PENGANTAR PENDIDIKAN
Klasik secara harafiah berarti: berasal dari masa lampau, tetapi tidak kolot
atau ketinggalan zaman. Kata ini juga memiliki konotasi agung, adiluhung dan
serba bernilai tinggi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna empiris adalah data atau
keadaan nyata yang pernah dialami melalui suatu penelitian, observasi atau
eksperimen yang bertujuan untuk mendapatkan fakta ilmiah.
Arthur schopenhauer
Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-1880.
“Memang sulit menemukan
kebahagiaan dalam diri;
Tetapi mustahil mendapatkannya di
tempat lain”.
- Pendidikan anak yang tidak sesuai dengan bakat yang dibawa tidak
akan berguna bagi perkembangan anak itu sendiri.
- Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik,
akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi
kemampuan orangtuanya; mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
3. ALIRAN NATURALISME
Naturalisme mempunyai pandangan bahwa setiap anak yang lahir di dunia mempunyai
pembawaan baik, namun pembawaan tersebut akan menjadi rusak karena pengaruh
lingkungan, sehingga aliran naturalisme sering disebut negativisme.
Perbedaan dengan Nativisme: anak lahir dengan bakat yang baik tetapi juga “buruk/jahat”;
namun naturalisme berpendapat: anak lahir hanya dengan yang baik.
b. Pokok-pokok pikiran Naturalisme tentang pembelajaran:
1). Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri. Kemudian terjadi interaksi antara
pengalaman dengan kemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalam dirinya
secara alami.
3). Program pendidikan di sekolah harus disesuaikan dengan minat dan bakat dengan
menyediakan lingkungan belajar yang berorientasi kepada pola belajar anak didik.
Anak didik secara bebas diberi kesempatan untuk menciptakan lingkungan belajarnya
sendiri sesuai dengan minat dan perhatiannya.
Dengan demikian, aliran naturalisme menitikberatkan pada strategi
pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, pendidikan dan proses
belajar mengajar bertitik tolak pada bakat anak.
4. ALIRAN KONVERGENSI
1. Aliran progresivisme
a. Tokoh: John Dewey (October 20, 1859 – June 1, 1952).
- Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akal dan kecerdasan. Hal
itu ditunjukkan dengan fakta bahwa manusia mempunyai kelebihan jika dibanding
makhluk lain.
- Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukung oleh kecerdasannya
sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan
menjadi tugas utama pendidik, yang secara teori mengerti karakter peserta
didiknya.
- Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun
juga termanifestasikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam
pengalamannya. Jasmani dan rohani, terutama kecerdasan, perlu dioptimalkan.
- Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebas dan sebanyak mungkin
mengambil bagian dalam kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya,
sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun di luar sekolah.
2. Aliran Esensialisme
a. Toko Esensialisme.
William T. Harris (1835-1909) yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalah
menjadikan terbukanya realitas berdasarkan spiritual/rohani (agama).
b. Pokok-pokok Pikiran.
- Aliran Esensialisme bersumber dari filsafat idealisme dan realisme.
- Dua aliran tersebut bertemu sebagai pendukung Esensialisme yang
berpendapat bahwa pendidikan harus bersendikan nilai-nilai yang dapat
mendatangkan kestabilan.
- Artinya, nilai-nilai itu menjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup,
sehingga dapat mencapai kebahagiaan.
- Nilai-nilai yang dapat memenuhi adalah yang berasal dari kebudayaan,
filsafat dan agama.
- Sekolah adalah lembaga yang memelihara nilai-nilai yang telah turun-temurun,
dan menjadi penuntun penyesuaian orang pada masyarakat.
3. Rekonstruksionisme
a. Tokoh – tokoh:
Paulo Freire
Merupakan seorang tokoh pendidikan Brazil yang berpengaruh di dunia. Ia lahir pada
tanggal 19 september 1921 di Brazil. Ia berpandangan bahwa pendidikan adalah
sarana untuk memanusiakan manusia, maka dari itu ia berkeinginan untuk menyusun
kembali sistem pendidikan yang menurutnya ada unsur penindasan dengan sistem
pendidikan yang baru.
b. Pokok-pokok pikiran:
a. Tokoh
Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Giambatista Vico, seorang epistemolog
Italia. Secara sederhana Epistemology adalah usaha untuk mencari tahu tentang
asal-usul ilmu pengetahuan.
b. Pokok-pokok pikiran:
Bagi gereja Katolik, pendidikan merupakan suatu hal yang menjadi perhatian istimewa.
Karena melalui pendidikan, gereja dapat menjalankan tugas perutusannya untuk
memajukan perkembangan manusia secara seutuhnya dan masyarakat secara menyeluruh.
Gereja Katolik mengakui dan secara serentak menghormati hak setiap orang untuk
mendapatkan pendidikan sebagaimana dalam deklarasi tentang pendidikan Kristen,
art 1 konsili vatikan II: “Semua manusia dari bangsa, lapisan dan usia manapun memiliki
martabat pribadi, karena itu mempunyai hak yang tak tergugat akan pendidikan”.
Jauh sebelum kemerdekaan, misionaris Katolik sudah datang dan sangat berperan dalam
pengembangan pendidikan di Indonesia. Berapa sekolah katolik pertama yang didirikan
di Indonesia.
Sekolah Santa Ursula
Pada awalnya Mgr. P. Franken prihatin melihat keadaan kaum muda di pulau
jawa, lalu beliau mengajak para Suster Ursulin untuk memulai pendidikan di
Batavia.
Sekolah dimulai tahun 1923, ketika Indonesia masih berada dalam zaman
penjajahan Belanda menamakan Indonesia dengan “Nederlands Indie”.
Tanggal 1 juli 1923 mereka membuka Europese School (sekolah dasar khusus
untuk anak-anak Eropa) dan memperluas HCS (Hollands Chinese School) yakni
sekolah dasar untuk anak-anak Tionghoa dan juga untuk anak pribumi.
Soal Ujian