pendidikan diatur dalam Undang-Undang Sementara
(UUDS) 1950. Tujuan dan dasar pendidikan termuat
dalam UU No.4 tahun 1950 yang diberlakukan untuk
seluruh Indonesia. Karena terjadi ketegangan yang
berkisar pada masalah pendidikan agama, khususnya
agama islam maka setelah empat tahun baru
diundangkan menjadi UU No.12 tahun1954 tentang
Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Undang-
undang No 12 tahun 1954 berlaku hingga tahun
1959. Sistem persekolahan secara formal pada saat
itu terdiri dari jenjang pendidikan TK, rendah,
menengah, &tinggi. Usaha penyesuaian yang
dilakukan antara lain: Bahasa Indonesia menjadi
bahasa pengantar untuk semua SR negeri termasuk
SR partikelir dan subsidi. nPenyelenggaraan
Pendidikan dimulai dengan Persiapan kewajiban
belajar dengan menyusun rencana 10 tahun
kewajiban belajar dengan   daerah uji coba Pasuruan
dan Jepara.  PP No.65 tahun 1951: penyerahan
urusan sekolah rendah ke pemerintah propinsi
kecuali SR patian. Peraturan bersama antara Mentri
Pendidikan &   Mentri Agama mengatur tentang
pendidikan agama, Pendidikan masyarakat dan
Partisipasi pendidikan swasta.
 Perkembangan Pendidikan Indonesia
Merdeka Tahun 1959-1965 (Demokrasi
Terpimpin)
Sistem Persekolahan selama kurun waktu 1959-1965
meliputi (1) pendidikan Prasekolah (5-7th): TK; (2)
SD (7-12 th): SD, MI; (3)  SLTP (13-15 th): SMP,
SMEP, SKKP, ST, MTs; (4) SLTA ( 16-18 th):
SMA, SMEA, STM, SPG,SMOA, MA; (5) PT (19-
23 th): Universitas, Institut, Sekolah Tinggi.
Sedangkan penyelenggaraan pendidikan meliputi (1)
Sapta Usaha Tama; (2) Panca Wardhana; (3) Panitia
Pembantu. Pemeliharaan Sekolah dan Perkumpulan
Orang Tua Murid dan Guru-guru (POMG); (4)
Pendidikan Masyarakat; (5) Perguruan Tinggi;
Kurikulum Pendidikan  (1). SR diubah menjadi SD
(2). Kurikulum SD 1964 terdiri dari 5 kelompok
bidang studi (Wardhana): W. perkembangan
moral,W. Perkembangan kecerdasan, W.
Perkembangan emosional/ artistik, W.Perkembangan
keprigelan dan W. perkembangan jasmani (3)
Kurikulum SMP 1962 (Kur. SMP gaya baru):
Penghapusan jurusan, penambahan jam Krida,
pelaksanaan BP. (4) Kurikulum SMA Selama
demokrasi terpimpin 2 kali perub.kurikulum yaitu th
1961 dan 1964. SMA terdiri atas bagian A, bagian B,
dan bagian C.
   Perkembangan Pendidikan Nasional
Indonesia Tahun 1966-1969
 Undang-Undang Dasar 1945 diterapkan secara
murni dan konsekuen dengan Tujuan dan Dasar
Pendidikan (1) Membentuk manusia pancasilais
sejati menurut penbukaan UUD 1945 (2) Dasar
pendidikan Pancasila (3) Isi pendidikan:
mempertinggi moral,mental, budipekerti,
memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi
kecerdasan dan ketrapilan, membina fisik yang kuat
dan sehat. Sistem Persekolahan Masih tetap
mengikuti UU No. 12/ 1954. Penyelenggaraan
pendidikan bersifat sentralistik di bawah Mentri
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pembantu
Presiden. Sistem Persekolahan Masih tetap
mengikuti UU No. 12/ 1954.     Penyelenggaraan
pendidikan bersifat sentralistik di bawah Mentri  
Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pembantu
Presiden. Sapta Usaha Utama berlaku selama
pemerintahan Orde Lama (Orla) hingga lhirnya Orde
Baru (Orba, 1966). Sapta Usaha
Utama dioperasionalkan melalui Ketetapan MPRS
(Majlis Permusyawaratan Sementara). Ketika
dicanangkan PELITA (Pembangunan Lima Tahun),
ketetapan MPRS tersebut terwujud dalam GBHN
(GAris-garis Besar Haluan Negara). Hal ini
berlangsung hingga 1989.
 Perkembangan Pendidikan Nasional
Indonesia Tahun 1969/1970-1993/1994
(Pembangunan Jangka Panjang 1)
Sistem Pendidikan dan Persekolahan meliputi
(1) Sistem pendidikanterdiri dari jalur pendidikan
sekolah dan pendisikan luar sekolah; (2) Sistem
persekolahan terdiri dari 3 jenjang yaitu Pendidikan
dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan tinggi.
Program pembangunan pendidikan antara lain
perluasan dan pemerataan pendidikan; peningkatan
mutu pendidikan dengan  pengadaan alat pendidikan,
pengadaan buku pelajaran, pengadaan dan
peningkatan mutu tenaga pengajar, perubahan
kurikulum.
 Perkembangan Pendidikan Nasional
1995/1996-1998/1999 (Awal Pembangunan
Jangka Panjang I)
UUD dan dasar pendidikan sistem persekolahan
tidak ada perubahan dan masih mengacu pada UUD
1945 dan UU NO.2 tahun 1989. Ketetapan MPR No
II/1993 tentang GBHN memberikan arah tujuan
pendidikan nasional menurut UU no.2 tahun1989.
Program pembangunan pendidika antara lain:
perluasan kesempatan belajar; prioritas mutu
pendidikan; program link and match; peningkatan
penguasaan IPTEK dan pengembangan SDM
menyongsong globalisasi.
Zaman Sekarang (era Secara umum, program pembangunan pendidikan
teknologi informasi) atau agenda pendidikan nasional mencakup: (1)
Pengelolaan pendidikan (manajemen); (2) Isi
pendidikan (substansi) dan (3) Paradigma baru
pendidikan. Penuntasan program pemerataan
pendidikan melaui (1) Wajib Belajar Dikdas 9 tahun
dan (2) Persiapan Wajar 12 tahun . Peningkatan
mutu pendidikan melaui (1) Sarana prasarana; (2)
Guru; (3) Kurikulum; (4) Akreditasi, evaluasi,
supervise.

7) Masalah kompetensi guru

a) Kompetensi guru diperlukan karena kompetensi guru menjadi standar mutlak


guru dalam meningkatkan kualitas mengajar agar tercapai tujuan pendidikan
nasional. Kompetensi guru juga bisa sebagai upaya pembinaan dan
pengembangan profesi guru dalam bentuk pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB). Diharapkan, guru tak lagi sekadar menyampaikan materi
pembelajaran saja, tetapi lebih dari itu: harus mampu memiliki sikap Ing ngarso
sung tuladha, Ing madya mangun karso, Tutwuri Handayani (di depan menjadi
teladan, di tengah membangun karsa, membangkitkan semangat dan kreatifitas,
serta di belakang memberi motivasi, mengawasi, dan mengayomi.
b) Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki. Misalnya, mampu memutuskan mengapa, kapan,
dimana, dan bagaimana suatu materi mendukung tujuan pengajaran dan
bagaimana memilih jenis-jenis materi yang sesuai untuk keperluan belajar
siswa.

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil,


dewasa, arif, berwibawa, berakhlak mulia yang menjadi teladan bagi peserta
didik. Misalnya, selalu menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan


berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik sesama guru, orang
tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Misalnya, berkontribusi
terhadap perkembangan pendidikan di sekolah dan masyarakat.

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran


secara luas dan mendalam yang memungkinkan guru dapat membimbing
peserta didik untuk memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalan
Standar Nasional Pendidikan. Sebut misal, kemampuan perencanaan program
proses belajar mengajar. Ketentuan lebih lanjut perihal kompetensi guru juga
diatur dengan peraturan pemerintah.

c) Cara mengintegrasikan keempat dimensi kompetensi itu menjadi satu kesatuan


jati diri guru adalah guru harus mampu melakukan (a) pengenalan peserta didik
secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (diciplinary
content) maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (pedagogical content);
(c) penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi perencanaan
dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan hasil belajar, serta tindak
lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan kepribadian dan
profesionalitas secara berkelanjutan.
d) Memunculkan mata kuliah Desain Pembelajaran dalam struktur kurikulum
perguruan tinggi; Mengaktifkan dan mengefektifkan mata kuliah Metode
Penelitian, jika memungkinkan dikembangkan tidak hanya 1 mata kuliah, tetapi
dapat dipecah menjadi beberapa mata kuliah terkait metode penelitian;
Mengaktifkan dan mengefektifkan mata kuliah Bahasa Inggris, ditambah
dengan membangun iklim aplikasi bahasa Inggris di waktu-waktu tertentu,
yang mewajibkan setiap komponen perguruan tinggi menggunakan bahasa
Inggris dalam kesehariannya. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan dapat
menjadi langkah awal yang dapat dilakukan oleh perguruan tinggi, dalam hal
ini LPTK untuk mempersiapkan calon lulusannya menguasai ketiga
kompetensi yang sangat penting tetapi juga terabaikan oleh para calon guru.
Melalui langkah ini juga diharapkan nantinya muncul lulusan-lulusan yang
dapat membawa nama baik bagi almamater yang telah menempa dan mendidik
mereka menjadi guru berkualitastinggi.

8) Jelaskan :
a) Sertifikasi guru adalah suatu proses pemberian pengakuan bahwa seseorang
telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan pendidikan pada
satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang diselenggarakan
oleh lembaga sertifikasi.
b) Sertifikasi guru diadakan untuk menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional; meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan;
meningkatkan martabat guru; dan meningkatkan profesionalitas guru.
c) Pelaksanaan sertifikasi profesi guru pada masa lalu

Pada awal pelaksanaan sertifikasi guru pada tahun 2007, pelaksanaannya


memiliki 2 jalur yaitu jalur Portofolio dan Pendidikan dan Latihan Profesi
Guru disingkat PLPG. Peserta sertifikasi guru yang akan mengikuti proses
sertifikasi diwajibkan mengumpulkan portofolio guru selama menjadi guru.
Pada saat itu banyak guru yang menolak sehingga dinas pendidikan
kabupaten/kota kesulitan mencari guru untuk dapat diikutkan dalam proses
sertifikasi. Beberapa anggapan guru menyatakan bahwa pelaksanaan
sertifikasi guru hanya sekedar menghabiskan uang dan tidak mungkin dapat di
laksanakan. Namun seiring dengan berjalannya waktu pada tahun 2008 guru
yang telah dinyatakan lulus sertifikasi pada tahun 2007 menerima tunjangan,
sehingga pelaksanaan sertifikasi 2008 banyak guru yang ingin ikut proses
sertifikasi. Lagi-lagi kendala yang dihadapi guru saat itu kesulitan dalam
mengumpulkan dokumen kegiatan yang mereka telah laksanakan. Dokumen
yang dimaksud berupa sertifikat pelatihan, seminar, workshop, bahan ajar,
media dan berbagai dokumen yang diperlukan. Hal ini terjadi karena
keinginan guru untuk mengumpul dokumen sebanyak-banyaknya agar mereka
dapat lulu langsung sehingga tidak ada lagi proses selanjutnya. Langkah yang
dilakukan guru pada saat itu adalah dengan melakukan foto copy sertifikat
atau dokumen dari guru-guru lainnya, sehingga banyak dokumen yang
diragukan keasliannya.

Pelaksanaan Program Serifikasi Guru pada masa sekarang


pelaksanaan PLPG Tahun 2015 diubah bentuknya menjadi model Pendidikan
Profesi Guru (PPG). Perubahan model ini menjadikan program sertifikasi guru
bukan dalam bentuk latihan namun pelaksanaannya dalam bentuk pendidikan
profesi. Pelaksanaan pendidikan tentunya memerlukan SKS, sehingga
pelaksanaan PPG pada tahun 2015 mengacu pada kredit yang harus ditempuh
oleh seorang guru untuk menjadi profesional. Adapun jumlah SKS yang harus
ditempuh oleh seorang guru untuk menjadi professional sabanyak 36 SKS,
dengan mempertimbangkan jumlah tatap muka per semester yaitu (1)
Rekognisi masa lampau (RPL) 10 SKS. (2) Workshop pendalaman materi dan
pengembangan perangkat pembelajaran 12 SKS: 15 kali pertemuan (setelah
diperhitungkan dengan ujian tulis). (3) Program pengalaman lapangan (PPL)
14 SKS: 16 kali pertemuan

Pelaksanaan Sertifikasi Guru pada masa yang akan datang

Program ini perlu dilanjutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


karena berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan, namun  perlu
melakukan hal-hal berikut: (1) Menekankan kembali amanat UU No. 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen. (2) Memperbaiki perencanaan dan prosedur
pelaksanaan sertifikasi agar tidak menimbulkan persepsi pelaksanaan sering
berubah-ubah. (3) Memperbaiki sistem penyaluran tunjangan profesi guru.

Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan membutuhkan pembiayaan yang


besar dari negara oleh karena itu BPKP harus memberikan perhatian terhadap
pengawasan implementasi sertifikasi dengan melakukan hal-hal berikut: (1)
Melakukan pengawasan langsung tentang penyaluran tunjangan profesi guru
di tingkat Pusat. (2) Turun ke lapangan guna melakukan pengawasan
mengenai penyaluran tunjuangan profesi guru di daerah.

Program Sertifikasi Guru dalam Jabatan berdampak terhadap pengembangan


karir/profesi guru, oleh karena itu LPTK perlu melakukan hal-hal sebagai
berikut: (1) Mempertahankan dan meningkatakan kualitas buku pedoman
pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan. (2) Mempertahankan efektivitas
koordinasi antarinstansi terkait. (3) Mengkaji sistem koordinasi antarinstansi
yang lebih sederhana

9) Inovasi dan kreativitas


a) Kode etik guru adalah himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru
yang tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan
bulat (Soetjipto dan Kosasi, 1999: 34).
b) Ya. Karena Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip
dan norma moral yang melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional
guru dalam hubungannya dengan peserta didik, orangtua/wali siswa, sekolah
dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai dengan nilai-
nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
c) Kaitan etika profesi guru dengan filsafat pendidikan di Indonesia adalah
Filsafat dalam pendidikan khususnya bagi profesi guru sebagai suatu lapangan
studi yang mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya
pada dua fungsi tugas normatif lmiah, yaitu; kegiatan merumuskan dasar-dasar
dan tujuan pendidikan, konsep tentang sikap hakikat manusia, serta konsepsi
hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi moral pendidikannya. Filsafat juga
merupakan kegiatan merumuskan sistema atau teori pendidikan yang meliputi
politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan atau organisasi pendidikan,
metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan
peranan pendidikan dalam pengembangan masyarakat dan Negara. Filsafat
memberikan gambaran bagaimana pengetahuan memberikan kesadaran
kepada manusia tentang kenayataan yang diberikan oleh filsafat.
d) Cara menumbuhkembangkan dan menjalankan etika profesi guru di dalam
praktek adalah membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia
pembangun yang berjiwa Pancasila; memiliki kejujuran Profesional dalam
menerapkan Kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing –masing;
mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak
didik , tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk penyalahgunaan;
menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan
orang tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik; memelihara
hubungan dengan masyarakat disekitar sekolahnya maupun masyarakat yang
luas untuk kepentingan pendidikan; secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya;
menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan; bersama-sama
memelihara dan meningkatkan mutu Organisasi Guru Profesional sebagai
sarana perjuangan dan pengabdiannya; dan melaksanakan segala ketentuan
yang merupakan kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang Pendidikan.

10) Organisasi Profesi Guru Profesional


a) Organisasi Profesi Guru Profesional adalah suatu bidang pengabdian/dedikasi
kepada kepentingan anak didik dalam perkembangannya menuju
kesempurnaan manusiawi.
b) Belum. Karena banyak guru yang belum bisa memperjuangkan hak-haknya.
Guru memiliki kontribusi besar dalam kemajuan bangsa ini. Namun banyak
guru tidak mendapatkan haknya terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Seperti kecilnya gaji guru kontrak dan honorer, dan sering terjadi
keterlambatan penerimaan gaji guru.
c) Hal yang harus dijalankan dan diberdayakan organisasi profesi guru untuk
memperjuangkan nasib guru di Indonesia adalah :
 Peningkatan Gaji dan Kesejahteraan Guru
 Membangun Sistem Sertifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
Serta Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
 Membangun Satu Standar Pembinaan Karir (Career Development
Path)
 Peningkatan Kompetensi Yang Berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai