Anda di halaman 1dari 36

MEETING 6

PENGANTAR PENDIDIKAN

Bogor Lumbanraja, S.Ag., M.A.Ed., Ph.D


PENGANTAR

Aliran-aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa


pembaharuan dalam dunia pendidikan.

Pemikiran tersebut berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan, yakni


pemikiran-pemikiran terdahulu selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh
pemikir berikutnya, sehingga timbul pemikiran yang baru, dan demikian
seterusnya.
A. ALIRAN PENDIDIKAN KLASIK

Klasik secara harafiah berarti: berasal dari masa lampau, tetapi tidak kolot
atau ketinggalan zaman. Kata ini juga memiliki konotasi agung, adiluhung dan
serba bernilai tinggi.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, pendidikan memiliki nuansa


berbeda antara satu daerah dengan daerah lain, sehingga banyak
bermunculan pemikiran-pemikiran yang dianggap sebagai penyesuaian proses
pendidikan dengan kebutuhan yang diperlukan.
1. ALIRAN EMPIRISME

Apa itu empiris?


Empiris adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani. Arti empiris adalah
pengalaman yang didapat dari percobaan.

Dalam bidang akademisi, empiris erat hubungannya dengan observasi untuk


mendapatkan rumus dan data empiris.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna empiris adalah data atau
keadaan nyata yang pernah dialami melalui suatu penelitian, observasi atau
eksperimen yang bertujuan untuk mendapatkan fakta ilmiah.

Pendidikan itu harus berdasarkan observasi dan data.


a. Tokoh aliran empirisme

- Pengetahuan harus didapat


melalui pengamatan yang
teliti.
- Tidak ada Ide yang sudah
terlahir: semua pengetahuan
datang dari pengalaman
atau refleksi.
- Pikiran adalah suatu ruang
kosong dan diisi oleh
pengalaman (tabula rasa)
b. Pokok-pokok pikiran Aliran Empirisme

- Tabula Rasa (kertas kosong)


Anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih.
Kertas putih akan diisi, ditulis atau digores oleh lingkungan yang akan
membentuk corak kepribadian anak.
- Faktor bawaan dari orangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan.
Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial,
alam, dan budaya).
- Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar
terhadap perkembangan anak.
- Pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting:
menyediakan lingkungan pendidikan yang baik bagi anak.
- Anak harus mendapatkan pengalaman dalam pendidikan.
- Pengalaman dan lingkungan akan membentuk tingkah laku,
sikap, serta watak anak.
- Contoh yang mendukung teori ini adalah:
Ketika dua anak kembar sejak lahir dipisahkan dan dibesarkan
di lingkungan yang berbeda. Satu dari mereka dididik di
desa oleh keluarga petani golongan miskin, yang satu dididik di
lingkungan keluarga kaya yang hidup di kota dan disekolahkan
di sekolah modern.
Ternyata pertumbuhannya tidak sama; dan pertumbuhan sesuai
dengan lingkungan mereka. Yang satu tumbuh sebagai orang
desa, dan yang satu sebagai anak kota.
- Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir
dikesampingkan.
- Padahal, ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun
lingkungan tidak mendukung, dan sebaliknya ada anak yang tidak
berhasil walau disediakan berbagai sarana dan fasilitas karena
tidak ada bakat bawaan.
- Misalnya: suatu keluarga yang kaya raya ingin memaksa anaknya
menjadi pelukis. Segala alat diberikan dan pendidik ahli
didatangkan. Akan tetapi gagal, karena bakat melukis pada
anak itu tidak ada. Akibatnya dalam diri anak terjadi konflik,
pendidikan mengalami kesukaran dan hasilnya tidak optimal.
2. ALIRAN NATIVISME

a. Tokoh aliran Nativisme

Arthur schopenhauer
Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880.
“Memang sulit menemukan
kebahagiaan dalam diri;
Tetapi mustahil mendapatkannya di
tempat lain”.

Artinya: Sesuatu itu ada dalam diri


kita; tak ada di tempat lain.
b. Pokok-pokok pikiran Aliran Nativisme

- Nativisme adalah pandangan bahwa keterampilan-keterampilan atau


kemampuan-kemampuan tertentu bersifat alamiah atau sudah tertanam
dalam diri, otak kita sejak lahir.
- Anak lahir dengan bakat yang baik dan juga “buruk/jahat”.
- Pendidikan adalah usaha mengembangkan bakat yang baik dan membina
bakat dan sifat yang buruk.
- Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
faktor bawaan sejak lahir.
- Faktor lingkungan kurang berpengaruh terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Oleh karena itu, hasil pendidikan ditentukan oleh
bakat yang dibawa sejak lahir.
- Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh
individu itu sendiri (bakat alam).
- Nativisme berpendapat, jika anak memiliki bakat jahat dari lahir, ia akan
menjadi jahat, dan sebaliknya jika anak memiliki bakat baik, ia akan
menjadi baik.

- Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak
akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.

- Pandangan ini berkaaitan dengan kenyataan, misalnya, anak mirip


orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua.

- Prinsipnya, pandangan nativisme adalah pengakuan tentang adanya


daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-
daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter (diwarisi), serta
kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia.
- Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu.

- Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik,
akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi
kemampuan orangtuanya; mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
3. ALIRAN NATURALISME

a. Tokoh aliran ini adalah:


J.J. Rousseau. Ia adalah filosof prancis yang hidup tahun 1712-1778.

Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh
lingkungan, sehingga aliran naturalisme sering disebut negativisme.

Perbedaan dengan Nativisme: anak lahir dengan bakat yang baik tetapi juga “buruk/jahat”;
namun naturalisme berpendapat: anak lahir hanya dengan yang baik.
b. Pokok-pokok pikiran Naturalisme tentang pembelajaran:

1). Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara
pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya
secara alami.

2). Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik


berperan sebagai fasilitator atau narasumber yang menyediakan lingkungan yang
mampu mendorong keberanian anak didik ke arah pandangan yang positif dan
tanggap terhadap kebutuhan untuk memperoleh bimbingan dan sugesti dari pendidik.
Tanggung jawab belajar terletak pada diri anak didik sendiri.

3). Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan
menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik.
Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya
sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.
Dengan demikian, aliran naturalisme menitikberatkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, pendidikan dan proses
belajar mengajar bertitik tolak pada bakat anak.
4. ALIRAN KONVERGENSI

a. Tokoh aliran Konvergensi.

William Lois Stern (1871-1936). Ia seorang tokoh pendidikan Jerman.


b. Pokok-pokok pikiran aliran Konvergensi.

- Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran


Nativisme dan Empirisme.
- Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat
baik dan buruk, namun itu tidak cukup. Perkembangan anak selanjutnya
akan dipengaruhi oleh lingkungan.
- Jadi, faktor pembawaan dan lingkungan sama-sama berperan penting.
Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan
pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik.
- Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi
perkembangan bakat itu sendiri.
- Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat
baik yang dibawa anak.
- Dengan demikian, aliran konvergensi menganggap bahwa pendidikan
sangat bergantung pada faktor
(1) pembawaan atau bakat,
(2) lingkungan.

- Hanya saja, William Stern tidak menerangkan seberapa besar


perbandingan pengaruh kedua faktor tersebut.

- Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktor tersebut belum bisa


ditetapkan.
B. ALIRAN PENDIDIKAN MODERN

1. Aliran progresivisme
a. Tokoh: John Dewey (October 20, 1859 – June 1, 1952).

“Sikap yang paling penting yang bisa


dibentuk adalah keinginan untuk
pergi belajar”.

Aliran ini berpendapat bahwa manusia mempunyai kemampuan-kemampuan


yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat
menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.
b. Pokok-pokok pikiran:

- Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal
itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding
makhluk lain.
- Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya
sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan
menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta
didiknya.
- Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun
juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam
pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan.
- Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin
mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya,
sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.
2. Aliran Esensialisme

a. Toko Esensialisme.
William T. Harris (1835-1909) yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah
menjadikan terbukanya realitas berdasarkan spiritual/rohani (agama).

b. Pokok-pokok Pikiran.
- Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.
- Dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang
berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat
mendatangkan kestabilan.
- Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan.
- Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan,
filsafat dan agama.
- Sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun,
dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
3. Rekonstruksionisme
a. Tokoh – tokoh:

George Sylvester Count


Merupakan seorang pendidik yang berasal dari Amerika. Ia lahir pada tanggal 9
desember 1889 di Amerika. Dalam karya tulisannya tentang prinsip pendidikan, ia
menyatakan tentang keinginannya untuk menjadikan pendidikan sebagai sarana
rekonstruksi (memperbaiki dan membangnun) masyarakat.

Paulo Freire
Merupakan seorang tokoh pendidikan Brazil yang berpengaruh di dunia. Ia lahir pada
tanggal 19 september 1921 di Brazil. Ia berpandangan bahwa pendidikan adalah
sarana untuk memanusiakan manusia, maka dari itu ia berkeinginan untuk menyusun
kembali sistem pendidikan yang menurutnya ada unsur penindasan dengan sistem
pendidikan yang baru.
b. Pokok-pokok pikiran:

- Rekonstruksionisme merupakan suatu aliran dalam filsafat pendidikan


yang berusaha untuk merombak atau menyusun kembali suatu tata susunan
lampau dan membangun tata susunan kebudayaan baru yang bersifat
modern.
- Dalam dunia pendidikan aliran rekonstruksionisme ini bertujuan untuk
menumbuhkan kesadaran pada peserta didik terkait dengan masalah-
masalah sosial, ekonomi, dan politik yang bersifat umum.
- Sehingga peserta didik memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah
dari permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi.
4. Aliran Konstruktivisme

a. Tokoh

23 Juni 1668 – 23 Januari 1744

Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemolog
Italia. Secara sederhana Epistemology adalah usaha untuk mencari tahu tentang
asal-usul ilmu pengetahuan.
b. Pokok-pokok pikiran:

- Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan


manusia adalah tuan dari ciptaan. Mengerti berarti mengetahui sesuatu.
Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karena dia
pencipta segala sesuatu itu. Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu
yang dikonstruksikan Tuhan.
- Aliran ini dikembangkan olehJean Piaget. Melalui teori perkembangan
kognitif, piaget mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan interaksi
kontinu antara individu satu dengan lingkungannya. Artinya, pengetahuan
merupakan suatu proses, bukan suatu barang jadi.
- Menurut Piaget, mengerti adalah proses adaptasi intelektual antara
pengalaman dan ide baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya,
sehingga dapat terbentuk pengertian baru.
5. Aliran Perenialisme

a. Tokoh aliran Perenialisme: Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquinas.


b. Pokok-pokok pikiran:
- Perenialisme memandang bahwa kepercayaan aksiomatis zaman kuno
dan abad pertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang.
- Pendidikan adalah belajar untuk berpikir. Oleh sebab itu, peserta
didik harus dibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini.
- Cogito ergo sum adalah sebuah ungkapan yang diutarakan oleh
Descartes, sang filsuf ternama dari Prancis. Artinya adalah: “aku berpikir
maka aku ada”. Maksudnya kalimat ini membuktikan bahwa satu-satunya
hal yang pasti di dunia ini adalah keberadaan seseorang sendiri.
- Keberadaan ini bisa dibuktikan dengan fakta bahwa ia bisa berpikir
sendiri.
6. Aliran Idealisme

- Aliran idealisme merupakan suatu aliran ilmu filsafat yang mengagungkan


jiwa. Menurutnya, “cita” adalah bersifat rohani dan jiwa terletak di
antara gambaran (cita) dengan bayangan dunia yang ditangkap oleh
panca indera.
- Pertemuan antara jiwa dan cita melahirkan suatu angan-angan yaitu
dunia idea. Aliran ini memandang serta menganggap bahwa yang nyata
hanyalah idea.
- Pendidikan cenderung memusatkan pada kemandirian siswa. Namun, guru
juga tetap memiliki peran dalam pembelajaran di kelas.
- Di Indonesia pandangan modern ini mengarah pada kurikukulm 2013
dengan adanya slogan “student centered” atau pembelajaran terpusat
pada siswa.

- Artinya, setiap pembelajaran yang dilakukan mendorong anak agar


mampu secara mandiri menggali informasi sendiri sedangkan guru
sebagai fasilitator saja.
C. ALIRAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA

1. PERGURUAN KEBANGSAAN TAMAN SISWA

Didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 juli 1932 di Yogyakarta.


Taman siswa telah meliputi semua jenjang persekolahan, dari pendidikan
prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

Tujuan taman siswa:


- Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat
yang tertib dan damai.
- Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyrakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta
manusia pada umumnya.
2. RUANG PENDIDIK INDONESIA NEDERLANDSCHE SCHOOL (INS) KAYU TANAM

Ruang pendidik INS (Indonesia Nederlandsche School) didirikan


oleh Mohammad Sjafei pada tanggal 31 oktober 1926 di Sumatera Barat.

Tujuan ruang pendidik INS Kayu Tanam:

- Mendidik rakyat kearah kemerdekaan.


- Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
- Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat.
- Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung
jawab.
- Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.
3. SEKOLAH MISIONARIS KATOLIK (ROMASCHE CATHOLIC SCHOOL-RCS)

Bagi gereja Katolik, pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi perhatian istimewa.
Karena melalui pendidikan, gereja dapat menjalankan tugas perutusannya untuk
memajukan perkembangan manusia secara seutuhnya dan masyarakat secara menyeluruh.

Gereja Katolik mengakui dan secara serentak menghormati hak setiap orang untuk
mendapatkan pendidikan sebagaimana dalam deklarasi tentang pendidikan Kristen,

art 1 konsili vatikan II: “Semua manusia dari bangsa, lapisan dan usia manapun memiliki
martabat pribadi, karena itu mempunyai hak yang tak tergugat akan pendidikan”.

Jauh sebelum kemerdekaan, misionaris Katolik sudah datang dan sangat berperan dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia. Berapa sekolah katolik pertama yang didirikan
di Indonesia.
Sekolah Santa Ursula

Pada awalnya Mgr. P. Franken prihatin melihat keadaan kaum muda di pulau
jawa, lalu beliau mengajak para Suster Ursulin untuk memulai pendidikan di
Batavia.

Pada tanggal 5 februari 1856, para suster menempati rumah


noordwijk (sekarang jalan Juanda - Jakarta). Pelayanan pendidikan para suster
ursula dimulai di Indonesia, dan pendidikan kaum muda khususnya wanita
adalah prioritas utamanya
SEKOLAH VAN LITH

Sekolah dimulai di Semarang dan dipindahkan ke Mendut dan Muntilan pada


tahun 1899.

Sekolah ini awalnya merupakan sekolah calon katekis (guru agama) di


Semarang yang didirikan pada tahun 1896. Sekolah calon katekis ini kemudian
diubah statusnya oleh pastor van lith pada tahun 1900 menjadi kweekschool-A
(sekolah guru).

Semakin hari murid di kweekschool-A semakin bertambah, sehingga pada


tahun 1904 kweekschool-A mendapat bantuan subsidi dari pemerintah
kolonial.
SEKOLAH FRATER DI PADANG

Sekolah dimulai tahun 1923, ketika Indonesia masih berada dalam zaman
penjajahan Belanda menamakan Indonesia dengan “Nederlands Indie”.

Tanggal 24 April 1923, sebanyak 5 orang frater dari Tilburg-Belanda, yakni


fr. Paulus Jacobs, fr. Severinus Aarts, fr. Hermenigildus Fromm, fr. Theodatus
van Oers dan fr. Claudius Kok dengan diantar oleh frater superior (pemimpin)
mereka, berangkat meninggalkan tanah kelahiran mereka dengan tujuan
Padang.

Tanggal 1 juli 1923 mereka membuka Europese School (sekolah dasar khusus
untuk anak-anak Eropa) dan memperluas HCS (Hollands Chinese School) yakni
sekolah dasar untuk anak-anak Tionghoa dan juga untuk anak pribumi.
Soal Ujian

1. Jelaskanlah secara singkat aliran Empirisme !


2. Jelaskanlah pokok-pokok pikiran aliran Empirisme !
3. Jelaskanlah secara singkat aliran Nativisme !
4. Jelaskanlah tiga prinsip pengajaran menurut aliran Naturalisme !
5. Jelaskanlah secara singkat aliran Konvergensi !
6. Jelaskanlah secara singkat aliran progressivisme !
7. Jelaskanlah secara singkat aliran Esensialisme !
8. Jelaskanlah secara singkat aliran Rekonstruksionisme !
9. Jelaskanlah secara singkat aliran Konstruktivisme !
10. Jelaskanlah secara singkat aliran Perenialisme !
11. Jelaskanlah secara singkat aliran Idelisme !
12. Jelaskanlah secara singkat tiga aliran pendidikan di Indonesia !

Anda mungkin juga menyukai