Anda di halaman 1dari 16

Aliran-aliran Pendidikan Dan Pengaruhnya

Terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Di


Indonesia
Disusun Oleh :
Fatna Roudhotul Azizah (K4522045)
Jihan Putri Salsabila (K4522051)
Muhamad Iqbal Arifin (K4522061)
Octaviana Niken Kumaladewi (K45220
Sofia Hana Farida (K45220
Pengertian Aliran-Aliran
Dalam Pendidikan
Gagasan dan pelaksanaan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan
masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun masa depan, pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial budaya dan
perkembangan IPTEK. Pemikiran-pemikiran yang membawa pembaharuan
pendidikan itu disebut aliran-aliran pendidikan.
(Samad, 2013)
Bagaimanapun sederhananya kehidupan suatu masyarakat, di dalamnya pasti berlangsung suatu
proses yang namanya pendidikan, sehingga sering dikatakan bahwa pendidikan telah ada sepanjang
peradaban umat manusia. Pendidikan diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan kaidah nilai-nilai dan budaya yang ada di masyarakat.

(Nanuru, 2013)
Proses pendidikan berada dan berkembang bersama perkembangan hidup dan kehidupan manusia,
bahkan keduanya merupakan proses yang satu.

(Nadirah, 2013)
Pendidikan di dalam masyarakat senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka memajukan
kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan, perkembangan, dan kemajuan masyarakat dari
zaman ke zaman.
Mengingat perkembangan kehidupan dan pelaksanaan pendidikan bersifat dinamis, maka
gagasan-gagasan yang muncul pun bersifat dinamis (sesuai dengan alam pikir dan dinamika manusianya),
yang akhirnya mendorong lahirnya aliran-aliran dalam pendidikan. Aliran-aliran dalam pendidikan perlu
dikuasai oleh para calon pendidik karena pendidikan tidak cukup dipahami hanya melalui pendekatan
ilmiah yang bersifat parsial dan deskriptif saja, melainkan perlu dipandang pula secara holistik
(menyeluruh).
Macam-Macam Aliran Klasik
Dalam Pendidikan
Pemahaman tentang pemikiran klasik ada beberapa pendapat yang berbeda
mulai dari yang optimis hingga pesimis. Untuk menghindari penafsiran yang
berbeda-beda tersebut, maka berikut ini akan dibahas tentang pemikiran yang
termasuk pemikiran klasik (empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi).
Empirisme Nativisme
Empirisme menjadi teori yang berbading Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer
terbalik dengan nativisme dan naturalisme. Manusia seorang filosof Jerman yang hidup pada tahun 1788-
dilahirkan dalam keadaan kosong, sehingga 1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan
pendidikan memiliki peran penting yang dapat individu ditentukan oleh faktor potensi (bakat) sejak
menentukan keberadaan anak. Aliran ini melihat lahir, bawaan tersebut berupa potensi yang baik dan
keberhasilan seseorang hanya dari pengalaman potensi buruk. Dalam aliran ini, faktor lingkungan
(pendidikan) yang diperolehnya, bukan dari dipandang kurang memiliki pengaruh terhadap
kemampuan dasar yang merupakan pembawaan pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu,
lahir. John Locke (1632-1704) sebagai tokoh utama hasil pendidikan ditentukan bakat yang dimilikinya
aliran ini berpandangan bahwa perkembangan anak sejak lahir. Dengan demikian, keberhasilan menurut
menjadi dewasa ditentukan oleh lingkungannya atau aliran ini ditentukan oleh individu yang memiliki
oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya bakat sejak lahir.
sejak kecil (Nadirah, 2016, hal. 190).
Naturalisme Konvergensi
Naturalisme berasal dari kata “natura” yang Teori Konvergensi berasal dari kata konvergen, yang
berarti alami dan “isme” berarti paham. Aliran ini artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini
dipelopori oleh J.J.Rousseau. Aliran ini menjelaskan berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar
(bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya
bahwasanya segala sesuatu yang alamiah memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan
(pembawaan) cenderung baik sehingga pendidikan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang
internal adalah pendidikan yang paling baik kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan
sedangkan pendidikan eksternal memberikan kebutuhan perkembangannya, maka kemungkinan itu akan
pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan menjadi kenyataan.
anak. Akan tetapi, bakat tanpa tanpa pengaruh lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak
cukup, misalnya tiap anak manusia yang perkembangan
tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang
normal mempunyai bakat berdiri di atas kedua kakinya, akan
tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi
kenyataan, jika anak tersebut dalam lingkungan masyarakat
manusia.
Pengaruh Pemikiran Klasik Tentang
Pendidikan Terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan Di Indonesia
Pemikiran klasik mulai terkenal atau
dikenal di indonesia karena melalui upaya
pendidikan, awalnya yaitu sejak persekolahan
yang dikuasai oleh belanda atau orang berkulit
putih, dan kemudian disusul oleh bangsa
indonesia yang belajar ke negeri kincir angin
yaitu belanda waktu itu pada masa penjajahan.
Setelah bangsa indonesia merdeka, gagasan
yang berada dalam pemikiran pendidikan itu
kemudian masuk ke indonesia. Sebelum masa
tersebut, pendidikan bangsa indonesia
termasuk keluarga serta masyarakat (kelompok
belajar padepokan, lembaga keagamaan/
pesantren dan lain sebagainya).
Meski dalam hal tertentu, sangatlah
diutamakan bakat serta potensi dari anak
(contohnya pada bidang kesenian,
keterampilan dan lain sebagainya. Upaya
penciptaan lingkungan serta
pengembangan bakat tersebut
diusahakan secara optimal.
Meskipun pandangan empirisme dan
nativisme tidak sepenuhnya ditolak, akan
tetapi penerimaan tersebut dilakukan
dengan pendekatan selektif fungsional,
yaitu diterima sesuai dengan kebutuhan
dan ditempatkan pada latar pandangan
yang konvergensi.
Hubungan guru dan murid seyogyanya adalah hubungan yang setara antara dua
pribadi, meskipun yang satu lebih berkembang dari yang lain (Raka Juno, 1983:29 dan
Sulo Lipu La Sulo, 1984). Hubungan yang setara dalam interaksi edukatif seyogyanya
diarahkan menjadi suatu hubungan yang transaksional, hubungan antar pribadi yang
memberi peluang baik peserta didik yang belajar ataupun pendidik yang mengikuti
pembelajaran (co-learner) dengan cita-cita pendidik diwujudkan melalui dengan belajar
terus sepanjang hidupnya. Hubungan tersebut sesuai dengan asas Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, dan Tut Wuri Handayani.
Dari pemaparan di tersebut jelas, bahwa indonesia yang mayoritas agama islam lebih
condong pada aliran konvergensi yakni faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah
pembawaan serta lingkungan. Pembawaan merupakan potensi-potensi yang terdapat pada diri
manusia sejak lahir yang perlu yang perlu dikembangkan dengan pendidikan serta lingkungan. Di
umur yang dewasa ini hampir tidak ada yang menganut teori nativisme, naturalisme, serta
empirisme, mereka lebih dominan pada aliran konvergensi.
Kesimpulan
Pendidik harus memahami bahwa seorang peserta didik sebenarnya dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan bakat yang dimilikinya dan bakat atau kemampuannya dengan hasil interaksinya dengan
lingkungan. Konsep ini juga disebut Hereditas yang menurut Purwanto adalah seluruh kemungkinan atau
kesanggupan potensi yang terdapat pada individu dan yang selama masa perkembangan yang benar-benar
dapat terwujud (Safaruddin, 2020, hal. 125). Lingkungan yang dimaksud dalam pendidikan adalah setiap
pengaruh yang terpancar dari orang lain, hewan, alam, kebudayaan, adat-istiadat, iklin, dan lain terhadap
perkembangan diri peserta didik. Hereditas adalah suatu konsep yang dipercayai atau dikemukakan oleh
orang-orang yang mempercayai adanya potensi dasar manusia yang akan berkembang sendiri atau
berkembang dengan berinteraksi dengan lingkungan.

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda-beda, maka perlu dijelaskan tentang pemikiran yang
termasuk pemikiran klasik (empirisme, nativisme, naturalism dan konvergensi). Pemahaman terhadap
berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangatlah penting, ketika seorang pendidik hendak menangkap
dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang tengah terjadi bagaimanapun juga
aliran-aliran pendidikan pada dasar nya merupakan gagasan dari para pemikir berpengaruh secara luas pada
zamannya, sehingga tidak akan bisa terabaikan.
Daftar Pustaka
Siti Nadirah. 2013. ANAK DIDIK PERSPEKTIF NATIVISME, EMPIRISME, DAN KONVERGENSI. Lentera Pendidikan. Vol 6, Nomor 2
Safarudin. 2014. HEREDITAS DAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN ISLAM. Jurnal Kajian Islam dan Pendidikan. Vol. 6, Nomor 1
Gregorius We'u. 2018.Filsafat Dan Pendidikan: Menemukan Pertalian Ilmu. Jurnal Pendidikan Ekonomi
Muhammad Syarif.2021. Naturalisme, Pemikiran Alamiah Materialistik dan Pluralistik Pendidikan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Anak
Iswantir M. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN KLASIK DAN MODERN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM. 2017. ISLAM
TRANSFORMATIF: Journal of Islamic Studies Vol. 01 , No. 02.
Xiaowei Guan.2013. A Study on Flow Theory and Translation
Teaching in China’s EFL Class. Journal of Language Teaching and Research, Vol. 4, No. 4
Triwidyastuti. 2018.THE CONCEPT OF ISLAMIC EDUCATION
DEVELOPMENT BASED ON THE THEORY OF FITRAH.Indonesian Journal of Interdisciplinary Islamic Studies (IJIIS) Vol. 2, No.1
Erikson Saragih. 2012. IMPLICATION OF PHILOSOPHY IN MODERN EDUCATION. INTERNATIONAL SEMINAR ON EDUCATION 2012
Mudafiatun Isriyah. 2018. Classical philosophy: influence the education philosophy of age. TERAPUTIK Jurnal Bimbingan dan Konseling Vol. 1
No. 3
Nikunja Ranjan Dash. 2015. PHILOSOPHICAL FOUNDATION OF EDUCATION.

Anda mungkin juga menyukai