Anda di halaman 1dari 14

FILSAFAT

PENDIDIKAN KLASIK

JAUHAR FAHMI AL-FARUQY 502220022


MAHARENI SRI ARDIAN 502220029
Filsafat
Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi filsafat
dalam pendidikan. Pendidikan membutuhkan
filsafat karena masalah-masalah pendidikan tidak
hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan yang
dibatasi pengalaman, tetapi masalah-masalah yang
lebih luas, lebih dalam, serta lebih kompleks, yang
tidak dibatasi pengalaman maupun fakta-fakta
pendidikan, dan tidak memungkinkan dapat
dijangkau oleh sains pendidikan
Filsafat
Pendidikan
1
Penerapan metode dan pandangan
filsafat dalam bidang pengalaman
manusia yang disebut pendidikan.
3
Teori pendidikan yang muncul
2 dari sikap filsafat seorang pendidik,
Aktivitas pemikiran teratur yang
menjadikan filsafat sebagai media dan pengalamannya dalam
untuk menyusun konsep pendidikan dan kehidupan dan
pendidikan, menyelaraskan dan kajiannya tentang berbagai ilmu
mengharmonisasikannya serta yang berhubungan dengan
menerapkan nilai-nilai dan tujuan- pendidikan
tujuan yang ingin dicapainya.
Aliran Filsafat
Pendidikan Klasik

Aliran Filsafat Aliran Filsafat Aliran Filsafat Aliran Filsafat


Pendidikan Pendidikan Pendidikan Pendidikan
Empirisme Nativisme Naturalisme Konvergensi
Empirisme
Empirisme aliran ini menganut paham yang
berpendapat bahwa segala pengetahuan,
keterampilan dan sikap manusia dalam
perkembangannya ditentukan oleh
pengalaman (empiris) nyata melalui alat
indranya baik secara langsung berinteraksi
dengan dunia luarnya maupun melalui proses
pengolahan dalam diri dari apa yang
didapatkan secara langsung
Empirisme
Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor
luar memegang peranan sangat penting,
sebab pendidik menyediakan lingkungan
pendidikan bagi anak, dan anak akan
menerima pendidikan sebagai pengalaman.
Pengalaman tersebut akan membentuk
tingkah laku, sikap, serta watak anak
sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Tokoh Empirisme

John Locke David Hume


Terkenal dengan teorinya Pemikiran Hume yaitu I never
“Tabularasa” artinya meja catch myself at any time without a
berlapis lilin yang belum ada perception. Hume menyampaikan
tulisan diatasnya. Dengan kata bahwa seluruh pemikiran dan
lain, sesorang dilahirkan seperti pengalaman tersusun dari
kertas kosong yang belum ditulis, rangkaian kesan. Pemikiran ini
maka dari itu pendidikanlah lebih maju selangkah dalam
yang akan dituliskannya, merumuskan bagaimana sesuatu
perkembangan seseorang pengetahuan terangkai dari
tergantung 99% pada pengaruh pengalaman, yaitu melalui suatu
lingkungan atau pada institusi dalam diri manusia
pengalaman-pengalaman yang (impression, atau kesan yang di
diperoleh dalam kehidupannya. sistematiskan) dan kemudian
menjadi pengetahuan.
Nativisme
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
telah di tentukan oleh faktor-faktor yang di bawa manusia
sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu
lahir itulah yang menentukan hasil perkembangannya.
Menurut aliran nativisme, pendidikan tidak dapat
mengubah sifat-sifat pembawaan.

Arthur Schaupenhaur
Yang jahat akan menjadi jahat dan yang baik akan menjadi
baik. Lingkungan sekitar tidak ada, artinya sebab
lingkungan itu tidak akan berdaya dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Schaupenhaur juga
berpendapat bahwa mendidik ialah membiarkan
seseorang bertumbuh berdasarkan pembawaannya.
Nativisme
Prinsipnya pandangan Nativisme adalah pengakuan
tentang adanya daya asli yang terbentuk sejak manusia
lahir ke dunia, yaitu daya psikologis dan fisiologis yang
bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang
kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia. Ada
yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik
maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya
sampai pada titik tertentu.
Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh
J.J.Rousseau. Aliran ini Rousseau
menjelaskan bahwasanya Pada dasarnya manusia baik, namun jika
segala sesuatu yang ada yang jahat, itu karena terpengaruh oleh
alamiah (pembawaan) lingkungannya.
cenderung baik sehingga
pendidikan internal
adalah pendidikan yang
paling baik sedangkan
pendidikan eksternal Mensius
memberikan pengaruh Pada dasarnya manusia itu jahat. Ia menjadi
yang kurang baik manusia yang baik karena bergaul dengan
terhadap perkembangan lingkungannya.
anak.
Naturalisme
Jadi dengan kata lain pendidikan tidak diperlukan. Yang di laksanakan adalah
menyerahkan anak didik ke alam, agar pembawaan yang baik itu tidak
menjadi rusak oleh tangan manusia melalui proses dan kegiatan pendidikan
itu. Rousseau ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang
serba di buat-buat sehingga kebaikan anak-anak yang di peroleh secara
alamiyah sejak saat kelahirannya itu dapat berkembang secara sepontan dan
bebas. Ia mengusulkan perlunya permainan bebas kepada anak didik untuk
mengembangkan pembawaannya, kemampuannya dan kecenderungannya.
Konvergensi
Tokoh aliran Konvergensi adalah Perkembangan kepribadian yang
William Stem. Menurutnya sesungguhnya adalah hasil proses
pembawaan dan lingkungan kedua- kedua faktor yaitu faktor internal,
duanya menentukan perkembangan bawaan sejak lahir, berupa bakat
manusia. Aliran Konvergensi talenta, potensi, kecerdasan
merupakan kombinasi dari aliran intelektual, spiritual, emosional, dan
Nativisme dan Empirisme. Aliran ini lainnya, serta keadaan fisik dan
berpendapat bahwa anak lahir di faktor eksternal, berupa lingkungan
dunia ini telah memiliki bakat baik pendidikan, masyarakat,
dan buruk, sedangkan perkembangan perkembangan ilmu pengetahuan,
anak selanjutnya akan dipengaruhi kehidupan beragama, tradisi,
oleh lingkungan. Jadi, faktor budaya, peradaban dan nilai-nilai
pembawaan dan lingkungan sama- lainnya yang berkembang di
sama berperan penting masyarakat
Konvergensi

Dengan berdasarkan pada aliran pendidikan konvergensi ini, maka


pendidikan tidak hanya dapat didefinisikan sebagai pewarisan atau
penanaman nilai-nilai dari generasi terdahulu kepada generasi yang datang
kemudian, melainkan juga harus disertai dengan pemberian kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengaktualisasikan dan
mengekspresikan segenap daya dan kemampuannya melalui penciptaan
lingkungan yang kondusif, sarana prasana pembelajaran yang mencukupi,
serta kemampuan guru dalam menggali, memotivasi dan mengembangkan
berbagai potensi sehingga menjadi aktual.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai